• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh Pancasila sebagai Ideologi nega

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pengaruh Pancasila sebagai Ideologi nega"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya makalah ini boleh terselesaikan tepat pada waktunya. makalah ini berjudul “pengaruh Pancasila Sebagai Ideologi dalam Bidang Politik di Indonesia.” Makalah ini dibuat sebagai tugas Individu mata kuliah Pendidikan Pancasila, yang dijadikan sebagai nilai Ujian Akhir Semester (UAS).

Melalui makalah ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila yang sudah membimbing saya dalam mengikuti perkuliahan terkait dengan mata kuliah Pendidikan Pancasila. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelas ‘c’ seperjuangan yang selalu mendukung saya terkususnya dalam membantu saya menyelesaikan makalah ini.

Sebagai seorang mahasiswa saya sadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, dengan kata lain mungkin saja masih ada kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya butuhkan dari ibu dosen Pendidikan Pancasila dan teman-teman semua, serta setiap orang yang membaca makalah ini. Demikian sedikit pengantar dari saya, harapan saya sebagai seorang penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membaca, dan bisa menambah wawasan yang lebih luas terkait dengan pengaruh Pancasila sebagai Ideologi dalam bidang Politik di Indonesia. Selamat Membaca.

Jakarta, 18 Desember, 2014.

(

(2)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR...0

Daftar Isi...1

Bab I Pendahuluan...2

A. Latar Belakang...2

B. Pengertian Judul...3

Bab II Rumusan Masalah...5

Bab III Pembahasan...6

A. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka...6

B. Peranan Pancasila di Bidang Politik...8

C. Etika Politik dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara...9

D. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik...11

E. Sistem Politik di Indonesia...12

F. Kondisi Politik Indonesia Sekarang Ini...13

Bab III Penutup...16

(3)

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Secara etimologis istilah “Pancasila” yang berasal dari bahasa sansekerta. Menurut Moh. Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu: “Panca” artinya lima “syila” artinya batu sendi, alas, atau dasar, “syilla”artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh.

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas, oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasils” yang dimaksudkan ialah istilah “Pancasyila” dengan vokal i pendek “Dasar yang memiliki lima unsur”. Istilah “Pancasyilla” dengan huruf Dewanagari ‘i’ bermakna lima (5) aturan tingkah laku yang baik.

Menurut Zainal seperti yang dikutip oleh Kaelan, Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu tantular, dalam buku sutasoma ini, selain mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa sansekerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan kesusilaan yang lima (pancasila Krama) yaitu sebagai berikut:

1. Panatipada veramani sikhapadam samadiyani artinya, tidak boleh mebunuh.

2. Dinna dana veramani shikapadam samadiyani artinya, tidak boleh mencuri

3. Kameschu micchacara veramani shikapadani artinya, tidak boleh berzina

4. Musawada veramani sikapadam samadiyani artinya tidak boleh berbohong, berdusta.

5. Sura meraya masjja pamada tikana veramani artinya, tidak boleh mabuk minuman keras/obat-obatan terlarang. 1

(4)

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa indonesia sebagai kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitia “9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan secara yudiris sebagai dasar filsafat negara republik Indonesia.

B. Pengertian Judul

Menurut Alfian seperti yang dikuti oleh Moerdiono dkk, yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan politik terutama ialah peran dan fungsi Pancasila sebagai landasan dan sekaligus tujuan dalam mewujudkan sistem politik yang handal, dalam arti memiliki kualitas kemandirian yang tinggi sehingga mampu mengembangkan dirinya secara terus-menerus sesuai dengan tuntutan perkembangan aspirasi masyarakat dan perubahan jaman. Peran dan fungsi Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan politik tergantung pada sejumlah faktor yang menentukan kadar relevansinya sebagai ideologi terbaik untuk dipakai sebagai landasan dan sekaligus tujuan kehidupan politik itu.

Menurut Musthafa, kalau suatu ideologi dijadikan sebagai dasar Negara, seperi Negara Republik Indonesia yang dengan tegas mendasarkan diri pada ideologi Pancasila, timbul suatu pertanyaan, dimanakah letak hubungan antara ideologi dengan politik Negara.

(5)
(6)

Bab II Rumusan Masalah

Dalam kondisi kehidupan politik kita sekarang ini banyak diantara kita, antara lain, diantara mereka yang memegang kekuasaan, yang tidak berkenan untuk mengakui kesnjangan antara nilai-nilai dasar ideologi kita dengan praktek kehidupan kita sehari-hari. Secara empiris dilapangan praktek kehidupan perpolitikan masih jauh dari, dan kadang-kadang mungkin ada yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar dalam Pancasila dan UUD 1945.

Terkait dengan pembahasan di atas maka hal-hal yang akan dijelaskan dalam makalah ini ialah:

1. Menjelaskan Pancasila sebagai Ideologi terbuka 2. Menjelaskan Peranan Pancasila Di bidang Politik

3. Menjelaskan Etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 4. Menjelaskan pancasila sebagai Paradigma remormasiPolitik

5. Menjelaskan system politik di Indonesia

(7)

Bab III Pembahasan

A. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk, yaitu idea dan logos, yang berasal dari bahasaYunani edios dan logos. Secara sederhana,ideologi berarti suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat.Dalam artu luas, istilah ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar, keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif.2 Dalam arti ini, ideologi disebut ideologi

terbuka. Dalam arti sempit, ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang menentukan dengan mutlak bagaimanan manusia harus hidup dan bertindak. Arti ini disebut juga ideologi tertutup.

Ciri khas dari ideologi terbuka ialah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksa dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsesus masyarakat, tidak diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat sendiri. Oleh karena itu, ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat, masyarakat dapat menemukan dirinya didalamnya. Ideologi terbuka bukan hanya dibenarkan melainkan dibutuhkan. Nilai-nilai dasar menurut pandangan negara modern bahwa negara modern hidup dari nilai-nilai dan sikap-sikapnya.

Pancasila berakar pada pandangan dan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga memenuhi persyaratan suatu ideologi terbuka. Sekalipun suatu ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaanya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan ideologi itu sendiri, hal mana merupakan suatu yang tidak nalar. Suatu ideologi sebagai suatu rangkuman gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan bulat tanpa kontradiksi atau saling bertentangan dalam aspek-aspeknya, pada hakikatnya berupa suatu tata nilai,

(8)

dimana nilai dapat kita rumuskan sebagai hal ihwal buruk baiknya sesuatu, yang dalam hal ini ialah apa yang dicita-citakan (padomo Wahyono, 1991. Hal 39-40)

Sesuai dengan sifat ideology yang memiliki tiga dimensi penting (BP-7 Pusat, 1993)bebagai berikut.

a. Dimensi realisme.

Menurut Pandangan Alfian bahwa;

Dimensi realitas Pancasila mengandung dimensi realita ini dalam dirinya. Nilai-nilai yang terkandung di dalam dirinya bersumber dari nilai-nilai rill yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati, bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Dengan begitu, nilai-nilai dasar ideologi tertanam dan berakar di dalam masyarakatnya.3

b. Dimensi Idealisme

Menurut Syahrial tentang dimensi Idealisme ialah;

Dalam hal ini Pancasila mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Cita-cita tersebut berisi harapan yang masuk akal, bukanlah lambungan angan-angan yang sama sekali tidak mungkin direalisasikan.4

Kadar serta idelisme yang terkandung dalam Pancasila mampu memberikan harapan optimisme serta mampu menggugah motivasi para pendukungnya untuk berupaya mewujudkan apa yang dicita-citakan ( Koento Wibisno, 1989).

3 Oetojo Oesman dan Alfan. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai

Bidang Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. (Jakarta: BP-7 Pusat 1991 ) hal

62.

(9)

c. Dimensi Fleksibilitas

Menurut Alfian terkait dengan Dimensi ini ialah:

Dimensi ini mencerminkan kemampuan suatu ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan

dan perkembangan masyarakatnya.5

Dalam hal ini bahwa hakekat ideologi itu tidak lain adalah pandangan hidup yang sudah disertai dengan cara-cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan, dan sudah menjadi milik kelompok tertentu, seperti ideologi yang dimiliki bangsa Indonesia, maka dalam diri Ideologi harus memuat tiga komponen dasar , yaitu:

1) Keyakinan hidup; yaitu konsepsi yang menyeluruh tentang alam semesta (kosmos)

2) Tujuan hidup; yaitu konsepsi tentang cita-cita hidup yang diidam-idamkan (Reasoned conception of the purpose of human life, the perspective of life). 3) Cara-cara yang dipilih untuk mencapapai tujuan hidup; dalam pengertian

cara-cara yang dipilih ini termasuk juga didalamnya berbagai macam institusi atau lembaga, program aksi dan sebagainya.

B. Peranan Pancasila di Bidang Politik

Berbicara tentang Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan politik tentunya yang dimaksudkan adalah bagaimana peran dan fungsi Pancasila sebagai landasan dan sekaligus tujuan dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup dan falasafah bangsa Indonesia. Dalam kehidupan berpolitik harus dilalankan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam Etika berpolitik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuannya adalah bisa menciptakan suasana politik yang kondusif, yang

5 Oetojo Oesman dan Alfan. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai

(10)

demokratis, yang bisa mencapai cita-cita bangsa Indonesia yakni merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Serta tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat.

Contoh Sikap Positif Politik Dalam bidang politik, kita harus mewujudkan perilaku antara lain Menampilkan perilaku politik sesuai Pancasila, Menghindari sikap dan perilaku yang memaksakan pendapat dan ingin menang sendiri, Penyelenggara negara dan warga negara mewujudkan nilai ke tuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, serta kerakyatan dan ke adilan dalam kehidupan sehari-hari, Menghindari sikap menghalang-halangi orang yang akan berpartisipai dalam kehidupan demokrasi, Meyakini bahwa nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai nilai yang terbaik dan sesuai untuk bangsa Indonesia serta tidak meleceh kannya.

Dalam proses pembangunan politik yang ada dan berlaku menjadi sistem politik yang bukan saja mantap tetapi sekaligus memiliki kualitas kemandirian yang tinggi yang memungkinkannya untuk membangun atau mengembangkan dirinya secara terus-menerus sesuai dengan tuntutan perkembangan aspirasi masyarakatnya dan laju perubahan zaman. Sejalan dengan itu ideologi bersama kita itu akan berhasil mempertahankan, memelihara dan bahkan memperkuat relevansinya yang tinggi dalam kehidupan politik bangsa kita. Nilai-nialainya bukan saja dihayati dan dibudayakan, tetapi sekaligus diamalkan dalam kehidupan politik bangsa kita yang terus berkembang.

Dalam segi politik, terkait dengan hakekat demokrasi adalah bahwa kedaulatan atau kekuasaan berada di tangan rakyat. Dalam mewujudkan kedaulatan rakyat itu berbagai masyarakat atau bangsa memperlihatkan berbagai macam paham yang melandasinya, serta gaya, proses dan prosedur dalam pelaksanaanya..

C. Etika Politik dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara

(11)

pemerintahan, penentuan dan pelaksanaan kebijakan negara tentang berbagai hal menyangkut kepentingan publik, serta kegiatan-kegiatan lain dari berbagai lembaga sosial, partai politik, dan organisasi keagamaan dibatasi oleh konsep-konsep negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), pembagian (distribution), dan alokasi (allocation), tetapi disini diperluas lagi ke dalam tataran manusia sebagai makhluk yang berpolitik. Manusia hidup Karena berpolitik . secara kodrati sebagai makhluk individual atau sosial manusia akan memerlukan aturan-aturan atau norma-norma untuk dapat menjalani hidupnya. Kata kunci dari dimensi politik ini adalah kaitannya dengan hak dan kewajiban manusia.

Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang menganut ideologi Pancasila, berarti menganut adanya pengakuan terhadap kemajemukan suku, agama, dan golongan yang membentuk suatu warga bangsa dengan bercirikan kebersamaan, kesetaraan, dan kekeluargaan, serta hidup dalam keserasian, keselarasan, dan keseimbangan. Manusia Pancasila harus bermoral terhadap sesama manusia, karena sesama manusia adalah pribadi yang harus dijunjung tinggi hak asasinya, sebagai manusia semua hubungan sosialnya harus dijunjung tinggi hak asasinya, sebagai manusia semua hubungan sosialnya harus diatur oleh hukum moral karena dalam hidup sosial manusia, moral merupakan kriteria untuk mengukur mana yang baik dan buruk, dan mana yang wajar dengan yang tidak wajar.

Berikut nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik menurut Kaelan:

 Sila pertama ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ serta sila kedua

‘kemanusiaan yang Adil dan Beradab’ merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.

 Sila Ketiga menjelaskan tentang bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia hidup secara besama dalam suatu wilayah tertentu, dengan suatu cita-cita serta prisip-prinsip hidup demi kesejahteraan bersama.

 Dalam sila keempat menjelaskan bahwa negara berasal dari rakyat dan

(12)

 Karena Indonesia adalah negara hukum, maka dalam sila kelima menjelaskan keadilan dalam kehidupan bersama (keadilan sosial) adalah merupakan tujuan dalam kehidupan negara. 6

D. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

Bangsa Indonesia telah mengalami momen bersejarah baru, yaitu reformasi. Tepat terjadinya sekitar tahun 1998, setelah tumbangnya pemerintahan masa Orde Baru yang sebelumnya telah berlangsung selama lebih kurang 32 tahun silam.

Arah tujuan Reformasi yang utama adalah untuk menanggulangi dan menghilangkan dengan cara secara bertahap dan terus-menerus krisis yang berkepanjangan serta menata kembali ke arah kondisi yang lebih baik atas sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang telah hancur menuju Indonesia baru.

Reformasi berasal dari kata “reformation” dengan kata dasar “reform” yang memiliki arti perbaikan, pembaharuan, memperbaiki, dan menjadi lebih baik.

Seperti yang di kutip oleh Ngudi Astuti ialah;

Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai wujud cita-cita Indonesia merdeka di implementasikan sebagai berikut:

1. Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mementingkan kepentingan rakyat atau demokrasi dalam pengambilan keputusan.

3. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan konsep mempertahankan kesatuan.

4. Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab.

5. Idak dapat tidak, nilai-nilai keadilan, kejujuran (yang

menghasilkan ) dan toleransi bersumber pada nilai keTuhanan yang Maha Esa.7

6Drs.H. Kaelan, M.S. Pendidikan Pancasila (yogyakarta:Paradigms.2010 )

hal.100.

(13)

E. Sistem Politik di Indonesia

Dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara tentu adanya sebuah Konstitusi. Kata konstitusi berasal dari bahasa Perancis Constituir, yang artinya membentuk. Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi dimaksudkan dengan pembentukan suatu Negara atau menyusun dan menyatakan sebuah Negara. Konstitusi juga bisa berarti peraturan dasar (awal) mengenai pembentukan suatu Negara. Dalam bahasa Belanda, konstitusi dikenal dengan istilah grondwet, artinya undang-undang dasar. Jadi, konstitusi adalah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan, termasuk dasar hubungan kerja sama antara Negara dan masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut Syahrial tujuan konstitusi adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik

b. Melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri

c. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. 8

Undang-Undang Dasar 1945 yang merukapan Hukum tertulis dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan sedemikian rupa sehingga penyelengaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warga Negara akan lebih terlindungi.

Dalam Negara modern, penyelenggaraan kekuasaan dilakukan berdasarkan hukum dasar (droit constitusional), dimana undang –undang dasar dianggap sebagai keputusan politik yang tertinggi, sehingga konstitusi mempunyai kedudukan atau sederajat supremasi dalam suatu Negara. Maksud supremasi konstitusi, bahwa konstitusi mempunyai kedudukan tertinggi dalam tertib hukum Indonesia. Pada intinya, kedudukan konstitusi dalam suatu Negara bisa dibedakan kepada dua aspek, yaitu:

(14)

d. Aspek hukum

 Konstitusi dibuat oleh Badan Pembuat Undang-Undang atau Lembaga

Negara.

 Konstitusi dibentuk atas nama rakyat, dari rakyat dan kekuatan berlakunya dijamin oleh rakyat serta dilaksanakan untuk kepentingan rakyat pula.

 Konstitusi dibuat oleh badan yang diakui keabsahannya.

 Daya ikatnya bukan saja kepada rakyat, tetapi juga kepada penguasa dan pembuat konstitusi itu sendiri.

Menurut Bryce seperti yang dikutip oleh Syahrial, bahwa Undang-Undang Dasar dibuat secara sadar sebagai perangkat kaidah fundamental yang mempunyai nilai politik lebih tinggi dari jenis kaidah yang lain karena menjadi dasar bagi seluruh tata kehidupan bernegara, sehingga tata hukum harus sesuai dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang dasar.

F. Kondisi Politik Indonesia Sekarang Ini

Kondisi Politik Indonesia terus mengalami perkembangan. Penegakan demokrasi di Indonesia mendapat perbaikan meskipun dalam perjalanannya banyak ditemui kendala. Namun dengan adanya perbaikan tersebut, maka arah perkembangan kondisi politik Indonesia menuju ke arah yang lebih baik. Asalkan faktor-faktor yang mempengaruhinya bisa dijaga dengan baik.

Ada beberapa kekuatan yang menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi politik Indonesia antara lain:

Kekuatan finansial, penegakan suplemasi hukum, kebijakan politik Indonesia9

1. Kekuatan Finansial

(15)

sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kesinambungan pertumbuhan ekonomi harus ditopang oleh stabilitas kondisi politik Indonesia. Sehingga kedua hal ini saling berhubungan dan tarik menarik yang besar.

Tanpa stabilitas politik yang kuat maka kekuatan finansial menjadi lumpuh begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu pengambilan kebijakan ekonomi perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang terkait. Kebijakan ekonomi yang diambil terus mengupayakan tumbuhnya iklim bisnis yang kondusif.

2. Penegakan Supremasi Hukum

Sebagus apapun sebuah Undang-Undang dan peraturan, tidak akan lebih baik dibanding Undang-Undang dan Peraturan yang ditegakkan dan dijalankan oleh seluruh komponen yang terlibat. Proses penegakan hukum Indonesia yang berjalan lancar dan memberikan manfaat sebagaimana cita-cita pembuat undang-undang akan mempengaruhi persepsi rakyat terhadap ketegasan dan keadilan penguasa. Penegakan hukum yang runcing ke 'bawah' namun tumpul ke 'atas' justru dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan rakyat kepada pemegang kekuasaan.

(16)

positif bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Peran Indonesia sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Dengan kebijakan politik tersebut maka Indonesia harus bisa mengurangi dampak tekanan asing terutama negara adikuasa.

(17)

Bab III Penutup

Pancasila yang Merupakan dasar negara Indonesia beasalal dari pandangan dan falsafah bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilainya sudah ada sejak lama sebelum terbentuk bangsa Indonesia. Pancasila Resmi disahkan sebagai dasar Negara Indonseia pada tanggal 18 Agustus 1945. Karena Pancasila diambil dari Pandangan dan falsafah bangsa maka Pancasila memenuhi sarat sebagai ideology terbuka. Dalam hal ini Pancasila menerima semua kemajemukan suku,ras, agama, budaya yang ada dalam bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Ideologi Negara juga mengandung dimensi realitas, idealism, dan fleksibilitas.

Pengaruh pancasila di bidang politik ialah bahwa Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup dan falasafah bangsa Indonesia. Dalam kehidupan berpolitik harus dilalankan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam Etika berpolitik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuannya adalah bisa menciptakan suasana politik yang kondusif, yang demokratis, yang bisa mencapai cita-cita bangsa Indonesia yakni merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Serta tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat.

(18)

Daftar Pustaka

Buku referensi:

Astuti Ngudi. 2012. Pancasila dan Piagam Madinah. Jakarta: Media Bangsa. Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. yogyakarta:Paradigma.

Kansil, C.S.T. 2001. Pancasila. Jakarta: Sinar Grafika.

Oesman Oetojo dan Alfian. 1991. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai

Bidang Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat.

Pasha Mustafa Kamal. 2002. Pancasila. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri. Syarbaini Syahrial.2001. Pendidikan Pancasila. Bogor: Ghalia Indonesia.

Internet:

http://www.slideshare.net/PuspitaMelati/implementasi-nilai-nilai-pancasila-dalam-bidang-politik.

http://obrolanpolitik.blogspot.com/2013/03/kondisi-politik-indonesia-terkini.html.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan Penelitian ini adalah mengembangkan mesin pemotong bagian atas gelas plastik bekas kemasan minuman (yang menyerupai gelang) dengan menggunakan motor listrik dan

Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) pada pengujian aktivitas antibakteri dengan metode dilusi cair , parameter yang digunakan adalah kekeruhan ( ada pertumbuhan bakteri) dan

atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Index Card

Pendekatan Project Based Learning memiliki tahap-tahap pembelajaran yang selaras dengan proses pembelajaran bahasa pemrograman dengan demikian, pendekatan Project

The status of the PFMU Dharmasraya forest, as a state owned forest, does not deter the local community from seizing and felling the forest because customary law is regarded more

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa ekstrak etanolik rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) memiliki kandungan senyawa chalcone

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau