• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Karakteristik Keuangan Daerah, Nonkeuangan Daerah, Dan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Karakteristik Keuangan Daerah, Nonkeuangan Daerah, Dan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Di Indonesia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik keuangan dan

karakteristik nonkeuangan (karakteristik pemerintah daerah, eksekutif, legislatif)

terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintah daearah di Indonesia. Dengan

dikeluarkannya UU No 22 Tahun 1999 yang direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah dan UU No.25 Tahun 1999 yang direvisi menjadi UU No.

33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah membawa perubahan besar dalam sistem pemerintahan di

Indonesia yaitu dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Desentralisasi melibatkan

perpindahan tingkat dalam pengambilan keputusan dan sumber daya dari pemerintah

pusat ke pemerintah daerah (Babajanian, 2008). Salah satu hal yang mendorong

perubahan sistem pemerintahan tersebut adalah krisis ekonomi yang terjadi di

Indonesia tahun 1997 hingga 1998 serta krisis ekonomi Asia yang berkepanjangan

pada tahun 1990an (Firman, 2009). Oleh karena itu dengan adanya desentralisasi

diharapkan dapat meningkatkankan kesejahteraan, akuntabilitas dan transparasi

(Eduardo, 2003; Pilcher, 2005; Firman, 2009).

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia telah berjalan lebih dari satu dekade,

namun akuntabilitas pemerintah daerah masih jauh dari target yang diharapkan.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar

dalam Penyampaian Laporan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

(2)

commit to user

tahun 2011 mengungkapkan bahwa akuntabilitas pemerintah daerah masih rendah.

Dari pemerintah daerah yang menyerahkan LAKIP, terdapat 92 pemerintah daerah

mendapat nilai agak kurang dan perlu banyak perbaikan mendasar (nilai C) dan tidak

ada daerah yang mendapat nilai sangat baik (A) apalagi memuaskan (AA). Pada acara

tersebut beliau menghimbau kepada pimpinan daerah untuk meningkatkan

akuntabilitas kinerjanya (www.kompas.com). Selain itu, pelaporan keuangan juga

merupakan salah satu masalah yang signifikan di Indonesia (Sutaryo dan Winarna,

2013). Dari hasil audit BPK tahun 2009 atas LKPD menunjukkan bahwa pada tahun

2009 hanya 4% LKPD seluruh Indonesia yang memperoleh opini wajar tanpa

pengecualian dan terdapat sekitar 20% pemerintah daerah yang gagal memenuhi

tenggat waktu penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan fakta tersebut

menunjukkan bahwa kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah masih buruk.

Bhinadi (2010) menyebutkan bahwa pelaksanaan otonomi daerah belum

sepenuhnya berjalan dengan baik, karena perkembangan ekonomi antar daerah di

Indonesia masih memperlihatkan adanya ketidakseimbangan antara pulau Jawa

dengan pulau-pulau lainnya sehingga hal tersebut menunjukan bahwa ada

permasalahan kesenjangan antar daerah. Perkembangan ekonomi di Pulau Jawa

dinilai jauh lebih cepat dibandingkan dengan lainnya di luar Pulau Jawa.

Adanya desentralisasi dan otonomi daerah dapat menjadikan peluang bagi

pemerintah daerah untuk meningkatkan kinerja keuangannya dalam rangka

mewujudakan kemandirian entitas (Harianto dan Priyo, 2007). Suatu daerah

(3)

commit to user

tergantung dari perolehan dana dari pemerintah pusat, namun dapat didanai dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Direktorat Perimbangan Keuangan Daerah merilis

data bahwa proporsi PAD dalam pendapatan daerah masih sangat rendah yaitu

sebesar 7,5%, sedangkan 81,1% sumber pendapatan daerah berasal dari dana

perimbangan dan sisanya berasal dari pendapatan daerah lain-lain yang sah. Dengan

melihat fakta tersebut dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah masih belum

mandiri dalam mendanai pemerintahan daerahnya dan masih sangat bergantung pada

pemerintah pusat. Hal tersebut tidak hanya terjadi di pemerintah daerah Indonesia

saja, namun tingginya ketergantungan pemerintah daerah terhadap dana pemerintah

pusat juga terjadi di beberapa negara lain, yaitu di Anglophone Afrika, Tanzania,

Ghana dan Uganda (Fjeldstad dan Kari, 2012).

Peningkatan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah daerah, sistem

kelembagaan dan sumber daya manusia merupakan usaha dalam mewujudkan tata

kelola yang baik (Suhardjanto dan Yulianingtyas, 2011). Di sektor pemerintahan

Indonesia disebutkan bahwa DPRD (legislatif) dan gubernur, bupati atau Walikota

(eksekutif) merupakan unsur dalam penyelenggaraan pemerintahan (PP No. 71 Tahun

2010). Sutaryo dan Winarna (2013) berpendapat bahwa kinerja penyelenggaran

pemerintah merupakan preferensi kebijakan yang diambil eksekutif dan komposisi

DPRD dapat mempengaruhi preferensi kebijakan yang diambil oleh eksekutif. Oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa DPRD dan gubernur, bupati atau walikota

mempunyai peran penting dalam penyelenggaran pemerintahan daerah. Kinerja

(4)

commit to user

swasta, karena kinerja organisasi sektor publik dipengaruhi oleh konstitusi dan faktor

politik (strong political) (Boyne, 2003 dan Babajanian, 2008).

Beberapa penelitian terkait kinerja organisasi telah dilakukan baik di sektor

publik maupun di sektor swasta. Di sektor publik, penelitian tentang kinerja

dilakukan oleh Sutaryo dan Winarna (2013), Sumarjo (2010), Patrick (2010),

Johansson (2008), Boyne (2010), Sebaa et al. (2009) serta Hiskey dan Seligson

(2003). Berdasarkan penelitian tersebut dijelaskan bahwa kinerja pemerintah daerah

dipengaruhi oleh peran eksektutif (Boyne, 2010; Sebaa et al., 2009; Babajanian, 2008)

serta peran DPRD (Sutaryo dan Winarna 2013; Sumarjo 2010; Bourdeaux dan Grace,

2008). Sumarjo (2010) menyebutkan bahwa kinerja pemerintah daerah diperngaruhi

oleh ukuran (size) pemerintah, leverage dan intergovernmental revenue. Sutaryo dan

Winarna (2013) menguji tentang pengaruh karakteristik DPRD terhadap kinerja

penyelenggaraan pemerintah daerah di Indonesia, yang menyebutkan bahwa ukuran,

komposisi, masa kerja dan latar belakang DPRD berpengaruh terhadap kinerja

penyelenggaraan pemerintah daerah.

Di sektor swasta penelitian tentang kinerja dilakukan oleh Wagner et al.

(1998), Cohen dan Kaimenakis (2007), Watson et al. (2011), Adams et al. (2005)

serta Agrawal dan Knoeber (1996). Watson et al. (2011) menguji tentang pengaruh

karakteristik manajer, kebijakan organisasi terhadap kinerja perusahaan kecil di AS

dan Meksiko, sedangkan Agrawal dan Knoeber (1996) dan Wagner et al. (1998),

(5)

commit to user

Walaupun proses reformasi birokrasi dan pengelolaan keuangan daerah telah

lama berjalan namun akuntabilitas kinerja pemerintah daerah masih jauh dari yang

diharapkan. Oleh karena itu mengidentifikasikan adanya permasalahan, hal ini

memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian terkait kinerja penyelenggaraan

pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian diatas peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul

Karakteristik Keuangan Daerah, Nonkeuangan Daerah dan Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Pemerintah daerah berperan penting dalam mewujudkan desentralisasi dan

otonomi daerah yang diharapkan, namun setelah beberapa tahun diberlakukannnya

undang-undang tentang pemerintah daerah, dinilai bahwa kinerja pemerintah dalam

menyelenggaran pemerintahan yang baik masih belum dapat tercapai dimana hal

tersebut dapat dilihat dari akuntabilitas pemerintah daerah yang masih jauh dari target

dan terdapatnya masalah dalam pelaporan keuangan pemerintah daera. Atas dasar

latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah seperti berikut ini.

1. Apakah karakteristik nonkeuangan daerah (tipe pemerintah daerah, letak

geografis pemerintah daerah, tingkat pendidikan kepala daerah, latar belakang

kepala daerah, ukuran DPRD dan struktur kepemimpinan DPRD) berpengaruh

(6)

commit to user

2. Apakah karakteristik keuangan (likuiditas dan surplustabilitas) berpengaruh

terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah?

1.3. Tujuan Penelian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut ini.

1. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh karakteristik nonkeuangan

daerah (tipe pemerintah daerah, letak geografis pemerintah daerah, tingkat

pendidikan kepala daerah, latar belakang kepala daerah, ukuran DPRD dan

struktur kepemimpinan DPRD) terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintah

daerah.

2. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh karakteristik keuangan

(likuiditas dan surplustabilitas) terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintah

daerah

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaaan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah

daerah mengenai pengaruh karakteristik keuangan daerah dan nonkeuangan

daerah terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka

(7)

commit to user 2. Bagi Penelitian Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan inspirasi untuk

mengembangkan penelitian yang lebih luas mengenai karakteristik keuangan

daerah, nonkeuangan daerah dan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

1.5. Sitematika Penulisan

Penelitian dan hasil penelitian ini dipaparkan dengan sistematika penulisan

sebagai berikut ini.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN PENEGEMBANGAN HIPOTESIS

Tinjauan pustaka dan review penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian tentang pengaruh karakteristik keuangan terhadap kinerja

penyelenggaraan pemerintah daerah.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan ruang lingkup, populasi, dan sampel serta teknik

pengambilan sampel penelitian, variabel dan pengukuran variabel penelitian

dan model penelitian seta analisis data penelitian yang digunakan dalan

penelitian

BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil pengumpulan data dan analisis data penelitian

dengan melakukan pengujian hipotesis dan intrepretasi hasil pengujian

untuk membuktikan secara empiriris hipotesis yang telah dinyatakan dalam

(8)

commit to user BAB V: PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan yang diambil dari seluruh pembahasan

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur yang ditawarkan kepada nasabah dalam Pembiayaan Pembelian Rumah (PPR) ini menggunakan akad murabahah dengan melalui tahapan-tahapan yang telah diuraikan

Perencanaan karier dianggap sebagai indikator yang mempengaruhi keberhasilan studi mahasiswa, karena dengan perencanaan karier mahasiswa akan berupaya mendapatkan nilai yang

This undergraduate thesis explores the foreignization and domestication translation of culture- related terms in the Indonesian’s version of Paulo Coelho’s

Dengan aplikasi mobile ini pengguna yang khususnya adalah pedagang akan lebih mudah dalam mengakses informasi mengenai lahan pertanian yang sesuai dengan profil

Jika kesadaran itu telah timbul, maka anak akan melakukan kegiatan belajar dengan kesadarannya sendiri, tanpa perlu ada paksaan dari pihak manapun, atau hanya pada saat akan

dan Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta saran dalam penyusunan skripsi ini.. Santoso

• Pada menu Search disediakan fasilitas pencarian untuk : * Knowledge Æ menampilkan daftar dokumen yang dicari * Groups Æ menampilkan data grups yang dicari. * People Æ

Dari hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, bisa disimpulkan bahwa dalam penatalaksanaan gizi buruk diperlukan perhatian yang lebih, baik dari semua pihak,