• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PEMBANGUN AN INFRASTRUKTUR JALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI PEMBANGUN AN INFRASTRUKTUR JALAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PEKERJAAN

UMUM

& PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA

MARGA

EVALUASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

JALAN DALAM TATARAN UPAYA INTEGRASI

JARINGAN JALAN DI INDONESIA

Sekretaris Direktur Jenderal Bina Marga

Sekretaris Direktur Jenderal Bina Marga

Disampaikan pada

Disampaikan pada

FGD Konektivitas dan Intermoda

FGD Konektivitas dan Intermoda

Jakarta,

(2)
(3)
(4)

Pusat Distribusi Provinsi Pusat Distribusi Nasional

Legend:

By sea / by rail By sea / by rail / by land By land / by rail / by sea

Konektivitas:

Short Sea Shipping

4

(1) Bappenas, 2006

(2) Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Indonesia KADIN, 2011

Jaringan Transportasi Laut Sebagai Backbone Logistik Maritim

Indonesia

sebagai negara

maritim

Jaringan

Transportasi

Laut Sebagai

Backbone

Logistik Maritim

Moda transportasi masih sangat bertumpu pada moda transportasi jalan:

-84% angkutan penumpang (kereta api 7,3%; udara 1,5%; laut 1,8%; dan

sungai 5,3%

(2)

)

-90,4% angkutan barang (laut 7% dan kereta api 0,6%,

(1)

)

Biaya logistik Indonesia mencapai 24% dari total GDP

(2)

atau sama dengan

(5)

5

Status Jalan

Panjang (km) Rasio Jalan Indonesia Rasio Jalan (optimum) Kemantapan Jalan Kewenangan

Jalan

Nasional 47.017 0.1 0.1 86 % Menteri PU

Jalan

Provinsi* 46.486 0.1 0.2 70.99 % Gubernur

Jalan

Kab/Kota* 346.294 0.8 0.7 57.01 % Bupati/Walikota

Jalan merupakan salah satu moda transportasi terpenting di Indonesia sebagai bagian dari sistem logistik nasional yang berperan sebagai prasarana distribusi sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah;

* Data 2014

Bahan

mentah

Pengolahan

bahan mentah

Industri

lokal

Pusat Industri

Pasar

Outlet

Jalan nasional

Jalan provinsi

Jalan kab/kota

bahan

(6)
(7)

Harapan Stakeholders dan customer yang harus dipenuhi

Harapan Stakeholders dan customer yang harus dipenuhi

Le

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan :

SDM yang kompetitif

SDM yang

kompetitif Organisasi yang Organisasi yang kondusifkondusif Sistem manajemen informasi Sistem manajemen informasi yang terintegrasiyang terintegrasi Pelaksanaan anggaran Pelaksanaan anggaran yang optimalyang optimal

Harapan stakeholders dan customers dapat dipenuhi melalui internal proses :

PENGUSAHAAN JALAN TOL KETERPADUAN PERENCANAAN

, PEMROGRAMAN DAN PENGANGGARAN

PELAKSANAAN JALAN NASIONAL DAN DAERAH

Asset Management

Asset Management

Jaringan jalan & jembatan yang terpelihara berdasarkan life cycle cost yang optimal

Jaringan jalan & jembatan yang terpelihara berdasarkan life cycle cost yang optimal

Meningkatnya

Meningkatnya

dukungan konektivitas bagi penguatan

dukungan konektivitas bagi penguatan

daya saing

daya saing

Meningkatnya

Meningkatnya

dukungan konektivitas bagi penguatan

dukungan konektivitas bagi penguatan

daya saing

daya saing

Pengembangan Jalan Nasional

Pengembangan

Jalan Nasional Dukungan Jalan Dukungan Jalan DaerahDaerah

Pembangunan jalan & jembatan yang handal, berkelanjutan dan berkeselamatan

Pembangunan jalan & jembatan yang handal, berkelanjutan dan berkeselamatan

Perencanaan pengembangan jaringan jalan serta pembangunan dan pemeliharaan jalan & jembatan yang berkualitas

Perencanaan pengembangan jaringan jalan serta pembangunan dan pemeliharaan jalan & jembatan yang berkualitas

Penanganan jalan daerah yang mendukung kawasan strategis

Penanganan jalan daerah yang mendukung kawasan strategis

Pengadaan tanah mendukung pembangunan jalan tol

Pengadaan tanah mendukung pembangunan jalan tol

Pembangunan jalan tol pada koridor utama, dan Perkotaan di Sumatera Jawa, Kalimantan dan

Sulawesi

Pembangunan jalan tol pada koridor utama, dan Perkotaan di Sumatera Jawa, Kalimantan dan

Sulawesi

Jalan tol eksisting yang memenuhi SPM

Jalan tol eksisting yang memenuhi SPM

Meningkatnya Kemantapan Jalan

Meningkatnya Kemantapan Jalan

Nasional

Nasional

Meningkatnya Kemantapan Jalan

Meningkatnya Kemantapan Jalan

Nasional

(8)

Pengembangan

Jaringan Jalan

sebagai upaya

meningkatkan

konektivitas dan

daya saing

Manajemen Jaringan

Jalan dalam

menciptakan

jaringan jalan yang

reliabel (handal)

Dukungan

Penyelenggaraan

Jalan Sub Nasional

untuk mencapai

seamless

connectivity

KEBIJAKAN

Pembangun

an Jalan

Bebas

Hambatan

Modernisasi

/

peremajaan

Jaringan

Jalan

Nasional

Preservasi

Jalan

Nasional

Penanganan

Jalan Sub

Nasional

STRATEGI

PROGRAM STRATEGIS

Pembangunan Jalan Bebas

Hambatan

Pembangunan Jalan

Nasional Baru

Penggantian dan

Pembangunan Jembatan

Pembangunan Perlintasan

Tak Sebidang

Pembangunan

Fly Over

dan

Underpass

Preservasi jalan dan

jembatan nasional

mendukung PKN, KSN,

KSPN, dan akses outlet

pelabuhan dan bandara

Peningkatan Struktur Jalan

Nasional

Peningkatan Jalan Sub

Nasional yang mendukung

sentra produksi, ekonomi,

industri, pariwisata dll

Optimalisasi APBD, program

hibah berbasis kinerja dan

DAK yang lebih terstruktur

koordinasi dengan

stakeholders terkait untuk

mengurangi

overloading

(9)

Dukungan jalan terhadap

pembangunan

24 Pelabuhan

baru

Dukungan jalan terhadap

intermoda dengan jalur KA

Dukungan jalan terhadap

pembangunan

15 Bandara baru

Dukungan jalan terhadap

pelabuhan penyeberangan

di

60 lokasi

Restrukturisasi jaringan

jalan perkotaan

Pembangunan jalan lingkar

perkotaan di Metropolitan

dan kota besar

Dukungan jalan bagi pariwisata

pada

25 KSPN prioritas

Konstruksi

jalan bebas

hambatan

(1.000 km)

Pembangun

an jalan

nasional

(2.650 km)

Pemelihar

aan jalan

nasional

(47.017

km)

Dukungan

jalan

sub-nasional

(500 km)

Pembangunan FO/UP

pada perlitasan KA

dan kota metropolitan

(15.000 m)

Dukungan jalan di

15

(10)

Pulau Pelabuhan

Sumatera

1. Malahayati 2.Belawan )* Kuala Tanjung )* 3. Teluk Bayur 4. Panjang 5. Batu Ampar

6. Jambi: Talang Duku 7. Palembang: Boom Baru

Jawa

8. Tanjung Priok )* 9. Tanjung Perak )* 10.Tanjung Emas Kalimanta

n

11.Sampit 12.Banjarmasin

Pulau Pelabuhan

Kalimanta n

13.Samarinda 14.Balikpapan: Kariangau 15.Pontianak

Bali-Nusra 16.Kupang

Sulawesi

17.Makasar )* 18.Pantoloan 29.Kendari 20.Bitung )*

Maluku 21.Ternate: A. Yani 22.Ambon

Papua 23.Sorong 24.Jayapura

Dukungan Jalan terhadap Pembangunan 24

Pelabuhan (Tol Laut)

10

10

 Dukungan jaringan jalan nasional: Pelabuhan Utama (PU) dan Pelabuhan Pengumpul (PP)

(Permen PU No. 03/PRT/M/2012)

Dari 24 pelabuhan:

• 21 pelabuhan telah diakses oleh jaringan jalan nasional eksisting (termasuk Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa)

• 3 pelabuhan lainnya akan didukung oleh penambahan jaringan jalan nasional, yaitu Batu Ampar, Kendari, dan Sorong

Terdapat 19 pelabuhan yang diusulkan Kementerian Perhubungan (Surat No.

UM.208/1/14 PHB 2014):

• Hanya 1 pelabuhan yang beririsan dengan 24 pelabuhan versi Trilatertal Meeting (Bappenas), yaitu Palaran (Samarinda)

• 5 pelabuhan merupakan Pelabuhan Regional (PR) pada tahun 2015-2030  bukan kewenangan nasional

• 1 pelabuhan merupakan PR pada tahun 2015 dam akan menjadi PP pada tahun 2019-2030

• 5 pelabuhan merupakan PP  telah diakses jaringan jalan nasional (eksisting & penambahan)

• 7 pelabuhan merupakan PP  belum diakses jaringan jalan nasional

Jalur rencana Pelabuhan Hub Jalur rencana Pelabuhan Feeder

(11)

Dukungan Jalan terhadap Pembangunan 15

Bandar Udara

11

11

Pulau Bandar Udara

Sumatera 1.Letung 2.T ambelan

Jawa 3. Kerta Jati: Majalengka

Bali-Nusra 4. Kabir- Patar

Kalimanta n

5. Muara Teweh: Beringin 6. Tebelian: Susilo

7. Maratua

8. Samarinda Baru: Temindung/ Sungai Siring

9. Buntu Kunik: Pontiku/ Tana Toraja Baru

Sulawesi

10.Morowali 11.Miangas 12.Siau: Sitaro

Pulau Bandar Udara

Maluku 13. Namniwel: Namlea

Papua 14.Werur

15.Koroway Batu

 Dukungan jaringan jalan nasional: bandar udara

Pengumpul Primer (PP), Pengumpul Sekunder (PS), dan Pengumpul Tersier (PT)(Permen PU No. 03/PRT/M/2012)

 Dari 15 bandar udara, hanya 3 bandar udara (Kertajati, Tebelian, Samarinda Baru) yang merupakan bandar udara pengumpul pada tahun 2020 – 2030 dan telah diakses oleh jaringan jalan nasional

Keterangan:

Bandar Udara Pengumpul

Rencana Pembangunan 15 Bandara

Pengembangan 9 Bandara Pelayanan Kargo Udara

Terdapat 20 bandar udara yang diusulkan Kementerian Perhubungan (Surat No. UM.208/1/14 PHB 2014): • Terdapat 13 bandar udara yang

beririsan dengan 15 bandar udara versi Trilatertal Meeting (Bappenas), kecuali Namniwel dan Koroway Batu

• Hanya 5 bandar udara yang merupakan Bandar Udara Pengumpul (Primer/ Sekunder/ Tersier) s/d tahun 2020 

(12)

 Dukungan jaringan jalan nasional : ASDP yang melayani angkutan penyeberangan antar provinsi

 Dari 60 ASDP:

• 27 ASDP telah diakses oleh jaringan jalan nasional

• 12 ASDP akan didukung oleh penambahan jaringan jalan nasional

 Terdapat 6 ASDP yang diusulkan Kementerian Perhubungan (Surat No. UM.208/1/14 PHB 2014):

• Hanya 2 ASDP yang beririsan dengan 60 ASDP , yaitu Gunaksa dan Wailey  telah didukung oleh jaringan jalan nasional (eksisting dan penambahan)

Dukungan Jalan terhadap 60 ASDP

12

12

Nias Selata

n

Telaga Punggu

r

Penagi (P. Bunguran),

Natuna

P. Nyamuk, Karimun

Jawa

Ketapa

ng Kayangan

Poto Tano Raiju a

Kajad oi Teluk

Batan

g Karatung Kabonga

Penarik TungkalKuala

Bakauhe ni Merak

Padang Bai

Manado Tua

39 ASDP (27 + 12) yang telah diakses oleh jaringan jalan nasional

(13)

Dukungan Jalan terhadap 15 Kawasan Industri (KI) Prioritas

2015-2019

pada 10 Wilayah Pengembangan Industri (WPI)

Wilayah Pengembangan Industri (WPI): pengelompokan wilayah berdasarkan keterkaitan backward dan forward sumberdaya dan fasilitas pendukungnya, serta memperhatikan jangkauan pengaruh kegiatan pembangunan industri.

Kawasan Industri (KI): kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.

 Dari 15 KI, 10 KI telah diakses oleh jaringan jalan nasional. 5 KI lainnya akan didukung oleh penambahan jaringan jalan nasional.

13

13

Ket:

KI Prioritas 2015-2019

Kuala Tanjung

Sei Mangke

Tanggamus

JIIPE

Sayung (Jatengland)

Batulici n

Ketapa ng

Landak

Bitung

Palu

Morowa li

Konawe

Bantae ng

Halmahera Timur

(14)

1. Ditjen. Bina Marga, Kementerian PU&PR mendukung

Konektivitas, Intermoda, Sistem Logistik Nasional berupa

peningkatan kapasitas dan preservasi lintas-lintas utama, jalan

strategis serta dukungan terhadap pelabuhan laut dan bandara

(multimoda);

2. Diperlukan koordinasi Kementerian PU&PR dan Kementerian

Perhubungan dalam menyediakan infrastruktur transportasi

antar moda sebagai upaya membagi beban yang dipikul moda

transportasi jalan;

3. Perlu solusi komprehensif untuk meningkatkan kondisi jalan

sub nasional yang saat ini tingkat kemantapannya sangat

rendah dibandingkan dengan kemantapan jalan nasional.

(15)
(16)

Medan – Kualanamu – Lubuk Pakam – Tebing

Tinggi 62/62 km Medan – Kualanamu – Lubuk Pakam – Tebing

Tinggi 62/62 km

Pasirkoja – Soreang 11/11 km Pasirkoja –

Soreang 11/11 km Akses

Tanjung Priok 17/17 km

Akses Tanjung

Priok 17/17 km

Cikampek – Palimanan 117/117 km Cikampek –

Palimanan 117/117 km

Manado – Bitung 14/39 km Manado –

Bitung 14/39 km

Pemalan g – Batang 39/39 km Pemalan

g – Batang 39/39 km Pejagan - Pemalang

58/58 km Pejagan - Pemalang

58/58 km

Pandaan – Malang 38/38 km Pandaan –

Malang 38/38 km

Batang – Semarang 75/75 km Batang – Semarang 75/75 km

Jakart

Padang Jambi Palemban

TARGET JALAN TOL OPERASI S.D TAHUN 2019

Solo Semara

ng

N

O PULAU PANJANG (km)

TERBANGU N S.D 2014

( km)

RENCANA PEMBANGUNAN + OPERASIONAL (TAHUN/Km)

2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

1 SUMATERA 361,19 - - - 79.20 73.80 50.00 203.00

2 JAWA 1.292,89 91.42 214.84 43.54 93.19 265.05 245.46 889.60

a. TRANS JAWA 850,79 74.25 199.24 32.97 41.06 224.90 98.17 596.34

b. NON TRANS

JAWA 442,10 26.87 15.60 10.57 52.13 41.61 105.57 225.48

3 KALIMANTAN 99,02 - - - - 11.50 - 11.50

4 SULAWESI 39,00 - - - - 13.50 - 13.50

TOTAL 1.792,10 101.12 214.84 43.54 172.39 365.31 253.74 1,049.82

Semarang – Solo 50/73 km

23 km (operasional)

Semarang – Solo 50/73 km

23 km (operasional)

Balikpapa n – Samarinda

12/99 km Balikpapa

n – Samarinda

12/99 km

Solo – Mantingan – Ngawi

90/90 km Solo – Mantingan –

Ngawi 90/90 km

Ngawi – Kertosono

87/87 km Ngawi – Kertosono

87/87 km

Mojokerto – Surabaya 34/36 km

2 km (operasional)

Mojokerto – Surabaya 34/36 km

2 km (operasional)

Cileunyi – Sumedang

– Dawuan 31/59 km Cileunyi – Sumedang

– Dawuan 31/59 km

Gempol – Pandaan 14/14 km Gempol – Pandaan 14/14 km 1. Cengkareng – Kunciran:

14/14 km

2. Kunciran – Serpong : 11/11 km

3. Serpong – Cinere : 10/10 km

4. Cinere – Jagorawi : 11/15 km

5.Cimanggis – Cibitung : 9/25 km

5. Cibitung – Cilincing : 12/34 km

6. Depok – Antasari : 6/22 km

7. Bekasi – Kp. Melayu : 11/21 km

8. Sunter – Rawa Buaya - : 20/20 km

Batu Ceper

9. Sunter – Pulo Gebang : 9/9 km

1. Cengkareng – Kunciran: 14/14 km

2. Kunciran – Serpong : 11/11 km

3. Serpong – Cinere : 10/10 km

4. Cinere – Jagorawi : 11/15 km

5.Cimanggis – Cibitung : 9/25 km

5. Cibitung – Cilincing : 12/34 km

6. Depok – Antasari : 6/22 km

7. Bekasi – Kp. Melayu : 11/21 km

8. Sunter – Rawa Buaya - : 20/20 km

Batu Ceper

2. Ciawi – Sukabumi : 15/54 km

1. Bogor Ring Road : 5/11 km

2. Ciawi – Sukabumi : 15/54 km

Gempol – Pasuruan 21/34 km Gempol – Pasuruan 21/34 km Bakaheun

Kertosono – Mojokerto

26/41 km

15 km (operasional)

Kertosono – Mojokerto

26/41 km

15 km (operasional)

Palemban g – Indralaya 22/22 km Palemban

g – Indralaya 22/22 km

Kayu Medan – Binjai

16/16 km Medan – Binjai

(17)

RENSTRA DITJEN BINA MARGA 2015 – 2019 :

PEMBANGUNAN JALAN NASIONAL 2650 KM

(Pembangunan 1000 km Missing Link)

Jantho – Pkl. Pinang; Petaling –

Namang – Tobali; Koba – Lbk. Besar – Tj.

Berikat 46 km

Tj. Kelian – Petaling – Pkl. Pinang; Petaling –

Namang – Tobali; Koba – Lbk. Besar – Tj.

Berikat 46 km

Balinka – Matur- Ngarai Sihanouk

(Jmbtn & Terowongan)

15 km Balinka – Matur- Ngarai Sihanouk

(Jmbtn &

2. Akses Tol Karawang Barat&

Karawang Timur 16 km

1. Akses Std. Gede Bage 8 km

2. Akses Tol Karawang Barat&

Karawang Timur 16 km

Akses Terminal Tipe A Padang

1,5 km Akses Terminal Tipe A Padang

1,5 km

4. Arteri Sejajar Jln Tol (JORR) 25 km

4. Arteri Sejajar Jln Tol (JORR) 25 km

1. Frontage Akses Bandara Juanda (Sidoarjo) 3 km

2. Akses Bandara Abd. Saleh (Malang) 10 km

1. Frontage Akses Bandara Juanda (Sidoarjo) 3 km

2. Akses Bandara Abd. Saleh (Malang) 10 km

Akses Bandara Blimbing

Sari 10 km Akses Bandara Blimbing

Sari 10 km Akses Pel.

Sintete (Sambas)

3 km Akses Pel.

Sintete (Sambas)

Merbau – Tebas

28 km Merbau – Tebas

28 km

Nanga Pinoh – Tumbang

Samba 8 km Nanga Pinoh

– Tumbang Pelabuhan

Pelaihari 4 km Akses Pelabuhan

Pelaihari

Terminal ALBN Ketamenanu

1,5 km Terminal ALBN

Ketamenanu

Palu – Parigi 18 km Palu – Parigi

18 km

1. Mamberamo-Tengon-Elelim 38 km

2. Lereh – Tengon 15 km

1. Mamberamo-Tengon-Elelim 38 km

2. Lereh – Tengon 15 km

Lintas Tengah NTT

15 km Lintas Tengah NTT

15 km Oksibil-Iwur –

Waropko 96 km

Swatar-Dekai-Oksibil-Iwur – Waropko

Enaratoli – Tiom 62 km Enaratoli –

Tiom

Windesi Bomber

ai 45 km Windesi

Lingkar Sorong – Pel.

Arar 28 km

Jln Lingkar Sorong – Pel.

Arar 28 km Jln

Lingkar Raja Ampat

10 km Jln Lingkar

Raja Ampat

10 km

Lingkar Luar Yogyakar

ta 29 km Lingkar

Luar Yogyakar

ta 29 km

Akses Pel. Belang Belang 33 km Akses Pel.

(18)

Sentul –

Pantai Selatan Yogyakarta 1. Bugel-Galur-Poncosaari

4. Legundi-Kanigoro-Planjan 8 km 5. Planjan-Tepus

4 km 6. Tepus-Jeruk Wudel

5 km Pantai Selatan Yogyakarta 1. Bugel-Galur-Poncosaari

4. Legundi-Kanigoro-Planjan 8 km 5. Planjan-Tepus

4 km 6. Tepus-Jeruk Wudel

5 km Pantai Selatan Jawa

Tengah 1. Slarang –

Ayah/Bodo 4 km 2. Ayah/Bodo - Jladri

2 km

3. Jladri - Wawar 3 km

Pantai Selatan Jawa Tengah

1. Slarang – Ayah/Bodo 4 km 2. Ayah/Bodo - Jladri

2 km

3. Jladri - Wawar

3 km Lumajan

g

Akses Jbtn Tayan 3,5 km Akses Jbtn

Tayan Prov Kaltim

72 km Ng. Badau – Bts

Prov Kaltim 72 km

Lingkar Sumbawa

Besar 30 km Lingkar Sumbawa

Besar Relokasi Bts

Kota Sanggau - Sekadau

2 km Relokasi Bts Kota Sanggau

- Sekadau 2 km Patung Sapi

(Mataram) 7 km Jl. Gerung Patung Sapi

(Mataram) Wayabula

27 km Sof - Wayabula

27 km Mensalong- Tou Lumbis

1,3 km Mensalong- Tou Lumbis

1,3 km

Akses Maloy III 6 km Akses Maloy

III 6 km

RENSTRA DITJEN BINA MARGA 2015 –

2019 : PEMBANGUNAN JALAN NASIONAL

2650 KM

(19)

Tj. Pinang -

Bandar Jaya - Lampung

16 km Bandar Jaya

- Lampung 16 km

Lingkar Selatan Bandung 20 km Lingkar Selatan Bandung 20 km

Lingkar Malangbong

3 km Lingkar Malangbong

3 km

Lingkar Brebes

18 km Lingkar Brebes

18 km

Lingkar Pekalongan

15 km Lingkar Pekalongan

15 km

Lingkar Sumpiuh

6 km Lingkar Sumpiuh

6 km Lingkar

Barat Banyuwangi

7 km Lingkar

Barat Banyuwangi

7 km

Lingkar Batu Licin 9 km Lingkar Batu

Licin 9 km Western Ring

Road Thp III - Bali 2 km Western Ring Road Thp III -

Bali 2 km

Lingkar Pontianak

10 km Lingkar Pontianak

Lingkar Kota Palu 15 km Lingkar Kota

Palu 15 km

Middle Ring Road Makassar

3 km Middle Ring

Road

Lingkar Kota Kendari

21 km Lingkar Kota

Kendari 21 km

RENSTRA DITJEN BINA MARGA 2015 –

2019 : PEMBANGUNAN JALAN NASIONAL

2650 KM

(20)

RENCANA STRATEGIS DITJEN BINA

MARGA 2015 – 2019 (15 km

PEMBANGUNAN FLY OVER/ UNDER PASS)

FO SP.

SURABAYA 800 m (Aceh)

FO SP. SURABAYA 800 m (Aceh)

FO SP. KABIL 460 m & SP. JAM

150 m (Kep. Riau) FO SP. KABIL 460 m & SP. JAM

150 m (Kep. Riau)

Terowongan BALINGKA – BUKITTINGGI 100

m & FO PADANG LUAR (Sumbar) Terowongan

BALINGKA – BUKITTINGGI 100

m & FO PADANG LUAR (Sumbar)

FO SP. BANDARA – TAA 150 m, LAWAI 278 m &

BANTAIAN 150 m, serta UP SP.

BANTAIAN 150 m, serta UP SP.

PATAL - PUSRI 325 m (Sumsel)

FO PINANG BARIS 886 m, KATAMSO

625 km & SEI MANGKE 470 km

(Sumut) FO PINANG BARIS

886 m, KATAMSO 625 km & SEI MANGKE 470 km

(Sumut)

UP KENTUNGAN

500 m (DIY) UP KENTUNGAN

500 m (DIY) FO GAPLEK 1.450

m, UP BULAK KAPAL 500 m & OP

SEDIATMO/ RAWA BIKOR 400 m (DKI

Jakarta) FO GAPLEK 1.450

m, UP BULAK KAPAL 500 m & OP

SEDIATMO/ RAWA BIKOR 400 m (DKI

Jakarta)

FO KOPO – KIARACONDONG 1.015 m, FO BUAH

BATU 378 m & FO BANDUNG 20 m

(Jabar) FO KOPO – KIARACONDONG 1.015 m, FO BUAH

BATU 378 m & FO BANDUNG 20 m

(Jabar)

UP JATINGALEH 1.220 m & FO PALUR 630 m

(Jateng) UP JATINGALEH

1.220 m & FO PALUR 630 m

(Jateng)

FO WONOKROMO

430 m, FO ALOHA 500 m,

FO PROBOLINGGO 250 m, BABAT –

BOJONEGORO 300 m (Jatim)

FO WONOKROMO

430 m, FO ALOHA 500 m,

FO PROBOLINGGO 250 m, BABAT –

BOJONEGORO 300 m (Jatim) SP. NGURAH

UP SIMPANG MANDAI MAKASSAR 1.050 m &

MAROS – BTS. KAB. BONE 237 m (Sulsel) UP SIMPANG MANDAI MAKASSAR 1.050 m & MAROS – BTS. KAB. BONE 237 m (Sulsel) FO PANTOLOAN

400 m (Sulteng) FO PANTOLOAN 400 m (Sulteng)

UP SUDIRMAN 25 m (Maluku) UP SUDIRMAN 25 m (Maluku)

FO SP. PELABUHAN PANJANG 300 m

& SP. TUGU RADEN INTAN 300 m (Lampung)

FO SP. PELABUHAN PANJANG 300 m

(21)

21

Medan – Banda Aceh : 477 km

Medan – Banda Aceh : 477 km

Pekanbaru - Medan: 549 km

Pekanbaru - Medan: 549 km

Bakauheni - Palembang : 444 km

Bakauheni - Palembang : 444 km

Palembang – Pekanbaru : 547 km

Palembang – Pekanbaru :

547 km

o

Terdiri atas :

Koridor

Bakauheni-

Banda Aceh,

menelusuri

lintas timur

Sumatera

dengan panjang

±2.128 KM

Feeder dengan

panjang + 720

KM

o

Investasi Rp. +

332 triliun

DUKUNGAN TERHADAP JALUR

UTAMA ANGKUTAN BARANG PADA

LINTAS UTAMA

HIGH GRADE

HIGHWAY

SUMATERA

Konsep

penyediaan

Jalan

Bebas

Hambatan (

expressway

) yang berupa

Jalan Bebas Hambatan/

Freeway

(tidak

layak secara fnansial) dan Jalan Tol/

Toll

Road

(layak secara fnansial)

Jalan dengan akses terbatas (

Limited

Access Highway

) pada ROW baru yang

menghubungkan pusat kegiatan utama

DEFINISI

DEFINISI

1.

Mendorong pertumbuhan ekonomi

serta meningkatkan lapangan kerja.

2.

Meningkatkan akses dan mengurangi

biaya transportasi.

3.

Merupakan

stimulus

terhadap

pertumbuhan

sektor

industri,

turisme,

lapangan

kerja,

dan

pertumbuhan regional.

4.

Menghubungkan 8 kota besar (PKN),

8 bandara pengumpul, 7 pelabuhan

internasional, 7 ASDP, 3 Kawasan

Industri dan 6 KSPN

MANFAAT

MANFAAT

DATA TEKNIS

DATA TEKNIS

1.PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

2.Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Sumatera

3.Kepmen PU No. 351/KPTS/M/2012 tentang Perubahan Kedua atas Kepmen PU No. 567/KPTS/M/2010 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional.

Dasar Hukum

Tebing Tinggi – Sibolga : 175 km

Tebing Tinggi – Sibolga : 175 km

Pekanbaru – Padang: 242 km

Pekanbaru – Padang: 242 km

Palembang – Bengkulu : 303 km

Palembang – Bengkulu : 303 km

(22)

2

2

Pematang Panggang

Terbanggi Besar

Bakauheni Babatan

Indralaya

Tegineneng

Menggala Kayu Agung

Kalianda Metro

Prabumulih

Kota Bumi

1

1

Tanjung Lesung

6

5

BANDAR LAMPUNG PALEMBANG

CILEGON SERANG

Tanjung Api-api

1

2

3

4 1

2

7 4

8 3

Tanggamus

KA. Palembang dsk

KA. Muara Enim dsk

KA. Mesuji dsk KA.

Kotabumi dsk

KA. Bandar Lampung-Metro

KA. Bojonegara-Merak-Cilegon

KSN Selat Sunda

Pusat Pertumbuhan Baru (Interchange Jalan Tol)

PKN PKW

Kawasan Pengaruh MBBPT

Rencana Jalan Tol

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kawasan Potensial (KP) Kawasan Industri (KI) Kawasan Andalan (KA)

Kawasan Strategis Nasional (KSN)

LEGENDA

Perencanaan yang

komprehensif terintegrasi

antar lintas sektor

Terintegrasi dengan

pengembangan kawasan

(KEK, KP,KI, KA dan KSN)

Infrastruktur yang terintegrasi

untuk jalan tol, Kereta api dan

utilitas lainnya

Terintegrasi antar moda

Pelabuhan dan Bandara

Pembiayaan yang komprehensif

melalui kerjasama

Pemerintah-Swasta, penunjukkan BUMN

Kawasan Merak-Bakauheni-Bandar

Lampung-Palembang-Tanjung

(23)

23

23

Pertamina

Listrik

Gas

Air minum

Telekomunikasi

dll

Box Utilitas Multifungsi

(24)

Enti kon g

Longmid ang

Longba wan

Balai Karanga n

Mensal ong

Bts.Kalbar Bts. Kaltim

Bts. Kaltara

Nanga Era Nanga

Badau

Long Pangaha i

Pengembangan

kawasan

perbatasan melalui dukungan

infrastruktur wilayah

Keterpaduan infrastruktur wilayah

dengan kawasan strategis

Konektivitas

kawasan-kawasan

pinggiran

Kalimantan

melalui

pembangunan jalan lintas selatan

Kalimantan/lingkar pulau

Konektivitas

kawasan

inner

Kalimantan (konektivitas radial)

melalui pengembangan jaringan

sungai untuk navigasi

Konsep Pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan

Jalan & Rencana Jalan NasionalSungai

PK W PKN

Kawasan Strategis

II

II

WPS Perbatasan

Temanuk-Sebatik

WPS Pusat Pertumbuhan dan Hinterland

Balikpapan-Samarinda-Maloy

WPS Pusat Pertumbuhan dan Pengembangan Baru

Banjarmasin-Batulicin-PalangkarayaWPS Pusat Pertumbuhan dan Pengembangan Baru

Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas

Simpul Kelapa SawitSimpul Besi Baja

Simpul Perkayuan

Simpul Batu Bara Simpul

Bauksit/Alumina Simpul Migas

II

III

IV

II

II

I

I

V

(25)

Kawasan Pusat Pertumbuhan dan Hinterland

Balikpapan-Samarinda-Maloy

KI : Kawasan Industri

KEK : Kawasan Ekonomi Khusus MBTK : Maloy Batuta Trans Kalimantan

Hub/ Pelabuhan

PKW PKN

Referensi

Dokumen terkait

Mengirimkan contoh buku sampel untuk setiap judul buku yang ditawarkan paling lambat empat hari setelah pembukaan penawaran dan dikirimkan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa

melatarbelakangi kelahiran Nabi Muhammad SAW. 8.1.2 Menjelaskan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW. 8.1.3 Menjelaskan sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW. mulai kanak-kanak

maka penulis dapat menyelesaikan studi S3 dengan menyusun disertasi berjudul: Nilai Manfaat Ekonomi dan Pemanfaatan Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) bagi

microwave pada proses sintering mempercepat proses terjadinya kristalinitas dari sampel alumina silika, dimana pada proses sintering menggunakan microwave seiring dengan

Secara keseluruhan hasil pe- nilaian tentang aspek keterbacaan, konstruksi dan keterpakaian produk oleh guru menunjukkan bahwa pe- ngembangan instrumen asesmen

For all students of SMAN Englishindo, we announce English Speech Contest.. Time : Saturday, 22

Sampai saat ini ada beberapa guru yang masih melaksanakan PTK dan dirasa perlu untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan pelatihan penulisan karya ilmiah,

Jika benar adanya, Lantas apa yang terjadi jika anak-anak melalui televisi hanya menonton atau mendengar konten lagu dewasa.. Konten lagu anak kini tidak lagi