• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Pengembangan masyarakat mulai tumbuh sebagai sebuah gerakan sosial pada tahun 1970-an menyusul bangkitnya kesadaran progresif dari sebagian komunitas internasional untuk memberi perhatian terhadap kebutuhan layanan kesejahteraan bagi orang-orang lemah (disadvantage), menerima model kesejahteraan redistributif secara radikal, memberlakukan model kewarganegaraan aktif dan memberi ruang bagi partisipasi warga dalam proses pembangunan ( participatory model ).1

Semua kegiatan pengembangan masyarakat diarahkan untuk membentuk sebuah struktur masyarakat yang mencerminkan tumbuhnya semangat swadaya dan partisipasi. Pengembangan masyarakat meliputi usaha memperkokoh interaksi sosial dalam

masyarakat, menciptakan semangat kebersamaan, soliditas di antara anggota masyarakat , dan membantu mereka untuk berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara berdialog secara alamiah atau intervensi, yang di dasari dengan penuh pemahaman dan

ditindaklanjuti dengan aksi sosial yang nyata.

Pengembangan masyarakat didasari sebuah cita-cita bahwa masyarakat bisa dan harus mengambil tanggung jawab dalam merumuskan kebutuhan, mengusahakan

kesejahteraan, menangani sumber daya, dan mewujudkan tujuan hidup mereka sendiri. Pengembangan masyarakat diarahkan untuk membangun supportive communities yaitu sebuah struktur masyarakat yang kehidupannya didasarkan pada penegmbangan dan pembagian sumber daya secara adil serta adanya interaksi sosial, partisipasi, dan upaya saling mendorong antara satu dengan yang lain.

Kerja pengembangan masyarakat pada hakikatnya menjadi proses aktualisasi komitmen para aktivis sosial dalam memecahkan masalah kesenjangan atau

ketidakseimbangan antar-kelompok dalam masyarakat, termasuk mengatasi kelangkaan sumber daya kesempatan serta menjauhkan masyarakat dari penderitaan sosial. Setiap program pengembangan masyarakat dirancang untuk mendorong penegembangan sumber daya, keterampilan dan peluang untuk hidup secara lebih baik bagi rakyat kecil.

Untuk menggarap isyu-isyu tersebut sangat di perlukan perubahan pandangan yang lebih terbuka dari komunitas riset dan pemberdayaan masyarakat untuk membangun kerjasama-kerjasama strategis dengan kekuatan-kekuatan lain seperti pemerintah, legislatif, pengusaha, organisasi-organisasi sosial, LSM baik pada level lokal, nasional, maupun internasional.2

1Winsome Robert, Meneguhkan kembali keyakinan: Makna Agama Dan Spiritualitas bagi Social Work

dalam Jurnal Perta,(Jakarta:Ditperta Dirjen Bagais,2005),p.47

2Ahmad Mahmudi,”Pemberdayaan Masyarakat”, Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol 2 No 2

(2)

Salah satu tujuan pengembangan masyarakat adalah membangun sebuah struktur masyarakat yang di dalamnya memfasilitasi tumbuhnya partisipasi secara demokratis ketika terjadi pengambilan keputusan. Upaya ini menuntut pembentukan proses yang

memungkinkan sebuah masyarakat mempunyai akses kepada sumber daya, mampu mengontrol sumber daya dan struktur kekuasaan di masyarakat.

Pengembangan masyarakat dalam kerangka ini menjadi sebuah proses restruktruasi masyarakat dengan cara menawarkan pola-pola swadaya-partisipatif dalam mengelola dan mengorganisasikan kehidupan sosial-ekonomi sehingga akan lebih memungkinkan mereka memenuhi kebutuhannya sendiri di bandingkan waktu-waktu sebelumnya3. Kegiatan pengembangan masyarakat biasanya berlangsung dalam sebuah kelompok, Satuan sosial atau organisasi kemasyarakatan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Pada konteks ini, pengembangan masyarakat sebagai organisator secara mandiri dalam merencanakan, menjalankan, menentukan kebutuhan, dan memecahkan permasalahan individual maupun masyarakat.

PEMBAHASAN

A. LSM dan Dikursus Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

3Jim Ife, Community Development, Creating Community Alternative-Vision, Analysis and Practice,

(3)

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) adalah organisasi swasta yang secara umum bebas dari intervensi pemerintah atau salah satu organisasi kemasyarakatan yang didirikan oleh masyarakat berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, dan kepentingan kegiatan. LSM didirikan dengan sebuah idalisme untuk memberikan perhatian terhadap isu-isu sosial, kemanusiaan, peerbaikan kesejahteraan kelompok marjinal ,perlawanan terhadap kesenjangan dan kemiskinan, perlindungan lingkungan atau sumber daya alam ,

manajemen dan pengembangan sumber daya manusia.

LSM di pandang mempunyai peran signifikan dalam demokratis. Jenis organisasi ini diyakini memiliki fungsi sebagai penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota atau tujuan organisasi. Pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan organisasi, penyalur aspirasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, untuk memenuhi pelayanan sosial. LSM yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat, memberikan pelayanan kepada masyarakat, mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong, toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan mewujudkan tujuan negara.4

LSM lahir dalam konteks untuk mengimbangi peran dominatif negara. Tujuannya adalah untuk menjadi sparing partner pemerintah secara kritis dan memberdayakan masyarakat agar mereka memiliki kekuatan dalam bernegosiasi dan berjaringan guna menentukan masa depannya sendiri. Tidak jarang peran LSM cenderung menjadi radikal dan galak terhadap pemerintah lantaran kebijakan pembangunanya yang dianggap elitis. Peran LSM sering kali menjadi tumpuan dan harapan masyarakat yang hak-hak sosial politik dan ekonominya terampas.

Sebaliknya, LSM tidak didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan uang atau material. Jika ada LSM yang proses pendiriannya dimotivasi oleh tujuan-tujuan material, maka ia telah menyalahi kodratnya sebagai LSM.5

B. LSM sebagai sebuah Gerakan Sosial

Sebagian kalangan memahami LSM sebagai kumpulan warga akar rumput yang aktivitasnya dilakuakan secara terorganisasi untuk mengkritisi proyek-proyek pemerintah. Sebagian kalangan yang lain memahami LSM sebagai kumpulan para ahli yang memberi saran kepada pemerintah tentang suatu masalah secara netral, atau koalisi dari perwakilan kalangan industri yang menyampaikan pemikirannya kepada pemerintah.

4 Budi Setiyono, Pengawasan Pemilu oleh LSM, Suara merdeka, 15 Oktober 2003

5Dr.Zubaedi,M.Ag.,M.Pd, Wacana Pembangunan Alternatif:Ragam Perspektif Pembanguan dan

(4)

Di Indonesia, istilah LSM telah didefinisikan secara tegas dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No.8/1990 yang di sebarluaskan kepada gubernur seluruh Indonesia tentang Pembinaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Lampiran II dari Inmendagri menyebutkan LSM adalah organisasi/lembaga yang anggotanya adalah masyarakat

warganegara Republik Indonesia yang secara sukarela atau kehendak sendiri berniat serta bergerak di bidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/ lembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya.6

Upaya-upaya LSM dalam mengembangkan masyarakat lapis awah dapat dilihat sebagai salah satu bentuk bgerakan sosial yang sistematis dan terorganisasi. Dalam hal ini, sangat menarik untuk dilihat lebih jauh tentang eksistensi LSM sebagai sebuah gerakan sosial dengan menggunakan berbagai pendekatan sosiologis yang ada. Dalam mengkaji gerakan sosial ala LSM ini, sebenarnya ada dua pendekatan yang dapat digunakan sebagai alat analisis. Pertama, pendekatan yang terdiri atas pelbagai teori yang cenderung melihat gerakan sosial sebagai masalah atau sebagai gejala penyakit kemasyarakatan. Kedua, Pendekatan yang melihat gerakan sosial sebagai fenomena positif atau sebagai sarana konstruktif bagi perubahan sosial.

C. Keberpihakan LSM terhadap Masyarakat Lapis Bawah

Sasaran LSM adalah menjadikan kelompok masyarakat kurang beruntung lebih berswadaya setelah program-program kemasyarakatannya berakhir. LSM sebagai pelaku perubahan (agent of change), pada umumnya berperan sebagai fasilitator pendidikan masyarakat, komunikator kepentingan masyarakat lapis bawah, katalisator, diamisator transformasi sosial, dan mediator antara pemerintah dan lembaga lain seperti bank dan masyarakat.

LSM dapat berperan penting dalam mendukung kelompok-kelompok swadaya

masyarakat melalui sejumlah upaya. Pertama, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat lokal dan taktik-taktik untuk memenuhinya.Kedua, melakukan mobilisasi dan menggerakan usaha aktif masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Ketiga, merumuskan kegiatan jangka panjang dalam rangka mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan yang lebih umum. Keempat, menghasilkan dan memobilisasi sumber daya lokal atau eksternal untuk kegiatan pembanguan pedesaan. Kelima, pengaturan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelompok sasaran.

6Bambang Ismawan “Partisipasi dan Dimensi Keswadayaan Pengalaman LSM Membangun

(5)

1. Pengembangan Masyarakat Lapis Bawah

Upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang digagas LSM pada umumnya memusatkan perhatian kepada nasib orang-orang kecil. Orang kecil adalah kelompok masyarakat yang dianggap kurang beruntung (disadvantage groups), karena mereka berada dalam situasi serba kekurangan serta di balut oleh berbagai kondisi yang menekan kehidupan mereka. Kondisi-kondisi yang menekannya antara lain berupa lemahnya nilai tukar hasil produksi, lemahnya organisasi , rendahnya perkembangan sumber daya manusia, rendahnya produktivitas, lemahnya kases terhadap hasil pembangunan, minimnya modal yang dimiliki, rendahnya pendapatan, sederhananya teknologi yang dimiliki, adanya kesenjangan antara kaya dan miskin minimnya kemampuan berpartisipasi dalam sistem pembangunan nasional, dan elmahnya posisi tawar-menawar.

Kalau kondisi-kondisi tersebut dikaitkan satu sama lain dalam pola hubungan sebab akibat,, muncullah wajah orang kecil yang serba kurang mampu berbentuk segitiga yang terdiri dari rendahnya pendapatan, adanya kesenjangan sosial yang semakin melebar , dan rendahnya kemampuan berpartisipasi dalam sistem nasional. Kalau ditelusuri sebab-sebabnya, yang menjadi sebab paling pokok adalah lemahnya pengembangan sumber daya manusia.7

Dengan kata lain, fokus kegiatan pengembangan masyarakat adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin. Kita akui, kemiskinan saat ini menjadi agenda persoalan yang mendesak untuk di pecahkan. Kemiskianan merupakan fakta yang setiap kali terucap selalu menyisahkan sebuah kegetiran. Getir karena selalu ingin dipecahkan tapi tidak kunjung tuntas. Dalam buku Development as Freedom and Poverty and Famines, Amartya Sen memberikan pengertian kemiskinan sebagai ketiadaan akses berupa informasi, kesehatan , pendidikan, san tentu saja sandang, pangan dan papan.8

Bisa ditegaskan, kemiskinan adalah masalah kemanusiaan. Para aktivis

pengembangan masyarakat yang berhimpun dalam wadah LSM perlu mengambil langkah-lanngkah nyata dalam mengatasi masalah kemiskinan ini. LSM memang berperan strategis untuk menangani masalah-masalah sosial , khususnya kemiskinan melalui gerakan

peningkatan kekuatan dan perluasa akses pada komunitas lokal dan organisasi rakyat dalam mengontrol sumber daya.

7Bambang Ismawan “Partisipasi dan Dimensi Keswadayaan Pengalaman LSM Membangun

Keswadayaan Masyarakat”, dalam Jurnal Ekonomi Rakyat Online, Th.II-No.3- Mei 2003),p.7

8 Saidiman, “Melacak Akar Kemsikinan” dalam Jurnal Perta, ( Jakarta: Ditperta Dirjen Bagais Depag

(6)

KESIMPULAN

(7)

oleh masyarakat berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, dan kepentingan kegiatan.

Upaya-upaya LSM dalam mengembangkan masyarakat lapis awah dapat dilihat sebagai salah satu bentuk bgerakan sosial yang sistematis dan terorganisasi. Dalam hal ini, sangat menarik untuk dilihat lebih jauh tentang eksistensi LSM sebagai sebuah gerakan sosial dengan menggunakan berbagai pendekatan sosiologis yang ada. Dalam mengkaji gerakan sosial ala LSM ini, sebenarnya ada dua pendekatan yang dapat digunakan sebagai alat analisis. Pertama, pendekatan yang terdiri atas pelbagai teori yang cenderung melihat gerakan sosial sebagai masalah atau sebagai gejala penyakit kemasyarakatan. Kedua, Pendekatan yang melihat gerakan sosial sebagai fenomena positif atau sebagai sarana konstruktif bagi perubahan sosial.

Dengan kata lain, fokus kegiatan pengembangan masyarakat adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin.

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Ismawan, Bambang. “Partisipasi dan Dimensi Keswadayaan Pengalaman LSM Membangun Keswadayaan Masyarakat”, dalam Jurnal Ekonomi Rakyat Online, Th.II-No.3- Mei 2003

Mahmudi,Ahmad. ”Pemberdayaan Masyarakat”, Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol 2 No 2 (Juli-Desember2010).

Robert, Winsome. 2005. “Meneguhkan kembali keyakinan: Makna Agama Dan Spiritualitas bagi Social Work” dalam Jurnal Perta. Jakarta:Ditperta Dirjen Bagais.

Saidiman, “Melacak Akar Kemsikinan” dalam Jurnal Perta, (Jakarta: Ditperta Dirjen Bagais Depag RI,Vol.VII,No.1,2005)

Setiyono, Budi. 2003. Pengawasan Pemilu oleh LSM, Suara merdeka.

Referensi

Dokumen terkait

Suatu perubahan yang dikehendaki dapat timbul sebagai reaksii (yang direncanakan) terhadap perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi sebelumnya, baik

Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi irigasi atau

Sebuah masyarakat tidak akan lepas dari unsur kebudayaan, baik dari cerminan karakteristik dari masyarakat tersebut ataupun sebagai sebuah

Penulisan hukum ini membahas tentang apakah pengajuan kasasi penuntut umum terhadap putusan bebas perkara perkosaan dengan alasan adanya kesalahan penerapan hukum

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Larangan Pengeluaran

Pelaksanaan program kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa Pelatihan pengelolaan keuangan dan pemanfaatan bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah di Desa

Bila ditinjau dari sudut solvabilitas, yang diukur dengan menggunakan primary ratio menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan pada tahun

Proses pengomposan dilakukan dengan memotong tandan kosong kelapa sawit dengan ukuran 1-3 cm kemudian dimasukkan ke dalam komposter dengan variasi kapasitas 2, 5 dan 10 kg