• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IZAL INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IZAL INDONESIA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA DAN PEMULIAAN BIOTA AKUATIK

TRUSSMORFOMETRIK

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD ALRIZAL

STAMBUK : L221 11 261

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : JUNAEDI

LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN BIOTA AKUATIK JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata Genos (bahasa latin), artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi” kata genetika berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun genetika bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu juga. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat. Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul didalamnya (Saefudin, 2007).

Truss morfometri ialah metode pembandingan antara ukuran-ukuran tubuh bagian penting dari ikan dengan satu ukuran yang dianggap standar. Panjang kepala dan panjang standar ialah dua variable yang sering digunakan untuk menentukan spesies ikan. Sebagai contoh, perbandingan antara panjang standar dengan tinggi badan akan menentukan bentuk badan dari ikan. Keterangan berikut ialah beberapa contoh definisi yang sering digunakan untuk menentukan spesies ikan (Wiadnya dkk, 2012).

I.2 Tujuan dan Kegunaan

(3)
(4)

II.TINJAUAN PUSTAKA II.1. Ikan mas (Cyprinus carpio)

Gambar 1. Ikan mas (Cyprinus carpio) Phyllum : Chordata

Subphyllum : Vertebrata Classis : Pisces Subclassis : Teleostei Ordo : Ostariophysi Subordo : Cyprinoidea Famili : Cyprinidae Subfamili : Cyprininae Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio L. (Saanin, 1984). II.2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

(5)

Klafikasi Ikan Nila adalah sebagai berikut: Kelas : Osteichthyes

Sub-kelas : Acanthoptherigii Ordo : Percomorphi Sub-ordo : Percoidea Family : Cichlidae Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus (dkp sulteng). II.3. Ikan layang (Decaptersus russelli)

Gambar 3 .Ikan Layang (Decaptersus russelli)

Klasifikasi menurut Bleker dalam Saanin (1968) sistematika ikan layang adalah sebagai berikut :

(6)

Sub divisi : Carangi Familia : Carangidae Genus : Decapterus

Spesies : Decaptersus russelli (Prihartini, 2006). II.4. Ikan lele (Clarias batrachus)

Gambar 4. Ikan lele (Clarias batrachus)

Klasifikasi ikan lele berdasarkan Saanin (1984) dalam Hilwa (2004) yaitu sebagai berikut:

Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostarophysi Subordo : Siluroidae Famili : Clariidae Genus : Clarias

(7)

III. METODE PRAKTIKUM III.1. Waktu dan Tempat

Praktikum mata kuliah Genetik dan Pemuliaan Ikan ini dilaksanakan pada hari Kamis, pada tanggl 13 Maret 2014, pukul 14.00-16.00 WITA, bertempat di Laboraturium Avertebrata Air, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

III.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Trussmorpometrik dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Alat yang di gunakan beserta fungsi.

NO ALAT JUMLAH FUNGSI

1 pulpen 1 Buah Sebagai alat tulis

2 Jarum Pentul 10 Buah Sebagai petanda dalam pengukuran trussmorfometrik

3 Preparat 1 Buah Sebagai tempat pengamatan sampel 4 Penggaris 1 Buah Sebagai pengukur jarak pada ikan 5 Kamera 1 Buah Sebagai alat dokumentasi

Tabel 2. Bahan yang di beserta fungsi.

NO ALAT JUMLAH FUNGSI

1 Kertas HVS 1 Buah Sebagai wadah tulis

(8)

3 Ikan Nila 1 Buah Sebagai sampel pengamatan 4 Ikan layang 1 Buah Sebagai sampel pengamatan 5 Ikan lele 1 Buah Sebagai sampel pengamatan

III.3. Prosedur Kerja

Berikut ini prosedur kerja praktikum Trussmorpometrik :

Pengamatan morfometrik” truss” morfometrik ukuran mutlak di lakukan dengan cara :

1. Ikan yang sudah mati, masing-masing diambil dari tempatnya dan diletakkan diatas preparat.

2. Ikan yang terletak diatas preparat, diberi pentul disetiap sisi untuk mempermudah pengukuran trussmorfometrik.

3. Metode karakteristik morfometrik dilakukan dengan cara mengukur jarak titik-titik tanda yang akan dibuat pada kerangka tubuh. Skema dan 21 karakteristik morfometrik masing-masing ikan dapat dilihat pada Gambar 5-8. 4. 10 buah titik di jadikan sebagai patokan “morphometrik sehingga

membentuk 21 karakter.

5. Setelah di lakukan penandaan menggunakan jarum pentol maka pada preparat akan terlihat beberapa titik hasil penandaan yang kemudia di ukur jarak antara titik-titik tersebut dengan penggaris.

(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil

1. Ikan mas (Cyprinus carpio)

(10)

Keterangan :

A1 Ujung mulut bawah – rahang bawah A2 Ujung mulut atas – pangkal kepala A3 Ujung mulut bawah – pangkal kepala A4 Ujung mulut atas – rahang bawah A5 Rahang bawah – pangkal kepala

Badan

B1 ujung sirip perut – awal sirip anal

B2 Awal kepala – pangkal sirip punggung lunak B3 Pangkal kepala –awal sirip anal

B4 Pangkal sirip punggung lunak – rahang bawah B5 Pangkal srip punggung lunak- awal sirip anal C1 Awal sirip anal – pangkal bawah ekor

C2 Pangkal punggung lunak – pangkal atas sirip ekor

C3 Pangkal sirip punggung lunak – pangkal bawah sirip ekor

C4 Awal sirip anal – pangkal awal sirip atas C5 Pangkal awal sirip ekor-pangkal bawah sirip

ekor

Batang ekor

D1 Pangkal bawah sirip ekor – ujung sirip bawah ekor

D2 Pangkal atas sirip ekor – ujung sirip atas ekor D3 Pangkal atas sirip ekor – ujung sirip bawah

ekor

D4 Pangkal bawah sirip ekor – atas ujung sirip ekor

D5 ujung atas sirip ekor – ujung bawah sirip ekor

(11)

Gambar 6. hasil pengukuran ikan Nila (Oreochromis niloticus)

A1 Ujung mulut atas – rahang bawah A2 Rahang bawah – is’thimus

A3 Ujung mulut atas – is’thimus

A4 Ujung mulut atas – pangkal sirip punggung A5 Rahang bawah – pangkal sirip punggung A6 Is’thimus – pangkal sirip punggung

Badan

B1 Is’thimus – pangkal sirip perut

B2 Ujung sirip punggung – pangkal sirip punggung B3 Pangkal sirip punggung – pangkal sirip perut B4 Is’thimus – ujung sirip punggung

B5 Pangkal sirip perut – ujung sirip punggung C1 Pangkal sirip perut – pangkal sirip anal C2 Pangkal sirip anal – ujung sirip anal C3 Pangkal sirip perut – ujung sirip anal C4 Pangkal sirip anal – ujung sirip punggung C5 Ujung sirip punggung – ujung sirip anal Batang ekor D1 Ujung sirip anal – pangkal bawah sirip ekor

D2 Ujung sirip punggung – pangkal atas sirip ekor D3 Ujung sirip punggung – pangkal bawah sirip

ekor

(12)

D5 Pangkal atas sirip ekor – pangkal bawa sirip ekor

3. Ikan layang (Decaptersus russelli)

Gambar 7. hasil pengukuran Ikan layang (Decaptersus russelli) Keterangan :

A1 = 4,4 Cm B1 = 5,2 cm C1 = 6,2 Cm D1= 2,8 Cm A2 = 4,3 Cm B2 = 6 Cm C2 = 7,8 Cm D2 = 3,4 Cm

A3 = 3,5 Cm B3 = 3,4 Cm C3 = 6,8 Cm D3 = 3,1 Cm A4 = 4,6 Cm B4 = 7,5 Cm C4 = 6,3 Cm D4 = 3,2 Cm A5 = 2,4 Cm B5 = 7,9 Cm C5 = 8 Cm D5 = 3,8 Cm

Bagian tubuh Kode Diskripsi jarak

Kepala

(13)

Badan

B1 ujung sirip perut – awal sirip anal

B2 Awal kepala – pangkal sirip punggung lunak B3 Pangkal kepala –awal sirip anal

B4 Pangkal sirip punggung lunak – rahang bawah B5 Pangkal srip punggung lunak- awal sirip anal C1 Awal sirip anal – pangkal bawah ekor

C2 Pangkal punggung lunak – pangkal atas sirip ekor

C3 Pangkal sirip punggung lunak – pangkal bawah sirip ekor

C4 Awal sirip anal – pangkal awal sirip atas C5 Pangkal awal sirip ekor-pangkal bawah sirip

ekor

Batang ekor

D1 Pangkal bawah sirip ekor – ujung sirip bawah ekor

D2 Pangkal atas sirip ekor – ujung sirip atas ekor D3 Pangkal atas sirip ekor – ujung sirip bawah

ekor

D4 Pangkal bawah sirip ekor – atas ujung sirip ekor

D5 ujung atas sirip ekor – ujung bawah sirip ekor

(14)

Gambar 8. hasil pengukuran Ikan lele (Clarias batrachus)

A1 Ujung mulut atas – rahang bawah A2 Rahang bawah – is’thimus

A3 Ujung mulut atas – is’thimus

A4 Ujung mulut atas – pangkal sirip punggung A5 Rahang bawah – pangkal sirip punggung A6 Is’thimus – pangkal sirip punggung

Badan

B1 Is’thimus – pangkal sirip perut

B2 Ujung sirip punggung – pangkal sirip punggung B3 Pangkal sirip punggung – pangkal sirip perut B4 Is’thimus – ujung sirip punggung

B5 Pangkal sirip perut – ujung sirip punggung C1 Pangkal sirip perut – pangkal sirip anal C2 Pangkal sirip anal – ujung sirip anal C3 Pangkal sirip perut – ujung sirip anal C4 Pangkal sirip anal – ujung sirip punggung C5 Ujung sirip punggung – ujung sirip anal

Batang ekor

D1 Ujung sirip anal – pangkal bawah sirip ekor D2 Ujung sirip punggung – pangkal atas sirip ekor D3 Ujung sirip punggung – pangkal bawah sirip

ekor

D4 Ujung sirip anal – pangkal atas sirip ekor D5 Pangkal atas sirip ekor – pangkal bawa sirip

(15)

IV.2. Pembahasan

1. Ikan mas (Cyprinus carpio)

Dari hasil yang didapatkan pada pengukuran trussmorphometric ikan Mas tidak jauh beda dengan ikan Nila di mana pada tubuh Ikan Mas dibagi menjadi empat bagian yakni A = bagian kepala terdiri dari A1 = 4,0 cm, A2 = 5,0 cm, A3 = 4,0 cm, A4 = 4,8 cm, A5 = 4,5 cm, dan B = awal sirip punggung samapi awal sirip dubur yang terdiri dari B1 = 8,0 cm, B2 = 8,5 cm, B3 = 9,0 cm, B4 = 9,0 cm, B5 = 4,4 cm. Sedangkan bagian C = awal sirip punggung lunak sampai akhir sirip dubur yang terdiri dari : C1 = 3,5 cm, C2 = 3,6 cm, C3 = 5,0 cm, C4 = 4,8 cm, C5 = 2,5 cm, serta bagian D = akhir sirip punggung lunak sampai pangkal ekor yang terdiri dari D1 = 4,9 cm, D2 = 4,9 cm, D3 = 6,3 cm, D4 = 6,2 cm, D5 = 6,0 cm.

(16)

terdapat bagian tubuh atau jarak truss yang berbeda pula. Metode truss morphometrics telah banyak dibuktikan mampu mengidentifikasi perbedaan tanda kelamin sekunder (sexing) pada berbagai spesies ikan yang umumnya dimorphisme sexualnya belum dan atau tidak jelas, diantaranya pada ikan mas (Nugroho dkk.,1991).

2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Dari hasil yang didapatkan pada pengukuran morfometrik ikan Nila adalah tubuh ikan Nila dibagi menjadi empat bagian yakni A = bagian kepala terdiri dari A1 = 7,8 cm, A2 = 7,5 cm, A3 = 7,5 cm, A4 = 7,3 cm, A5 = 2,7 cm, dan B = awal sirip punggung pertama sampai awal sirip dubur yang terdiri dari B1 = 5,8 cm, B2 = 6,1 cm, B3 = 7,0 cm, B4 = 9,7 cm, B5 = 9,2 cm. Sedangkan bagian C = ujung sirip punggung lunak sampai pangkal sirip dubur yang terdiri dari : C1 = 4,0 cm, C2 = 3,4 cm, C3 = 3,7 cm, C4 = 3,7 cm, C5 = 6,7 cm, serta bagian D = pangkal sirip punggung lunak sampai pangkal ekor bagian atas dan bawah yang terdiri dari D1 = 2,8 cm, D2 = 3,4 cm D3 = 2,3 cm, D4 = 4,0 cm, D5 = 4,3 cm.

Dari pengukuran truss morpometrik pada ikan Nila bagian A dapat dilihat bentuk morfologi kepala ikan Nila memiliki mulut yang dekat dengan hidung yaitu Terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung).dan pada bagian B,C dan D menunjukkan morfologi badan ikan Nila berbentuk Compressed atau pipih, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tebal ke samping (lebar tubuh), sehingga karakter bentuk tubuh, dan ukuran dari ikan nila dapat diketahui dalam menentukan tingkat kedekatan kekerabatan ikan tersebut. Karakter morfometri merupakan bagian dari karakter morfologi yang mempelajari ukuran (size) dan bentuk (shape) organisme secara kuantitatif (Suryobroto, 1999).

(17)

Sesuai dengan bentuk tubuh ikan layang yang tidak mempunyai sirip lunak menyebabkan pengukuran morfologinya dibagi ke dalam tiga bagian yakni A = bagian kepala atas dan bawah, B = ujung sirip punggung sampai ujung sirip dubur, C = pangkal sirip dubur sampai pangkal ekor yang di peroleh dalam lima belas karakter. Pada bagian A terdiri dari A1 = 4,4 cm, A2 = 4,3 cm, A3 = 3,5 mulut yang terletak dekat ujung hidung agak ke bawah,, dan pada bagian B dan C menunjukkan morfologi badan ikan layang berbentuk Compressed atau pipih, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tebal ke samping (lebar tubuh) Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk cerutu), yaitu suatu bentuk yangsangat stream-line untuk bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami banyak hambatan. Tinggi tubuh hampir sama dengan lebar tubuh,sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi tubuh. Pada bagian D menunjukkan bentuk ekor ikan layang berbentuk Forked / Furcate atau bercagak (Syarifuddin, 2012).

4. Ikan Lele (Clarias batrachus)

(18)

sirip punggung lunak sampai pangkal sirip dubur yang terdiri dari C1 = 6 cm, C2 = 6 cm, C3 = 6,5 cm, C4 = 5,5 cm, C5 = 4 cm . Dan bagian terakhir adalah bagian D = pangkal sirip punggung lunak sampai pangkal ekor bagian atas dan bawah yang terdiri dari D1 = 2 cm, D2 = 2 cm, D3 = 2 cm, D4 = 2 cm,D5= 3 cm.

(19)

V. PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tiap ikan memiliki panjang atau jarak yang berbeda dari tiap titik-titik tubuh mulai dari kepala, badan dan ekor, namun secara morfologi ada beberapa ikan yang memiliki kesamaan dalam bentuk tubuh seperti ikan mas dan ikan nila. Metode trussmorpometrik sangat berguna dalam penentuan jarak kekerabatan antar sesama spesies bahkan antar spesies, mendeksripsikan bentuk tubuh yang lebih detail, menentukan perbedaan pola pertumbuhan antara ikan jantan dan ikan betina, dan membantu mengidentifikasi kelamin yang belum atau tidak jelas sama sekali. Namun metode ini belum bisa dijadikan satu-satunya metode dalam menentukan tingkat keragaman genetik yang lebih spesifik untuk itu dibutuhkan uji lain yang saling melengkapi satu sama lain.

V.2. Saran

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Brezky dan Doyle. (1988). Karakter Morfometri dan Karakter Reproduksi Ikan Brek Puntius orphoides (Valenciennes, 1842) dan Tawes, P. javanicus (Bleeker, 1863) di Sungai Klawing Purbalingga, Jawa Tengah. Ringkasan Disertasi Oleh: Suhestri Suryaningsih. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2012.

Nugroho dkk. 1991. Karakter Morfometri dan Karakter Reproduksi Ikan Brek Puntius orphoides (Valenciennes, 1842) dan Tawes, P. javanicus (Bleeker, 1863) di Sungai Klawing Purbalingga, Jawa Tengah. Ringkasan Disertasi Oleh: Suhestri Suryaningsih. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2012.

Prihartini, Ambar. 2006. Analisis Tampilan Biologis Ikan Layang (Decapterus spp) Hasil Tangkapan Purse Seine yang didaratkan Di Ppn. Pekalongan Saanin. 1984. jhptump-a-deskakunmu-621-2-babii i. jurnal pdf file.

Saanin (1984), dalam Hilwa. (2004). Jenis-jenis Ikan Lele. Jurnal pdf file.

Saefudin. 2007. Hand Out Genetika. Jurusan Pendidikan FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Suryobroto. 1999. ). Karakter Morfometri dan Karakter Reproduksi Ikan Brek Puntius orphoides (Valenciennes, 1842) dan Tawes, P. javanicus (Bleeker, 1863) di Sungai Klawing Purbalingga, Jawa Tengah. Ringkasan Disertasi Oleh: Suhestri Suryaningsih. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2012.

(21)

Wiadnya, Dewa Gede Raka, dkk. 2012. Pada Kegiatan Ketentuan-Ketentuan Inventarisasi Ikan Air Tawar. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UB. Malang.

Gambar

Gambar 1. Ikan mas (Cyprinus carpio)
Gambar 3 .Ikan Layang (Decaptersus russelli)
Gambar 4. Ikan lele (Clarias batrachus)
Gambar 6. hasil pengukuran ikan Nila (Oreochromis niloticus)
+3

Referensi

Dokumen terkait

pemberian kasus pada konstituen, (4) teori batas perpindahan (bounding theory) membahas tentang pembatasan jarak yang dapat dilalui oleh unsur yang mengalami proses perpindahan dari

Hasiera batean, Zuzendariak ikasleari proposatu Euskal Herriko Unibertsitateko (UPV/EHU) Farmazia Fakultatearen gai jakin bati buruzko lana da, eta ikasle bakoitzak banaka

Salah satu fungsi perangkat lunak ini adalah model stabilitas (SLOPE/W). SLOPE/W adalah komponen dari satu paket produk geoteknikal yang disebut GeoStudio. SLOPE/W

Data yang didapatkan dari hasil penelitian sekitar 52 siswi di SMK PGRI 2 adalah terdapat 1.9% responden yang berpengetahuan baik tentang kanker payudara dan berperilaku

 Dari total 2.334.689 Ton produksi garam krosok/G (Garam baku) dalam negeri per tahun, dimungkinkan untuk diolah (garam dasar) oleh masyarakat 811.978 ton untuk garam

Rancangan antarmuka form Peta Sebaran Desa Tertinggal sistem informasi geografis pemetaan daerah rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara ... Rancangan

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kinerja Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan

Kegiatan pada saat sampling di lapangan dilakukan dalam beberapa tahapan secara berurutan yaitu pengukuran parameter kimiawi-fisik air, sampling air, sampling