“
Pengaruh Aset terhadap Ekuitas
dalam Kinerja Keuangan sebuah Perusahaan
”
“Denis Bapista Rebu”Abstrak
Tulisan ini menguji teori biaya transaksi perusahaan (transaction cost theory of the firm) dan memverifikasi pengaruh langsung aset dan ekuitas perusahaan terhadap kinerja keuangan
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Tulisan ini mengumpulkan dan menganalisis data di beberapa perusahaan yang ada.. Analisis data menggunakan content analysis. Hasilnya
menunjukkan bahwa aset dan ekuitas meiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan beberapa perusahaan yang ada di indonesia dalam bentuk net income, dan memiliki pengaruh positif dalam bentuk fee-based income, sedangkan ekuitas berpengaruh positif baik dalam bentuk net income maupun fee-based income. Selain itu, dalam kasus aset dan net income, penelitian ini dapat mengkonfirmasi hukum keuntungan menurun (the law of diminishing return) namun gagal mengkonfirmasi teori biaya transaksi perusahaan. Sebagai kesimpulan, kinerja keuangan
perusahaan (net income dan fee-based income) tergantung pada sumber daya perusahaan yaitu aset dan ekuitas yang terdapat didalam perusahaan teersebut.
A. Pendahuluan
Untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keuntungan, diperlukan sumber daya atau aset. Sumber daya merupakan kekuatan bisnis yang terkandung dalam aktiva berwujud, maupun tidak berwujud. Sumber daya yang memenuhi kualifikasi tertentu, dapat disajikan dalam neraca suatu perusahaan dan seringkali disebut sebagai aset neraca (balance sheet assets). Menurut teori ekonomi klasik, terdapat tiga sumber kesejahteraan utama (key source of wealth) dalam suatu negara, yakni tanah (land) dan sumberdaya alam (natural resources), capital (the accumulation and reinvestment of possessions), dan tenaga kerja (labor). Dalam skala perusahaan, dikenal adanya lima macam sumber daya yang sering disebut dengan 5M yakni man, material, machine, money, dan methode atau management.
produk-produk standar secara masal dan efisien serta menjualnya dengan harga yang relatif murah. Untuk itu, diperlukan jumlah aset dan sekaligus modal yang relatif besar agar dapat menghasilkan produk secara masal dan efisien. Dalam disiplin akuntansi, aset merupakan satu-satunya kekayaan perusahaan yang diakui sebagai sumber pendapatan. Hanya sumberdaya yang dapat diklasifikasikan sebagai aset yang boleh disajikan dalam neraca. Aset didefinisikan sebagai kekayaan atau potensi ekonomi yang dikuasai dan dimiliki oleh suatu entitas yang diharapkan akan memberikan manfaat ekonomi bagi entitas pada masa yang akan datang. Definisi tersebut mengindikasikan bahwa untuk dapat meraih manfaat ekonomis atau keuntungan pada masa yang akan datang, suatu entitas harus menguasai aset. Semakin banyak keuntungan yang diharapkan, maka semakin banyak pula aset yang harus dikuasai dan dikelola. Benarkah? Apakah aset maupun ekuitas yang merupakan representasi dari skala keekonomiasan suatu perusahaan, berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang direpresentasikan oleh net income maupun fee-based income?
B. Kerangka Konsep dan Hipotesis
Teori perusahaan klasik dikembangkan berdasarkan teori ekonomi klasik tentang faktor produksi dan sumberdaya serta peranannya dalam penciptaan kesejahteraan. Menurut teori tersebut, terdapat tiga sumber kesejahteraan utama (key source of wealth) organisasi ekonomi, yakni tanah (land) sumberdaya alam (natural resources), modal (the accumulation and reinvestment of possessions), dan tenaga kerja (labor). Pada akhir abad ke 20, berbeda dengan masa-masa sebelumnya, modal menjadi satu-satunya sumberdaya yang dinilai paling berperan dan penentu dalam penciptaan nilai. Penambahan modal dalam proses penciptaan kekayaan material akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan ekonomi. Dalam kondisi demikian, uang lebih banyak beredar dan berfungsi baik sebagai alat tukar maupun penyimpan kekayaan. Tabungan pun menjadi semakin besar. Agar terus dapat berkembang, uang tidak disimpan di bawah bantal tetapi disimpan dalam bentuk kekayaan (assets) produktif. Berdirilah kemudian banyak perusahaan yang untuk menjalankan fungsi dan mencapai tujuannya harus mengkombinasikan tiga sumberdaya utama yakni manusia, mesin, dan uang secara optimum. Kombinasi tersebut akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat
Misi setiap perusahaan adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh customer. Untuk dapat menyediakan barang dan jasa tersebut, setiap perusahaan harus mengkombinasikan faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin, Tetapi, pasti, tidak hanya sekedar mengkombinasikan. Hanya sekedar mengkombinasikan akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan biaya produksi meningkat, sehingga harga barang dan jasa yang dihasilkan tidak dapat diterima oleh pasar. Yang harus dilakukan adalah mengkombinasikan faktor produksi secara optimum, sehingga proses produksi dan pelayanan dapat dilakukan secara efisien dan murah.
dan murah. 2 Keberhasilan ditentukan oleh seberapa baik perusahaan memanfaatkan keuntungan yang diperoleh dari skala dan ruang lingkup ekonomis (economies of scale and scope) serta yang dapat menanamkan teknologi baru ke dalam aktiva fisik yang dapat menghasilkan produk-produk standar secara masal dan efisien. Kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan banyak ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menjual produk yang dapat dihasilkan (technology push) dengan harga yang relatif murah. Dalam kondisi di mana jumlah penawaran terbatas dan kebutuhan customer tidak terbatas, semua produk yang dihasilkan perusahaan pasti terserap oleh pasar.
Kondisi ini mendorong orang untuk berlomba-lomba menginvestasikan kekayaannya dengan mendirikan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dan memupuk modal. Karena penawaran atas barang dan jasa masih sangat terbatas, hampir tidak ada perusahaan yang mengalami kegagalan. Setiap perusahaan dapat beroperasi dengan menggunakan kapasitas maksimum sehingga keuntungan maksimum dapat diraih. Karena pasar terbuka lebar dengan tuntutan akan kualitas yang relatif belum mengemuka, setiap perusahaan akan berlomba untuk meningkatkan skala usaha mereka yang berarti harus memupuk modal sebanyak-banyaknya, sehingga ukuran perusahaan menjadi lebih besar dan jumlah perusahaan yang beroperasi untuk memenuhi kebutuhan customer juga bertambah banyak. Dalam kondisi demikian, dapat dimengerti bila keuntungan dan kekayaan beralih ke pihak yang menguasai, mengendalikan, dan mempunyai akses terhadap permodalan. Sebaliknya, pihak yang tidak menguasai modal tidak lagi dapat dengan mudah menjadi kaya, sebab, kekayaan, kini, berpihak pada pemilik modal. Kemampuan untuk menyediakan modal (finance) menjadi komoditas yang paling langka dalam proses produksi. Di samping itu, modal juga berperan sebagai pengendali faktor produksi yang lain. Pemilik modal, dengan kekuatan keuangannya, mampu mengendalikan faktor produksi manusia. Ketika jumlah perusahaan penyedia barang dan jasa bertambah, perilaku customer juga mengalami perubahan.
Aktiva lancar adalah kas dan aktiva lain yang akan diubah menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Aktiva lancar meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan, dan biaya dibayar dimuka. Aktiva produktif adalah aktiva yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa bagi customers. Aktiva produktif terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, dan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menghasilkan produk dan jasa atau untuk memberikan pelayanan kepada customer. Sedangkan aktiva tidak berwujud, menurut prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles), adalah aktiva yang tidak berwujud yang memiliki manfaat ekonomi pada masa mendatang serta dapat dikuantifikasikan dalam satuan moneter standar dengan ketelitian yang memadai.
Aktiva tidak berwujud diperoleh berdasarkan transaksi antara perusahaan dengan pihak ketiga yang independen melaluiarm’s length transactionyang umumnya terdiri dari hak cipta, paten, merk dagang, goodwill, lisensi, dan hak sewa guna usaha9. Agar diperoleh economies of scale and scope, setiap perusahaan harus menguasai sumberdaya dan aset dalam jumlah tertentu yang relatif besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk melakukan penumpukan dan penambahan modal, baik melalui investasi baru maupun dengan jalan menginvestasikan kembali (reinvestment) setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan dari investasi lama. Dalam
perspektif ini, aset merupakan faktor penentu utama keberhasilan perusahaan. Sesuai dengan pandangan klasik yang menyatakan bahwa terdapat tiga sumber keberhasilan dan kesejahteraan utama (key source of wealth) dalam suatu negara, yakni tanah (land) dan sumberdaya alam (natural resources), capital (the accumulation and reinvestment of possessions), dan tenaga kerja (labor). Dari ketiga sumberdaya tersebut, modal (capital) menjadi sumberdaya yang paling strategis.
Penambahan kapital dalam proses penciptaan kekayaan material akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas aktivitas bisnis. Kemampuan untuk menyediakan modal (finance) menjadi komoditas yang paling langka dalam proses produksi. Tanpa kapital, proses produksi tidak akan berlangsung sehingga tidak ada produk maupun jasa yang dapat disediakan dan ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan customers. Kapital juga berperan sebagai pengendali faktor produksi yang lain. Pemilik modal, dengan kekuatan keuangannya, mampu menguasai dan mengendalikan faktor produksi manusia. Modal merupakan komoditas yang jauh lebih langka dibandingkan tenaga kerja. Tenaga kerja dapat lahir, tumbuh, berkembang dan berada di setiap tempat tetapi modal (keuangan) hanya dikuasai oleh pihak dan kelompok tertentu dan sulit beralih ke pihak maupun kelompok lain.
Semakin besar aset yang dikuasai perusahaan semakin kecil marjin yang dihasilkannya, meskipun jumlah absolut yang diperoleh relatif besar. Laju percepatan tingkat hasil akan menurun setelah dicapai kapasitas optimum. Perusahaan-perusahaan berskala kecil yang menguasai kekayaan modal dan aset dalam jumlah yang terbatas dan kecil relatif lebih fleksibel dan lebih inovatif, karena proses pengambilan keputusan serta implementasinya mempunyai jarak yang relatif pendek.
Perusahaan berskala kecil mempunyai kemampuan untuk mempertahankan fleksibilitas dan daya responsifnya mengikuti perubahan serta mempunyai semangat kewirausahaan dan tanggungjawab yang tinggi dari manajemen10. Agar aset dan ekuitas dapat dioperasikan secara optimal, diperlukan kewirausahaan (entrepreneurship) dan inovasi. Pertumbuhan jangka panjang memerlukan dukungan inovasi dan kewirausahaan untuk kebaikan, kemajuan, dan pertumbuhan11. Terdapat tiga fenomena dan sumber pertumbuhan yakni (1) kombinasi atau inovasi baru, (2) kredit dan realokasi sumberdaya, dan (3) kewirausahaan12.
Berdasarkan kerangka konsep tersebut, hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Aset berpengaruh secara signifikan terhadap net income; (2) Aset berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Ekuitas perusahaan (3) Ekuitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan net income
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan yang berada di Indonesia yang terdiri dari perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Variabel penelitian ini meliputi (1) Aset, yakni jumlah nominal kekayaan perusahaan yang tersaji dalam neraca. Jumlah aset yang dimaksud adalah aset bersih yakni total aset berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan serta penyisihan-penyisihan bila ada; (2) Ekuitas, yakni jumlah nominal ekuitas perusahaan yang tersaji dalam neraca perusahaan yang merupakan bagian dari aset perusahaan yang menjadi hak pemodal, pemegang saham, atau pemilik perusahaan; (3) Net income, yakni kemampu an perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara keseluruhan setelah dikurangi pajak-pajak.
D. Hasil dan Pembahasan
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3806254642 5133555000 000000.000
1
38062546425 13355500000 0000.000
33.123 .001b
Residual 8043802503 2827750000 00000.000
7
11491146433 26110700000 000.000
Total 4610634892
8416330000 000000.000
8
a. Dependent Variable: Total Assets b. Predictors: (Constant), Net Income
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4425378494 8966740000 000000.000
1
44253784948 96674000000 0000.000
167.215 .000b
Residual 1852563979 4495890000 00000.000
7
26465199706 42270200000 00.000
Total 4610634892
8416330000 000000.000
8
a. Dependent Variable: Total Assets b. Predictors: (Constant), Total Equity
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2682723800 6563895000 000000.000
1
26827238006 56389500000 0000.000
64.704 .000b
Residual 2902306796 3854320000 00000.000
7
41461525662 64903000000 00.000
Total 2972954480
2949325000 000000.000
8
a. Dependent Variable: Total Equity b. Predictors: (Constant), Net Income
E. Penutup
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh antara Aset terhadap Ekuitas di dalam kinerja keuangan sebuah perusahaan. Dalam penelitian ini, menggunakan sampel pada beberapa perusahaan di Indonesia. Dimana data sampel berupa laporan keuangan, dan data keuangan perusahaan yang didapatkan dari www.idx.co.id. Dalam penelitian ini terdapat 3 hipotesis yaitu; (1) Aset berpengaruh secara signifikan terhadap net income; (2) Aset berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Ekuitas perusahaan (3) Ekuitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan net income. Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
Aset berpengaruh secara signifikan terhadap net income. Hal ini dikarenakan Aset perusahaan akan mempunyai pangsa pasar yang besar dalam industry, dan perusahaan pesaing akan memiliki waktu yang sulit untuk mendapatkan entri, sehingga hal tersebut menguntungkan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih
Aset berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Ekuitas perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena Aset sendiri merupakan salah satu komponen pembentuk Ekuitas suatu perusahaan. Ekuitas sendiri merupakan hak pemilik atas aktiva perusahaan yang meupakan kekayaan bersih. Ekuitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan Aset – Kewajiban perusahaan. Aset perusahaan digunakan dalam menghasilkan pendapatan atau net income bagi perusahaan sehingga mampu mempengaruhi ekuitas yang ada
Ekuitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan net income. Ekuitas secara umum memberikan support terhadap kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari net income yang ada. Ekuitas sendiri mempunyai komponen Aset dan Liabilitas, yang merupakan salah satu komponen menciptakan net income. Semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi pula kesempatan untuk meningkatkan ekuitas perusahaan. Hal ini terjadi karena Investor melihat kinerja keuangan perusahaan dalam menentukan pilihan untuk menanamkan modalnya. Penanaman modal ini memberikan tambahan pada ekuitas perusahaan
F. Daftar Pustaka
Alexander, Calvin (2015), Pengaruh Aset tetap terhadap laba bersih industry pertambangan yang listing di bursa efek indonesia.
Argyres, N.S. dan Liebeskind, J.P. Contractual Commitments, Bargaining Power, and Governance Inseparability: Incorporating History into Transaction Cost Theory.
Asri, Marselinus. (2017), Idiosyncratic Volatility and Stock Prices.
Kaplan, R.S, dan D.P. Norton (1996), The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action, Massachusetts: Harvard Business School Press.
Kerlinger, F.N.( , 1973), Asas-asas Penelitian Behavioral, Alih Bahasa, Simatupang, L.R., dan H.J., Koesoemanto, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Myers, S. C. (1984). The Capital Structure Puzzel. The Journal of Finance. 39(3), 575-592
Mulyadi (2001), Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Nasih, Moh (2015), Pengaruh Skala Ekonomi (Aset dan Liabilitas) terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan
Pressman, St (1999), Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia, Terjemahan, Jakarta: Murai Kencana.
Riordan, M.H. and Williamson, O.E.( 1985), Assets Specifity and Economic Organization
Spechler, M.C (1990)., Perspective in Economic Thought. New York: McGrow-Hill Publishing