• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN

E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI

Oleh

Purwani Istiana

Email : nina@ugm.ac.id

ABSTRAK

Pemanfaatan database e-journal yang dilanggan DIKTI belum semaksimal mungkin dimanfaatkan. Hal ini terbukti dari beberapa perguruan tinggi yang belum memanfaatkan database ini. Tentunya hal perlu langkah-langkah nyata yang diupayakan agar database yang dilanggan DIKTI bermanfaat bagi semua civitas akademika di masing-masing perguruan tinggi. Kita ketahui bersama bahwa untuk melanggan database E-journal membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Pustakawan dapat mengambil peran dan mengupayakan agar Database E-Journal yang dilanggan DIKTI dikenal oleh masyarakat perguruan tinggi mereka dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pustakawan merupakan salah satu profesi yang dekat dengan dunia informasi. Masyarakat perguruan tinggi sangat membutuhkan informasi dalam proses kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Tiga kegiatan ini merupakan kegiatan utama masyarakat perguruan tinggi, yang tentu saja disini pustakawan dapat berperan aktif di dalamnya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah mengupayakan agar Database yang telah dilanggan, baik oleh institusi sendiri ataupun yang dilanggan DIKTI dapat dimanfaatkan maksimal sehingga memberikan manfaat penuh bagi lebih banyak masyarakat dilingkungan perguruan tinggi dimana pustakawan bertugas.

Kata Kunci : Pemanfaatan E-Journal; Peran Pustakawan

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan baik tingkat dasar, menengah maupun ditingkat

pendidikan tinggi sangatlah dekat dan bahkan selalu bergelut dengan sumber sumber

informasi. Hal ini terbukti dengan adanya unit atau lembaga perpustakaan di setiap

jenjang pendidikan. Perpustakaan merupakan sebuah tempat dimana sumber

informasi berupa buku tersimpan. Peserta didik dapat memanfaatkan sumber

(2)

Demikian pentingnya sumber informasi, maka bagi setiap jenjang pendidikan,

perpustakaan merupakan fasilitas ’wajib’ yang harus disediakan. Bahkan dikatakan

bahwa perpustakaan sebagai jantung pendidikan. Sering kita mendengar

pejabat-pejabat di level perguruan tinggi mengatakan bahwa perpustakaan perguruan

tinggi sebagai jantung perguruan tinggi tersebut.

Pernyataan bahwa perpustakaan merupakan ”jantung” bagi sebuah pendidikan

tinggi merupakan kesadaran akan pentingnya sumber informasi dalam proses

pembelajaran. Berbagai sumber informasi disediakan oleh lembaga pendidikan tinggi

guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan. Harapan yang ingin

dicapai adalah dengan meningkatnya kualitas pembelajaran , dengan kualitas

sumber-sumber informasi yang lengkap, maka kualitas lulusan perguruan tinggi juga

akan meningkat. Dapat pembaca bayangkan jika proses pembelajaran di suatu

perguruan tinggi tanpa ada sumber informasi, sumber bacaan atau sumber referensi.

Tentu saja karya-karya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut akan miskin

dengan referensi.

Kemajuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi, terutama internet

diakui berpengaruh signifikan terhadap pribadi maupun kelompok masyarakat, tak

terkecuali masyarakat pembelajar di perguruan tinggi. Hal yang sangat dirasakan

adalah derasnya arus informasi dan pengetahuan. Akses yang semakin mudah

dilakukan, untuk memperoleh berbagai sumber informasi atau sumber referensi

ilmiah bagi proses pembelajaran dan pengetahuan. Bagi masyarakat perguruan

tinggi, telah tumbuh kesadaran untuk memiliki kesempatan akses, tanpa kita harus

memiliki sumber referensi secara fisik. Artinya sumber-sumber referensi berbentuk

elektronik, yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.

Tersedianya akses internet memungkinkan mahasiswa dan masyarakat

perguruan tinggi lainnya dapat memanfaatkan berbagai e-sumberdaya. Namun tentu

saja masyarakat perguruan tinggi membutuhkan sumber daya elektronik yang

bersifat ilmiah dan mereka menginginkan dapat diakses secara full paper. Mahalnya

biaya yang harus dikeluar untuk melanggan database jurnal elektronik seperti

database E-Journal EBSCO, ProQuest dan sebagainya menyebabkan tidak semua

(3)

Dalam upaya untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh

perguruan tinggi di Indonesia untuk memiliki akses terhadap jurnal-jurnal

internasional, sejak bulan Mei 2009 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah

melanggan e-journal. Adapaun database e –journal yang dilanggan adalah Proquest,

Ebsco, dan Cengage.Diharapkan database jurnal yang dilanggan oleh dikti tersebut

dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh seluruh civitas akademika di seluruh

perguruan tinggi negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Sangat disayangkan

ketika database yang telah dilanggan dan dibayarkan DIKTI tersebut tidak

dimanfaatkan secara optimal.

PERMASALAHAN

Bagi kalangan akademisi istilah e-journal sudah tidak asing lagi. Namun,

menurut evaluasi Dikti pada akhir tahun 2009 daya guna atau akses jurnal dari

seluruh PTS dan PTN di Indonesia masih relatif kecil, yakni hanya sekitar 32 %.

Tentu saja untuk melanggan database e –journal membutuhkan anggaran yang tidak

kecil. Seperti sudah disampaikan dibagian pendahuluan bahwa DIKTI melanggankan

beberapa database yaitu :

1. ProQuest, mencakup bidang ilmu : Agama, lmu Sosial, Pertanian, Sains dan

Seni. Alamat akses : http://www.proquest.com/pqdweb

2. EBSCO, mencakup bidang ilmu : Teknik, Bisnis, dan Kedokteran Alamat

akses : http://search.epnet.com/

3. Cengage, mencakup bidang ilmu : Sains, Pendidikan, dan Ilmu Sosial Alamat

akses : http://www.infotrac.galegroup.com/itweb Jika saja pemanfaatan

database tersebut dapat dilakukan semaksimal mungkin, alangkah hal ini

tidak menjadi sia-sia. Tentu saja untuk mengoptimalkan pemanfaatan

E-Journal yang dilanggan tersebut, perlu kerjasama berbagai pihak terkait

dengan akses database tersebut. Pihak-pihak yang terkait guna bersinergi

untuk mengoptimalkan pemanfaatan database e-journal adalah penentu

kebijakan di perguruan tinggi setempat, pustakawan, peneliti, staf pengajar

(4)

Pustakawan merupakan profesi yang sangat dekat dengan informasi.

Pustakawan dapat melakukan upaya yang lebih riil guna meningkatkan pemanfaatan

akses e-journal. Pustakawan dapat melakukan kegiatan yang lebih aktif, oleh karena

itu dalam permasalahan tulisan ini, penulis akan menyampaikan permasalahan :

Upaya apakah yang dapat dilakukan pustakawan guna memaksimalkan pemanfaatan

akses e-journal di masing-masing perguruan tinggi?

Tujuan penulisan artikel ini adalah :

1. Mendeskripsikan hal-hal yang dapat dilakukan pustakawan guna

(5)

2. Mendorong pustakawan untuk berperan aktif dalam memaksimalkan database

e-journal yang telah dilanggan.

LANDASAN TEORI

Pengertian E-Journal

E-Journal merupakan publikasi dalam format elektronik (Surjono : 2009).

Menurut Tresnawan (2004:1) dalam Laoli (2009) e-journal adalah terbitan serial

seperti bentuk tercetak tetapi dalam bentuk elektronik yang biasanya terdiri dari tiga

format, yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk PDF).

Disampaikan oleh Laoli (2009) bahwa E-journal memiliki kandungan informasi

yang terbaru, current dan mutakhir artinya isi e-journal selalu terbaru serta

informasinya dapat dipercaya karena memiliki identitas dokumen atau data

bibliografis yang lengkap seperti: nama pengarang, jenis jurnal, jurnal fulltext dan

abstrak serta alamat e-mail pengarang tercantum di dalam database sehingga

memudahkan komunikasi antar pembaca jurnal dengan pengarang jurnal tersebut.

Informasi yang relatif mutakhir serta informasi yang terpercaya maka sangat sesuai

dengan kebutuhan para akademisi di perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan

ilmu pengetahuan.

Sebagai masyarakat ilmiah, masyarakat perguruan tinggi (dosen, mahasiswa

dan peneliti) sangat membutuhkan sumber referensi yang dapat diakses dengan

cepat. E-Journal memberikan kemungkinan yang besar untuk memperoleh sumber

informasi yang bersifat mutakhir dan dapat diakses dengan lebih cepat dan mudah

jika dibandingkan dengan jurnal tercetak. Jurnal elektronik (e-journal) memiliki

beberapa kelebihan dibandingkan dengan jurnal tercetak. Berikut tabel kelebihan

(6)

Mencermati tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan melanggan

jurnal elektronik lebih menguntungkan dibandingkan dengan jurnal tercetak.

Keputusan DIKTI untuk melanggankan jurnal elektronik bagi perguruan tinggi di

seluruh Indonesia adalah tepat. Dana yang sama dapat diperoleh judul jurnal ilmiah

lebih banyak dibanding jurnal tercetak, dan yang lebih penting lagi adalah sekaligus

dapat dimanfaatkan oleh 82 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh

Indonesia. Akses satu jurnal dapat dilakukan dalam waktu yang bersama di berbagai

perguruan tinggi, kemampuan ini tidak dimiliki oleh jurnal tercetak.

No. Kriteria Elektronik Tercetak

1 Kemutakhiran Mutakhir Mutakhir

2 Kecepatan diterima Cepat Lambat

3 Penyimpanan Sangat Menghemat

tempat

Memakan Tempat

4 Pemanfaatan 24 jam Terbatas Jam Buka

5 Kesempatan Akses Dapat Bersamaan Antri

6 Penelusuran Otomatis Tersedia Harus Dibuat

7 Waktu Penelusuran Cepat Lama

8 Keamanan Lebih Aman Kurang Aman

9 Manipulasi Dokumen Sangat Mudah Tidak Bisa

10 Bila Langganan dengan Jumlah dana yang sama

Judul dapat Lebih Banyak

Judul Lebih Sedikit

(7)

Pengertian Pustakawan

Menurut lembaga Perpustakaan Nasional(2008:2) pustakawan adalah Pegawai

Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh

oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada

unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi (perpusdokinfo) di instansi

pemerintah dan atau unit tertentu lainnya. Definisi tentang pustakawan menyebutkan

mengenai kegiatan kepustakawanan, lalu apakah kegiatan atau pekerjaan

kepustakawanan itu? Perpustakaan Nasional (2008:3) menjelaskan pula bahwa

pekerjaan kepustakawanan adalah kegiatan utama dalam lingkungan perpusdokinfo

yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka

/sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi, baik dalam

bentuk karya cetak , karya rekam maupun multi media, serta kegiatan pengkajian

atau kegiatan lain untuk pengembangan perpusdokinfo, termasuk pengembangan

profesi.

Berdasarkan definisi pustakawan dan kegiatan kepustakawanan tersebut

diatas, maka dapat penulis sampaikan bahwa pustakawan merupakan profesi yang

berkecimpung dengan dunia informasi dengan salah satu kegiatan utamanya adalah

pendayagunaan dan pemanfaatan informasi. Dengan demikian sangatlah tepat bagi

pustakawan untuk melakukan berbagai upaya dalam mengoptimalkan pemanfaatan

e-journal yang merupakan sumber informasi bagi masyarakat perguruan tinggi.

Namun dalam tulisan ini penulis tidak membatasi pustakawan hanya terbatas pada

mereka yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil, tetapi siapa saja yang bekerja di

unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi dan melakukan kegiatan

kepustakawanan di lingkungan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Artinya

mereka memiliki tanggungjawab yang sama untuk melakukan kegiatan

pendayagunaan dan pemasyarakatan e-journal. Pustakawan yang mampu melakukan

upaya untuk mendayagunakan dan memasyarakatkan informasi untuk masyarakat

pengguna pastilah akan mampu mengoptimalkan pemanfaatan e-journal yang

dilanggan oleh DIKTI, karena hal itu merupakan bagian dari kegiatan utama

(8)

Memaksimalkan Pemanfaatan E-Journal

Kamus Besar Bahasa Indoensia menyebutkan bahwa kata ’memaksimalkan’

memiliki arti menjadikan maksimal. Adapun kata ’maksimal ’ berarti

sebanyak-banyaknya atau setinggi-tingginya. Sedangkan ’pemanfaatan’ diartikan

perbuatan memanfaatkan. Dalam tulisan ini pemanfaatan e-journal , berarti

perbuatan memanfaatkan e-journal. Dengan demikian dalam pembahasan artikel ini

akan dibahas upaya pustakawan agar sebanyak-banyaknya mahasiswa , dosen dan

peneliti dilingkungan perguruan tinggi untuk memanfaatkan e-journal.

PEMBAHASAN

Sosialisasi E-Journal

Upaya yang telah dilakukan oleh DIKTI (Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi) dalam memaksimalkan pemanfaatan e-journal adalah sosialisasi. Sosialisasi

melalui situs web DIKTI www.dikti.go.id tentang keberadaan database e-journal.

Selain itu sosialisasi dan pelatihan e-journal juga dilakukan, bekerja sama dengan

perpustakaan di beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Seperti, bekerja

sama dengan Perpustakaan Universitas Lampung guna memberikan sosialisasi dan

pelatihan akses jurnal elektronik untuk seluruh sekolah tinggi dan perguruan tinggi

se-Lampung. Bekerja sama dengan Perpustakaan ITS guna sosialisasi dan pelatihan

akses e-journal untuk perwakilan perguruan tinggi dan Koordinasi perguruan tinggi

swasta wilayah VII Jawa Timur. Yang menarik dari beberapa sosialisasi dan

pelatihan e-journal yang diselenggarakan oleh Dikti dibeberapa wilayah di seluruh

bagian Indonesia adalah peserta pelatihan sebagian besar adalah pustakawan

perguruan tinggi masing -masing.

Sejauh mana kemampuan DIKTI dalam melakukan road show untuk

mengadakan sosialisasi dan pelatihan akses e-journal? Seperti sosialisasi yang

dilakukan di Universitas Lampung yang sebagian besar pesertanya adalah

pustakawan, segera estafet kegiatan sosialisasi dan pelatihan e-journal yang

dilanggan DIKTI dilakukan oleh pustakawan. Salah satu tugas utama pustakawan

sebagai pendayaguna dan pemasyarakat informasi akan sangat mampu mengambil

(9)

secara serempak oleh seluruh pustakawan di perguruan tinggi masingmasing, maka

penulis yakin pemanfaatan jurnal elektronik yang dilanggan DIKTI semakin tahun

akan terus meningkat.

Upaya Pustakawan

Pustakawan sebagai profesi yang bertanggungjawab terhadap

pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi. Hal ini harus benar-benar dipahami

oleh semua pustakawan. Jika hal ini yang terjadi, maka akan sangat sedih jika

pustakawan mendengar /memperoleh informasi bahwa pemanfaatan database yang

dilanggan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi masih jauh dari harapan. Perlu

dilakukan upaya-upaya ataupun langkah-langkah nyata, dengan program kegiatan di

masing-masing perpustakaan dalam memaksimalkan pemanfaatan akses e-journal

yang dilanggan DIKTI. Berikut penulis sampaikan upaya –upaya yang dapat segera

direalisasikan di masing-masing perpustakaan perguruan tinggi :

1. Menyusun program kegiatan rutin berupa ”Pelatihan Akses E-Journal”.

Frekuensi kegiatan menyesuaikan dengan kondisi di masing-masing

perpustakaan. Sebagai contoh, dapat dilakukan setiap satu bulan dua kali

atau dua bulan tapi dilaksanakan dalam satu minggu penuh. Ingat sekecil

apapun lingkup tempat anda bertugas, kegiatan ini tetap diselenggarakan.

Dilingkup yang kecil, kegiatan semacam ini akan lebih intens, dan anda

sebagai pustakawan akan sangat bangga ketika pelatihan ini bermanfaat bagi

pengguna anda. Selanjutnya jadikan”Pelatihan Akses E-Journal ini sebagai

salah satu layanan yang harus disediakan. Sebagai sebuah layanan, tentu saja

akan terus dikembangkan baik, cara penyajiannya maupun kualitas materi

yang disampaikan. Hal ini memacu pustakawan untuk terus belajar dan

mempelajari database yang disampaikan. Kegiatan layanan akan terus

(10)

2. Tetap Bersemangat. Mungkin diawal kegiatan ini, jumlah peserta yang

tertarik untuk ikut, tidak seperti semangat pustakawan sebagai penyelenggara.

Namun jangan khawatir, setelah beberapa orang mengikuti kegiatan, akan

menularkan virus positif kepada teman atau mahasiswa yang lain, bahwa

pelatihan e-journal itu bermanfaat. Terkadang mereka tidak tahu apa yang

sebenarnya mereka butuhkan. Tugas pustakawan memberikan arahan,

bimbingan dan memfasilitasi bahwa e-journal sangat bermanfaat bagi proses

pembelajaran di perguruan tinggi.

3. Siapkan perlengkapan dan modul materi pelatihan. Perlengkapan pelatihan

akses e-journal seperti perangkat komputer serta akses internetnya. Jika

pelatihan diselenggarakan secara online maka akses internet merupakan hal

yang harus diperhatikan, supaya pelatihan berjalan dengan lancar.

Ditentukan, apakah perpustakaan menyediakan unit komputer, ataukah

peserta pelatihan disarankan membawa laptop sendiri. Tentu saja hal ini akan

berbeda tergantung kondisi perpustakaan dan situasi pengguna yang dilayani.

Modul materi pelatihan, disusun guna memberikan kemudahan kepada

peserta pelatihan untuk mempelajari kembali materi pelatihan, setelah

kegiatan pelatihan berlangsung. Pemanfaatan situs web perpustakaan guna

men-upload modul materi pelatihan dapat pula dilakukan. Hal ini untuk

memberikan kesempatan lebih banyak pengguna perpustakaan untuk dapat

memanfaatkan e-journal yang dilanggan.

4. Buatlah kelas-kelas kecil. Pembelajaran atau pelatihan akses e-journal

dengan kelas kecil, menurut pengalaman penulis lebih efektif. Jika harus

dengan kelas besar, dibutuhkan lebih banyak tutor pendamping. Kelas besar

(11)

5. Program Sosialisasi. Selain program pelatihan dengan kelas kecil, kegiatan

sosialisasi database e-journal yang dilanggan perlu dilakukan. Kegiatan ini

dapat dilakukan secara masal dengan banyak peserta. Misalnya

diperuntukkan bagi mahasiswa baru, atau dikhususkan bagi mahasiswa

dengan level tertentu di suatu perguruan tinggi. Sosialisasi ini dilakukan

dengan peserta yang banyak, sehingga diharapkan informasi tentang

keberadaan e-journal yang dilanggan dapat diketahui lebih banyak

mahasiswa atau civitas akademika. Program sosialisasi akan lebih baik,

segera diikuti dengan kegiatan pelatihan dengan kelas kecil.

6. Bekerja sama dengan bagian akademik untuk mendukung kegiatan pelatihan

dan sosialisasi. Misalnya untuk jadwal pelatihan dan sosialisasi supaya tidak

berbenturan dengan kegiatan akademik yang lain. Dengan demikian akan

dapat diikuti oleh lebih banyak peserta atau mahasiswa.

7. Lakukan evaluasi kegiatan, baik mengenai materi maupun penyelenggaraan

pelatihan secara keseluruhan. Evaluasi yang dimaksud disini terutama

bersumber dari peserta pelatihan. Bagaimana tanggapan mereka terhadap

pelatihan adalah penting. Hal-hal apa yang perlu ditekankan dalam materi

pelatihan sangatlah penting kita ketahui. Masukan dari peserta pelatihan akan

bermanfaat untuk perbaikan pelatihan dan atau sosialisasi selanjutnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan apa yang sudah penulis sampaikan, dapat disimpulkan bahwa

pustakawan dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang secara nyata dapat

meningkatkan pemanfaatan e-journal yang dilanggan, baik yang dilanggan oleh

DIKTI maupun oleh institusi sendiri. Pustakawan harus aktif melakukan promosi

content yang dimiliki, salah satunya e-journal . Kegiatan yang dapat dilakukan

adalah sosialisasi dan pelatihan akses e-journal. Pustakawan sebagai fasilitator bagi

mahasiswa dan sivitas akademik di perguruan tinggi agar mau dam mampu

(12)

Sangatlah disayangkan jika pemanfaatan e-journal yang telah dilanggan

belum maksimal. Jika saja semua pustakawan di seluruh perguruan tinggi di

Indonesia, bersama-sama secara intensif melakukan kegiatan sosialisasi dan

pelatihan akses e-journal, pemanfaatannya akan lebih maksimal. Tentu saja dalam

hal ini pustakawan perlu kerja sama dan dukungan dari pimpinan dan seluruh

manajemen perguruan tinggi. Pustakawan diharapkan berinisiatif untuk melakukan

kegiatan-kegiatan yang memberikan dukungan bagi pemanfaatan e-journal agar lebih

maksimal, seperti yang telah dipaparkan diatas. Semoga tulisan ini bermanfaat dan

memotivasi pustakawan untuk berupaya aktif dalam pemanfaatan e-journal lebih

maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Dikti Mengadakan Sosialisasi dan Pelatihan

e-Journal. http://www.unila.ac.id/index.php/en/component/content/article/72-arsip/1309-Dikti%20Adakan%20Sosialisasi%20dan%20Pelatihan%20EJournal. Diakses tanggal 2 Maret 2011 pukul 16.00 wib.

Laoli, Feriaman.2009. Analisis Tingkat Relevansi E-Journal pada Database American Society of Civil Engineer (ASCR) dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Magister Teknik Sipil di Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Perpustakaan Nasional. 2008. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. Jakarta : Perpustakaan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Dari 42.5% diatas dapat diartikan bahwa mahasiswa telah bisa mengakses database online jurnal dan sumber informasi elektronik lainnya baik yang dilanggan

Selain dari database yang dilanggan oleh UPT Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Jember diatas, pada website perpustakaan juga telah ditautkan database e-journal lain

Agar jurnal elektronik yang telah dilanggan Perpustakaan Pusjatan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal khususnya oleh para peneliti dan pegawai Pusjatan serta

1. Daya/kapasitas mesin injeksi kurang. Desain barang plastic injection yang tidak tepat. Ada kesalahan pada desain dan profil dies. Pemilihan material yang tidak tepat. Setting

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti lakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa database yang dilanggan oleh UPT Perpustakaan UTM bermanfaat

DEA mempergunakan efficiency frontier (batas efisiensi) untuk dapat menghasilkan nilai efisiensi dari suatu Decision Making Unit (DMU) dan memberikan info mengenai

Autonomy terlihat melalui penilaian ibu terhadap dirinya yang mampu mendidik anak menjadi orang yang mandiri (positive identity), bertanggung jawab mengurus

Sebaliknya masih adanya pandangan sebagian besar masyarakat yang menyatakan bahwa hanya dengan pupuk anorganik (kimia) dapat meningkatkan produksi pertanaman