• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Penerapan Tata Kelola Perusahaan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manfaat Penerapan Tata Kelola Perusahaan (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Manfaat Penerapan Tata Kelola Perusahaan dan Fungsinya

Sebagai Mekanisme Pengendalian

Diajukan sebagai tugas akhir dalam mata kuliah Seminar Akuntansi

Kontemporer

OLEH

Edwin Triyuwono

13 13 009

Akuntansi A

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ATMA JAYA

MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan bimbingan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berjudul “Manfaat Penerapan Tata Kelola Perusahaan dan Fungsinya Sebagai Mekanisme Pengendalian Perusahaan”. Makalah ini akan membahas tentang manfaat penerapan tata kelola perusahaan bagi suatu perusahaan dan fungsinya sebagai pengendalian bagi suatu perusahaan.

Penulis ingin berterima kasih kepada Bapak Dr. Fransiskus Randa, S.E., M.Si., Ak selaku dosen pembimbing mata kuliah Seminar Akuntansi Kontemporer atas bimbingan dan bantuannya selama proses penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Terima Kasih.

Makassar, 13 Januari 2017

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah... 2

1.3Tujuan Penelitian... 2

1.4Manfaat Penelitian... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

2.1 Definisi Tata Kelola Perusahaan... 3

2.2 Prinsip-Prinsip Utama Tata Kelola Perusahaan... 4

2.3 Mekanisme Tata Kelola Perusahaan... 5

2.4 Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengendalian... 7

2.5 Tujuan dan Manfaat Tata Kelola Perusahaan... 8

BAB III PENUTUP... 9

3.1 Kesimpulan... 9

3.2 Saran... 9

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep tata kelola perusahaan pertama kali disebut dalam sebuah laporan yang bernama The Financial Aspects of Corporate Governance atau yang umumnya dikenal sebagai Laporan Cadbury. Laporan ini merupakan survei komprehensif tentang dewan direksi, meliputi komposisi dewan, pelatihan direksi dan kompensasi, audit dan pengendalian internal, dan hak-hak dan tanggung jawab pemegang saham. Tata kelola perusahaan telah menjadi isu yang menonjol dalam beberapa tahun terakhir. Skandal perusahaan yang dibuat oleh Enron, WorldCom, Parmalant, dan banyak perusahaan lainnya telah menyebabkan masyarakat bertanya-tanya apakah uang mereka aman di tangan manajer yang mementingkan diri sendiri.

Tata kelola perusahaan terkait dengan teori agency. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Kusuma (2011), teori keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemilik (principal). Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan lancar, pemilik akan mendelegasikan otoritas pembuatankeputusan kepada manajer. Teori ini memandang bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan pemegang saham maupun pemangku kepentingan.

Tata kelola perusahaan adalah seperangkat mekanisme pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan manajemen agar manajemen bertindak demi kepentingan pemegang saham yakni memaksimal nilai perusahaan dan tidak mengejar kepentingan diri sendiri. Menurut Radebaugh (2006), mekanisme tata kelola perusahaan dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni mekanisme tata kelola perusahaan internal dan mekanisme tata kelola perusahaan eksternal.

(5)

Peneliti tertarik untuk membahas tentang tata kelola perusahaan di mana tata kelola perusahaan ini diyakini dapat digunakan sebagai pengendalian perusahaan. Mekanisme tata kelola perusahaan baik internal maupun eksternal diyakini mampu memberikan pengendalian kepada perusahaan baik pengendalian yang secara langsung dilakukan oleh pemilik perusahaan maupun bukan dilakukan secara langsung oleh pemilik perusahaan.

Menilik latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka judul dari makalah ini adalah “Manfaat Penerapan Tata Kelola Perusahaan dan Fungsinya Sebagai Mekanisme Pengendalian Perusahaan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah Bagaimana mekanisme tata kelola perusahaan dapat digunakan sebagai mekanisme pengendalian dan bermanfaat bagi perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari makalah ini yakni :

a. Menggambarkan mekanisme tata kelola perusahaan dalam kaitannya dengan pengendalian perusahaan.

b. Mendeskripsikan manfaat tata kelola perusahaan bagi perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari makalah ini adalah :

a. Memberikan informasi yang lebih mendalam kepada pembaca tentang mekanisme tata kelola perusahaan dan manfaatnya.

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Tata Kelola Perusahaan

Ada begitu banyak definisi tata kelola perusahaan. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan tata kelola perusahaan yang diadaptasi dari Cadburry Committe of United Kingdom sebagai :

a set of rules that define the relationship between shareholders, managers, creditors, the government, employees and other internal and external stakeholders in respect to their rights and responsibilities, or the system by which companies are directed and controlled.

(sebuah perangkat peraturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawaan dan pemangku kepentingan internal dan eksternal lainnya dalam kaitannya dengan hal dan kewajiban atau sistem di mana perusahaan diatur dan dikendalikan.)

Achmad Syakhroza (2002) dalam Fajarwati (2011) mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut: “Corporate governance adalah suatu sistim yang dipakai “Board” untuk mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi (directing, controlling, and supervising) pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis, dan produktif – E3P dengan prinsip prinsip transparan, accountable, responsible, independent, dan fairness – TARIF - dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.(hal. 11).

Rankin (2012) mengemukakan bahwa, “Tata kelola perusahaan dalam hal yang sangat sederhana adalah 'sistem di mana perusahaan bisnis diarahkan dan dikendalikan'.” Lebih lanjut, “definisi tata kelola perusahaan yang digunakan oleh organisasi untuk ekonomi pembangunan dan kerja sama (OECD) menjelaskannya sebagai:

Prosedur dan proses menurut di mana organisasi diarahkan dan dikendalikan. Struktur tata kelola perusahaan menentukan pembagian hak dan tanggung jawab di antara para peserta yang berbeda dalam organisasi-seperti direksi, manajer, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya - dan menetapkan aturan dan prosedur untuk pengambilan keputusan. Dengan melakukan ini, juga menyediakan struktur melalui mana tujuan perusahaan ditetapkan, dan cara mencapai tujuan tersebut dan memantau kinerja.”

(7)

2.2 Prinsip-Prinsip Utama Tata Kelola Perusahaan

Di sini secara umum ada empat prinsip utama berdasarkan pendapat OECD (Organization for Economic Corporation and Development) dalam Tjager (2003, h. 40-52) dalam Fajarwati (2011) yaitu: fairness, transparency, accountability, dan responsibility.

a. Fairness (Kewajaran)

Secara sederhana kesetaraan (fairness) bisa didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

b. Transparency (Keterbukaan Informasi)

Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

c. Accountability (Dapat Dipertanggungjawabkan)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Namun, masalah yang sering ditemukan di perusahaan-perusahaan Indonesia adalah lemahnya fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Atau justru sebaliknya, Komisaris Utama mengambil peran berikut wewenang yang seharusnya dijalankan direksi. Padahal, diperlukan kejelasan tugas serta fungsi organ perusahaan agar tercipta suatu mekanisme pengecekan dan perimbangan dalam mengelola perusahaan.

d. Responsibility (Pertanggungjawaban)

Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (patuh) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku di sini termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/ keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang sehat.

(8)

a. Kewajaran

Prinsip agar para pegelola memperlakukan pemangku kepentingan secara adil dan setara, baik pemangku kepentingan primer (pemasok, pelanggan, karyawan, dan pemodal) maupun sekunder (pemerintah, masyarakat, dan pihak lain). Prinsip inilah yang memunculkan konsep pengedepanan kepentingan atas stakeholders dan bukan hanya shareholders.

b. Transparansi

Kewajiban bagi para pengelola untuk menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampaian informasi. Lebih dalam bahwa, informasi yang disampaikan harus lengkap, benar, dan tepat waktu kepada semua pemangku kepentingan, tidak boleh ada hal-hal tertentu yang dirahasiakan, disembunyikan, ditutup-tutupi, maupun ditunda-tunda pengungkapannya.

c. Akuntabilitas

Kewajiban bagi para pengelola untuk membina sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya (reliable) dan berkualitas.

d. Responsibilitas

Kewajiban para pengelola untuk memberikan pertanggungjawaban atas semua tindakan dalam pengelolaan perusahaan kepada para pemangku kepentingan sebagai wujud kepercayaan dan wewenang yang telah diberikan.

Dengan demikian, penerapan tata kelola perusahaan yang baik harus mencerminkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, niscaya tata kelola perusahaan akan semakin baik dan tentunya akan berpengaruh terhadap pengendalian perusahaan secara menyeluruh.

2.3 Mekanisme Tata Kelola Perusahaan

(9)

merupakan mekanisme tata kelola yang dikendalikan secara langsung oleh pemilik perusahaan sementara mekanisme tata kelola eksternal tidak dikendalikan secara langsung oleh pemilik perusahaan.

a. Mekanisme Tata Kelola Internal

Dalam Radebaugh (2006) dijelaskan bahwa mekanisme tata kelola perusahaan internal merupakan mekanisme yang dikendalikan secara langsung oleh pemilik perusahaan. Mekanisme ini terdiri atas dewan dan struktur kepemilikan. Dewan yang dimaksud disini lebih mengacu pada fungsi dewan komisaris (pengawas) seperti yang ada di Indonesia bukan pada dewan direksi (pelaksana). Hal ini disebabkan karena perbedaan penggunaan sistem dewan di mana ada Negara yang menganut sistem One Tier seperti Amerika Serikat dan ada yang menggunakan sistem Two Tier seperti Belanda. Sistem One Tier Sederhananya, struktur kepemilikan adalah bagaimana susunan kepemilikan dari suatu perusahaan.

b. Mekanisme Tata Kelola Eksternal

Radebaugh (2006) menjelaskan mekanisme tata kelola eksternal adalah mekanisme yang tidak dikendalikan secara langsung oleh pemilik perusahaan. Mekanisme ini mencakup takeover market dan sistem hukum.

Ketika sebuah perusahaan berkinerja buruk, perusahaan tersebut dapat dibeli oleh pemilik baru yang percaya bahwa mereka entah bagaimana dapat dengan lebih baik mengelola perusahaan dan membuatnya lebih menguntungkan. Mekanisme pengendalian eksternal ini disebut takeover market.

(10)

saham tertentu, atau dapat memengaruhi penanaman modal dengan menawarkan perlindungan yang sangat sedikit untuk investor potensial.

2.4 Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengendalian

Penggunaan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik dapat memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan yang menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Penggunaan mekanisme pengendalian tata kelola seperti dewan komisaris misalnya akan meningkatkan pengendalian terhadap perusahaan. Dewan komisaris dibentuk oleh pemilik dan memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan terhadap dewan direksi sebagai pelaksana. Dewan komisaris umumnya terdiri dari anggota perusahaan dan anggota independen. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan independensi dari dewan komisaris sehingga dewan komisaris akan bertindak demi kepentingan pemilik bukannya demi kepentingan manajemen selaku pelaksana perusahaan. Umumnya, komite audit juga dibentuk oleh dewan komisaris sebagai fungsi pengawas tambahan.

Runtuhnya perusahaan-perusahaan besar di awal abad ke-20 yang diakibatkan penipuan perusahaan (corporate fraud) mendorong perusahaan-perusahaan saat ini untuk menerapkan tata kelola perusahaan-perusahaan yang baik demi kelangsungan perusahaan. Seperti diketahui, bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, dan sebagainya telah memicu kekhawatiran massal tentang perusahaan terutama para pemilik modal. Yang dikhawatirkan tentunya terkait modal yang mereka tanamkan dalam perusahaan, apakah berada ditangan yang tepat atau justru berada ditangan yang salah.

Mekanisme pengendalian tata kelola perusahaan yang lain seperti sistem hukum, juga memiliki fungsi pengendalian tersendiri bagi perusahaan. Sistem hukum yang dibentuk oleh suatu negara akan memengaruhi kebijakan perusahaan. Misalnya undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berkaitan dengan perusahaan secara umum di suatu negara, tentunya akan memengaruhi kebijakan perusahaan. Perusahaan umumnya akan berusaha untuk mematuhi regulasi pemerintah tersebut meskipun tidak semua perusahaan patuh terhadap regulasi pemerintah.

Penggunaan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) akan mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata masyarakat luas terutama para pemilik modal.

2.5 Tujuan dan Manfaat Tata Kelola Perusahaan

(11)

(GCG) akan mampu mengurangi tetapi tidak mencegah seutuhnya bentuk-bentuk penipuan (fraud), kecurangan dan sebagainya.

Ada lima macam tujuan utama Good Corporate Governance yaitu: (Tjager, 2003 dalam Fajarwati, 2011)

a. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham,

b. Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders nonpemegang saham

c. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham,

d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan

e. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.

Rankin (2012) mengemukakan “Perusahaan yang dapat menunjukkan praktik tata kelola perusahaan yang baik memiliki keuntungan. Dengan meningkatnya globalisasi bisnis dan persaingan modal, perusahaan-perusahaan yang dapat memberikan jaminan bahwa perusahaan sedang dikelola dengan tepat dapat memperoleh keunggulan kompetitif. Mengurangi risiko dianggap investor dapat mengurangi biaya modal. Selain itu, perluasan kepemilikan saham perusahaan ke basis yang lebih luas (di banyak negara, pemegang saham kecil menjadi semakin umum, baik melalui investasi langsung atau tidak langsung melalui rencana pensiun/pensiun mereka), dikombinasikan dengan kelompok pengaruh pemegang saham lebih terorganisir dan aktif, menempatkan pengawasan lebih pada manajemen perusahaan.” (hal 188)

Menurut FCGI, dengan menerapkan tata kelola perusahaan, maka terdapat beberapa keuntungan (benefits) yang dapat diperoleh, yakni:

a. Lebih mudah untuk meningkatkan modal b. Cost of Capital yang lebih rendah

c. Peningkatan kinerja bisnis dan kinerja ekonomis d. Dampak yang baik pada harga saham

(12)

Tata kelola perusahaan adalah seperangkat mekanisme pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan manajemen agar manajemen bertindak demi kepentingan pemegang saham yakni memaksimal nilai perusahaan dan tidak mengejar kepentingan diri sendiri. Konsep tata kelola perusahaan lebih lanjut dikembangkan menjadi tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance atau yang biasa disingkat GCG). Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan secara umum mencakup Kewajaran (Fairness), Keterbukaan Informasi (Transparency), Dapat Dipertanggungjawabkan (Accountability) dan Pertanggungjawaban (Responsibility).

Menurut Radebaugh (2006), mekanisme tata kelola perusahaan dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni mekanisme tata kelola perusahaan internal dan mekanisme tata kelola perusahaan eksternal. Penggunaan mekanisme tata kelola perusahaan baik internal maupun eksternal dapat memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan yang menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Penggunaan mekanisme pengendalian tata kelola seperti dewan komisaris misalnya akan meningkatkan pengendalian terhadap perusahaan. Contoh lain misalnya sistem hukum di suatu negara yang akan memberikan efek pengendalian terhadap suatu perusahaan.

Manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan yang melakukan tata kelola perusahaan yang baik mencakup peningkatan nilai perusahaan, mutu Board of Directors yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja manajemen dan Board of Directors. Selain itu, dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG), maka kelangsungan perusahaan akan terjaga.

3.4 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, maka saran dari penulis adalah Perusahaan sebaiknya menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) sehingga kelangsungan perusahaan dapat terjaga. Dengan menerapkan prinsip GCG, perusahaan tidak hanya akan terjamin kelangsungannya, tetapi juga memperoleh manfaat-manfaat lain dari GCG ini.

(13)

Fajarwati, D. (2011). Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance di Lingkungan Internal Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Jakarta (Skripsi). Depok: FISIP UI.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). (n.d). What is Corporate Governance. Retrieved From http://www.fcgi.or.id/corporate-governance/about-good-corporate-governance.html. 12 Januari 2017

Kusuma, K. (2011). Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Mengadakan Employee Stock Ownership Program (ESOP) (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia). Yogyakarta: FE UAJY

Radebaugh, L. H., Gray, S. J., & Black, E. L. (2006). International Accounting and Multinational Enterprises (6th Ed). United States, New Jersey: Wiley.

Rankin, M. et al (2012). Contemporary Issues in Accounting. Australia, Queensland: John Wiley & Sons Australia Ltd.

Wardhani, R. (2007). Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 4(1), 95-114.

Wulandari, C. A. (2009). Tinjauan Pelaksanaan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance di PT. Pupuk Kujang (Skripsi). Depok: FEB UI.

Referensi

Dokumen terkait

kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan suasana yang sangat alami karena peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian terkait permaiann

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, data pengamatan memiliki karakteristik Plot ACF dan PACF nya adalah menurun secara eksponensial dan a cut off pada lag 2,

Berdasarkan pengalaman tersebut peneliti memberikan beberapa saran antara lain: Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Numbered Heads Together (NHT)

Ustadzah Mariam Jamilah membagi anak menjadi beberapa kelompok didalam ruangan, semuda media untuk pembelajaran calistung sudah disiapkan oleh ustadzah.. Pada hari itu

Untuk informasi lebih lanjut tentang keselamatan dan pengaturan serta informasi pembuangan baterai, lihat Maklumat Pengaturan, Keselamatan, dan Lingkungan yang terdapat pada cakram

Tanah dengan sifat mengembang yang besar, apabila pertimbangan biaya dan pelaksanaan memungkinkan, tanah dengan sifat demikian dibuang dan diganti dengan tanah lain yang lebih

Paskalis Kopong (54 tahun), Guru Kelas Sekolah Dasar Swasta Pundarika Makassar, Wawancara, di Sekolah Dasar Pundarika Makassar, 14 Mei 2018.. memiliki identitasnya sendiri

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khusni (2015) dengan judul “Tingkat Keberhasilan Servis Tenis Lapangan dalam Kejuaraan Nasional Tenis Junior New Armada Cup