• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informasi Akuntansi Diferensial dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Informasi Akuntansi Diferensial dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Entity Relationship Diagram

(ERD)

(2)

Aplikasi Informasi Akuntansi

Diferensial

Perencanaan Laba Jangka Pendek

(3)

Informasi Akuntansi Diferensial

dalam Perencanaan Laba

Jangka Pendek

Perencanaan Laba Jangka Pendek dilakukan

sebagai bagian dari proses penyusunan

anggaran perusahaan

Dalam perencanaan laba jangka pendek,

manajemen mempertimbangkan berbagai

usulan yang berakibat pada

Harga Jual

Volume Penjualan

Biaya Variabel

(4)

Pada dasarnya ada 3 faktor yang mempengaruhi laba yaitu biaya, harga jual, dan volume (penjualan dan produksi).

Biaya

Harga Jual Volume

Produksi

(5)

PERILAKU BIAYA

PERILAKU BIAYA

Sebagian besar keputusan manajemen memerlukan informasi biaya yang didasarkan pada perilakunya.

Penggolongan Biaya atas dasar perilakunya:

1.

1.Biaya VariabelBiaya Variabel

Biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara

proporsional dengan perubahan volume kegiatan

(produksi/penjualan) perusahaan.

Contoh: biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja

langsung, komisi penjualan yang didasarkan pada persentase

dari hasil penjualan. Biaya variabel total mempunyai perilaku

(6)

2. Biaya Tetap

2. Biaya Tetap

Biaya-biaya yang dalam jarak kapasitas tertentu totalnya tetap, meskipun volume kegiatan perusahaan berubah-ubah.

Biaya tetap secara total relatif tidak berubah pada berbagai tingkat volume produksi, sedangkan biaya tetap setiap unit akan selalu berubah pada berbagai tingkat volume produksi.

Biaya-biaya yang totalnya selalu berubah tetapi tidak proporsional dengan perubahan volume kegiatan

perusahaan. Berubahnya biaya ini tidak dalam tingkat perubahan yang konstan.

Pada biaya semi variabel terkandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

Biaya semi variabel dapat dibedakan pada yang tingkat

perubahannya semakin tinggi dan yang tingkat perubahannya semakin rendah.

3. Biaya Semi Variabel

(7)

Pola Perilaku dan Fungsi Biaya

Pola Perilaku dan Fungsi Biaya

Penentuan pola perilaku biaya berkaitan dengan pemisahan biaya ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel, untuk keperluan perencanaan dan pengendalian biaya.

Hubungan antara biaya total dengan volume kegiatan perusahaan dinyatakan dalam fungsi biaya:

Untuk penyederhanaan dianggap pola tersebut berbentuk linier atau garis lurus. Oleh karena itu berlaku asumsi:

1. Hubungan teknis antara input dan output bersifat linier.

2. Jumlah input yang diperlukan harus sama dengan jumlah input yang digunakan

3. Harga perolehan input bersifat linier dengan kuantitas input yang digunakan

(8)

8

Impas (Break Even)

Keadaan suatu usaha yang tidak

memperoleh laba dan tidak menderita

rugi.

Suatu kondisi dimana pendapatan

sama dengan total biaya

Suatu cara untuk mengetahui volume

(9)

Analisis Impas

Analisis impas merupakan salah satu bentuk analisis hubungan antara biaya, volume dan laba, digunakan sebagai salah satu alat bagi manajemen untuk menyusun perencanaan laba.

Ada beberapa teknik dalam analisis impas: 1.Teknik Aljabar

Impas ditentukan menggunakan persamaan aljabar

Penghasilan total = Biaya tetap total + Biaya variabel total

Jika:

Harga jual per unit = p

Unit yang dijual/diproduksi = X Biaya tetap total = a

(10)

Secara aljabar impas dinyatakan sbb:

unit per jual Harga unit per variabel Biaya 1 total tetap Biaya Impas(Rp)   p b a pX   1

b

p

a

X

unit per variabel Biaya -unit per jual Harga total tetap Biaya (unit) Impas
(11)

Contoh 1:

330.000

Rp

30.000

16.500

1

148.500

Impas(Rp)

unit

11

500

.

16

30.000

148.500

(unit)

Impas

Harga jual per unit Rp 30.000

Biaya variabel per unit Rp 16.500

Biaya tetap total per tahun Rp 148.500 Maka impas dapat dihitung sbb:

Agar perusahaan memperoleh impas maka harus

(12)

Contoh 2:

Harga jual per unit Rp 50.000

Biaya variabel per unit Rp 18.000

Biaya tetap total per tahun Rp 150.000 Hitung break evennya!

(13)

Asumsi-asumsi analisis impas:

1. Harga jual per unit tidak berubah-ubah pada

berbagai volume penjualan.

2. Perusahaan berproduksi pada jarak kapasitas

yang relatif konstan.

3. Biaya dapat dipisahkan dalam biaya tetap dan

biaya variabel

4. Jumlah perubahan persediaan awal dan

persediaan akhir tidak berarti.

(14)

Teknik Grafik

Titik impas merupakan pertemuan antara grafik

penghasilan total dengan grafik biaya total dalam satu bidang sumbu tegak (penjualan/biaya dalam Rp) dan sumbu datar (volume penjualan/produksi dalam unit). Sebelum membuat grafik terlebih dahulu dibuat

perhitungan penghasilan total pada berbagai tingkat volume kegiatan (penjualan/produksi)dalam jarak kapasitas tertentu.

Contoh:

Harga jual per unit Rp 2.000 Biaya variabel per unit Rp 500

(15)

Volume penjuala n (unit) Penjuala n total (Rp) Biaya Tetap total (Rp) Biaya variabel total (Rp) Biaya Total (Rp) Laba (Rugi) (Rp)

1 2 3 4 5 6

0 40 80 120 160 200 -80.000 160.000 240.000 320.000 400.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 -20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 180.000 200.000 220.000 240.000 260.000 280.000 -180.000 -120.000 -60.000 0 60.000 120.000

Kolom 2 = kolom1 x harga per unit

Kolom 4 = kolom 1 x biaya variabel per unit Kolom 5 = kolom 3 + kolom 4

(16)

Penjualan

Unit penjualan

Biaya tetap total

Biaya variabel total

Garis biaya total

Garis penghasilan total

Rp 180.000 Rp 240.000

0 120 200

Rp 400.000

Titik impas

Daerah rugi

Daerah laba

(17)

• Garis penghasilan total dibuat dengan menarik sebuah garis yang memotong titik-titik hubungan antara volume

penjualan dalam unit (kolom 1) dengan penjualan total (kolom 2).

• Garis biaya total dengan carai menarik garis yang

memotong titik-titik hubungan antara volume penjualan (kolom 1) dalam unit dengan biaya dalam rupiah (kolom 5).

• Garis penghasilan total berpotongan dengan garis biaya total pada sebuah titik yang disebut: TITIK IMPAS. Jarak antara garis penghasilan total dengan garis biaya total di daerah sebelum titik impas disebut daerah RUGI,

(18)

Analisis hubungan biaya-volume-laba terhadap

perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi laba dapat dibuat dengan persamaan C-V-P sbb:

Total Penghasilan = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel + Laba

Persamaan di atas sebenarnya berasal dari persamaan aljabar:

pX = a + bX + c

Dalam hal ini c adalah laba

Persamaan Biaya-Volume-Laba

Persamaan Biaya-Volume-Laba

(Cost-Volume-Profit)

(19)

Contoh: penentuan impas dengan menggunakan persamaan biaya-volume-laba adalah sbb:

Jika diketahui total pengahasilan Rp 2.000,total biaya tetap Rp.40.000, biaya variabel perunit Rp.1500, maka : Rp 2.000 X = Rp 40.000 + Rp 1.500 X + 0

500 X = Rp 40.000 X = 80 unit

Apabila perusahaan menginginkan laba Rp 30.000 jika harga jual dan biaya tidak berubah, volume penjualan produk harus sebesar:

Rp 2.000 X = Rp 40.000 + Rp 1.500 X + Rp 30.000 500 X = Rp 70.000

(20)

Analisis C-V-P terhadap perubahan harga

Analisis C-V-P terhadap perubahan harga

jual per unit

jual per unit

Perubahan harga jual akan mempengaruhi Volume penjualan dan laba perusahaan.

Contoh: jika perusahaan berencana menaikkan harga dari Rp 2.000 per unit menjadi Rp 2.500 jika volume penjualan tetap

yaitu 140 unit,total biaya tetap Rp.40.000, biaya variabel perunit Rp.1.500 maka akan mempengaruhi laba dari Rp 30.000 menjadi: Rp 2.500 (140) = Rp 40.000 + Rp 1.500 (140) + c

Rp 350.000 = Rp 250.000 + c

c = Rp 350.000 - Rp 250.000 c = Rp 100.000

Dengan biaya dan volume penjualan tetap, adanya kenaikan

(21)

Analisis C-V-P terhadap perubahan

Analisis C-V-P terhadap perubahan

volume penjualan

volume penjualan

Perubahan volume penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan dan total biaya.

Contoh: jika perusahaan menetapkan penjualan sebanyak 175 unit dengan harga jual tetap Rp 2.000 per unit,total biaya

tetap Rp. 40.000, biaya varaiabel perunit Rp.1500 maka akan mempengaruhi laba dan total biaya menjadi:

Rp 2.000 (175) = Rp 40.000 + Rp 1.500 (175) + c Rp 350.000 = Rp 302.500 + c

c = Rp 350.000 - Rp 302.500 c = Rp 47.500

(22)

Analisis C-V-P terhadap perubahan biaya

Analisis C-V-P terhadap perubahan biaya

variabel per unit

variabel per unit

Perubahan biaya variabel per unit akan mempengaruhi laba perusahaan dan total biaya.

Contoh: jika biaya variabel naik dari Rp 1.500 menjadi Rp 1.600, sementara harga jual per unit, total biaya tetap dan volume penjualan tetap, maka akan mempengaruhi laba dan total biaya menjadi:

Rp 2.000 (140) = Rp 40.000 + Rp 1.600 (140) + c Rp 280.000 = Rp 264.000 + c

c = Rp 280.000 - Rp 264.000 c = Rp 16.000

Adanya kenaikan biaya variabel per unit dari Rp 1.500 menjadi Rp 1.600 per unit akan menyebabkan penurunan laba Rp

(23)

Analisis C-V-P terhadap perubahan total

Analisis C-V-P terhadap perubahan total

biaya tetap

biaya tetap

Perubahan total biaya tetap akan mempengaruhi laba perusahaan dan total biaya.

Contoh: jika total biaya tetap naik dari Rp 40.000 menjadi Rp 50.000, sementara harga jual per unit, total biaya variabel dan volume penjualan tetap, maka akan mempengaruhi laba dan total biaya menjadi:

Rp 2.000 (140) = Rp 50.000 + Rp 1.600 (140) + c Rp 280.000 = Rp 260.000 + c

c = Rp 280.000 - Rp 260.000 c = Rp 20.000

(24)

Soal

jika perusahaan berencana menaikkan harga dari Rp

2.000 per unit menjadi Rp 2.500 jika volume

penjualan tetap yaitu 140 unit,total biaya tetap

Rp.40.000, biaya variabel perunit Rp.1.500 maka

akan mempengaruhi laba menjadi berapa?

jika perusahaan menetapkan penjualan sebanyak 175

unit dengan harga jual tetap Rp 2.000 per unit,total

biaya tetap Rp. 40.000, biaya varaiabel perunit

(25)

jika biaya variabel naik dari Rp 1.500 menjadi Rp 1.600,

sementara harga jual per unit Rp. 2.000, total biaya

tetap Rp. 40.000 dan volume penjualan 140 unit, maka

akan mempengaruhi laba menjadi berapa?

jika total biaya tetap naik dari Rp 40.000 menjadi Rp

(26)

26

Margin of Safety

Menunjukkan jumlah maksimum

penurunan target pendapatan yang

boleh terjadi agar penurunan

tersebut tidak menimbulkan kerugian

Semakin besar margin of safety

(27)

27

Teknik Margin Kontribusi

Rasio margin kontribusi = Margin kontribusi total Penjualan total

Rasio margin kontribusi = Margin kontribusi per unit Harga jual per unit

Voluma penjualan target = Kos tetap total + Laba target

Margin kontribusi per unit

Pendapatan penjualan target = Kos tetap total + Laba target Rasio margin kontribusi

Penjualan titik impas (unit) = Kos tetap total Margin kontribusi per unit

Penjualan titik impas (rupiah) = Kos tetap total Rasio margin kontribusi

(28)

28

Margin of Safety

Margin of Safety

Margin keamanan =

Unit penjualan harapan - Unit penjualan titik impas Unit penjualan harapan

Margin keamanan = Penjualan harapan - Penjualan titik impas Penjualan harapan

atau

X 100%

(29)

29

Contoh Margin of Safety

Anggaran Penjualan = Rp. 172.000.000

Titik Impas tercapai pada volume penjualan Rp. 103.200.000

Margin of Safety = 172.000.000 – 103.200.000 = 68.800.000

(30)

30

Titik Tutup Usaha

(Shut-Down Point)

Jumlah penjualan yang menunjukkan

usaha yang dijalankan secara ekonomis

tidak pantas dilanjutkan lagi.

Titik Tutup Usaha dicapai jika jumlah

penjualan tidak cukup untuk menutup

biaya tunainya

Titik Penutupan Usaha

Biaya Tetap Tunai

(31)

31

Titik Penutupan Usaha

Titik Penutupan Usaha

Volume Penjualan

(Kg)

Pendapatan Penjualan X Rp. 172

Biaya Variabel X Rp. 43

Biaya Tetap Out off Pocket Biaya Tetap Sunk Laba

Akuntansi TunaiLaba

1000 172.000 43.000 64.500 12.900 51.600 64.500

600 103.200 25.800 64.500 12.900 0 12.900

500 86.000 21.500 64.500 12.900 (12.900) 0

(32)

32

Titik Penutupan Usaha

64.500.000

172.000 – 43.000

=

= 500 Kg

Usaha harus dihentikan jika penjualan dibawah Rp. 86.000.000 atau 500 Kg

Titik Penutupan Usaha

64.500.000

75 %

(33)

33

Degree of Operating

Leverage

Menunjukkan persentase perubahan

laba bersih sebagai dampak

terjadinya perubahan pendapatan

penjualan (%).

Pengungkit Operasi

Margin Kontribusi

(34)

34

Operating Leverage

Operating Leverage

Pendapatan Penjualan

172.000.000

Biaya Variabel

43.000.000

Laba Kontribusi

129.000.000

Biaya Tetap

77.400.000

(35)

35

Operating Leverage

Operating Leverage

Degree of Operating Leverage

129.000.000

51.600.000

=

= 2,5 X

(36)

36

Operating Leverage

Operating Leverage

Pendapatan Penjualan

160.000.000

Biaya Variabel

40.000.000

Laba Kontribusi

120.000.000

Biaya Tetap

60.000.000

Referensi

Dokumen terkait

Analisis ini dapat mengetahui bagaimana pengaruh biaya tetap, biaya variabel, harga jual, volume penjualan terhadap laba jangka pendek perusahaan dengan masing-masing

Biaya semi fixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d) Biaya

merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba, untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka

Biaya tetap merupaka biaya yang secara total tidak mengalami perubahan walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam

Berdasarkan dari data yang penulis dapat dari perusahaan bahwa belum melakukan pemisahan biaya tetap dan biaya variabel, sehingga perusahaan belum mengetahui berapa besar

BIAYA SEMI VARIABEL : biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. BIAYA TETAP : jumlah totalnya tetap dalam kisaran

Sedangkan pengertian biaya variabel Mulyadi (2005), biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Berdasarkan

Sedangkan pengeluaran (expense atau total cost) mengacu pada biaya produksi dan biaya non-produksi, baik merupakan biaya tetap (fixed cost) maupun biaya variabel (variable