• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perspektif Pekerja Sosial tentang Bekerj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perspektif Pekerja Sosial tentang Bekerj"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tugas Makalah

Mata Kuliah: CSR & Pekerja Sosial Industri

Perspektif Pekerja Sosial tentang Bekerja

Dibuat Oleh :

Muhammad Renardy

(3)

Bab ini secara keseluruhan membahas tentang evolusi dari bekerja, yang membahas mengenai revolusi industri, gagasan besar dalam konsep bekerja dan menjelaskan keterlibatan pekerjaan sosial. Konsepsi barat dalam bekerja secara besar telah berevolusi dan diakibatkan pengaruh gagasan sejumlah ahli ternama seperti Thomas More, D. Erasmus, Martin Luther, John Calvin, Adam Smith, Karl Max, Sigmund Freud, Thomas Jefferson dan masih banyak lainnya. Bab ini juga menjelaskan mengenai konsep bekerja menurut pekerjaan sosial.

A. Sejarah dan Perkembangan Pekerjaan Sosial Industri

Sebelum revolusi industri terjadi, sudah ditemukan banyak inovasi mengenai pembuatan plastik dan kaca. Awalnya, industri yang dijalani hanya dikerjakan di rumah dan bersifat perorangan. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak persaingan-persaingan yang muncul di antara industri rumah tersebut. Sehingga, kebanyakan dari industri rumahan tersebut bergabung dan bekerja sama dengan yang lainnya, dan industri tersebut berkembang menjadi industri yang lebih besar.

Revolusi Industri adalah suatu gerakan yang mengakibatkan terjadinya perubahan di bidang industri. Revolusi Industri terjadi pada tahun 1750 hingga 1850. Faktor yang melatarbelakangi Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan di mana para ilmuwan bermunculan, seperti Francis Bacon, Rene Decartes, dan Galileo Galilei. Berbagai penemuan telah banyak membantu kehidupan manusia, satu di antaranya yang sangat berpengaruh ialah penemuan mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769.

Awal mula keterlibatan pekerjaan sosial dalam bidang pekerjaan maupun industri adalah model perusahaan yang dibentuk oleh Robert Owen. Robert Owen pertama kali menciptakan sebuah model di mana perusahaan menyediakan perumahan yang layak, makanan, maupun pakaian bagi para pekerja. Perusahaan juga bersikeras dalam meningkatkan pendidikan anak-anak karyawannya, serta menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan di perusahaannya. Model yang diciptakan Owen ini ditiru berbagai perusahaan di Amerika. Keterlibatan pekerjaan sosial pada masa ini hanya sebatas internal saja, yaitu hanya fokus pada kesejahteraan orang-orang yang bekerja di industri tersebut.

(4)

berpendapat bahwa pekerjaan sosial di industri nampaknya telah melupakan asal mula industrinya itu sendiri. Ia juga menyarankan paling tidak melalui tiga cara utama yang dilakukan pekerjaan sosial nampak di dalam industri: penempatan di lapangan mahasiswa pasca sarjana, pembuatan kesepakatan lembaga pelayanan keluarga dengan pihak industri dan bisnis, dan pembuatan praktek-praktek khusus dengan pihak industri.

B. Konsep Bekerja menurut Pekerjaan Sosial

Sebelum membahas mengenai konsep bekerja menurut pekerjaan sosial, ada berbagai sisi lainnya dalam melihat sebuah konsep bekerja. Menurut sisi ekonomis, bekerja merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut sisi politisnya, bekerja adalah inti dari eksistensi manusia dan menjadi aktivitas yang bebas. Berdasarkan psikologisnya, bekerja merupakan sarana untuk mencapai kebahagiaan dan membangun kehidupan yang layak dan lebih baik lagi. Modern ini sudah melihat dengan sudut pandang yang lebih beragam pengenai bekerja. Bekerja sudah tidak semata-mata untuk mendapatkan uang saja, bekerja sudah dipandang sebagai hal yang membantu dalam mengoraganisir kehidupan yang lebih baik. Bekerja sudah menjadi hal yang disenangi dan membuat kehidupan lebih baik.

Adapun definisi bekerja menurut disiplin ilmu lainnya, yaitu:

Antropologi : Seseorang bekerja akan didasarkan pada etniknya. Misalnya saja seperti orang padang yang terbiasa bekerja dengan jarak yang berjauhan dari tempat tinggal aslinya, orang sunda yang menjunjung tinggi sopan satun dan kelembutan dalam bekerja dan sebagainya. Menurut sisi antropologi, kualitas bekerja tidak dipengaruhi oleh waktu, tempat dan kejadian, melainkan lebih dipengaruhi oleh kubutuhan, hubungan kekerabatan, lingkungan sekitar dan adat istiadat.

Sosiologi : Seseorang bekerja berdasarkan struktur sosialnya yang ada di dalam masyarakat dan dinamika yang ada di dalamnya. Di India misalnya, mereka memiliki struktur sosial yang membagi masyarakatnya menjadi tiga kelas. Kelas tersebut akan menentukan bagaimana mereka seharusnya bekerja. Tiga studi ahli sosiologi (Wright Mills dengan White Collar, Louise dengan

(5)

tersebut itu hilang, mereka akan mengalami kebingungan dalam melakukan pekerjaan selanjutnya. Louise menjelaskan Pink Collar diawali dengan anlisanya terhadap lima pekerja wanita dengan jenis pekerjaan yang berbeda. Ternyata ia menemukan hal yang sama diantara kelima pekerja tersebut. Pengaruh bekerja bukan berasal dari jenis pekerjaan yang berbeda, melainkan struktur sosial, kebijakan nasional dan asumsi yang menempatkan wanita untuk bekerja dalam bentuk tertentu. Dan untuk Blue Collar Marriage melihat kelas tertentu menentukan bagaimana peran dan struktur dalam bekerja.

Sejarah : Seseorang bekerja sesuai dengan yang ia kerjakan sebelumnya. Misalnya seseorang berpengalaman dalam melakukan pekerjaan di dapur higenis. Ia akan tidak terbiasa dengan pekerjaan bilamana ia ditempatkan di tempat yang tidak higenis. Dalam chapter ini menambahkan bahwa sejarah psikososial membantu dalam mengidentifikasi kualitas pekerjaan individu masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, kegiatan penanaman mangrove ini juga diikuti per- wakilan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Ka- bupaten Pasuruan dan Kepala Desa Jarangan beserta masyarakat

Berdasarkan penyajian data, santriwati mengadakan kegiatan secara rutin selama bulan ramadan bagi yang berhalangan atau tidak pulang kampung. Kegiatan tersebut

Jakarta, Kompas - Politikus Partai Demokrat, Amrun Daulay, yang menjadi tersangka kasus korupsi pengadaan sapi impor dan mesin jahit di Departemen Sosial tahun 2004-2006,

Kelahiran IDT tidak saja menunjukkan tekad pemerintah mengentaskan kemiskinan tetapi juga sebagai bagian perwujudan bahwa masyarakat tidak lagi sebagai obyek tetapi

† Harzburgite atau batuan dunite yang mengandung chromite merupakan produk dari partial melting pada kerak samudera atau pada marginal basin ridges atau berhubungan dengan aktivitas

Penyelenggaraan yang baik dan lancar pada sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia tercermin dari rendahnya risiko setelmen dan likuiditas, terpenuhinya

Widhari (2012) Analisis Faktor- Faktor yang Memotivasi Mahasiswa Berkeinginan Menjadi Wirausaha Dependen : Berkeinginan Menjadi Wirausaha Independen : Faktor-Faktor

Namun demikian di kolas tersebut masih terdapat 26 % lagi siswa yang aktivitas belajarnya masih tergolong sedang dan rendah, artinya masih ada tindakan lain yang