• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga Pemerintahan Daerah Dalam Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Lembaga Pemerintahan Daerah Dalam Sistem"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan pemerintahan suatu negara akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh lembaga-lembaga negara yang saling berhubungan satu sama lain dalam kesatuan untuk mewujudkan nilai-nilai kebangsaan sesuai dengan kedudukan, peran, kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi yang dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai lembaga pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Lembaga pemerintahan daerah memiliki kedudukan yang penting dalam sistem pemerintahan Negara Indonesia. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana struktur dan fungsi lembaga pemerintahan daerah ini karena sebagai warga negara kita memiliki kewajiban untuk ikut mengawasi jalannya pemerintahan, khususnya pemerintahan daerah kita sendiri. Apalagi pada saat ini daerah sudah memiliki otonomi sehingga lembaga pemerintahan daerah memiliki posisi yang benar-benar penting dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah.

(2)

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah Sistem Pemerintahan di Indonesia ?

2. Apa pengertian lembaga negara Indonesia menurut UUD 1945 hasil amandemen ?

3. Bagaimana Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia dalam kaitannya dengan Sistem Pemerintahan Indonesia ?

4. Apa saja yang termasuk kedalam lembaga Pemerintahan Daerah?

C. TUJUAN PENULISAN

Melalui penulisan makalah ini tujuan yang ingin dicapai yaitu agar pembaca mendapatkan pengetahuan mengenai lembaga pemerintahan daerah yang memiliki peran, kedudukan serta fungsi yang penting di dalam jalannya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di daerah.

(3)

PEMBAHASAN

A.

Sistem Pemerintahan Indonesia

Sistem berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional. Pemerintahan adalah pemerintah atau lembaga-lembaga Negara yang menjalankan segala tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja dalam hubungan saling berkaitan dan saling memengaruhi dalam pencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.

Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Maka dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.

1. Penyelenggara negara berada di tangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.

2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.

3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen.

4. Presiden tidak dapat dibubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.

(4)

6. Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi.

2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.

3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu paket.

4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.

5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.

6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.

Sistem pemerintahan Indonesia merupakan satu kesatuan, mulai dari Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi sampai pada pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota.

B.

Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia

(5)

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pada Daerah Provinsi, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah. Pada Daerah Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah. Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh Gubernur untuk Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi dan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat meliputi :

1. politik luar negeri; 2. pertahanan; 3. keamanan; 4. yustisi;

(6)

Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria di atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi 16 buah urusan. Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten atau daerah kota yang terdiri atas pemerintah daerah kabupaten atau kota dan DPRD kabupaten atau kota.

(7)

dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah dimaksud dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan. Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah.

Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah wali kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota. Dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden.

(8)

telah diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang telah diundangkan dalam Berita Daerah.

Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan masyarakat untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman tersebut dilakukan antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.

Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi daerah untuk membiayai investasi yang menghasilkan penerimaan daerah. Pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor yang diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta. Penyertaan modal tersebut dapat ditambah, dikurangi, dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat dialihkan kepada badan usaha milik daerah. Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada peraturan perundangundangan.

(9)

Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester dalam tahun anggaran berjalan. Pemerintah daerah mengajukan rancangan Perda tentang perubahan APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD.

Pemerintah daerah dapat membentuk badan pengelola pembangunan di kawasan perdesaan yang direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan. Pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan kawasan perkotaan

C. Lembaga Pemerintahan Daerah

Lembaga adalah proses yang terstruktur, yang digunakan orang untuk menyelenggarakan kegiatannya. Jadi lembaga pemerintahan daerah adalah sistem aturan atau proses yang terstruktur, yang digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah. Sistem aturan ini lalu dikonkritkan menjadi organisasi. Jadi, organisasi adalah wujud konkrit lembaga yang bersifat abstrak. Melalui wujud organisasi inilah, lembaga pemerintahan daerah menjalankan kegiatannya untuk mencapai tujuan.

Masing-masing lembaga daerah menjalankan peranannya sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya dalam sistem administrasi negara Indonesia. Selanjutnya akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai lembaga-lembaga pemerintahan daerah ini.

A. Kepala Daerah

(10)

Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Dalam UU No. 32/2004 pasal 25sampai 26 Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Kepala Daerah (baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota) ditentukan sebagai berikut :

a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;

b. mengajukan rancangan Perda;

c. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;

d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama;

e. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;

f. mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

g. melaksanakan tugas dan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Wakil kepala daerah mempunyai tugas :

a. membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah;

(11)

c. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dan kota bagi wakil kepala daerah provinsi;

d. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan, kelurahan dan/atau desa bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota;

e. memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintah daerah;

f. melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala daerah; dan

g. melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah berhalangan.

Dalam melaksanakan tugasnya wakil kepala daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah. Apabila kepala daerah meninggal dunia, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya selama 6 bulan secara terus-menerus dalam masa jabatannya, wakil kepala daerah menggantikan kepala daerah sampai habis masa jabatannya.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban :

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945, serta mempertahankan dan memlihara keutuhan NKRI;

b. meningkatkan kesejahteraan rakyat; c. melaksanakan kehidupan demokrasi;

d. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;

e. menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;

(12)

g. memajukan dan mengembangkan daya saing daerah;

h. melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik; i. melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan

keuangan daerah;

j. menjalin hubungan kerja seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah;

k. menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah di hadapan rapat paripurna DPRD.

UU No. 32/2004 pasal 29 mengatur tentang pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah. Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah berhenti karena :

a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri; c. diberhentikan karena :

a) berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;

b) tidak dapat melaksanakan tugasnya secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 bulan; c) tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala daerah dan/atau

wakil kepala daerah;

d) dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah;

e) tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah;

f) melanggar larangan bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.

(13)

1. Kepala Daerah Pemerintah Provinsi

Untuk daerah provinsi, lembaga pelaksana kebijakan daerah adalah pemerintah provinsi yang dipimpin oleh gubernur. Dalam menjalankan tugasnya gubernur dibantu oleh perangkat pemerintah provinsi. Gubernur dan perangkatnya ini disebut birokrat/perangkat pemerintah provinsi.

Gubernur adalah kepala daerah otonom sekaligus kepala wilayah administrasi. Sebagai kepala daerah otonom gubernur adalah kepala pemerintah daerah provinsi, yang bertanggung jawab kepada rakyat daerah setempat. Sedangkan sebagai kepala wilayah administrasi (local state government), gubernur adalah wakil pemerintah pusat di wilayah administrasi provinsi yang bersangkutan. Adanya kedudukan ganda pada gubernur tersebut karena pemerintah pusat menyerahkan kewenangan (desentralisasi) kepada daerah provinsi dan melimpahkan kewenangan (dekonsentrasi) kepada gubernur selaku wakil pemerintah.

Dalam statusnya sebagai kepala daerah otonom, gubernur dan perangkatnya adalah pelaksana kebijakan daerah. Sedangkan dalam kedudukannya sebagai kepala wilayah administrasi, gubernur dan perangkatnya adalah pelaksana kebijakan pemerintah pusat.

Menurut UU No. 32/2004 pasal 38, gubernur dalam kedudukan sebagai wakil pemerintah pusat memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :

1. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota;

2. koordinasi penyelenggaraan urusan Pemerintah di daerah provinsi dan kabupaten/kota;

(14)

Dalam kedudukannya tersebut, Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden.

2. Kepala Daerah Pemerintah Kabupaten

Lembaga pelaksana kebijakan daerah kabupaten adalah pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh bupati. Pemerintah kabupaten yang daerahnya termasuk ke dalam suatu provinsi tertentu merupakan daerah otonom di bawah koordinasi pemerintah provinsi yang bersangkutan.

Pemerintah kabupaten dipimpin oleh bupati. Bupati dan aparatnya adalah pelaksana kebijakan daerah kabupaten. Daerah kabupaten adalah daerah otonom penuh, karena hanya berasaskan desentralisasi. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri. Dalam menjalankan tugasnya bupati dibantu oleh wakil bupati. Masa jabatan bupati adalah 5 tahun.

3. Kepala Daerah Pemerintahan Kota

Seperti halnya pemerintah kabupaten, pemerintah kota juga bukan bawahan pemerintah provinsi. Pemerintah kota adalah daerah otonom lain di bawah koordinasi pemerintah provinsi.

Walikota dan perangkatnya adalah pelaksana kebijakan daerah kota yang dibuat bersama DPRD Kota. Kedudukan walikota adalah sebagai kepala pemerintahan kota yang bertugas melaksanakan kebijakan daerah kota dan peraturan perundangan lain yang menjadi kewajibannya.

B. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

(15)

DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPRD mempunyai tugas dan wewenang. DPRD mempunyai hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat.

Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa di antara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling membawahi. Hal ini tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah. Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga antar kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung bukan merupakan lawan ataupun pesaing satu sama lain dalam melaksanakan fungsi masing-masing. DPRD terbagi menjadi :

1. DPRD Provinsi

DPRD Provinsi adalah lembaga yang mewakili rakyat untuk daerah provinsi yang bersangkutan. Fungsi utama DPRD Provinsi adalah legislasi, pengawasan, dan anggaran. Kedudukannya adalah sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah provinsi.

2. DPRD Kabupaten

(16)

3. DPRD Kota

DPRD Kota adalah lembaga yang mewakili rakyat daerah kota yang bersangkutan. Kedudukan, fungsi, susunan, hak dan kewajiban, alat kelengkapan, dan hubungannya dengan rakyat dan kepala daerah sama dan sebangun dengan yang dimiliki DPRD Provinsi dan Kabupaten. Yang membedakan hanya ruang lingkupnya saja, yaitu pada ruang lingkup kota.

C. Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah karena kedudukannya sebagai pembina pengawai negeri sipil di daerahnya. Sekretaris Daerah diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah Provinsi dan Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

D. Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dengan persetujuan DPRD Provinsi. Sekretaris DPRD Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD Kabupaten/Kota.

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekretariat DPRD) merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD. Tugas sekretariat DPRD antara lain:

(17)

2.

Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.

3.

Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.

4.

Menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan DPRD dalam pelaksanaan fungsinya sesuai kemampuan daerah.

E. Dinas Daerah

Dinas daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh kepala dinas. Kepala dinas diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah. Contoh dinas daerah antara lain dinas pendidikan, dinas pekerjaan umum, dinas kesehatan, dinas pendapatan daerah, dan sebagainya.

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas dan Badan. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah. Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas yang diangkat dan diberhentikan kepala daerah, yang memenuhi syarat atas usul sekretaris daerah.

Kepala dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Misalnya, dinas pekerjaan umum yang bertugas mengurus dan membangun jalan raya atau jembatan. Dinas daerah yang lain adalah Dinas Kesehatan dan Pendidikan.

F. Lembaga Teknis Daerah

(18)

Lembaga-lembaga tersebut dipimpin kepala badan, kepala kantor, dan direktur rumah sakit umum. Mereka diangkat oleh kepala daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul sekretaris daerah.

G. Kecamatan

Kecamatan merupakan bagian dari wilayah kabupaten. Wilayah kecamatan terdiri atas beberapa desa/kelurahan. Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan Perda berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Camat diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

H. Kelurahan

Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda Kabupaten/Kota yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota. Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

I. Desa

(19)

mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah mengakui otonomi yang dimiliki oleh desa ataupun dengan sebutan lainnya dan kepada desa melalui pemerintah desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari Pemerintah ataupun pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu. Sedang terhadap desa di luar desa geneologis yaitu desa yang bersifat administratif seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena transmigrasi ataupun karena alasan lain yang warganya pluralistis, majemuk, ataupun heterogen, maka otonomi desa akan diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan dari desa itu sendiri.

Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur dengan Perda yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud, ditetapkan sebagai kepala desa. Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Masa jabatan kepala desa dalam ketentuan ini dapat dikecualikan bagi kesatuan masyarakat hukum adat yang keberadaannya masih hidup dan diakui yang ditetapkan dengan Perda.

(20)

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:

1. urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa;

2. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;

3. tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota;

4. urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-perundangan diserahkan kepada desa.

J. Instansi Vertikal

Instansi vertikal adalah lembaga milik pusat yang ditempatkan diluar kantor pusatnya.

1. Instansi Vertikal pada Wilayah Provinsi

Keberadaan instansi vertikal di provinsi berdasarkan kebutuhan akan tugas dekonsentrasi yang ditentukan oleh pemerintah dan departemen teknis yang bersangkutan. Instansi vertikal yang berada di provinsi adalah kantor cabang departemen pusat di provinsi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada menteri yang bersangkutan.

2. Instansi Vertikal pada Wilayah Kabupaten/Kota

(21)

Bab III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah yang meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Agar kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah berjalan lancar, dibutuhkan lembaga pemerintahan daerah yang menjalankan peranannya sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya dalam sistem pemerintahan negara Indonesia.

B. Saran

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Gie, The Liang, 1993, Pertumbuhan Pemerintah Daerah di Negara Republik Indonesia, Jilid I dan II, Yogyakarta: Liberty Offset.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia

http://www.crayonpedia.org/mw/

SISTEM_PEMERINTAHAN_KABUPATEN_KOTA_DAN_PROVINSI_4.1_RESSI_ KARTIKA

http://jamarisonline.blogspot.com/2011/09/susunan-lembaga-lembaga-negara-dalam.html

http://fristianhumalanggionline.wordpress.com/2008/05/26/sejarah-lembaga-lembaga-negara-indonesia/

Referensi

Dokumen terkait

PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN ANGGARAN

- Sebaiknya CSR itu dikumulkan saja didalam suatu qanun misalnya untuk membangun rumah orang aceh yang belum punya rumah, kalau dikelola oleh pihak ketiga itu

(Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020.. Matriks Rencana Program Investasi

Pada Indikator Kinerja ”Jumlah dokumen perencanaan dan keuangan ketahanan pangan”, realisasinya 100 persen (sangat berhasil) dari target, dengan output yaitu : 39

Kabupaten Seruyan adalah daerah otonom sebagaimana dimaksud Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten

Dengan demikian H6 dalam penelitian ini yang menyatakan firm size berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan mampu mengendalikan pengaruh variabel kepemilikan

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah dilakukan penelitian dan evaluasi terhadap Dokumen Penawaran dan Dokumen Pasca Kualifikasi penyedia Jasa Pemborongan serta

Kompetensi paedagogik dalam Standar Pendidikan Nasional, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi