• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL BOOK REPORT SISTEM BELAJAR MENGAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CRITICAL BOOK REPORT SISTEM BELAJAR MENGAJAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

CRITICAL BOOK REVIEW

NAMA : 1.PUTRI CHAIRUNNISA HASIBUAN (4173341055)

2.SYAHRONI (41

3.TAMIA ANGGRAINI BR BARUS (4171141046) 4.VIORENTHIYA NABABAN (4173141069)

KELAS : BIOLOGI DIK F

DOSEN PENGAMPU : Dra. Nuraini Harahap, M.Si

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book ini dengan baik dan benar. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Glory yang sudah membimbing dalam menyelesaikan tugas Critical Book ini.

Penulis merasa masih memiliki kekurangan dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga penulis mengharapkan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas ini.

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berbicara tentang pengertian Mengajar kalau dilihat dari esesinya dalam proses belajar mengajar sudah menyangkut kegiatan mendidik, dalam artian untuk mengantarkan anak kepada tingkat kedewasaan, baik secara fisik maupun mental. Tetapi dalam uraian berikut ini mencoba membedakan dengan suatu maksud memberikan suatu penanaman terhadap kenyataan yang kini sedang berkembang. Kenyataan yang dimaksud adalah keadaan proses dan hasil pengajaran di sekolah-sekolah. Sehingga pembedaan ini tidak bersifat esensial dan koseptual, memang kalau dilihat dari segi asal katanya keduanya memilki arti yang sedikit berbeda.

Mengajar adalah memberi pelajaran semisal, pelajaran matematika, pelajaran bahasa, pelajaran geografi, agar siswa yang di ajar itu mengetahui dan paham tentang pelajaran yang di ajarkan tadi. Sedangkan mendidik adalah memelihara dan memberi latihan mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran. Menurut umum, memang mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa atau anak didik. Jadi mendidik lebih cenderung kepada transfer of knowledge.

Kenyataan mengajar lebih menekankan transfer of knowledge, inilah justru banyak berkembang di sekolah-sekolah. Kebanyakan guru dan juga orang tua wali sudah merasa puas kalau para anak didik mendapatkan nilai baik dari hasil ulangannya. Jadi penting dalam hal ini siswa di tuntut mengetahui pengetahuan yang telah di ajarkan oleh gurunya. Yang penting adalah kecerdasan otaknya, bagaimana prilaku dan sikap mental anak jarang mendapatkan perhatian secara serius. Cara evaluasi yang dilakukan oleh guru pun juga hanya melihat bagaimana hasil pekerjaan ujian, ulangan atau tugas yang diberikan. Ini semua mendukung suatu pengertian bahwa mengajar yang hanya terbatas pada soal kognitif dan paling di tambah keterampilan dan masih jarang yang sampai pada unsur afeksi.

1.2 Tujuan

(5)

1.3 Manfaat

1) Mengetahui pengertian dari mengajar 2) Mengetahui pengertian dari mendidik

3) Mengetahui perbedaan antara mengajar dengan mendidik

1.4 Identitas Buku Identitas Buku 1 :

1. Judul : Landasan Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya

2. Edisi : Kelima

3. Pengarang : Dr. M. Sukardjo 4. Penerbit : Rajawali Pers 5. Kota Terbit : Jakarta 6. Tahun terbit : 2013

7. ISBN : 978-979-769-254-4

Identitas Buku 2 :

1. Judul : Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar

2. Edisi : Pertama

3. Pengarang : Sardiman A.M

4. Penerbit : PT RajaGrafindo Persada 5. Kota Terbit : Jakarta

6. Tahun Terbit : 2006

7. ISBN : 979–421–051-x

Identitas Buku 3 :

1. Judul : Pedagogik (Ilmu Mendidik)

2. Edisi : Ketiga

3. Pengarang : Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd, dkk

4. Penerbit : ALFABETA

5. Kota Terbit : Bandung 6. Tahun Terbit : 2014

(6)

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU Ringkasan Buku 1 :

Kata mendidik adalah kata kunci dari pendidikan. Mengingat hal itu, sangat penting untuk di pahami hakikat mendidik yang bermakna luhur dalam proses pendidiksn. Mendidik menurut Langeveld adalah mempengaruhi dan membimbing anak dalam usahanya mencapai kedewasaan. Ahli lainnya, yaitu Hoogveld mengatakan mendidik membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya. Menurut tokoh pendidikan yang tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara mengatakan, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi – tingginya.

Untuk lebih memahami makna mendidik dapat dibandingkan langsung dengan makna mengajar. Kata mengajar yang kita kenal dapat dimaknai sebagai menyajikan bahan ajar tertentu berupa seperangkat pengetahuan, nilai, dan/atau deskripsi keterampilan kepada seseorang atau sekumpulan orang dengan maksud agar pengetahuan yang diperlukannya sekarang atau untuk pekerjaan yang akan dijalaninya tumbuh, sehingga ia dapat mengembangkan atau meningkatkan inteligensinya secara intelektua.

Adapun mendidik memerlukan tanggung jawab lebih besar daripada mengajar. Mendidik ialah membimbing pertumbuhan anak, jasmani maupun rohani dengan sengaja, bukan saja untuk kepentingan pengajaran sekarang melainkan utamanya untuk kehidupan seterusnya di masa depan (Rasyidin, 2007:34).

Ringkasan Buku 2 :

(7)

Berbicara tentang pengertian mengajar kalau dilihat esensinya dalam proses belajar mengajar, sudah menyangkut kegiatan mendidik, dalam artian untuk mengantarkan anak kepada tingkat kedewasaannya, baik secara fisik maupun mental.

Memang kalau dilihat dari segi asal katanya, keduanya memiliki arti yang sedikit berbeda. “Mengajar” : member pelajaran. Misalnya memberi pelajaran matematika, memberi pelajaran bahasa, memberi pelajaran sejarah, agar siswa yang diajar itu mengetahui dan paham tentang bahan yang diajarkan tadi. Sedang “mendidik” : memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Menurut umum, memang “mengajar” diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa/anak didik. Jadi “mengajar” lebih cenderung kepada transfer of knowledge.

“Mendidik” dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu “mendidik” dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik. Dibandingkan dengan pengertian “mengajar”, maka pengertian “mendidik” lebih mendasar. “Mendidik” tidak sekadar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of values. “Mendidik” diartikan lebih komprehensif, yakni usaha membina diri anak didik secara utuh, baik matra kognitif, psikomotorik maupun afektif, agar tumbuh sebagai manusia-manusia yang berkepribadian.

Sehubungan dengan uraian dan kenyataan di atas, “mengajar” dalam kegiatan belajar-mengajar harus diterjemahkan secara konseptual, disinkronisasikan dengan pengertian “mendidik”. Oleh karena itu, Raka Joni memberikan batasan mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.

Ringkasan Buku 3 :

(8)

Mengurus anak dapat diartikan mengurus segala kebutuhan hidup anak, seperti memberi makan dan pakaian, mengurus kesehatannya, setiap hari dimandikan, jika sakit dirawat dan sebagainya, namun perkataan mendidik anak tidak dapat diidentikan (disamakan) dengan mengurus anak. Mengurus anak lebih banyak berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, mendidik anak menyangkut seluruh kepribadian anak.

(9)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pembahasan Isi Buku

Pada buku pertama, perbedaan antara mengajar dengan mendidik yaitu : kata mengajar yang kita kenal dapat dimaknai sebagai menyajikan bahan ajar tertentu berupa seperangkat pengetahuan, nilai, dan/atau deskripsi keterampilan kepada seseorang atau sekumpulan orang dengan maksud agar pengetahuan yang diperlukannya sekarang atau untuk pekerjaan yang akan dijalaninya tumbuh, sehingga ia dapat mengembangkan atau meningkatkan inteligensinya secara intelektual. Mendidik ialah membimbing pertumbuhan anak, jasmani maupun rohani dengan sengaja, bukan saja untuk kepentingan pengajaran sekarang melainkan utamanya untuk kehidupan seterusnya di masa depan (Rasyidin, 2007:34).

Pada buku kedua, perbedaan antara mengajar dengan mendidik yaitu : mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. “Mendidik” dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik.

Pada buku ketiga, perbedaan antara mengajar dengan mendidik yaitu : mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berpikirnya. Disebut juga pendidikan intelektual. Mendidik menurut Darji Darmodiharjo menunjukkan usaha yang lebih ditujukan kepada pengembnagan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan, dan lain-lainnya.

Berdasarkan ketiga sumber diatas, perbedaan antara mengajar dengan mendidik yaitu : mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan penegtahuan kepada siswa atau anak didik, sedangkan mendidik lebih cenderung kepada transfer of knowledge atau mengantarkan anak didik kearah kedewasaan baik secara rohani dan jasmani.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan  kelebihan

(10)

 kekurangan

(11)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

1) Pengertian dari mengajar adalah usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa atau anak didik.

2) Pengertian dari mendidik adalah mengantarkan anak didik kearah kedewasaan baik secara rohani maupun jasmani.

3) Perbedaan antara mengajar dengan mendidik yaitu : mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa atau anak didik, sedangkan mendidik lebih cenderung kepada transfer of knowledge atau mengantarkan anak didik kearah kedewasaan baik secara rohani dan jasmani.

4.2 Saran

(12)

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. (2006). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta

Sadulloh, Uyoh, dkk. (2014). Pedagogik (Ilmu Mendidik). ALFABETA : Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan penelitian ini yang akan ditinjau dari tujuan penelitian adalah mengetahui potensi Kopi Jahe jika dijadikan sebagai oleh-oleh lokal khas Betawi

Dalam hal pengelolaan air waduk Ir.Juanda yang terletak di daerah Jatiluhur, oleh pemerintah diserahkan kepada Perum Otorita Jatiluhur (POJ), terhitung mulai tanggal 23 Mei

Ini dikarenakan Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki cukup banyak suku bangsa, serta kondisi ekonomi, pendidikan dan budaya yang lebih baik.. Itu

Ekstrak Rimpang jahe dan biji kopi digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan sediaan Spray Footsanitizer untuk tiga formula, dengan perbedaan Kecepatan

Peserta didik dapat menjelaskan fungsi peralatan dan bahan yang diperlukan untuk membuat kerajinan jahit dan sulam1. Peserta didik dapat menjelaskan macam-macam produk benda

Esensi kepemerintahan yang baik (good governance) dicirikan dengan terselenggaranya pelayanan publik yang baik, hal ini sejalan dengan esensi kebijakan

14 sesuai yang tertuang dalam pasal 64 sampai dengan pasal 67 Konstitusi RIS, daerah-daerah yang diakui sebelumnya pada masa Pemerintahan Hindia Belanda sebagai

Tujuan dari kegiatan field work ini adalah untuk mengamati kehidupan masyarakat pesisir di Kota Makassar, Daerah Galesong di Kabupaten Gowa dan Takalar serta Bira, Tana Beru