• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUMPULAN STRATEGI PEMBELAJARAN DAN FISIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KUMPULAN STRATEGI PEMBELAJARAN DAN FISIKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Arlin Muzdalifah NIM : 140210102104

Jur/Prod. : Pendidikan MIPA/ Pendidikan Fisika Matakuliah : Strategi Belajar Mengajar Fisika (SBMF)

1. a) Pokok bahasan/Materi : Arus listrik dan Hambatan listrik b) Stategi Pembelajaran :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahulua

n

1. Guru mengajukan pertanyaan ringan terkait materi arus listrik dan hambatan listrik. Misalnya :

1. Mengapa lampu senter dapat menyala ? 2. Bagaimana gambar rangkaian listrik pada

lampu senter ?

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi terang redupnya lampu senter ?

4. Bagaimana hubungan antara kuat arus, beda potensial, dan hambatan pada rangkaian listrik dalam lampu senter ?

2. Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyatakan pendapat mengenai persoalan yang diberikan.

Kegiatan Inti

3. Guru membentuk kelompok praktikum sebanyak 6 kelompok.

4. Guru menjelaskan materi mengenai arus listrik dan hambatan listrik. Disamping itu, guru juga memberikan 1 latihan soal dari tiap materi yang dijelaskan dan dikerjakan secara berkelompok. 5. Guru membahas jawaban hasil diskusi kelompok. 6. Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk

(2)

rangkaian, 3 buah multimeter, 7 buah kabel penghubung, 2 buah baterai dengan tegangan masing-masing 6 Volt dan 12 Volt, 3 buah resistor dengan hambatan masing-masing 2 ohm; 4 ohm; dan 6 ohm.

7. Guru membacakan tujuan percobaan (Membuktikan kebenaran hukum I Kirchoff dan hukum II KirchoffI) serta mendemonstrasikan langkah kerja yang berkaitan dengan percobaan hukum I Kirchoff dan II, disamping itu siswa juga merangkai alat berdasarkan instruksi dari guru. 8. Guru memberikan permasalahan terkait percobaan

hukum I Kirchoff dan hukum II Kirchoff. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan siswa dalam membuat hipotesis dari praktikum yang akan dilakukan. Misalnya:

1. Buktikan bahwa besar arus yang masuk ke titik percabangan sama dengan besar arus yang keluar dari titik percabangan!

2. Buktikan bahwa dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah ggl sumber arus dengan penurunan tegangan (I. R) adalah sama dengan 0!

9. Guru meminta siswa untuk mulai melakukan percobaan agar siswa dapat menjawab hipotesis-hipotesis yang dibuatnya.

10. Guru menunjuk dua kelompok untuk membacakan hasil praktikumnya di depan kelas.

11. Guru memperkuat konsep arus listrik dan hambatan listrik dengan mengajak siswa mengaitkan antarkonsep menggunakan peta konsep.

(3)

telah dijelaskan.

13. Guru memberikan tugas individu berupa latihan-latihan soal terkait materi yang telah dijelaskan. Hal ini dimaksudkan untuk pendalaman konsep arus listrik dan hambatan listrik.

c) Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kuat arus listrik. 2. Siswa dapat menjelaskan konsep hukum Ohm.

3. Siswa dapat mengidentifikasi hubungan antara beda potensial, kuat arus, dan hambatan dalam hukum Ohm.

4. Siswa dapat menghitung besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tertutup.

5. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian hambatan. 6. Siswa dapat membedakan bahan konduktor dan isolator.

7. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan listrik.

8. Siswa dapat menghitung besarnya hambatan total pada rangakaian hambatan seri dan rangkaian hambatan paralel.

9. Siswa dapat menjelaskan mengenai konsep hukum I Kirchoff. 10. Siswa dapat menjelaskan aplikasi hukum I Kirchoff.

11. Siswa dapat menjelaskan mengenai konsep hukum II Kirchoff. 12. Siswa dapat memformulasikan besaran tegangan ke dalam bentuk

persamaan hukum II Kirchoff dalam rangkaian tertutup. 13. Siswa dapat menjelaskan aplikasi hukum II Kirchoff.

14. Siswa dapat membedakan jenis dan fungsi alat listrik (ampermeter, voltmeter, ohm-meter).

15. Siswa dapat mengukur besarnya kuat arus, tegangan, dan hambatan pada rangkaian listrik.

d) Alokasi Waktu :

(4)

n ringan terkait materi arus listrik dan hambatan listrik. Misalnya : 1. Mengapa lampu senter 4. Bagaimana hubungan

antara kuat arus, beda potensial, dan hambatan pada rangkaian listrik dalam lampu senter ? 2. Guru memberikan kesempatan

(5)

dan bahan praktikum yang telah disediakan. Alat dan bahan: 1 buah papan rangkaian, 3 buah multimeter, 7 buah kabel penghubung, 2 buah baterai dengan tegangan masing-masing 6 Volt dan 12 Volt, 3 buah resistor dengan hambatan masing-masing 2 ohm; 4 ohm; dan 6 ohm.

7. Guru membacakan tujuan percobaan (Membuktikan kebenaran hukum I Kirchoff dan hukum I KirchoffI) serta mendemonstrasikan langkah kerja yang berkaitan dengan percobaan hukum I Kirchoff dan II, disamping itu siswa juga merangkai alat berdasarkan instruksi dari guru.

8. Guru memberikan

permasalahan terkait percobaan hukum I Kirchoff dan hukum II Kirchoff. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan siswa dalam membuat hipotesis dari praktikum yang akan dilakukan.

1. Buktikan bahwa besar arus yang masuk ke titik percabangan sama dengan besar arus yang keluar

3 menit

(6)

dari titik percabangan! 2. Buktikan bahwa dalam

sebuah rangkaian tertutup, jumlah ggl sumber arus

dengan penurunan

tegangan (I. R) adalah sama dengan 0!

9. Guru meminta siswa untuk mulai melakukan percobaan agar siswa dapat menjawab hipotesis-hipotesis yang dibuatnya.

10. Guru menunjuk dua kelompok untuk membacakan hasil praktikumnya di depan kelas. 11. Guru memperkuat konsep arus

listrik dan hambatan listrik dengan mengajak siswa mengaitkan antarkonsep menggunakan peta konsep.

15 menit

8 menit

5 menit

Penutup 12. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dijelaskan.

13. Guru memberikan tugas individu berupa latihan-latihan soal terkait materi yang telah dijelaskan. Hal ini dimaksudkan untuk pendalaman konsep arus listrik dan hambatan listrik.

3 menit

Jumlah 69 menit 2. Stategi Pembelajaran

(7)

1. Guru memberikan persoalan-persoalan terkait konsep usaha dan energi. Misalnya,

1. Ketika kita berjalan, apakah kita melakukan usaha ? dan ketika kita hanya menahan sebuah benda agar benda itu tidak bergerak, apakah bisa disebut bahwa kita melakukan usaha ?

2. Apa yang dimaksud dengan usaha ?

3. Bagaimana cara

mempermudah usaha ?

4. Alat apa saja yang dapat membantu usaha manusia ? 2. Guru memberikan kesempatan

pada para siswa untuk menyatakan pendapat mengenai persoalan yang diberikan.

3. Guru membentuk kelompok praktikum sebanyak 6 kelompok. 4. Guru menjelaskan mengenai

materi usaha dan energi.

5. Guru mendemonstrasikan penggunaan simulasi Phet terkait dengan praktikum bidang miring (gaya, energi, dan usaha).

(8)

dalam membuat hipotesis.

1. Bagaimana pengaruh massa dan ketinggian bidang miring terhadap energi kinetik dan energi potensial ketika benda bergerak pada suatu bidang miring ?

2. Apakah ada pengaruh permukaan bidang miring terhadap besarnya energi kinetik, energi potensial dan usaha sebuah benda yang bergerak diatasnya ?

3. Identifikasi besarnya energi kinetik, energi potensial, dan usaha yang dilakukan sebuah benda ketika bergerak pada bidang miring!

7. Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum bidang miring agar siswa dapat menjawab hipotesis yang telah dibuat.

8. Guru menunjuk dua kelompok untuk membacakan hasil praktikumnya di depan kelas. 9. Guru memperkuat konsep dasar

usaha dan energi dengan mengajak siswa mengaitkan antarkonsep menggunakan peta konsep.

(9)

dijelaskan.

11. Guru memberikan tugas secara individu berupa latihan soal terkait materi yang telah dijelaskan.

Jumlah

3. Hakikat Fisika dan Hakikat Pembelajaran Fisika. a. Hakikat Fisika

Fisika merupakan ilmu eksperimental dan merupakan bagian dari sains yang mempelajari tentang alam dan fenomenanya yang terdiri atas proses dan produk. Proses yang dimaksudkan disini adalah sebuah proses yang langkah-langkahnya menggunakan metode ilmiah seperti merumuskan masalah; merumuskan hipotesis; merancang eksperimen; mengumpulkan data; menganalisis data; dan menarik kesimpulan. Sedangkan produk fisika berupa fakta, proses, konsep, prinsip, teori, hukum, rumus, dan lain-lain. Fakta merupakan benda/peristiwa/kejadian yang sesuai dengan kenyataan. Konsep merupakan definisi yang tidak terbantahkan. Sedangkan prinsip merupakan hubungan antar konsep yang jika terbukti akan menjadi sebuah hukum yaitu hukum fisika.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses ilmiah yang dibangun atas sikap ilmiah dan hasilnya berupa produk ilmiah.

1. Fisika sebagai proses

(10)

2. Fisika sebagai sikap

Dari kegiatan-kegiatan kreatif (pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dll) yang dilakukan tersebut, berpengaruh kepada pola perilaku orang yang bersangkutan. Dari kegiatan-kegiatan kreatif tersebut akan muncul rasa ingin tahu yang tinggi diiringi rasa percaya, sifat objektif, jujur, terbuka, tanggung jawab, dan mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap sepeerti itulah yang memaknai bahwa hakkat fisika sebagai sikap.

3. Fisika sebagai produk

Hasil penemuan dari kegiatan penyelidikan tersebut dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang disebut produk. Pengelompokan hasil penemuan tersebut menghasilkan ilmu pengetahuan yang disebut Fisika. Kumpulan pengetahuan fisika dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.

b. Hakikat Pembelajaran Fisika

Fisika bertujuan mempelajari komponen materi dan interaksi antar materi terkait. Oleh karena itu dalam mempelajari fisika diperlukan kegiatan eksperimen serta kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan teori sehingga siswa dapat menemukan bahkan mampu membuktikan kebenaran konsep-konsep yang berkaitan dengan teori yang dipelajari.

Dalam belajar fisika, siswa dituntut untuk dapat memahami konsep, prinsip, hukum, kemudian diharapkan siswa mampu menyusun kembali materi yang telah diajarkan menggunakan bahasanya sendiri. Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa belajar fisika memerlukan tingkat intelektual yang cukup tinggi.

(11)

sains dalam bentuk pengalaman langsung akan sangat bermanfaat dalam membentuk konsep siswa.

4. Jika saya ditugasi untuk membelajarkan materi yang cenderung abstrak dan bersifat mikroskopis, maka saya akan merancang sebuah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan hakikat fisika, yaitu kegiatan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran interaktif sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan dan menumbuhkan motivasi belajar siswa serta rasa keingintahuan terhadap materi terkait. Kegiatan eksperimen juga diperlukan agar siswa memiliki pengalaman nyata terhadap permasalahan terkait sehingga siswa akan lebih mudah menangkap materi yang diajarkan. Dalam hal ini siswa melakukan proses ilmiah menggunakan metode ilmiah, yaitu merumuskan masalah; merumuskan hipotesis; merancang eksperimen; mengumpulkan data; menganalisis data; dan menarik kesimpulan. Jika pembelajaran hanya dirancang secara makroskopis dan simbolik saja, materi yang disampaikan akan sulit diserap oleh siswa karena materi tersebut terlalu banyak mengandung konsep-konsep yang abstrak. Contohnya seperti materi gaya antar molekul. Pada materi gaya antar molekul terdapat sub bahasan ikatan kimia dan partikel penyusun materi yang memiliki nilai keabstrakan cukup tinggi sehingga dibutuhkan tingkat intelektual yang sepadan. Akibatnya banyak siswa yang merasa kesulitan ketika mempelajari materi ini. Maka sebab, alangkah baiknya jika pembelajarannya menggunakan media pembelajaran interaktif dan melakukan kegiatan eksperimen dengan menggunakan media bantu seperti simulasi Phet.

5. a) Nama model: Fibrasi Hipari

Alasan: Nama model tersebut merupakan singkatan dari serangkaian kegiatan pembelajaran yang dirancang. Dari langkah-langkah kegiatan pembelajaran, diambil salah satu kata sehingga terbentuklah sebuah nama Fibrasi Hipari. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tersebut, meliputi:

(12)

3. SI [

SI

mulasi] 4. HI [

HI

potesis] 5. PA [

P

r

A

ktikum] 6. RI [Penkond

RI

ll] b) Teori belajar yang mendasari:

Teori belajar yang mendasari model Fibrasi Hipari adalah teori belajar kontruktivisme. Teori belajar kontruktivisme merupakan pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta suatu makna dari apa yang dipelajari. Jadi siswa membangun pengetahuannya sendiri dengan memberi makna pada pengetahuan tersebut melalui pengalaman yang diperolehnya baik pengalaman fisik maupun pengalaman mental. Pada teori ini, lebih ditekankan pada proses bukan hasil belajar siswa. Pada teori ini, lebih menekankan pada perkembangan konsep dan teori mendalam sehingga siswa dituntut untuk aktif agar siswa dapat mengembangkan pengetahuannya dengan baik dan benar. Jika siswa cenderung pasing di dalam kelas, maka dia akan kesulitan mengembangkan materi yang diajarkan karena dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator sedangkan siswa menjadi pusatnya. Akibatnya, siswa tersebut akan tertinggal oleh siswa yang aktif.

Dengan digunakannya teori belajar kontruktivisme pada model Fibrasi Hipari, diharapkan mampu memotivasi siswa untuk senantiasa belajar karena hal itu merupakan tanggung jawab siswa itu sendiri, mengembangkan kemampuan siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri, serta mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir mandiri.

c) Unsur-unsur: 1. Sintakmatik

(13)

Sintakmatik dalam model Fibrasi Hipari adalah: 1. FI [Identi

FI

kasi Masalah]

Pada tahap ini siswa diberi persoalan-persoalan logika terkait materi yang akan dijelaskan. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan berpikir logis siswa serta untuk mengetahui pengetahuan siswa terkait materi yang akan dijelaskan.

2. BRA [

BRA

instorming]

Pada kegiatan ini, para siswa menyatakan pendapat mengenai persoalan yang diberikan agar permasalahan menjadi berkembang sehingga terkumpul banyak ide yang dapat dijadikan peta informasi dalam pembelajaran ini. 3. SI [

SI

mulasi]

Dalam kegiatan ini, siswa belajar menggunakan simulasi Phet untuk kegiatan praktikum. Diasumsikan bahwa sekolah belum memiliki fasilitas lab yang memadahi. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, digunakan simulasi Phet.

4. HI [

HI

potesis]

Pada kegiatan ini, siswa diberi kesempatan untuk membuat hipotesis dari persoalan yang diberikan oleh guru terkait dengan praktikum yang akan dilakukan.

5. PA [

P

r

A

ktikum]

Pada tahap ini, siswa melakukan praktikum secara berkelompok menggunakan simulasi Phet untuk mencari jawaban dari hipotesis yang dibuat oleh siswa.

6. RI [Penkond

RI

ll]

(14)

2. Sistem Sosial

Sistem sosial dalam model ini adalah struktur yang moderat, dimana dalam kegiatan belajar guru mengendalikan aktivitas pembelajaran kemudian divariasikan dengan saling tukar pendapat dan tanya jawab antar siswa dan guru sehingga dari pengorginasisan kegiatan tersebut, siswa diharapkan diharapkan aktif dalam kegiatan pembelajaran agar dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri dengan baik dan benar.

3. Prinsip Reaksi

1. Guru memberikan persoalan terkait materi yang akan dijelaskan.

2. guru membentuk kelompok diskusi dalam kelas. 3. Guru mendemonstrasikan penggunaan simulasi phet. 4. Guru memberikan tanya jawab terkait hasil praktikum

siswa.

5. Guru mengajak siswa mengaitkan antar konsep dari materi yang dijelaskan menggunakan peta konsep untuk menstimulus pemikiran siswa terkait materi yang sudah dijelaskan.

5. Guru memusatkan perhatian siswa pada saat menjelaskan kesimpulan pembelajaran.

4. Sistem Pendukung

Sistem pendukung dalam model Fibrasi Hipari yaitu sebuah simulasi Phet untuk mendukung kegiatan praktikum, pendemonstrasian penggunaan simulasi Phet agar siswa memahami prosedur penggunaan Phet untuk kegiatan praktikum materi terkait.

5. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring

(15)

mengidentifikasi variabel, merumuskan dan menguji hipotesis, menganalisis data, menarik kesimpulan.

Dampak pengiring dalam model Fibrasi Hipari adalah siswa memiliki kreativitas dalam mengembangkan pengetahuannya, berpikir logis, tanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur, belajar dengan bebas dan mandiri, sikap terbuka, memiliki sikap ilmiah, serta memiliki kemampuan untuk menetapkan keputusan.

d) Contoh kegiatan pembelajaran fisika: Materi : Teori Kinetik Gas

Pokok bahasan : Persamaan umum gas serta Tekanan dan Energi Kinetik Gas

Pelaksanaan :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahulua

n

1. Guru mengajukan pertanyaan ringan terkait materi teori kinetik gas. Misalnya :

1. Mengapa balon yang ditiup akan semakin membesar dan mengeras ?

2. Mengapa balon yang sudah membesar dan mengeras tersebut ketika dipanaskan dapat meletus ?

2. Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyatakan pendapat mengenai persoalan yang diberikan.

4 menit

Kegiatan Inti

3. Guru membentuk kelompok praktikum sebanyak 6 kelompok.

(16)

4. Guru menjelaskan materi mengenai teori kinetik gas. 5. Guru mendemonstrasikan

penggunaan simulasi Phet terkait dengan praktikum sifat gas. 6. Guru memberikan permasalahan

terkait praktikum sifat gas untuk merangsang kemampuan siswa dalam membuat hipotesis. Misalnya:

1. Pada gas ideal, mengapa tumbukan antar partikel gas dan antara patikel dan dinding dalam suatu ruang tertutup dianggap lenting sempurna ?

2. Bagaimana hubungan antara tekanan, volume, suhu, kecepatan, dan energi kinetik dalam praktikum tersebut ? 7. Guru meminta siswa untuk

melakukan praktikum sifat gas menggunakan simulasi Phet agar siswa dapat menjawab hipotesis yang telah dirumuskannya. 8. Guru menunjuk dua kelompok

untuk membacakan hasil praktikumnya di depan kelas. 9. Guru memperkuat konsep teori

kinetik gas dengan mengajak siswa mengaitkan antarkonsep

20 menit

3 menit

2 menit

15 menit

8 menit

(17)

menggunakan peta konsep. Penutup 10. Guru memberikan kesimpulan

dari materi yang telah dijelaskan. 11. Guru memberikan tugas individu berupa latihan-latihan soal terkait materi yang telah dijelaskan. Hal ini dimaksudkan untuk pendalaman konsep teori kinetik gas.

3 menit

Referensi

Dokumen terkait

Percobaan ini diberi nama Crazy Mixer karena akan dilakukan eksplorasi gerak pada medium dan surface tanpa batas dengan menggunakan material berupa sebuah pengaduk dalam medium

SRI International telah mengembangkan program yang disebut VALS1 (value and life style 1) untuk mengukur gaya hdup ditinjau dari aspek nilai cultural yaitu (1) outer

Adapun aspek citra yang ditimbulkan dalam game Call of Duty 4 : Modern Warfare tersusun dengan sangat tepat melalui perpaduan tampilan visual dan narasi yang kuat..

4.  Pedoman  PKB  dan  Angka  Kreditnya,  Buku  4,  Ditjend  Peningkatan  Mutu  Pendidik  dan  Tenaga  Kependidikan,  Kemendiknas, Tahun 2010 

Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana perlakuan terhadap penanam modal (investor) berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal

Kompleksitas yang terlibat dalam beroperasi di Negara-negara berbeda dan mempekerjakan kategori karyawan yang berbeda kebangsaan adalah suatu variable kunci yang

dan Adriana Parera yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materi, serta selalu mendoakan dan mengingatkan penulis agar menyelesaikan karya tulis

Grafik LOS yang masuk ke Jalan Jenderal Ibrahim Adjie pada hari senin merupakan hari pertamanya aktifitas dimulai seperti aktifitas bekerja dan sekolah