GAGASAN INTI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DALAM
SOSIOLOGI KORUPSI
Mutiara Hany Hamdiyah 071311433097
Sebagai masyarakat, sudah tentu di dalamnya terdapat unsur berupa nilai sosial, norma, golongan, crowded, asosiasi, sistem, kebudayaan, kolektif, dan lembaga. Unsur nilai sosial yang dianggap paling mempengaruhi masyarakat inilah menjadi tolak ukur terbentuknya masyarakat yang ideal, yang dapat menentukan sisi baik dan buruknya sebuah masyarakat tertentu. Di dalam nilai-nilai sosial terdapat norma sosial yang dianut dan dipercaya dapat menumbuhkan masyarakat yang lebih guyub, sehingga menciptakan sistem yang disepakai di tiap-tiap masyarakat yang memberlakukan norma sosial beserta fungsinya.
Kita tahu bahwa sebagai makhluk sosial kita hidup di dalam masyarakat, sehingga setiap masyarakat akan menjalankan fungsinya berdasarkan peran yang telah mereka dapatkan. Sehingga tatanan sosial yang disebut masyarakat tersebut dapat berjalan beriringan dan mampu melaksanakan sesuai sistem yang sesuai di sekitarnya.
Sistem selalu bersifat terbuka → dia selalu berinteraksi dengan masyarakat/lingkungan. Sistem berprinsip pada ketergantungan satu dengan yang lain, sedangkan struktur masyarakat atau tatanan sosial itu sendiri prosedurnya berubah atau dinamis. Sehingga, apabila sistem berbenturan dengan nilai sosial akan menimbulkan konsensus bersama yang harus disepakati. Dalam bidang ekonomi misalnya, ia akan berhubungan kuat dengan sistem dalam bidang politik, hukum dan kebudayaan, pada dasarnya seindividualis apapun pasti membutuhkan interaksi, dan tidak dapat berdiri sendiri, serta membutuhkan kerjasama atau konflik untuk mencapai keuntungan atau sparring.
Dinamika Korupsi dalam Struktural Fungsional
Transparansi keuangan memang menjadi janji otonomi yang sudah dirangkum dalam Undang-undang No. 22 dan 25 tahun 1999. Data tabulasi pun dijabarkan secara gamblang. Namun seluruh komponen keuangan publik yang dikelola pemerintah pusat justru dikelola secara tidak transparan. Tentu hal ini menjadikan masyarakat semakin krisi kepercayaan kepada terhadap pemerintah negara.
Menurut teori fungsionalisme struktural, apabila salah satu elemen dalam struktur tidak berfungsi, maka hukum tidak akan berjalan atau tidak stabil. Sehingga perlu adanya pemeriksaan legislatif sebagai pengada hukum, eksekutif sebagai pelaksana hukum, dan yudikatif sebagai penegak hukum, sehingga dari pemeriksaan tersebut apat diketahui elemen mana yang “sakit” dan “sehat”.
Tabel 1 Teori Struktural Fungsional
A
G
L
I
Sumber 1: Mata Kuliah Teori Sosial Modern Paling mudah dibentuk
Sistem kultural Ekonomi
Makin keluar, makin kering nilai dan dasarnya (instrumental)
Paling susah berubah (makin fundamental)
Sistem kepribadian Hukum
Peran Fungsi
Sehingga, korupsi tentu dianggap menyimpang atau disfungsi karena tidak sesuai sistem dan fungsinya. Karena masyarakat mempunyai sistem yang terbuka, serta memiliki institusi yang memberlakukan fungsi sesuai perannya masing-masing.
Tabel 2 Teori secara Diagram Makro
I II
IV III
Mikro
Sumber: Mata Kuliah Teori Sosial Modern
Dalam konteks ini makro berarti luas, karena itu lebih banyak menekankan analisisnya pada tatanan sosial yaitu masyarakat. Pada tatanan makro terdapat dua tradisi luas, karena itu lebih banyak menekankan analisisnya pada tatanan sosial yaitu masyarakat. Sedangkan pada tatatan mikro terdapat dua tradisi pikir yaitu tradisi konsensus dan tradisi konflik, sehingga lahirlah teori struktural fungsional.