• Tidak ada hasil yang ditemukan

sistem pendi dikandi filandia kurilulum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sistem pendi dikandi filandia kurilulum"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KURIKULUM

Disusun Oleh :

Siti Munawaroh

( 201514500872 )

Ahmad Fuadi

( 20151450

Tetty

( 20151450

Sunarti

( 20151450

Asep Kurniawan

( 20151450

Dosen

: Prof. Muljani A. Nurhadi, M.Ed.,M.S.,Ed.D

KELAS Y-G

(2)

1. Jelaskan masing-masing landasan filosofis yang digunakan dalam mengembangkan kurikulum

 Perenialisme

Aliran ini lebih menekankan kepada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut, yaitu kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Atau kurikulum yang membawa seseorang ke keabadian (dunia akhirat). Contoh : pesantren, sekolah keagamaan keristen dll

 Essentialisme

Aliran filsafat ini lebih menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Aliran ini mengajarkan bagaimana mendorong peserta didik memahami

lingkungannya.

 Existensialisme

Aliran ini menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.

 Progresivisme

Aliran yang menekankan pada pentingnya perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.

 Reconstruktivisme

Merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada reconstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Aliran ini lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berpikir kritis dan sejenisnya.

 Cognitif reconstruktivisme

(3)

SISTEM PENDIDIKAN DI FINLANDIA

Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai kesempatan-kesempatan penting. Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai.

Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya. Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah melebihi 2 persen pertahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian semester apalagi ujian nasional layaknya ditanah air. Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun. Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri.

Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar terget-target tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan setiap pelajar. Jadi, di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas.

Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang. Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya. Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan nasionalnya dibuktikan dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12 tahun.

Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan. Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang

membuat Finlandia sukses.

(4)

melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.

Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Ditanah air Indonesia, sebenarnya sistem pendidikan Finlandia telah terterapkan sejak tahun 1961 melalui wadah gerakan pramuka. Apa yang berlaku di Finlandia jelas-jelas merupakan sistem pendidikan yang berlalu di gerakan pramuka. Dimana setiap kecakapan dan keterampilan dibidang tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota pramuka, bila sudah merasa mampu bisa mengusulkan diri untuk di uji.

SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG

Sistem Pendidikan di Jepang| Negara Jepang, merupakan salah satu negera maju di masa sekarang ini. Teknologi yang berkembang dengan sangat cepat menjadi simbol kemajuan Negara Jepang ini. Salah satu faktor penyebab Negara Jepang bisa begitu maju adalah sumber daya manusia yang sangat aktif, disiplin, dan kreatif sehingga Negara Jepang selalu saja menciptakan inovasi-inovasi terbaru yang membantu perkembangan Negara Jepang. Hal ini tentu saja bisa terjadi berkat sistem pendidikan di Jepang yang mampu membentuk pola pikir masyarakat jepang sehingga mereka mampu menjadi sumber daya manusia yang sangat kreatif.

Berbicara masalah sistem pendidikan di Jepang, tentu saja tidak lepas dari kurikulum pendidikan yang diterapkan di sana. Sistem pendidikan di Jepang mirip dengan sistem pendidikan di Indonesia dimana terdiri dari taman sekolah dasar (SD), Sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

Perbedaan sistem pendidikan di Jepang dan di Indonesia adalah, siswa sekolah dasar di Jepang tidak dibebani oleh ujian kenaikan kelas, murid kelas satu sekolah dasar di Jepang akan langsung naik ke kelas dua apabila telah menuntaskan semua proses belajar di kelas satu, setelah itu jika murid kelas dua telah menuntaskan semua proses pembelajarannya maka akan otomatis naik ke kelas tiga, dan akan berlangsung seperti itu terus menerus hingga kelas enam.

Setelah sampai kelas enam dan telah menuntaskan semua proses pembelajarannya, siswa SD bisa langsung mendaftarkan diri ke sekolah menengah pertama (SMP) di Jepang. Hal ini terjadi karena pada sistem pendidikan di Jepang telah mengelompokkan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) sebagai Compulsory Education, sedangkan untuk sekolah menengah atas (SMA) dikelompokkan sebagai Educational Board. Dengan begitu, kita pasti sudah bisa menebak bahwa setelah menuntaskan studi pada sekolah menengah pertama (SMP) para siswa di Jepang harus mengikuti ujian tes masuk standar untuk dapat melanjutkan studinya ke jenjang SMA.

Sekolah di Jepang

(5)

Sistem Pendidikan di Jepang juga turut berperan dalam membentuk perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat taman kanak-kanak (TK) siswa akan diperkenalkan dengan tata cara

berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bebeapa tingkatan tertentu seperti SMP dan SMA pendidikan moral dan agama akan diajarkan oleh wali kelas masing-masing selama minimal satu jam dalam seminggu. Pada kegiatan belajar di luar kelas, siswa juga akan dibawa mengunjungi

perkebunan dan akan belajar bagaimana memetik teh, menyiram dan merawat tanaman, hingga bagaimana cara menananm padi. Siswa juga akan diajarkan kemandirian dengan cara membagi siswa dalam beberapa kelompok dan mengajarkannya bagaimana menumpang kereta. Selain itu, para siswa juga di berikan kegiatan tanya jawab dengan berbagai nara sumber dan akan

mempresentasikannya di depan kelas, hal ini bertujuan untuk melatih siswa dalam berinteraksi.

dapat di simpulkan bahwa Sistem Pendidikan di Jepang tidak hanya mengajarkan pelajaran yang menyangkut ilmu-ilmu dasar, tetapi juga mengajarkan bagaimana cara berinteraksi dan mandiri. Itulah mengapa masyarakat di Jepang bisa sangat kreatif, dan disiplin.

SISTEM PENDIDIKAN DI KOREA SELATAN

Sistem Pendidikan di korea adalah 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMU dan 4 tahun Universitas, secara umum terdiri dari 6-3-3-4. Untuk SD dan SMP semua biaya sekolah ditanggung oleh

pemerintah selama 9 tahun. Sistem pendidikan dari pra sekolah sampai perguruan tinggi terbagi dalam 2 semester pertahunnya. Jika selesai semester pertama sekolah akan libur sebulan penuh dimusim panas. Jika selesai semester ke dua dan sebelum dimulainya semester baru akan libur dimusim dingin dan dimusim semi selama 2 bulan.

Untuk sekolah taman kanak-kanak "Youchiwon" dimulai usia 3 tahun hingga 6 tahun, kapan saja boleh masuk sekolah ini asal sudah mencukupi usiannya. Sebenarnya ada juga usia 2 tahun tapi sekolah ini berseling sehari sekolah dan sehari tidak, hanya beberapa jam saja ini hanya milik swasta. Pra sekolah ada yang milik negara dan swasta. Untuk pra sekolah swasta pemerintah tetap

membantu, mengawasi dan memperhatikan sepenuhnya pengolahan sekolah-sekolah TK ini.

contoh permainan sekolah TK di korea Baik negri dan swasta pra sekolah memiliki program pendidikan yang sama, yaitu lebih banyak mengajarkan kemandirian, kreatifitas dan bersosialisasi dengan lingkungan. Mengajarkan tentang kehidupan sehari-hari, BAB, ganti baju, sikat gigi... dan lain-lain.

Untuk keluarga yang berpenghasilan rendah, seperti petani dan nelayan biasanya anak yang usiannya 5 tahun mendapatkan bantuan pendidikan. Saat anak ingin menempuh pendidikan pra sekolah para pengajar disekolah itu akan memberi konsultasi langsung setelah itu baru siswa di terima sekolah. Anak yang telah berusia 6 tahun terhitung 1 januari diperbolehkan masuk ke sekolah dasar, Korea punya perhitungan tahun untuk kelahiran yaitu sejak bayi lahir akan dihitung 1 tahun usianya jadi untuk usia 6 tahun menurut kita orang Indonesia maka di korea adalah 7 tahun.

(6)

Jenis sekolah dasar juga dibagi 2 yaitu pemerintah dan swasta. Masa pendidikanya sama

perbedaannya hanya pada program khusus dan pada sekolah swasta harus membayar uang sekolah. Di Korea wajib belajar adalah sampai SMP dan itu tidak dipungut biaya, hingga tingkat SMU biaya sekolah menjadi tangung jawab individu. Korea sendiri yang memiliki peraturan 2 anak saja cukup, dahulu maka saat ini mereka dimasa yang akan datang akan kekurangan generasi muda untuk itu mereka memberi aturan untuk keluarga yang memiliki anak lebih dari 2 maka setiap anaknya akan diberi tunjangan perbulan.

Disetiap kelas untuk SMP memiliki seorang wali kelas yang akan memperhatikan kehidupan dan mengarahkan siswanya, dan untuk masing-masing pelajaran memiliki tenaga pengajar yang berbeda-beda. Mata pelajaran mereka terdiri dari bahasa korea, moral, sosial moral, matematika, ilmu science, olah raga, musik, kesenian, keterampilan, bahasa inggris . Dalam 1 hari mereka di sekolah selama 6 jam, dan setiap semester ada 2 kali ujian evaluasi, yang hasilnya akan dikirim ke rumah masing-masing. Menginjak di kelas 3 nilai dan kemampuan siswa akan dipertimbangkan untuk melanjutkan ke SMU, pada saat ini wali kelas akan memperi saran dan petunjuk untuk mereka melanjutkan ke SMU.

Untuk pendidikan di SMU ini terdiri dari 3 bagian yaitu Sekolah Mengengah Umum, Sekolah Menengah Ekonomi dan Sekolah Mengengah Khusus. Secara umum Sekolah Menengah Umum mempelajari mata pelajaran yang diperlukan untuk masuk perguruan tinggi. Sekolah Menengah Ekonomi mata pelajaran yang diberikan adalah mata pelajaran yang dibutuhkan untuk masuk kerja. Sekolah Menengah Khusus adalah sekolah yang memberikan keterampilan khusus seperti bidang scince atau bahasa asing, olah raga dan lain-lain. Siswa jika lulus SMU bisa bekerja atau masuk perguruan tinggi.

(7)

PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Aspek Filosofis

Landasan filosofis didasarkan atas landasan filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta kurikulum berorientasi pada

pengembangan kompetensi. Landasan filosofis sebagai dasar penentuan kualitas peserta didik yang akan dicapai dalam kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar serta hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasa filosofis sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa yang akan datang. Maka dari pada itu, tugas mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa menjadi tugas utama kurikulum, yaitu untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik.

b. Peserta didik adalah pewaris budaya yang kreatif. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang

ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.

d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik

2. Aspek Yuridis

Landasan Yuridis merupakan landasan hukum dalam pengembangan kurikulum2013. Beberapa landasan Yuridis kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu pada RPJMN 2014 sektor pendidikan yang memuat tentang perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.

b. Intruksi Presiden nomor 11 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional.

c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

d. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(8)

Secara konseptual kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip relevansi. Artinya apabila prinsip ini tidak terpenuhi dalam sebuah kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak tidak ada lagi artinya dan kurikulum menjadi tidak bermakna. Prinsip relevansi ini harus relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa dan masyarakat, artinya kurikulum harus membekali para siswa dengan sejumlah keterampilan pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya.

C. Strategi Pengembangan Pendidikan

1. Strategi Peningkatan Evektivitas Pembelajaran

Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkancapaian pendidikan dilakukan dengan dua strategi utama yaitu:

a) Peningkatan efektivitas pembelajaran pada satuan pendidikan

b) Penambahan waktu pembelajaran disekolah

Efektivitas pembelajaran dicapai melalui tiga tahapan yaitu:

a) Efektivitas interaksi akan tercipta dengan adanya harmonisasi iklim akademik dan budaya sekolah. Efektivitas interaksi dapat terjaga apabila kesinambungan manajemen dan kepemimpinan pada satuan pendidikan. Tantangan saat ini adalah sering dijumpai pergantian manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah secara cepat sebagai akibat adanya otonomi pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh politik daerah dan politik local.

b) Efektivitas pemahaman menjadi bagian penting dalam pencapaian efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu penilaian dilakukan berdasarkan proses dan hasil pekerjaan serta kemampuan menilai diri sendiri.

c) Efektivitas penyerapan dapat tercipta ketika adanya kesinambungan pembelajaran secara horizontal dan vertical, yaitu sepanjang SD, Smp dan SMA/SMK. Sinergi dari ketiga efektivitas pembelajaran tersebut akan menghasilkan auatu transformasi nilai yang bersifat universal, nasinal dengan tetap menghayti kearifan local yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang berkarakter mulia.

D. Model Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum berbasis Kompetensi meruppakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai pemelajar (learner), prosedur penilaian, kegiatan belajar dan pembelajaran, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan. KBK sangan menekankan diversifikasi, yakni lembaga pendidikan dapat mengembangkan , menyusun, mengevaluasi silabus berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional.

Kurikulum lebih dari Sekedar Dokumen

(9)

kurikulum tidak hanya diukur dari kemampuan peserta didik menguasai seluruh isi atau materi pelajaran seperti yang tergambar dari hasil tes sebagai produk belajar, tetapi juga harus dilihat proses atau kegiatan peserta didik sebagai pengalaman belajar.

E. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat interaksi yang dilakukan antara guru dan siswa dengan menjalin komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi educative untuk mencapai tujuan belajar. Guru dan siswa merupakan dua peran yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran maka dari itu harus ada kerja sama yang baik antara guru dan siswa supaya tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal. Proses pembelakaran yang baik adalah ketika terjadinya komunikasi dua arah antara siswa dan guru. Jadi guru bukan hanya memberikan informasi saja tetapi merangsang dan membimbing siswa agar mampu menjalankan proses pembelajaran itu dengan baik. Maka dari itu adanya sebuah perubahan tugas dari guru dari seorang yang memberikan informasi menjadi seorang pengelola kelas untuk mencapai suatu perubahan sikap yang baik pada siswa.

F. Penilaian

Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai kompetensi murid untuk mengetahui kemampuan peserta didik. Penilaian bertujuan untuk memberikan masukan informasi secara komprehensif tenttang hasil belahar baik ketika proses pemebelajaran berlangsung ataupun ketika akhir dari masa pembelajaran.

G. Rasional Penambahan Jam Pelajaran

Dalam usaha pencapaian untuk meningkatkan kompetensi murid maka diperlukannya guru

professional melalui penambahan jam pelajaran. Rasonalitas penambahan pelajaran dapat dijelaskan dari perubahan yang sebelumnya siswa diberi tahu menjadi mencari tahu, dari bebasis output menajdi proses dan output. Jadi pendidikan di suatu negara akan menjadi baik apabila adanya penambahan jam pelajaran atau yang kerap di sebut tutorial.

ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013

Hal-hal yang baru sebagai perubahan kurikulum yang menjadi ciri khas kurikulum 2013 adalah menyangkut 4 standar pendidikan, yakni standar Kompetensi Lulusan (SKL), standar proses, standar isi dan juga standar penilaian. Adapun keempat standar ini dirumuskan dalam tujuh elemen yaitu sebagai berikut:

1. Kompetensi Lulusan

2. Kedudukan mata pelajarana (ISI)

3. Pendekataan atau (ISI)

4. Struktur kurikulum (Mata Pelajaran dan lokasi waktu)

(10)

6. Penilaian

7. Ekstrakulikuler

K. Standar Kompetensi Lulusan

1. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

Pendidikan Nasional dijalankan berdasarkan Pancasila dan juga berdasarkan Undang-undang Dasar 1945. Fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan memnjadi warga negar yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan

Ada empat standar kurikulum 2013 yang dikembangkan meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian

L. Struktur Kurikulum 2013

Struktur kurikulum adalah rangkaian atau pola pembelajaran yang harus ditempuh oleh murid dalam masa pembelajaran. Setiap muatan lokal atau pengembangan diri harus sesuai dengan mata

pelajaran yang relevan. adapun bentuk-bentuk perubahan dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1. Mata pelajaran SD dari 10 dikurangi menjadi 6 mata pelajaran.

2. Penambahan 4 jam pelajaran perminggu bagi SD

3. Mata pelajaran SMP Dari 12 mata pelajaran dikurangi menjadi 10 mata pelajaran

4. Penambahan 6 jam pelajaran perminggu bagi SMP

1. Struktur Kurikulum SD

Dalam kurikulum SD memiliki pembagian yaitu kelas 1-3 itu dipusatkan pada bentuk tema, kelas 4-6 terdiri dari atas 8 mata pelajaran.

2. Struktur Kurikulum SMP

(11)

a. Kompetensi dalam ranah sikap, keterampilan dan juga pengetahuan b. Menggunakan mata pelajaran sebagai sumber kompetensi pelajaran c. Menggunakan pendekataan sains dalam setiap mata pelajaran d. Meminimumkan mata pelajaran

e. IPA dan IPS menjadi ilmu yang aplikatif f. Bahasa inggris jadi keterampilan berbahasa g. Penambahan 6 jam pelajaran perminggu

3.Struktur Kurikulum SMA dan SMK

Adapun struktur kurikulum SMA dan SMK adalah sebagai berikut:

a. Pengambilan jurusan mulai dari kelas 11 yaitu jurusan IPA, IPS, Bahasa dan juga keagamaan b. Kelas 10 memiliki 16 mata pelajaran ditambah dengan muatan lokal dan pengembangan

diri Dengan waktu 38 jam perminggu

c. Untuk krelas 11 dalam setiap jurusan kecuali jurusan keagamaan memiliki 15 mata pelajaran dengan jumlah jam pelajaran masing-masing 39 jam.

d. Untuk jurusan keagamaan memiliki 15 mata pelajaran dengan jam pelajarn 38 jam perminggu.

M. Kompetensi Inti Sekolah Dasar

1. Prosedur penyusunan kompetensi Dasar baru

Dalam proses penyusunannya dilakukan dengan langkah-langkah sebagaiberikut:

a. Menyusun kompetensi lulusan baru

b. Mengevaluasi standar kompetensi dan kompetensi dasar lam setiap mata pelajaran dan kelas.

c. Berdasarkan hasil evaluasi sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang baru dipertahankan

d. Merevisi standar kompetensi dan kompetensi dasar lama disesuai dengan standar kompetensi lulusan yang baru

e. Menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar yang baru

f. Menyusun kompetensi mata pelajaran setiap kelas yang berusmber dari kompetensi init dan kompetensi dasar yang baru

2. Pelajaran tematik di Sekolah Dasar

Hal ini bertujuan karena jika kita melihat inti dari pendidikan adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap baru pada saat siswa berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Tema menjadi sebuah pokok bahasan bagi setiap mata pelajaran, dan menjadi sebuah konsep bagi anak didik. Hal ini juga bertujuan untuk menyatukan setiap mata pelajaran dalam sebuah satu kesatuan yang utuh dan memberikan pembendaharan bahasa bagi peserta didik. Jadi kita dapat

(12)

N. Strategi Implementasi Kurikulum

Strategi implementasi pengembangan kurikulum berbasis kompetensi memiliki tiga tahap, yaitu merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi. Adapun faktor-faktor yang mendukung untuk mencapai keberhasilan agar mencapai peserta didik yang kompeten adalah:

1. Kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum dan buku teks 2. Ketersediaan buku sebagai sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk

kurikulum

3. Menguatkan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan 4. Penguatan manajemen dan budaya sekolah

1. Penyiapan dan Pembinaan Guru dalam Implementasi

Kurikulum tidak dapat dipisahkan dengan implementasi, sebab Kurikulum tanpa implementasi tidak berguna begitu pula sebaliknya. Ada dua bagian penting dari kurikulum yaitu adalah kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasi. Sebagi sebuah dokumen kurikulum berfungsi sebagai pedoman bagi guru. Sedangkan sebagai Implementasi adalah sebuah tindakan nyata dari pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Guru menjadi peran yang penting dalam menjalankan implementsi kurikulum, sebab kurikulum yang baik tidak akan bermakna jika guru tidak mampu mengimplementasikannya. Begitu pula sebaliknya tanpa adanya kurikulum proses pembelajaran tidak dapat berlangsung.

Sebelum kurikulum baru 2013 diimplementasikan, kementrian pendidikan dan kebudayaan

melakukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan master teacher. Master teacher yang terpilih adalah mereka yang memiliki kualitas dan berprestasi.

2. Penyiapan Buku

Dalam kurikulum 2013 guru ditunjang dengan disediakannya buku sebagai sumber dan bahan pembelajaran. Maka dalam implementasi kurikulum 2013 ini perlu disusun :

a. Buku siswa

b. Buku panduan guru

c. Dokumen kurikulum

O. Sistem Implementasi Kurikulum

Implementasi kurikulum adalah menyampaikan pesan kurikulum kepada siswa agar siswa menjadi lulusan yang berkompeten dibidangnya masing-masing. Guru memiliki tugas untuk memberikan cara murid belajar dengan mudah. Adapun faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah :

(13)

2. Strategi implementasi

3. Karakteristik penggunaan kurikulum

1. Penerapan Kurikulum 2013

Kementrian pendidikan dan kebudayaan memiliki dua opsi dalam penerapan kurikulum ini, adapun kedua opsi itu adalah yang pertama Kurikulum baru diterapkan dikelas I, IV, VII, dan X secara serentak disemua sekolah dan opsi yang kedua adalah diterapkannya kurikulum dikelas I, IV, VII, dan X hanya dibeberapa sekolah. Untuk mengimplementasikan urikulum 2013 dipersiapkan 40 ribu guru menjadi Master trainer. Mereka dipilih berdasarkan kualitas mereka.

Referensi

Dokumen terkait

Melihat fenomena di atas, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Komunikasi Efektif antara Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran IPS Bidang

Makalah Kepemimpinan adalah uraian tertulis yang disusun calon kepala sekolah/madrasah yang memuat pemikiran calon tentang keterampilan kepemimpinan, penilaian diri

Perbedaan model komunikasi yang dipilih antara pertemuan langsung dengan email pada staf audit yang berhadapan dengan manajemen klien yunior diprediksi akan

fungsi ventrikel jantung antara lain sex hormon yang mempengaruhi melalui.. sistem renin angiotensin, antagonis aldosteron, hormon pertumbuhan

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. Yang dimaksud dengan Thurstone “1.) Pengaruh atau penolakan, 2) Penilaian 3) suka atau tidak suka, 4)

mengendalikan aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik.Di dalam definisi tugas dan wewenang di atas kita dapat membedakan antara tugas

Secara khusus penelitian ini akan menganalisis bagaimana citra politik dari Basuki Tjahaja Purnama sebagai tokoh politik dan Gubernur DKI Jakarta dalam tayangan Indonesia

reformasi birokrasi dapat dipahami sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan, sistematis dan komprehensif, yang ditujukan untuk mendesain ulang birokrasi yang