• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ethics And The Audit Profession (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ethics And The Audit Profession (1)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Dwi Santoso NIM : 2014017008 Prodi : Akuntansi 3 A1

Ethics And The Audit Profession

A. Perilaku etis dan perilaku tidak etis bagi perorangan, profesional

Etika adalah serangkaian prinsip atau nilai moral. Berikut adalah 6 nilai etis dalam perilaku : profesional tersebut memberikan kepercayaan dalam melayani setiap lapisan masyarakat, menunjukkan bahwa mereka berkompeten dalam profesi mereka.

B. Dilema Etika

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Contoh yang sering dialami para auditor, dimana mereka diancam oleh klien akan digantikan oleh auditor lain jika tidak menerbitkan opini wajar tanpa pengecualian padahal opini wajar tanpa pengecualian itu tidak tepat.

Berikut adalah alasan-alasan orang dalam merasionalkan perilaku tidak etis:

1. Setiap orang melakukannya, sehingga kita membenarkan perbuatan yang salah untuk dapat kita terima.

2. Jika sah menurut hukum, itu etis. Contoh jika menemukan barang seseorang, kita tidak usah repot-repot mengembalikan, kecuali ada yang datang dan bisa membuktikan bahwa barang itu miliknya.

3. Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya C. Pentingnya etika pada profesi akuntansi

Bagi akuntan publik kepercayaan klien dan pemakai laporan keuangan eksternal atas kualitas audit sangatlah penting. Jika mereka sudah tidak percaya, tentunya kemampuan akuntan publik yang profesional akan hilang. Kepercauaan atas kualitas jasa profesional akan semakin besar bila akuntan publik mendorong standar kinerja dan perilaku yang tinggi.

(2)

AICPA menyediakan baik standar umum perilaku yang ideal maupun peraturan perilaku khusus yang harus diberlakukan. Berikut ini adalah empat bagian dari kode perilaku dari AICPA :

1. Prinsip-prinsip : Standar perilaku etis yang ideal yang dinyatakan dalam istilah filosofis.

2. Peraturan perilaku : Standar minimum dari perilaku etis yang dinyatakan sebagai peraturan spesifik.

3. Interpretasi peraturan perilaku : Ditentukan oleh Divisi Etika Profesional dari AICPA. 4. Kaidah etika : Penjelasan yang diterbitkan dan jawaban atas pertanyaan tentang

peraturan perilaku yang diserahkan pada AICPA oleh para praktisi dan pihak lain yang berkepentingan dengan persyaratan etis.

E. Independen, integritas dan objektifitas dalam hubungannya dengan kode etik. Independen dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Independensi dalam fakta : mempertahankan sikap tidak bias sepanjang audit

2. Independensi dalam penampilan : Bila auditor independen dalam fakta, tetapi pemakai hasil auditing yakin bahwa auditor menjadi penasihat untuk klien, maka nilai fungsi dari audit sebagaian besar telah hilang.

Integritas dan objektifitas dalam auditing harus dilaksanakan dengan profesional, seorang anggota harus mempertahankan objektivitas dan integritas, bebas dari konflik kepentingan, dan tidak secara sadar melakukan penyajian data yang salah atau menyerahkan pertimbangannya pada pihak lain.

F. Aturan-aturan kode etik perilaku

Aturan-aturan dalam kode etik perilaku dibagi menjadi beberapa kelompok : 1. Kepentingan Keuangan

Peraturan 101 melarang anggota yang terlibat untuk memiliki saham atau investasi langsung lainnya pada klien audit karena akan berpotensi merusak indepensi audit dalam fakta dan akan mempengaruhi persepsi pemakai atas indepensi penampilan. Berikut ini tiga perbedaan dalam kepentingan keuangan :

a. Anggota yang tercakup : Staf akuntan yang memiliki saham pada klien akan melanggar peraturan 101 jika ikut mengaudit kliennya.

b. Kepentingan keuangan langsung vs tidak langsung : Kepentingan keuangan langsung adalah kepemilikan lembar saham atau ekuitas oleh para anggota atau keluarga dekatnya pada klien. Yang tidak langsung adalah kepemilikan anggota atas dana bersama yang memiliki investasi dalam saham klien.

c. Material atau tidak material : Mempengaruhi kode etik untuk kepentingan tidak langsung.

(3)

a. Mantan praktisi : Jika mantan partner yang sudah tidak bekerja lagi namun ambil bagian dalam berbagai aktivitas KAP, yang menyebabkan pihak lain percaya ia masih aktif dalam KAP tersebut.

b. Prosedur pemberian pinjaman yang normal

c. Kepentingan keuangan dan penerimaan bekerja anggota keluarga inti serta keluarga terdekat

Referensi

Dokumen terkait

Ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di SDN petompon 02 pada umumnya sudah cukup memadai. Gedung sekolah cukup baik dan memadai untuk kegiatan belajar mengajar, halaman

mastery using task. The researcher gave an individual task to each student and asked the students to do it individually. The task consist of two parts: fill in

Akhirnya, terdapat beberapa kritikan solidaritas yang muncul dari dalam tradisi masyarakat internasional sendiri yang memfokuskan pada keterbatasannya sebagai teori

Saran untuk Universitas Negeri Semarang (UNNES) agar terus menjalin kerja sama yang baik dengan sekolah-sekolah latihan agar nantinya dalam pelaksanaan Praktik

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan bentuk studi kasus. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 03 Pontianak

Jadi perjanjian yang dalam teori statuta dari Bartolus masuk dalam statuta realita menurut Charles Dumoulin harus masuk dalam ruang lingkup statuta personalia , karena

PPL 2 dapat terlaksana dengan baik karena hal-hal sebagai berikut, yaitu: Dosen Pembimbing yang memberikan pengarahan-pengarahan dalam perencanaan pembelajaran,

[r]