• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI BBM TERHADAP PIHAK SWASTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI BBM TERHADAP PIHAK SWASTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI BBM

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan bakar minyak (BBM) merupakan energi yang tidak terbarukan

yang terbentuk dari fosil di dalam perut bumi dan di abad modern ini telah

menjadi salah satu kebutuhan primer yang penting bagi penduduk dunia. Di

Indonesia konsumsi BBM menunjukkan trend yang meningkat setiap tahun

dimana saat ini mencapai 1,3 juta barrel perhari. Sedangkan produksi

nasional saat ini berkisar 950.000 barrel perhari. Sementara itu angka

pertumbuhan konsumsi BBM yang tercatat sekitar 6% pertahun memberikan

tekanan berat terhadap pendapatan dan belanja negara (APBN) dimana beban

subsidi yang harus ditanggung pemerintah mencapai Rp. 130,9 triliun di

tahun 2008.

Melonjaknya volume pemakaian BBM disebabkan pengaturan alokasi

BBM bersubsidi yang selama ini berjalan tidak tepat sasaran karena sebagian

jatuh ke pihak yang sebenarnya tidak berhak, karena sebenarnya subsidi

tersebut dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah ke atas sehingga

dirasakan tidak pantas dan tidak adil.

Setelah sempat maju mundur, pemerintah memastikan penerapan

pemangkasan subsidi dalam APBN 2008 sebesar 20 triliun pada Mei 2008.

rinciannya : Rp. 10 triliun untuk subsidi BBM dan 10 triliun untuk subsidi

listrik, serta akhirnya dihapus pada akhir tahun 2008.

Penerapan kebijakan di atas memang sangat membantu pemerintah

untuk mengurangi pengeluaran APBN. Tapi seperti biasa kebijakan

pemerintah selalu saja membawa dampak bagi masyarakat dalam hal ini

pihak swasta dan rakyat kecil kembali menjadi korban. Karena sebagian

besar faktor yang mempengaruhi peningkatan konsumsi BBM di dalam

(3)

Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Bertambahnya penggunaan kendaraan bermotor baik roda 4, bis, truk,

maupun roda 2.

2. Penambahan mesin-mesin industri bagi pihak perusahaan (terutama

swasta).

3. Energi pembangkit listrik yang baru (karena sekarang PLN sudah

menjadi perusahaan swasta).

4. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor-faktor di atas bagi

pihak swasta terutama rakyat kecil. Dengan kebijakan yang dimunculkan

oleh pemerintah pada BBM menyebabkan mereka harus merogoh sakunya

lebih dalam lagi untuk membeli BBM dan akibatnya perusahaan harus

mengurangi tenaga kerjanya untuk menutupi biaya operasionalnya. Kalau

sudah begini tambah banyak lagi pengangguran, kalau pengangguran sudah

semakin banyak, kita tunggu saja akibat yang lebih parah, semoga tidak akan

timbul, yakni meningkatnya angka pelanggaran-pelanggaran kriminalitas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka

penulis menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa definisi BBM dan subsidi ?

2. Bagaimana kebijakan pemerintah tentang subsidi BBM ?

3. Apa saja pengaruh yang ditimbulkan dari kebijakan subsidi BBM ?

4. Apa saja pengaruh yang dirasakan pihak swasta dari kebijakan

pemerintah ini ?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Dari rumusan masalah di atas tujuan dan manfaat dari penulisan paper ini

adalah :

1. Mengetahui arti BBM dan subsidi

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jenis-jenis Bahan Pengawet Sintetis

a. Definisi BBM (Bahan Bakar Minyak)

Kata BBM sebenanrya tidak asing lagi bagi kita. Menyebutkan

BBM setiap orang pasti mengaitkannya dengan mesin karena tanpa BBM

mesin tidak akan berfungsi, sehingga timbul anggapan bahwa yang

berhubungan dengan BBM selalu ada kaitannya dengan mesin.

BBM adalah energi yang terbentuk dari fosil dalam perut bumi

manusia sangat tinggi, sehingga vitalnya bensin bagi perekonomian suatu

negara sama vitalnya dengan darah bagi tubuh manusia. Karena tanpa

bensin dan minyak solar dunia yang kita tempati ini seperti akan berhenti

berdenyut. (Sumber : Kompas, 23 Juli 2007)

(5)

Istilah subsidi mungkin juga sudah tidak asing lagi bagi kita.

Bahwasanya subsidi menurut bahasa berarti tunjangan. Dan subsidi BBM

adalah bayaran yang harus dilakukan oleh pemerintah pada Pertamina

dalam simulasi dimana pendapatan yang diperoleh Pertamina dari tugas

menyediakan BBM di tanah air adalah lebih rendah dibandingkan dengan

biaya yang dikeluarkan. (http://www.pu.go.id/publik/pengumuman/

subsidi-pkps-bbm-050907.htm)

Definisi di atas menunjukkan bahwa subsidi dilakukan untuk

membantu warga negara yang kurang mampu, namun kenyataannya

disalahgunakan oleh kalangan kelas menengah keatas. Hal ini

menyebabkan subsidi BBM salah sasaran dalam penyaluran, karena

subsidi yang tujuannya diberikan oleh kelompok yang kurang mampu

tapi ternyata lebih banyak dinikmati oleh golongan masyarakat kelas atas.

Subsidi BBM adalah salah satu contoh suatu kebijakan ekonomi

yang tidak adil. Menurut data dari sebuah survei misalnya, pemilik mobil

pribadi rata-rata menikmati subsidi dari BBM sebesar 1,2 juta perbulan,

sangat tidak sebanding dengan apa yang diterima oleh masyarakat yang

kurang mampu terutama yang tidak mempunyai kendaraan bermotor.

(http://arsipnalarekonomi.blogspot.com/2012/01)

Subsidi memang sangat membantu masyarakat kurang mampu

untuk menjangkau harga BBM. Tapi kalau dibiarkan terus menerus,

subsidi yang diberikan oleh pemerintah akan menggerogoti keuangan

negara dalam APBN. Karena ternyata subdisi tersebut salah sasaran.

Masyarakat kelas atas yang sebenarnya mampu membeli BBM yang

secara normal ternyata malah disubsidi. Sedangkan kendaraan-kendaraan

roda dua milik masyarakat kurang mampu biasanya membeli BBM yang

dijual di kios-kios eceran yang harganya pasti lebih mahal dari SPBU.

Harga BBM yang bersubsidi di kios-kios. Jadi jika subsidi ini diteruskan

(6)

Di zaman modern, mesin sangat penting untuk menunjang mobilitas

manusia yang semakin tinggi. Hal ini menyebabkan BBM sangat vital bagi

perekonomian suatu negara. Karena tanpa BBM dunia seakan berhenti

berdenyut.

Setelah sekian lama masyarakat difasilitasi oleh pemerintah dengan

subsidi BBM, akhirnya di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

diberlakukan gebrakan yang sangat sensasional. Mulai dari menaikkan BBM

industri di tahun 2007, pengurangan subsidi di awal 2008 dan akhirnya

dihapus pada akhir 2008.

Kebijakan di atas menimbulkan pro dan kontra di dalam masyarakat.

Hal ini sangat wajar, karena setiap kebijakan pasti ada pihak yang

mendukung dan pihak yang menolak.

Kebijakan ini dikeluarkan karena melihat fakta yang terjadi dalam

masyarakat. Penyaluran BBM kurang merata. Subsidi yang asalnya

diperuntukkan bagi warga masyarakat yang kurang mampu (menengah ke

bawah), tapi pada kenyataannya malah sebagian besar dari BBM bersubsidi

dikonsumsi oleh kalangan yang tidak berhak, yakni kalangan atas.

2.3. Tujuan Kebijakan Pemerintah Pada Subsidi BBM

Kebijakan di atas menimbulkan gejolak di dalam masyarakat. Ada

yang pro dengan kebijakan ini dan tidak sedikit yang kontra dengan

keputusan ini. Hal ini karena pengaruh-pengaruh yang timbul dari kebijakan

ini. Bagi pihak yang menganggap baik maka mereka akan setuju dengan

kebijakan ini. Begitu juga sebaliknya.

Beberapa tujuan pemerintah dari kebijakan ini antara lain :

a. Mengurangi beban APBN

Dengan dilakukannya kebijakan subsidi BBM ini beban yang ditanggung

dalam APBN menjadi berkurang. Berkaca dari tahun 2008 setidaknya

APBN seharusnya menanggung beban subsidi. BBM tidak kurang dari

(7)

barrel perhari sedangkan produksi saat ini hanya 0,95 juta barrel perhari.

Jadi pasokan BBM kita kurang 0,35 juta barrel perhari.

b. Dana subsidi dari APBN bisa dialihkan ke bidang lain

Menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam harian bangsa,

“Penghematan subsidi BBM dan listrik nanti dialihkan untuk kebijakan

kebutuhan bahan-bahan pokok dan kompensasi langsung pada

masyarakat kurang mampu.”

Sehingga dana dari subsidi BBM ini bisa dimanfaatkan untuk sektor lain

yakni stabilitasi harga kebutuhan pokok dan kompensasi pada

masyarakat. Adapun program kompensasi subsidi di BBM 2008 :

1) Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp. 14,1 triliun (Juni – Desember)

2) Ketahanan pangan dan raskin Rp. 4,2 triliun (Juni – Desember)

3) Tambahan subsidi KUR Rp. 1,0 triliun (Juni – Desember)

4) Dukungan biaya pendidikan anak bagi PNS Gol I/II terutama

TNI/Polri

5) Menghindari penyaluran subsidi yang ternyata salah sasaran

Sudah bukan rahasia lagi kalau subsidi yang mulanya bertujuan untuk

meringankan beban masyarakat yang kurang mampu, tapi ternyata

pihak-pihak yang tidak berhak malah menerima jatah subsidi ini lebih besar dari

pada masyarakat kecil. Karena subsidi BBM ternyata banyak dinikmati

oleh :

1) Orang dari kelompok pendapatan menengah dan atas diukur dari

pengeluaran mereka untuk BBM

2) Industri dan transportasi dibanding pengguna rumah tangga

3) Subsidi lebih dinikmati oleh kelompok pendapatan menengah ke atas

baik menurut kelompok pengeluaran maupun pengeluaran untuk

BBM menurut sektor.

4) Subsidi BBM ternyata mendorong terjadinya pemborosan dalam

(8)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. BBM adalah energi yang terbentuk dari fosil dalam perut bumi yang tidak

dapat diperbaharui.

2. Komoditas BBM adalah : avgas, avtuf, bensin, minyak tanah, minyak

solar, minyak diesel, minyak bakar, biodiesel, dan Pertamina Dex.

3. Subsidi BBM adalah bayaran yang dilakukan pemerintah pada Pertamina

dari tugas menyediakan BBM di tanah air adalah lebih rendah

dibandingkan biaya yang dikeluarkan.

4. Subsidi BBM adalah salah satu kebijakan ekonomi yang tidak adil karena

subsidi yang sebenarnya ditujukan kepada masyarakat yang kurang

mampu ternyata malah lebih besar dinikmati oleh kelompok kelas atas.

5. Kebijakan harga BBM yang dikeluarkan pemerintah terkesan sangat

“plin-plan” karena seringnya naik dan turun.

6. Beberapa tujuan pemerintah dari kebijakan harga BBM antara lain untuk

mengurangi beban APBN, menghindari penyaluran subsidi yang ternyata

salah sasaran, dan dana subsidi bisa dialihkan pada bidang lain.

7. Pengaruh yang dirasakan oleh pihak swasta dari kebijakan BBM antara

lain : perindustrian swasta harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk

operasional, perusahaan harus mengurangi jumlah karyawan, banyak

industri kecil menengah yang gulung tikar, harga kebutuhan pokok

meningkat, pengangguran bertambah, kemiskinan berkembang pesat,

angka kriminalitas semakin bertambah.

8. Alasan pemerintah memberlakukan kebijakan pada subsidi BBM adalah

naiknya harga minyak dunia. Melonjaknya volume pemakaian BBM,

besarnya beban yang ditanggung APBN, subsidi yang diberikan ternyata

salah sasaran, dana subsidi dialihkan untuk stabilisasi harga kebutuhan

(9)

9. Kebijakan pemerintah pada subsidi BBM ini membuat kepercayaan

masyarakat pada pemerintah kali ini.

B. Saran-saran

Penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT,

yang telah memberi rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas untuk persyaratan mengikuti Ujian Nasional yang berupa

paper yang berjudul “Dampak Kebijakan Subsidi BBM bagi Pihak Swasta”

sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan paper ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan, baik dari segi penyajian,

penyusunan maupun analisissnya. Oleh karena itu, penulis mengharap saran

dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan paper selanjutnya.

Akhirnya hanya keridhoan Allah yang selalu didambakan oleh penulis.

Semoga rahmat, taufiq serta hidayah-Nya senantiasa dilimpahkan pada kita

semua. Dan semoga paper yang penulis sajikan ini memberikan manfaat bagi

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Sandiaga Uno, “Kebijakan BBM Industri Sebabkan Ketidakpastian” Tempo Interaktif, 20 November 2007

Hanan Nugroho, “Sembuh dari Penyakit Subsidi BBM : Beberapa Alternatif Kebijakan Perencanaan Pembangunan”, dalam Kompas, 02 Juli 2007.

M. Lutfi Firdaus, “Bensin, Cairan Penggerak Ekonomi Kategori Kimia Karbon”, dalam Kompas, 23 Juli 2009.

http://arsipnalarekonomi.blogspot.com/2012/01

Referensi

Dokumen terkait

Konsep perancangan dan pengembangan produk inovasi sapu lantai multifungsi ini mengacu pada konsep ergonomis, dimana adanya modifikasi gagang sapu yang bisa

Karena itulah dapat disimpulkan bahwa dengan kenaikan nilai temperature sintering akan memperkecil nilai koersivitas (Hc). Dari Gambar 4.31 dapat diketahui bahwa secara umum

Proses pembentukan fase pada suhu rendah dapat memperlambat mekanisme pertumbuhan kristalit, sehingga koersivitas magnet bahan yang sangat besar dapat dicapai dengan kristalit

Pada pengukuran sumber titik, ETNA dapat memberikan hasil efisiensi secara perhitungan yang baik, yaitu dengan perbedaan nilai efisiensi 0,03% - 4,6%, ketika

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwaPerlakuan tanpa kompos kulit buah kakao dalam media tanam menghasilkan pertumbuhan bibit

Ekskavasi di Jambu Hulu membuka 3 kotak, yaitu TP 3 (berada di sisi selatan Sungai Amandit, steril tidak ditemukan data arkeologi); TP 4 (di sisi barat Amandit, temuan berupa

Pola pemanfaatan ruang koridor jalan Kramat II pada aktivitas selamatan desa berbentuk memanjang di sepanjang jalan Kramat II dari spot 4 hingga spot 14

Hasil analisia yang telah dilakukan untuk mengetahui konsentrasi klorofil-a dan kelimpahan fitoplankton serta dilakukan pengukuran parameter fisika dan kimia