• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI DAN DASAR DAN METROLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI DAN DASAR DAN METROLOGI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui dengan yang distandarkan. Besaran standar ini biasanya terdapat atau terpasang pada alat ukur, dan alat ukur ini harus di kalibrasikan agar bisa mengukur dengan baik dan tepat. Besaran merupakan sesuatu yang mempunyai nilai dan satuan, sedangkan satuan adalah sesuatu yang mendefinisikan besaran.

 Syarat - syarat besaran :

 Dapat didefinisikan secara fisik.

Suatu besaran tersebut dapat didefenisikan bentuk dan wujudnya.

 Jelas dan tidak berubah terhadap waktu.

Suatu besaran tersebut tidak dipengaruhi nilainya oleh waktu.

 Dapat digunakan dimana saja.

Suatu besaran tersebut dapat digunakan dimana saja dilakukan pengukuran.

 Besaran terdiri dari :

Besaran pokok, merupakan besaran yang sesuai dengan standar internasional.

Tabel 1.1 Tabel Besaran Pokok

Besaran Standar Nama Satuan Dasar Simbol Dimensi

Panjang meter m [L]

Massa kilogram kg [M]

Waktu detik s [T]

Arus Listrik ampere A [I]

Temperatur kelvin K [θ]

Jumlah Zat mole n [N]

(2)

Kelompok 12

Besaran turunan, merupakan besaran yang diperoleh dari beberapa variabel besaran pokok dalam bentuk persamaan.

Tabel 1.2 Tabel Besaran Turunan

Besaran Nama Satuan Dasar Simbol

Luas Bidang meterpersegi m²

Potensial Listrik volt V,kg m²/(s² A)

 Pengukuran dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu:

1. Aspek Fisik

(3)

Kelompok 12

Pengukuran aspek geometrik dipelajari dalam metrologi industri.

Terdiri dari :

- Dimensi, contoh : diameter, panjang, lebar, dll

- Bentuk, contoh : kesejajaran, kelurusan, kedataran, kemiringan atau sudut, kebulatan, ketegaklurusan, dll

- Kekasaran permukaan.

Metrologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran besaran teknik, sedangkan Metrologi industri adalah ilmu dan teknologi yang mempelajari pengukuran karateristik geometri suatu produk hasil proses produksi dengan menggunakan alat ukur tertentu dan cara pengukuran tertentu untuk mendapatkan hasil pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya.

Beberapa jenis pengukuran dalam metrologi :

1. Pengukuran linear, suatu pengukuran besaran panjang yang menggunakan alat ukur langsung yang telah terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh sacara langsung.

(4)

Kelompok 12

Gambar 1.1 Mikrometer

2. Pengukuran sudut, suatu pengukuran sudut yang menggunakan alat ukur sudut yang telah terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh secara langsung.

Contoh : menggunakan busur bilah.

(5)

Kelompok 12

3. Pengukuran profil, suatu pengukuran yang membandingkan bentuk suatu produk dengan bentuk acuan (standar) pada layar dari alat ukur proyeksi. Contoh : menggunakan profile proyector.

Gambar 1.3 Profile Proyector

4. Pengukuran ulir, suatu pengukuran yang mengukur jarak antar ulir pada suatu produk. Contoh : menggunakan mikrometer ulir.

(6)

Kelompok 12

5. Pengukuran roda gigi, suatu pengukuran yang mengukur jarak antar pitch pada roda gigi. Contoh : menggunakan mikrometer roda gigi.

Gambar 1.5 Mikrometer Roda Gigi

6. Pengukuran posisi, suatu pengukuran yang menggunakan sensor yang dapat digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan posisi. Contoh : menggunakan coordinate measuring machine (CMM).

Gambar 1.6 Coordinate Measuring Machine

7. Pengukuran kerataan dan kedataran, suatu pengukuran yang mengukur kerataan dan kedataran permukaan suatu produk,

(7)

Kelompok 12

Gambar 1.7 Square Level

8. Pengukuran kekasaran permukaan, suatu pengukuran yang mengukur kekasaran permukaan suatu produk.

Contoh : menggunakan surface roughness tester.

Gambar 1.8 Surface Roughness Tester

Cara-Cara Pengukuran Dalam Metrologi :

1. Pengukuran langsung, suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur langsung, dimana hasil pengukuran dapat langsung diperoleh.

(8)

Kelompok 12

Gambar 1.9 Jangka Sorong

2. Pengukuran tak langsung, suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur pembanding, alat ukur standar dan alat ukur bantu. Contoh : Dial Indicator.

Gambar 1.10 Dial Indicator

3. Pemeriksaan kaliber batas, suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur kaliber batas, dimana tidak mengukur dimensi suatu produk tetapi untuk memeriksa apakah suatu produk berada didalam/ diluar daerah toleransinya.

(9)

Kelompok 12

Gambar 1.11 Kaliber Poros

4. Membandingkan dengan bentuk standar atau acuan, suatu pengukuran yang dilakukan dengan membandingkan bentuk produk yang dihasilkan dengan bentuk standarnya/acuan.

Contoh : Profile Proyector.

(10)

Kelompok 12

5. Pengukuran geometri khusus, suatu pengukuran yang mempunyai metoda dan alat ukur khusus.

Contoh : Surface Roughness Tester.

Gambar 1.13 Surface Roughness Tester

Jenis-Jenis Alat Ukur, terbagi atas 2 :

1. Berdasarkan sifat, terbagi menjadi :

a) Berdasarkan sifat aslinya:

 Alat ukur langsung, suatu alat ukur yang dilengkapi dengan skala ukur sehingga hasil pengukuran bisa langsung di baca atau diperoleh hasil pengukuran.

Contoh: Jangka Sorong.

(11)

Kelompok 12

 Alat ukur pembanding, suatu alat ukur ini tidak bisa menunjukkan hasil pengukuran dengan skala ukur, tetapi hanya bisa membandingkan ukuran atau beda ukuran dari objek ukur. Misalnya: Dial Indicator.

Gambar 1.15 Dial Indicator

 Alat ukur standar, suatu alat ukur yang dilengkapi dengan satu skala nominal, tidak dapat memberikan hasil pengukuran secara langsung dan digunakan untuk kalibrasi alat ukur lainnya. Misalnya: Blok Ukur.

(12)

Kelompok 12

 Alat ukur kaliber batas, suatu alat ukur yang berfungsi untuk menunjukkan apakah dimensi suatu produk berada di dalam atau di luar daerah toleransi produk tersebut. Misalnya: Kaliber Lubang dan Kaliber Poros

Gambar 1.17 Kaliber Poros

 Alat ukur bantu, suatu alat ukur bantu bukan merupakan alat ukur tetapi mempunyai peranan penting dalam menentukan baik atau tidaknya hasil pengukuran. Misalnya: Blok V.

Gambar 1.18 Blok V

b) Berdasarkan sifat turunannya, dibedakan atas :

(13)

Kelompok 12

 Alat ukur koordinat, suatu alat ukur yang menggunakan sensor yang dapat digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan posisi. Contoh : Coordinate Measuring Machine (CMM).

2. Berdasarkan prinsip kerjanya, dibedakan atas :

 Alat ukur mekanik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip mekanik. Contoh : neraca/timbangan dua lengan, dial indicator

Gambar 1.19 Dial Indicator

 Alat ukur elektrik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip elektrik. contoh : Multi Tester

(14)

Kelompok 12

 Alat ukur optik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip optik/cahaya. Contoh : Profile Proyector

Gambar 1.21 Profile Proyector

 Alat ukur pneumatik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip fluida (gas). Contoh : Alat ukur tekanan udara pada ban

(15)

Kelompok 12

 Alat ukur hidrolik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip fluida (cair). Contoh : Jembatan Timbang.

Gambar 1.23 Jembatan Timbang

Sifat dari alat ukur :

1. Rantai Kalibrasi ( Trace Ability ), yaitu sifat mampu usut alat ukur berdasarkan tingkatan kalibrasinya. Tingkatan kalibrasi alat ukur :

a. Alat ukur kerja (contoh: Mikrometer) di kalibrasi dengan alat ukur standar kerja (contoh: Blok ukur kualitas 3).

b. Alat ukur standar kerja di kalibrasi dengan alat ukur standar.

c. Alat ukur standar di kalibrasi dengan alat ukur standar nasional.

d. Alat ukur standar nasional di kalibrasi dengan alat ukur standar internasional.

(16)

Kelompok 12

Gambar 1.24 Kurva Kepekaan (Sensitivity)

3. Kemudahan Baca ( Read Ability ), yaitu kemampuan dari sistem penunjuk untuk menunjukkan hasil pengukuran dengan jelas dan benar.

4. Penyimpangan ( histerisis ), yaitu penyimpangan yang terjadi pada hasil pengukuran, dimana pengukuran dilakukan secara kontinu dari dua arah yang berlawanan.

Gambar 1.25 Kurva Histerisis

(17)

Kelompok 12

6. Pergeseran ( Shifting ), yaitu sistem penunjuk telah menunjukkan adanya perubahan tetapi sensor belum mengisyaratkan adanya perubahan.

7. Kestabilan Nol ( Zero Stability ), yaitu kemampuan dari sistem penunjuk untuk kembali ke posisi semula (nol ) bila benda ukur diambil seketika, setelah dilakukannya pengukuran.

8. Pengambangan ( Floating ), yaitu keadaan dimana jarum penunjuk data/angka digital selalu berubah – rubah yang diakibatkan perubahan kecil pada sensor.

Konstruksi Umum Alat Ukur :

1. Sensor, bagian dari alat ukur yang berkontak langsung dengan benda ukur. Sensor terbagi atas 2, yaitu :

 Sensor Kontak, yaitu sensor yang memberikan gaya atau tekanan pengukuran. Misalnya: sensor mekanik

 Sensor non Kontak, yaitu sensor yang tidak memberikan gaya atau penekanan pengukuran. Misanya: sensor optik, sensor pneumatik.

2. Pengubah (Tranducer), bagian alat yang berfungsi mengubah dan memperbesar sinyal yang dirasakan oleh sensor menjadi besaran yang terukur, dan diteruskan ke sistem penunjuk. Pengubah terbagi atas :

 Pengubah elektrik

Contoh: pengubah dengan prinsip induktif (transformator).

(18)

Kelompok 12

 Pengubah mekanik

Contoh: sistem roda gigi dan batang bergigi dari jam ukur pada dial indikator.

Gambar 1.27 Sistem Pengubah Pada Dial Indikator

 Pengubah optomekanik

Contoh: Sistem pengubah alat ukur optomekanik

(19)

Kelompok 12

 Pengubah Optik

Contoh: prinsip pengubah pada mikroskop.

Gambar 1.29 Contoh Sistem Pengubah Pada Mikroskop

 Pengubah Pneumatis.

Contoh : sistem pengubah dengan prinsip pneumatis.

(20)

Kelompok 12

3. Sistem penunjuk/pencatat, bagian dari alat ukur yang menunjukan hasil dari pengukuran yang dilakukan.Sistem penunjuk terbagi atas :

 Penunjuk berskala

- Skala linear, contohnya: Jangka Sorong dan Mikrometer

- Skala melingkar, contohnya: Dial Indicator

 Penunjuk digital

- Mekanik

- Elektrik (LED)

Karateristik Alat Ukur

1. Ketelitian ( Accuracy ), kemampuan alat ukur untuk menghasilkan nilai yang mendekati nilai sebenarnya.

Gambar 1.31 Ketelitian (Accuracy)

2. Ketepatan ( Precition ), kemampuan alat ukur untuk menghasilkan nilai yang relatif sama dari beberapa pengukuran pada titik yang sama.

(21)

Kelompok 12

3. Kecermatan (Resolution), skala terkecil yang dimiliki oleh suatu alat ukur.

Empat kemungkinan hasil pengukuran

1. Tepat dan teliti 2. Tepat dan tidak teliti

3. Tidak tepat dan teliti 4. Tidak tepat dan tidak teliti

Gambar 1.33 Kemungkinan Hasil Pengukuran

Penyimpangan Dalam Proses Pengukuran

1. Penyimpangan dari alat ukur

Hal ini disebabkan oleh karena alat ukur yang belum dikalibrasi.

2. Penyimpangan dari benda ukur

Hal ini diakibatkan oleh defleksi pada benda ukur akibat :

- pengaruh tekanan kontak karena benda ukur lunak

- pengaruh tekanan kontak pada benda ukur yang bersilinder tipis

3. Penyimpangan posisi pengukuran

(22)

Kelompok 12

Gambar 1.34 Penyimpangan Posisi Pengukuran

4. Penyimpangan akibat lingkungan

Yang perlu diperhatikan adalah pengaruh temperatur pada proses pengukuran, dimana benda padat terutama logam berubah dimensinya apabila temperatur berubah (ΔL = Lo α ΔT sifat pemuaian logam). ΔL= Perubahan Panjang, Lo= Panjang awal, α= Koefisien pemuaian, ΔT= Pertambahan panjang. Supaya hasil pengukuran sama maka secara internasional sudah disetujui temperatur standar untuk pengukuran geometris adalah 20ºC.

5. Penyimpangan dari si pengukur

Dua orang yang melakukan pengukuran dengan alat ukur dan objek ukur yang sama berkemungkinan menghasilkan pengukuran yang berbeda. Hal ini dapat diakibatkan oleh pengalaman praktek mengukur, cara melakukan pengukuran yang salah akibat tidak mengetahui dasar-dasar pengukuran yang benar.

Gambar

Gambar 1.1 Mikrometer
Gambar 1.4 Mikrometer Ulir
Gambar 1.5 Mikrometer Roda Gigi
Gambar 1.8 Surface Roughness Tester
+7

Referensi

Dokumen terkait

menunjukkan bahwa kekasaran permukaan dipengaruhi secara langsung oleh kecepatan spindel dan laju umpan. Hal ini diamati bahwa kekasaran permukaan meningkat dengan

Pengukuran pada tingkat produk (Output) adalah mengukur kualitas output yang dihasilkan dari suatu proses dibandingkan terhadap spesifikasi karakteristik mutu yang

Pertumbuhan Koloni Streptococcus Mutans Dan Kekasaran Permukaan Pada Resin.. Komposit Langsung Dan Tidak

Pengukuran suatu besaran dengan metode pengukuran tak langsung (melalui besaran yang lain) akan menghasilkan ketidakpastian yang lebih banyak dari pada yang

Melakukan kalibrasi alat dengan mengukur densitas air, caranya dengan mengisi air ke dalam cup sampai penuh kemudian ditutup (apabila ada air yang tumpah dilap dengan kanebo

Pengukuran suatu besaran dengan metode pengukuran tak langsung (melalui besaran yang lain) akan menghasilkan ketidakpastian yang lebih banyak dari pada yang

Metrologi Industri (Industrial Metrology): pengukuran yang bertujuan untuk pengendalian mutu suatu produk di industri dengan memastikan bahwa sistem pengukuran

Penelitian dilanjutkan dengan mengukur kekasaran permukaan permukaan enamel sebelum perendaman pada setiap kelompok menggunakan Surface Roughness Tester Mitutoyo SJ-210, Jepang.. Sampel