ISSN : 2502-8928 (Online) 39
Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
SISTEM PENENTU MENU HARIAN PASIEN
PENYAKIT ASAM URAT
Hadi Ibrahim Tri Saputra*1,Bambang Pramono2, Isnawaty3
*1,2,3
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari
e-mail :*1hadiibrahim721@gmail.com, 2bambangpramono09@gmail.com, 3isna.1711@gmail.com Abstrak
Dalam penanganan pasien di Rumah Sakit Bahteramas Kendari, Dietisien tidak menyimpan data makanan yang dikonsumsi pasien dan untuk penyajian menu makanan harian pasien tidak dilakukan pendataan secara komputerisasi untuk menjadi data rekam medik pasien. Penyajian menu makanan yang berlaku di Rumah Sakit Bahteramas Kendari ialah dengan siklus menu 10 hari makanan berbeda. Dietisien adalah perawat dari poli gizi dan instalasi gizi yang bertugas untuk melakukan konsultasi gizi pasien di rumah sakit.
Harris Benedict adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan kebutuhan Angka Metabolisme Basal (AMB) dan kilokalori harian. Tahap perhitungan kebutuhan kalori menggunakan metode Harris Benedict ialah dengan cara menentukan nilai Angka Metabolisme Basal (AMB), faktor aktivitas, dan faktor Stress. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dietisen dalam menentukan siklus menu pasien adalah Indeks Massa Tubuh yang merupakan batasan untuk menentukan berat badan normal orang dewasa. Selain itu, Berat Badan Ideal juga merupakan salah satu faktor bobot optimal dari tubuh untuk menjaga kesehatan dan kebugaran.
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah sistem penentu menu harian pasien penyakit Asam Urat yang dapat membantu petugas Dietisien dalam melakukan pelayanan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit Bahterahmas menggunakan Metode Harris Benedict.
Kata kunci— Status Gizi, Rumah Sakit Bahteramas, Metode Harris Benedict, Rekam Medis.
Abstract
In the management of patients at the Hospital Bahteramas Kendari, dietisien not store the data of food consumed and the patient's daily diet of patients presenting no computerized data collection to be patient medical records. Food menu prevailing in Kendari Bahteramas Hospital is the 10-day cycle menu of different foods. Dietisien is the nurse of poly nutrition and nutritional installation charge for nutritional counseling patients in the hospital.
Harris Benedict is a method used to estimate basal metabolic needs of the numbers (AMB) and kilocalories daily. Phase calorie requirement calculations using the Harris Benedict is by determining the numerical value of basal metabolism (AMB), an activity factor, and Stresss factors. Several factors are taken into consideration in determining the cycle menu dietisen patients is the Body Mass Index which is a limit to determine normal weight adults. In addition, Ideal Weight is also a factor weight of the body to maintain optimal health and fitness.
The results obtained in this study is the determinant of the system daily diet of gout patients who can assist officers dietisien in the services, outpatient and inpatient in hospital Bahterahmas using the Harris Benedict method.
Keywords— Nutritional Status, Bahteramas Hospital, Harris Benedict Algorithm, Medical Record.
1. PENDAHULUAN
esehatan merupakan bagian terpenting dalam hidup, namun masih jarang orang peduli dengan kesehatannya sendiri. Salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan memperhatikan makanan yang
sehat yang sesuai dengan kebutuhan jumlah kalori yang dibutuhkan akan sangat membantu dalam menjaga kesehatan. Sebagian orang lebih cenderung memilih penentuan menu harian pasien penyakit Asam Urat yang dapat memberikan saran menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan kalori pasien dan memberikan informasi total kebutuhan kalori, status gizi dan berat badan ideal pasien.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Penyakit Asam Urat
Penyakit Asam Urat atau dikenal sebagai penyakit Gout merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh penimbunan Kristal Monosodium urat di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi (Gout Arthritis), benjolan pada bagian-bagian tertentu dari tubuh dan batu pada saluran kemih. Gout atau Asam Urat adalah penyakit dimana terjadi penumpukan Asam Urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan Asam Urat yang kadarnya tinggi [1].
Diet dan perbaikan gaya hidup dapat mengurangi frekuensi serangan akut dan keperluan terhadap obat akan berkurang atau hilang sama sekali. Diet juga dapat membantu, walaupun penurunan Asam Urat Serum tidak banyak. Obesitas dapat mengakibatkan peningkatan produksi Asam Urat oleh tubuh, sedangkan penurunan berat badan akan menurunkan kadar Asam Urat Serum.
2.2 Pola Makan
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit [2].
Pola makan dapat diartikan suatu kebiasan menetap dalam hubungan dengan konsumsi makan yaitu berdasarkan jenis bahan makanan ; makanan pokok, sumber protein,
sayur, buah, dan berdasarkan frekuensi: harian, mingguan, pernah, dan tidak pernah sama sekali. Dalam hal pemilihan makanan dan waktu makan manusia dipengaruhi oleh usia, selera pribadi, kebiasaan, budaya dan sosial ekonomi [3].
Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Selain karena faktor kekurangan nutrisi, akhir-akhir ini muncul penyakit akibat salah pola makan seperti kelebihan makan atau makan makanan yang kurang seimbang. Bahkan, kematian akibat penyakit yang timbul karena pola makan yang salah atau tidak sehat belakangan ini cenderung meningkat. Penyakit akibat pola makan yang kurang sehat tersebut diantaranya Diabetes Mellitus, Asam Urat, penyakit Kanker dan beberapa penyakit Kardiovaskuler. Salah satu cara penyembuhan suatu penyakit dengan mengontrol asupan makanan dengan menyesuaikan jumlah kebutuhan kalori harian. Penentuan pola pembagian makanan perhari sangatlah penting bagi kesehatan. Rumus menentukan konsumsi zat gizi ditunjukkan pada Persamaan (1), (2), (3), (4), = Total Kebutuhan Kalori
2.3 Status Gizi
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. Status gizi baik atau optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin, jika keadaan sebaliknya terjadi gizi kurang.
Tabel 1 Batas Ambang IMT
Tabel 2 Berat Badan Ideal munculnya penyakit. Status gizi di bagi
menjadi 2 bagian, yaitu indeks massa tubuh dan berat badan ideal.
1) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks Massa Tubuh adalah batasan yang digunakan untuk menentukan berat badan normal orang dewasa. IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya berhubungan dengan kelebihan dan kekurangan berat badan [4]. Rumus IMT tersebut ditunjukkan pada Persamaan (6). ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk kebugaran. Perhitungan berat badan ideal menggunakan rumus Brocha, dibedakan antara berat badan ideal untuk pria dan wanita.
a) Berat Bedan Ideal Pria
Persamaan (7) menunjukkan Rumus Bedan Badan Ideal Pria.
= ( −100)− ( 10% ( −100)) (7)
Keterangan :
= Berat Badan Ideal = Tinggi Badan
b) Berat Badan Ideal Wanita
Persamaan (8) menunjukkan Rumus Bedan Badan Ideal Wanita. yang digunakan untuk memperkirakan kebutuhan Angka Metabolisme Basal (AMB) dan kilokalori harian. Tahap perhitungan kebutuhan kalori menggunakan metode Harris Benedict ialah dengan cara menentukan nilai AMB, Faktor Aktivitas dan Faktor Stress [5].
1) Angka Metabolisme Basal (AMB)
AMB adalah kebutuhan kalori minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital seperti proses Pernapasan, Peredaran Darah, Pekerjaan Ginjal dan lain-lain.
AMB dipengaruhi oleh Umur, Jenis Kelamin, Berat Badan dan Tinggi Badan. Persamaan (9) dan (10) menunjukkan Rumus metode Harris Benedict untuk menentukan AMB.
Tabel 3 Faktor Aktivitas
Gambar 1 Halaman Login Login kalori, nilai AMB masih harus dikalikan
dengan Faktor Aktivitas (FA). Adapun rumus Faktor Aktivitas ditunjukkan oleh Persamaan (11).
= (11)
Keterangan :
= Angka Metabolisme Basal = Faktor Aktivitas
Tabel 3 menunjukkan faktor aktivitas.
3) Faktor Stress
Berbeda dengan orang sehat, kebutuhan energi untuk orang sakit tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas tetapi juga dipengaruhi oleh faktor trauma atau Stress. Hasil perkalian AMB dan Faktor Aktivitas masih harus dikali dengan Faktor Stress untuk mendapatkan Total Kebutuhan Kalori Harian. Adapun rumus Faktor Stress ditunjukkan oleh Persamaan (12).
= (12)
Keterangan :
= Angka Metabolisme Basal = Faktor Aktivitas
= Faktor Stress
Tabel 4 menunjukkan Faktor
Stress/Trauma
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Implementasi Sistem
Sistem ini dikembangkan berbasis Dekstop. Adapun antarmuka (interface) hasil implementasi berdasarkan perancangan aplikasi adalah sebagai berikut.
1) Tampilan HalamanLogin
Pada tampilan Halaman Login, User harus memasukkan Username dan Password yang sudah diatur sebelumnya oleh User, agar User dapat masuk ke dalam Menu Utama aplikasi dan menjalankan Aplikasi Kelayakan Usaha. User dapat menekan tombol untuk masuk dalam aplikasi dan tombol untuk keluar dari Halaman Login. Tampilan Halaman Login ditunjukkan oleh Gambar 1.
2) Tampilan Halaman Data Pasien
Pada tampilan Halaman Data Pasien, User memasukkan Biodata dari User yang sedang bertugas dan Biodata Pasien yaitu Nama Dietisien, Nama Pasien, Ruangan, Tanggal Masuk, Jenis Kelamin, Usia, Berat Badan, Tinggi Badan, Faktor Aktivitas dan Faktor Stress Pasien. User dapat menekan tombol untuk memasukkan data dan tombol untuk pindah ke halaman hasil perhitungan dan saran menu makanan,tombol untuk keluar dari halaman data pasien. Tampilan Halaman Data Pasien ditunjukkan oleh Gambar 2.
No Aktivitas Faktor
1 Istirahat di tempat tidur 1,2
2 Tidak terikat di tempat
tidur 1,3
Tabel 4 Faktor Stress/Trauma
3) Tampilan Halaman Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan
Pada tampilan HalamanHasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan, User memilih pasien yang telah di-input. Pada halaman ini, setelah User memilih pasien yang telah di-input, User akan mengetahui hasil perhitungan Kebutuhan Kalori, Status Gizi dan Berat Badan Ideal Pasien. Setelah User memilih pasien, User dapat memasukkan Data Saran Makanan, tombol Masukkan untuk memasukkan Data Makanan ke masing-masing tabel dan tombol Hapus untuk menghapus Data Makanan dari masing-masing tabel. Selain itu User dapat menekan tombol Menu untuk memberikan Data Saran Makanan dari sistem. User juga dapat menekan tombol Print untuk mencetak Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan sebagai arsip dan tombol Exit untuk keluar dari aplikasi. Tampilan Halaman Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan ditunjukkan oleh Gambar 3.
Pada Halaman Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan mempunyai 3 nilai hasil perhitungan yaitu nilai Hasil Kebutuhan Kalori Menggunakan Metode Harris Benedict, Nilai Status Gizi dan Nilai Berat Badan menggunakan rumus Brocha. Halaman Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan juga menampilkan Batas Kebutuhan Kalori Pagi, Batas Kebutuhan Kalori Siang, Batas
Kebutuhan Kalori Malam, Total Input Pagi, Total Input Siang dan Total Input Malam.
4) Tampilan Halaman Insert, Update dan Delete Data Makanan
Pada tampilan Halaman Insert, Update dan Delete Data Makanan, User dapat mengelola Data Makanan yang ada dalam sistem. Tombol Insert untuk memasukkan Data Makanan Baru, Update untuk mengubah Data Makanan yang telah ada dan Delete untuk Menghapus Data Makanan. Tampilan Halaman Insert, Update dan Delete Data Makanan ditunjukkan oleh Gambar 4.
3.2 Perbandingan Perhitungan Manual dan Perhitungan Sistem
Pengujian dengan perhitungan manual yaitu dengan cara membuat beberapa data buatan dan membandingkan hasil perhitungan manual dengan perhitungan yang dihasilkan oleh sistem.
1) Perbandingan Perhitungan Manual dan Perhitungan Sistem
a) Perhitungan Manual dan Perhitungan Sistem Pasien Laki-Laki
Perhitungan dilakukan dengan data sesuai pada tabel data percobaan. Dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Data Percobaan Perhitungan Manual Gambar 3 Halaman Hasil Perhitungan dan
Saran Menu Makanan
Gambar 6 Hasil Percobaan Sistem Gambar 5 Data Percobaan Sistem 1. Angka Metabolisme Basal (AMB)
Rumus Angka Metabolisme Basal (AMB) berdasarkan Persamaan (9) yaitu
− = 66 + ( 13.7 ) + ( 5 )−( 6.8 )
= 66 + ( 13.7 45) + ( 5 160)−( 6.8 65) = 66 + 616.5 + 800−442
= 1040.5
2. Faktor Aktivitas
Rumus Faktor Aktivitas berdasarkan Persamaan (11) yaitu
=
= 1040.5 1.3 = 1352.65
3. Faktor Stress
Rumus Faktor Stress berdasarkan Persamaan (12).
= = 1040.5 1,3 1.7 = 2299.505
ℎ = 2299.505
Jadi Hasil Kebutuhan Kalori Harian yang dibutuhkan oleh Tn. Sirita ialah 2299,505 Kkal. Data yang sama yang dimasukkan pada sistem Gambar 5.
Data hasil yang diperoleh dari perhitungan pada sistem ditunjukkan oleh Gambar 6.
Dari hasil pengujian sistem, yaitu dengan membandingkan antara perhitungan manual dengan perhitungan dengan menggunakan sistem menghasilkan hasil perhitungan yang
sama yaitu kebutuhan kalori pasien 2299.505 Kkal. Menu Makanan yang diberikan oleh sistem ditunjukkan oleh Gambar7 .
b) Perhitungan Manual dan Perhitungan Sistem Pasien Perempuan
Perhitungan dilakukan dengan data sesuai pada tabel data percobaan ditunjukkan oleh Tabel 6.
1. Angka Metabolisme Basal (AMB)
Rumus Angka Metabolisme Basal (AMB) berdasarkan Persamaan (9) yaitu :
= 655 + ( 9.6 ) + ( 1.8 )−( 4.7 )
= 655 +(9.6 60)+(1.8 165)−( 4.7 55) = 655+ 576 + 297−258.5
=1269.5 2. Faktor Aktivitas
Rumus Faktor Aktivitas berdasarkan Persamaan (11) yaitu :
=
= 1269.5 1.3
= 1650.35
3. Faktor Stress
Rumus Faktor Stress berdasarkan Persamaan (12) yaitu :
=
= 1269.5 1.3 1.4 = 2310.49
ℎ = 2310.49
Jadi hasil Kebutuhan Kalori Harian yang dibutuhkan oleh Ny. Fitriah ialah 2310,49
Gambar 7 Menu Makanan
Gambar 8 Data Percobaan Sistem Kkal. Data yang sama yang dimasukkan pada system yang ditunjukkan oleh Gambar 8.
Data hasil yang diperoleh dengan perhitungan pada sistem dapat dilihat pada Gambar 9.
Dari hasil pengujian sistem, yaitu dengan membandingkan antara perhitungan manual dengan perhitungan dengan menggunakan sistem menghasilkan hasil perhitungan yang sama yaitu kebutuhan kalori pasien 2310,49 Kkal. Dan menu makanan yang di berikan oleh sistem dapat dilihat pada Gambar 10.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan hasil pengujian yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan. Pembuatan Sistem Penentu Menu Harian Pasien Penyakit Asam Urat ini,dapat membantu petugas Dietisien dalam melakukan pelayanan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit Bahterahmas.
5. SARAN
Saran-saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut terhadap Penelitian ini yaitu :
1. Aplikasi ini diharapkan kedepannya dikembangkan dengan menggunakan metode lain untuk mencapai keakuratan data dalam kasus tertentu.
2. Aplikasi ini diharapkan kedepannya dikembangkan dengan menggunakan fungsi Autosuggest untuk memenuhi kebutuhan kalori menu makanan yang belum terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Juandi, J.O., Pengertian Gout
https://www.scribd.com/document/24
9920286/bab2-asam-urat-pdf, Jakarta,
Diakses tanggal 28 Desember 2016.
[2] Kementerian Republik Indonesia
2013, http//www.gizikia.depkes.go.id.
Jakarta, Diakses tanggal 29 April 2016.
[3] Almatsier, S., 2010, Penuntun Diet,
PT.Gramedia Pustaka Utama.
Palmerah Barat. Jakarta.
[4] Supriasa, 2001, ht t p//www.repository.
usu.ac.id,Medan, Diakses tanggal 27
April 2016
[5] Hartono, A., 2006, “Terapi Gizi &
Diet Rumah Sakit”, Penerbit Buku
Kedokteran ECG, Jakarta.