qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop
asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
NOTULEN
TANGGAL 06 NOVEMBER 2012
RAPAT PEMBAHASAN BERSAMA BADAN
LEGISLASI DPR ACEH DENGAN EKSEKUTIF
TENTANG
PERUBAHAN QANUN NOMOR 5 TAHUN 2009
TENTANG PENANAMAN MODAL
N O T U L E N
RAPAT PEMBAHASAN BERSAMA BADAN LEGISLASI DENGAN EKSEKUTIF TENTANG PERUBAHAN QANUN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENANAMAN MODAL DAN
PEMBAHASAN RANCANGAN QANUN PRIORITAS TAHUN 2012 SELASA, 06 NOVEMBER 2012
Rapat ke : 2 (dua) Sifat : -
Dengan : Pimpinan dan Anggota Banleg dengan Pemerintah Aceh Pukul : 14.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Badan Legislasi Pimpinan Rapat : Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
Acara : Rapat Pembahasan Bersama Badan Legislasi DPRA dengan Pemerintah Aceh.
Hadir Anggota Banleg :
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH; Hj. Yuniar, SP, M.Si; Nurzahri, ST; Nasruddinsyah, SH; Tgk.M.Yusuf Ibrahim, SH; Tgk. M. Harun, S.Sos; Fakhruddin Bin Ahmad; H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si; Jemarin, S.Pdi; Drh.Nuraini Maida; H. Murhaban Makam.
Izin Anggota Banleg :
Drs.H.Adnan Beuransah; Erly Hasyim,SH,S.Ag; Ermiadi Abdulrahman,ST; Mohd. Al Fatah,S.Ag; H. Ghufran Zainal Abidin, MA.
Tenaga Ahli : H. Burhanuddin, SH, MH
Sekretariat DPRA : Said Safrizal,ST; M. Nasir, SE; Mulyana,A.Md; Rita Afrianti, A.Md, Cut Zamharirah, SE; Zulkarnaen, S.Ag
Pemerintah Aceh :
A. Hanan (Dishutbun Aceh); Ruslan (Distan Aceh); Fakhrizal; Fuadi; Nurdin; Syarifah Zulfa; Razali; (Bainprov Aceh); Marzuki (BP2T); M. Yunus Ali (Biro Perekonomian); Muhammad Junaidi; Hesphynosa; Muzakkir (Biro Hukmas).
I. PENDAHULUAN
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji Syukur Kehadirat Allah, selawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, hari ini kita mengadakan rapat bersama dengan seluruh anggota Banleg dengan eksekutif, draf awal yang disiakan oleh Badan Legislasi kita sepakati, sebelum kita bawa kedalam RDPU kita akan mematangkan draft ini terlebih dahulu, draft ini merupakan pemikiran dari berbagai pihak, termasuk juga LSM dan LBH sebagai pemrakarsa.
II. RAPAT
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
Pasal 2
a. a. Keislaman
H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si
- Sebaiknya azas keislaman jangan dimasukkan untuk keterbukaan masuknya semua investor, karena dengan adanya azas ini mungkin ada investor yang ragu-ragu menanamkan modalnya di Aceh.
Tgk. M. Harun, S.Sos
- Investor tidak memandang religius, tetapi jaminan keamanan apa yang ditanamkan oleh mereka, saya mendukung dimasukkan asas keislaman.
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Ini maksudnya tidak boleh mengganggu kearifan lokal termasuk agama misalnya jadi sebaiknya dimasukkan saja.
Nasruddinsyah, SH
- Kesetaraan Gender harus ada fokus, harus ada subjek, kalau tidak dihapus saja diganti dengan pemahaman iklim yang berkesinambungan.
- Kalau itu tidak penting bisa dihapus saja, kalau dimasukkan berarti subjeknya harus jelas
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Azas ini adalah landasan yang nantinya akan teraplikasi pasa asal-pasal lainnya.
Tgk. M. Harun, S.Sos
- Sebenarnya azas keislaman dan gender itu kalau tidak di muat boleh juga.
Nasruddinsyah, SH
- Di muat saja sebagai penghormatan terhadap nilai-nilai gender
Muhammad Junaidi, SH, MH
- Isi didalam pasal 2 nanti akan dijelaskan didalam penjelasan qanun.
H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si
- Sebaiknya azas keislaman dimasukkan didalan ayat (2) jangan dimuat di ayat (1) - Ini mungkin cocok di ayat (2) karena ini membicarakan masalah investasi secara global.
Muhammad Junaidi, SH, M.Si
- Dalam penanaman modal, penanam modal harus menjunjung tinggi nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Aceh.
H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si
- Sudah banyak dana untuk menarik atau mengelola investasi di pemerintahan periode yang lama, tetapi tidak ada hasil apa-apa di Aceh sampai saat ini tidak ada perkembangan yang berarti dan hasil yang dicapai oleh masyarakat.
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
Kita lanjutkan pada ayat (2)
- b.b. mengupayakan pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya rakyat Aceh
- pasal 3. d. Kebijakan sebagaimana tersebut pada huruf a, b dan c, tetap memperhatikan dan melindungi kearifan lokal.
Kita lanjutkan pasal 4
H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Pasal 4 ayat 1 : Lokal digantikan dengan “dalam negeri”
H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si
- Pasal ayat 3 : menurut saya sangat bagus untuk melindungi asset penaman modal jadi jangan dihilangkan.
Fuadi (BIP)
- Didalam ketentuan umum sudah dijelaskan tentang penanam modal
Nasruddinsyah, SH
- Saya ingin pasal 3 ini ada penjelasan tentang kata-kata anarkis
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Catatan pada pada ayat (3) dihilangkan saja Kita lanjutkan Pasal 5
Nasruddinsyah, SH
- Pasal 5 ayat (1) Masalah pengambil alihan secara paksa harus dijelaskan juga.
Muhammad Junaidi, SH, M.Hum
- Masalah pengambilan paksa itu ada peraturan perundang-undangan
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Pasal 6 ayat 1a.
H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si
- Sebaiknya diketahui bukan persetujuan pemerintah kab/kota karena asset itu adalah milik investor.
Marzuki (BP2T)
- Sebaiknya jangan diberikan kewenangan yang bebas kepada investor jangan asal menarik saja nanti.
A. Hanan (Dishutbun Aceh)
- Masalah asset ini harus disetujui oleh pemerintah
Muhammad Junaidi, SH, M.Hum
- Masalah istilah transfer dan repatriasi akan di masukkan didalam penjelasan
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Pasal 7 ayat (4a) ada catatan ayat ini akan dikaji kembali
Marzuki (BP2T)
- Banyak investor yang berkedudukan di medan, jadi harus diminta untuk membuka kantornya di Aceh, dan selama ini yang sudah berjalan tidak ada masalah
Nasruddinsyah, SH
Marzuki (BP2T)
- Itu di buktikan dengan SITU yang dikeluarkan Kab/kota
- Yang sudah pasti menanamkan modal wajib membuka kantor, kalau masih eksplorasi atau survey belum wajib.
H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si
- Ayat 4a di ubah menjadi penanam modal dalam negeri dan luar negeri
Hj. Yuniar, SP, M.Si
- Yang dimaksudkan bagaimana kalau investor yang selama ini sudah menanamkan modal yang belum ada kantor di Aceh.
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Ditambah kan : Pasal 7 ayat (4b) “ bagi penanam modal yang telah melakukan penanaman modal sebelum qanun ini disahkan harus memiliki kantor pusat/perwakilan paling lama 6 (enam) bulan setelah qanun ini di undangkan.
Jemarin, S.Pdi
- Pasal 7 ayat 2 sebaiknya disesuaikan bahasanya.
Nasruddinsyah, SH
- Pasal 3 : qanun ini harus hidup dengan otonom dan tidak terlalu tergantung dengan qanun lain.
Rapat di skor untuk sholat Ashar
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
Rapat dilanjutkan kembali pasal 10 Pasal 10 oke
Kita lanjutkan pasal 11 Pasal 11 oke
Pasal 12
Marzuki (BP2T)
Sebaiknya laporan berkala tidak perlu kepada DPRA dan DPRK cukup kepada Bupati/walikota.
H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si
- Saya setuju tidak perlu ke DPRA dan DPRK karena ini bersifat teknis
- Point b masalah CSR itu tidak perlu di tenderkan, kalau diserahkan kepada pihak ke tiga pelaksanaannya akan susah.
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Kalau diserahkan keada pihak ketiga harus ada keterlibatan pemerintah.
H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si
- Ini akan sulit kalau ada pihak ketiga, sebaiknya meraka saja yang melakukan nanti mereka melaporkan kepada pemerintah.
Hj. Yuniar, SP, M.Si
- Sebaiknya CSR itu dikumulkan saja didalam suatu qanun misalnya untuk membangun rumah orang aceh yang belum punya rumah, kalau dikelola oleh pihak ketiga itu merupakan solusi juga tetapi sekarang yang dikelola sendiri saja susah sekali.
Syarifah Zulfa (BIP)
- Masalah CSR ini ada diatur di dalam UUPT sekitar 3 %, ini mungkin baru bersifat umum - Point d dan point g ini mungkin hampir ada persamaan, jadi kita pertegas saja didalam
point g saja
H.M. Yunus Ilyas, SE, M.Si
- Saya ingin tanya kepada bainprop, siapa yang menjaga CSR
Syarifah Zulfa (BIP)
- Selama ini perusahaan yang mengelola sendiri, jadi belum kita inventarisir secara rinci, yang dialokasikan untuk kesehatan dll.
Marzuki (BP2T)
- Yang mengawasi seharusnya instansi yang terkait dengan bidang investasi tersebut, misalnya perkebunan dll, sedangkan bainprof untuk mengawasi perkembangan investasi.
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Ada ide baru CSR dikelola oleh pihak ketiga dan di kontrol pemerintah
M. Yunus Ali (Biro Perekonomian)
- Sebaiknya dana CSR dibuat qanun tersendiri
Muhammad Junaidi, SH, M.Si
- Ketentuan lebih lanjut dengan CSR akan diatur dengan Peraturan Pemerintah
H. Murhaban Makam
- Yang mengkoordinir CSR adalah PTP, kalau kita langsung ke perusahaan kita akan tahu, selama ini yang menikmati CSR adalah karyawan itu sendiri.
- Misalnya dari PT. ARUN pernah menawarkan draft qanun CSR, jadi sebaiknya kita duduk lagi bersama-sama masalah qanun CSR.
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Dengan demikian perlu ada pengaturan CSR melalui qanun tersendiri, maka bunyi point b ditambah bahwa pelaksanaanya diatur oleh qanun.
- Masalah laporan penting diterukan kepada gubernur/bupati/walikota dan DPRA/DPRK
A.Hanan (Dishutbun)
- Sebaiknya point g dinaikkan keatas saja karena itu yang pokok
- Disini belum ada laporan yang disampaikan kepada dinas teknis yang bersangkutan
Marzuki (BP2T)
- Laporan penanaman modal sudah ada formatnya, untuk izin sektor juga ada laporannya yang domainnya dibidang investasi.
- Izin sektor setelah izin diterbitkan ada aturan tersendiri dibidang teknis untuk menyampaikan laporan.
H. Murhaban Makam
- Kalau disini dimana kira-kira hambatannya, ini menyangkut dengan penyampaian laporan - Tembusannya disampaikan kepada DPRA/DPRK, kalau dimasukkan bidang teknis dimana
Marzuki (BP2T)
- Didalam laporan secara teknis ada yang lebih detil menyangkut peta dan lain-lain
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Nanti isi laporannya yang disamakan sama
Fuadi (BIP)
- Ini menyangkut 6 bulan sebaiknya dihilangkan saja karena ada yang 3 bulan dan 6 bulan
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Point d dibuat saja menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal secara berkala sebagaimana diatur didalam perundang-undangan.
- Buat catatan : dipenjelasan pasal disebutkan : pergub 36 tahun 2010
H. Murhaban Makam
- Pasal 12 ayat 2 disesuaikan
Fuadi (BP2T)
- Kita harus melepaskan izin perizinan yang bukan tentang penanaman modal, masalah izin usaha ini di kab/kota juga ada dikeluarkan, izin prinsip penanaman modal untuk perusahaan yang menanam modal, kemudian kita keluarkan rekomendasi bebas masuk.
H. Burhanuddin, SH, MH
- Kalau ini bahasanya izin penanaman modal sudah elastis, dimana seharusnya acuan untuk izin penanaman modal.
Marzuki (BP2T)
- Semua izin penanaman modal ada di Perka 12 tentang pedoman tatacara penanaman modal, ada wacana juga akan direvisi nanti untuk disesuaikan.
H. Burhanuddin, SH, MH
- Izin ini adalah izin prosedur peraturan perundang-undangan.
A.Hanan (Dishutbun)
- Kata-kata “baru” sebaiknya kita hilangkan
Jemarin, S.Pdi
- Bagaimana dibuat setiap penanam modal wajib mendapatkan izin terlebih dahulu
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
- Kalau sudah mengikuti perundang-undangan berarti sudah memenuhi prosedur Pasal 13
- Point d dan e ”atas” diganti dengan ”terhadap”
- Point i diubah sehingga berbunyi : menyiapkan dana rehabilitasi, reklamasi dan konpensasi dan lain-lain..
- Point j juga di sesuaikan
II. PENUTUP
Tgk. H. Abdullah Saleh, SH
Hari ini pembahasan kita sudah samapai pasal 13, lain waktu kita lanjutkan lagi pembahasan bersama qanun ini. Sebagai penutup perjumpaan kita pada hari ini, marilah sama-sama kita
Wassalamu’alaikum Wr. Wb