• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Outdoor Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Semester II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Outdoor Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Semester II"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

44

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali merupakan SD desa letaknya di kaki gunung merapi tepatnya di desa Paras. Suasana Sekolahan Dasar Negeri 1 Sumbung masih asri dengan suasana pedesaan. Sekolah Dasar Negeri 1 Sumbung sebelah Barat berbatasan dengan rumah warga, sebelah Selatan berbatasan dengan perkebunan sayur warga, sebelah Timur berbatasan dengan PAUD, sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan dan rumah warga. Penelitian ini di laksanakan pada siswa kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Jumlah siswa adalah 20 siswa, dimana siswa laki-laki adalah 14 siswa dan siswa perempuan adalah 6 siswi. Berdasarkan data awal, diketahui bahwa 60% siswa belum lulus KKM pada mata pelajaran IPA, oleh karena itu diperlukan sebuah penelitian tindakan untuk mengubah kondisi tersebut.

4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Awal

(2)

Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Distribusi Nilai Hasil Belajar Kondisi Awal

No Distribusi Nilai Kondisi Awal Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%)

1. < 51 1 5 Belum tuntas

2. 51- 60 4 20 Belum tuntas

3. 61-70 7 35 Belum tuntas

4. 71-80 6 30 Tuntas

5. 81-90 2 10 Tuntas

6. 91-100 0 0

Jumlah 20 100

(3)

interval 81-90 sebanyak 2 siswa dengan persentase 10%; tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 91-100.

Rekapitulasi perolehan nilai berdasarkan interval nilai, disajikan dengan diagram batang berikut ini:

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Kondisi Awal

Mengacu pada kriteria ketuntasan minimum = 71, maka persentase ketuntasan belajar siswa baik yang tuntas maupun belum tuntas belajar pada kondisi awal disajikan pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Awal

No Nilai Kondisi Awal Keterangan

Jumlah siswa Persentase (%)

1 < 71 12 60 Belum tuntas

2 ≥ 71 8 40 Tuntas

Jumlah 20 100

Rata-rata 67,55

Nilai tertinggi 83

(4)

Berdasarkan pada tabel 4.2 diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar kondisi awal adalah 8 siswa dengan persentase 40% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 12 siswa dengan persentase 60%. Nilai tertinggi 83, nilai terendah 51, serta nilai rata-ratanya yaitu 67,55. Disamping itu, dengan menghitung rata-rata kelas, diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 71. Pada kondisi awal ini proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa hanya mendengarkan, menunggu ditunjuk guru sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan banyak siswa yang gaduh menggangu teman-temanya yang lain. Mengacu pada hasil belajar dan ketuntasan belajar belajar IPA kondisi awal siswa inilah, direncanakan untuk dilakukan tindakan dalam rangka memperbaiki kondisi tersebut.

4.3. Siklus I 4.3.1. Perencanaan

Sebelum tindakan, maka ada hal-hal yang perlu direncanakan yaitu sebagai berikut:

a. Memilih dan memutuskan metode pembelajaran yang perlu digunakan dalam pembelajaran. Setelah dipertimbangkan, dipilihlah metode Outdoor Study sebagai metode pembelajaran.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) berikut alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar motivasi belajar untuk digunakan dalam pembelajaran IPA.

(5)

d. Setelah mendapatkan persetujuan dengan guru kelas, dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik RPP,alat peraga, lembar observasi, lembar angket motivasi belajar, dan lembar kerja siswa yang akan digunakan dalam tindakan nanti.

4.3.2. Pelaksanaan Tindakan 4.3.2.1.Pertemuan 1

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan seperti yang telah direncanakan dalam RPP dengan langkah-langkah sebagai berikut: salam pembuka dan doa, mengabsensi dan melakukan apersebsi dengan bertanya kepada siswa : Apa yang kalian rasakan saat berada di lapangan terbuka di siang hari yang cerah? Setelah itu guru menejelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, guru memberikan motivasi belajar kepada siswa, guru menjelaskan bahwa akan melakukan kegiatan belajar di luar kelas di depan halaman sekolah namun sebelumnya guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

b. Kegiatan Inti

Selanjutnya guru mengajak siswa untuk keluar kelas menuju tempat pengamatan yang ada di halaman sekolah dan memberikan pengarahan tata tertib selama pembelajaran di luar kelas. Guru mengajak siswa di tempat yang teduh dan menjelaskan materi awal tentang berbagai bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari yang dan menunjukkan energi yang ada disekeliling siswa. Guru menjelaskan LKS yang nantinya akan menuntun siswa melakukan percobaan untuk mengamati bentuk-bentuk energi (energi panas, energi gerak, dan energi getaran).

(6)

menggosok-gosokkan kedua buah batu dan menuliskan apa yang diamatinya. Kemudian menggosok-gosokkan kedua telapak tangan selama 3 menit lalu tempelkan kedua telapak tangan pada wajah dan menuliskan apa yang diamati. Kedua, guru meminta siswa melakukan percobaan energi gerak dengan mencari tempat yang lapang dan terdapat angin, siswa diminta memegang 1 lembar kertas, angkat tangan sampai di atas kepala kemudian lepaskan kertas tersebut. Siswa diminta memegang 1 buku kemudian angkat tangan sampai kepala lalu lepaskan buku tersebut. Siswa diminta memegang 1 batu krikil kemudian angkat tangan sampai kepala lalu lepaskan batu kerikil. Dari percobaan tersebut siswa menuliskan apa yang diamati. Ketiga, guru meminta siswa untuk melakukan percobaan energi getaran dengan menyiapkan dua gelas air mineral disiapkan. Lubang diberikan pada bagian bawah gelas dengan menggunakan paku untuk membuat lubang. Kedua gelas tersebut dihubungkan dengan senar sepanjang 1 meter.Senar dimasukkan melalui lubang yang telah dibuat, kemudian diikat. Peganglah masing-masing gelas oleh dua siswa memegang bagian yang lain jarak 1 meter. Bicaralah di muka gelas mineral kemudian siswa menuliskan hasil pengamatan mereka.

Setelah melakukan ketiga percobaan itu, guru meminta tiap kelompok siswa mendiskusikan hasil pengamatannya di luar kelas. Setelah waktu diskusi kelompok selesai, guru meminta siswa untuk kembali ke dalam kelas dan mempersilahkan setiap kelompok untuk maju presentasi. Kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan pada hasil presentasi kelompok.

c. Kegiatan Akhir

(7)

4.3.2.2Pertemuan 2

a. Kegiatan awal

Sama seperti pertemuan pertama pertama, pada pertemuan ke-2 kegiatan awal dilakukan dengan langkah-langkah berikut: guru melakukan kegiatan pembuka yakni salam pembuka, berdoa, dan absensi siswa. Guru melakukan apersebsi yakni “Anak- anak kemarin kalian sudah mengenal berbagai bentuk energi di sekeliling kalian, kira-kira apa ya,pengaruh dan kegunaan sumber energi dalam kehidupan sehari- hari kita ?”. Setelah itu guru menejelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, guru memberikan motivasi belajar kepada siswa, guru menjelaskan bahwa akan melakukan kegiatan belajar di luar kelas di depan halaman sekolah namun sebelumnya guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

b. Kegiatan Inti

Selanjutnya guru mengajak siswa untuk keluar kelas menuju tempat pengamatan yang ada di halaman sekolah dan memberikan pengarahan tata tertib selama pembelajaran di luar kelas. Guru mengajak siswa di tempat yang teduh dan menjelaskan materi awal tentang pengaruh, kegunaan, pentingnya sumber energi dalam keidupan sehari–hari. Guru menjelaskan LKS yang nantinya akan menuntun siswa melakukan percobaan untuk mengamati pengaruh energi panas dalam kehidupan sehari–hari. Guru mengajak siswa untuk keluar kelas menuju tempat pengamatan yang ada di halaman sekolah dan di salah satu rumah warga yang ada di samping sekolah. Disitu guru dan siswa mengamati pengaruh energi panas dalam kehidupan sehari-hari seperti contohnya adalah energi panas dimanfaatkan untuk menjemur pakaian.

(8)

10 menit ambillah kedua kain tersebut, kemudian, amatilah keadaan kain tersebut dan tuliskan hasil pengamatan ke dalam tabel.

Setelah melakukan percobaan itu, guru meminta tiap kelompok siswa mendiskusikan hasil pengamatannya di luar kelas. Setelah waktu diskusi kelompok selesai, guru meminta siswa untuk kembali ke dalam kelas dan mempersilahkan setiap kelompok untuk maju presentasi. Kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan pada hasil presentasi kelompok.

c. Kegiatan Akhir

Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tes evaluasi kepada siswa. Setelah siswa mengerjakan tes, guru memberikan lembar angket motivasi kepada siswa. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan tentang pengaruh, kegunaan, pentingnya energi yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar dan menutup pelajaran.

4.3.3. Observasi

Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah keseluruhan aktivitas atau proses pembelajaran yang berlangsung di luar kelas maupun di dalam kelas. Fokus amatanya adalah bagaimana penerapan metode Outdoor Study dalam pembelajaran IPA materi energi, serta implikasi dari metode Outdoor Study pada hasil belajar IPA.

Berkenaan dengan penelitian ini, maka hal-hal yang menjadi pengamatan selama proses pembelajaran mengajar berlangsung yaitu :

4.3.3.1.Kinerja Guru

a. Pertemuan I

Kinerja guru yang diamati adalah ketika guru menerapkan metode Outdoor Study dalam pembelajaran IPA materi energi dalam lembar pengamatan guru. Pada

(9)

a. Pada kegiatan awal guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b. Guru tidak mengintruksikan kepada siswa untuk berjalan dengan rapi dan tertib saat keluar kelas.

c. Guru kurang memberikan penjelasan kepada siswa mengenai lembar kerja siswa. d. Pada saat kegiatan akhir guru lupa dalam meminta kesan-kesan selama

pembelajaran yang siswa dapat saat proses belajar mengajar berlangsung.

Bardasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I diperoleh hasil observasi dilakukan observer (rekan guru sejawat) dalam penerapan metode Outdoor Study terdiri dari 15 aspek pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1

No Aspek Indikator Skor Skor

 Membentuk kelompok belajar. 3,0

2.

 Membimbing kelompok belajar. 3,0

3.

Tahap Tindak

Lanjut

 Meminta kesan dan pesan proses

kegiatan pembelajaran. 2,0 3,0

 Menutup pembelajaran 4,0

(10)

Dari tabel 4.3 dilihat siklus I pertemuan 1 hasil penilaian observasi yang dilakukan observer (rekan guru sejawat), diilihat pada hasil penilaian observasi tahap persiapan memperoleh skor rata 2,8, tahap pelaksanaan memperoleh skor rata-rata 2,7, dan tahap tindak lanjut memperoleh skor rata-rata-rata-rata 3,0. Pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan memperoleh skor rata-rata 2,8 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan 1 penerapan metode Outdoor Study belum mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kriteria baik yakni ≥ 3,0. Hasil observasi pada pertemuan 1 akan diperbaiki kelemahan dan kekurangan pada pertemuan 2.

b. Pertemuan II

Dalam siklus I pertemuan 2 ini kinerja guru sudah mulai mengalami peningkatan dalam menerapkan metode Outdoor Study. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan 2 adalah sebagai berikut:

a. Pada kegiatan awal guru masih lupa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.

b. Guru sudah menjelaskan mengenai lembar kerja siswa yang nantinya akan menuntun siswa dalam melakukan percobaan.

c. Guru sudah sangat baik dalam menuntun siswa pada saat berdiskusi kelompok mengenai hasil perolehan dari masing-masing kelompok.

e. Pada akhir kegiatan pembelajaran guru masih lupa kesan-kesan selama pembelajaran yang siswa dapat saat proses belajar mengajar berlangsung.

(11)

Tabel 4.4

Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2

No Aspek Indikator Skor Skor

 Membentuk kelompok belajar. 4,0

2. Tahap

 Membimbing kelompok belajar. 3,5

3.

Tahap Tindak

Lanjut

 Meminta kesan dan pesan proses

kegiatan pembelajaran. 2,0 3,0

 Menutup pembelajaran 4,0

Jumlah skor rata-rata 3,3

(12)

4.3.3.2.Aktivitas Siswa

a. Petemuan 1

Hasil pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I pertemuan 1 adalah sebagai berikut:

a. Pada kegiatan awal siswa nampak masih kurang memahami materi pembelajaran apa yang akan dicapai siswa.

b. Pada saat keluar kelas untuk menuju tempat pengamatan siswa berebut untuk segera keluar kelas yang mengakibat kegaduhan dan tidak rapi, sehingga mengganggu kelas di sebelahnya.

c. Siswa sudah baik dalam menyimak pengarahan mengenai tata tertib selama belajar di luar kelas.

d. Siswa sudah baik ketika guru sedang menjelaskan materi yang sedang dipelajari. e. Siswa masih kebingungan dalam mengerjakan lembar kerja siswa yang akan

mereka lakukan nantinya.

f. Siswa masih belum dapat bekerja berkelompok dalam menyusun hasil kerja di antara teman kelompoknya.

g. Siswa masih malu-malu dalam mendiskusikan hasil kerja kelompok di depan kelas, hal tersebut dapat dilihat ada beberapa siswa saling tunjuk menunjuk teman kelompoknya untuk memberikan jawaban hasil diskusinya di depan kelas.

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 1 berlangsung, peneliti meminta bantuan observer (rekan guru sejawat) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi 16 item untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Outdoor Study.

(13)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1

No Aspek Indikator Skor Skor  Membentuk kelompok belajar 3,0

2. Tahap  Menyimak penjelasan materi 3,0

 Mengerjakan lembar kerja 2,5  Menyusun hasil kerja kelompok 3,0  Membahas dan mendiskusikan hasil

kerja kelompok  Melakukan doa mengakhiri

pembelajaran

3,0

Jumlah skor rata-rata 2,8

(14)

Study pada siklus I pertemuan 1 ini dijadikan pedoman untuk memperbaiki pada

siklus I pertmuan 2. b. Pertemuan 2

Pada siklus I pertemuan 2 ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan II adalah sebagai berikut:

a. Pada pertemuan ini, siswa sudah melakukan yang guru intruksikan untuk berjalan dengan rapi dan tidak berebut saat keluar kelas sehingga tidak menggannggu kelas di sebelahnya.

b. Siswa dalam kelompok sudah mulai mengerjakan bersama, terlihat ketika dalam berdiskusi siswa saling bertanya dan membagi tugas yang dalam satu kelompok. c. Siswa mulai memahami mengenai cara pengerjaan lembar kerja siswa untuk

melakukan percobaan dengan bimbingan guru.

d. Siswa masih terlihat malu-malu untuk memberikan kesan-kesan yang diperoleh dari kegitan pembelajaran yang mereka lakukan dengan penerapan metode Outdoor Study.

e. Siswa sudah mulai berani dalam mendiskusikan hasil kerja kelompok di depan kelas, hal tersebut dapat dilihat ada beberapa siswa yang mengajukan diri siap untuk memberikan jawaban hasil diskusinya di depan kelas.

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung, peneliti meminta bantuan observer (rekan guru sejawat) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi 16 item untuk mengamati aktivitas siswa.

(15)

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2

No Aspek Indikator Skor  Membentuk kelompok belajar 3,0

2. Tahap Pelaksanaan

 Menyimak instruksi dan tata tertib proses

pembelajaran

3,0

3,2  Menyimak penjelasan materi 4,0

 Mengerjakan lembar kerja 3,0  Menyusun hasil kerja kelompok 3,0  Membahas dan mendiskusikan hasil

kerja kelompok  Melakukan doa mengakhiri pembelajaran 4,0

Jumlah skor rata-rata 3,1

(16)

4.3.3.3.Hasil Belajar Kognitif Siswa

Untuk mengetahui perubahan pada hasil belajar, dilakukan tes setelah akhir siklus I. Adapun hasil belajar IPA pada kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.7

Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus I

No Distribusi Nilai Siklus I Keterangan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1. < 51 2 10 Belum tuntas

2. 51- 60 3 15 Belum tuntas

3. 61-70 3 15 Belum tuntas

4. 71-80 7 35 Tuntas

5. 81-90 5 25 Tuntas

6. 91-100 0 0

Jumlah 20 100

Berdasarkan data tabel 4.7 diketahui ada 2 siswa yang mendapatkan nilai pada interval < 51 dengan persentase 10%; 3 siswa mendapatkan nilai pada interval 51-60 dengan persentase 15%; 3 siswa mendapatkan nilai pada interval 61-70 dengan persentase 15%; 7 siswa mendapatkan nilai pada interval 71-80 dengan persentase 35%, 5 siswa mendapatkan nilai pada interval 81-90 dengan persentase 25%; tidak ada siswa yang mendapat nilai pada interval 91-100.

(17)

Hasil perolehan siswa yang mendapatkan nilai masing-masing interval disajikan dalam diagram berikut ini:

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus I

Berikut ini akan disajikan jumlah siswa yag tuntas dan belum tuntas belajar dalam tabel berikut ini :

Mengacu pada kriteria ketuntasan minimum = 71, maka persentase ketuntasan belajar siswa baik yang tuntas maupun belum tuntas belajar sebelum tindakan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.8

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

No Nilai Siklus 1 Keterangan

Jumlah siswa Persentase (%)

1. < 71 8 40 Belum tuntas

2. ≥ 71 12 60 Tuntas

Jumlah 20 100

Rata-rata 71.75

Nilai tertinggi 90

(18)

Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas diketahui bahawa siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah 12 siswa dengan persentase 60% dan siswa yang belum tuntas adalah 8 siswa dengan persentase 40%.

4.3.3.4.Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kondisi Awal dengan Siklus I

Berikut ini disajikan dalam tabel nilai yang diperoleh siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan pada siklus I. Adapun perbandingan hasil belajar sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.9

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kondisi Awal Dengan Siklus I

No Kriteria Kondisi Awal Siklus I

1. Tuntas 8 40% 12 60%

2. Belum Tuntas 12 60% 8 40%

Jumlah 20 100% 20 100%

Dengan berpatokan pada tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan ketuntasan belajar, yaitu sebesar 20%. Meskipun begitu, peningkatan ini belum memberikan hasil yang ditargetkan yaitu mencapai ≥ 70% dari total siswa yang tuntas KKM. Berikut ini disajikan jumlah siswa yang tuntas belajar sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I melalui diagram di bawah ini:

(19)

Berdasarkan hasil tes pada siklus I terlihat bahwa proses pembelajaran belum tuntas, belum tuntasnya pembelajaran pada siklus I disebabkan karena belum mencapai standart ketuntasan klasikal yaitu minimal 70% siswa yang tuntas KKM. Belum tuntasnya pembelajaran pasa siklus I disebabkan karena proses pembelajaran yang menerapkan metode Outdoor Study belum terlaksana secara maksimal. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang maksimal sehingga proses pembelajaran dapat dikatakan tuntas. Maka dari itu diakhir siklus I dilakukan refleksi untuk mencari permasalahan dan solusinya sehingga dapat melakukan perhatian di siklus II.

4.3.3.5.Hasil Belajar Afektif Siswa

Selain peningkatan hasil belajar kognitif, penggunaan metode Outdoor Study juga untuk mengukur peningkatan dalam motivasi belajar pada mata pelajaran IPA.

Berikut ini adalah tabel 4.10 yaitu mengenai hasil angket motivasi belajar siswa pada siklus I yang disajikan hasil tiap aspek nilai afektif motivasi belajar siswa

Tabel 4.10

Rata-rata Hasil Belajar Afektif Tiap Aspek Siklus I

No Aspek Rata-rata

1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas 3,3

2. Umpan balik atas perbuatan tugas yang

dilakukan 2,8

3. Tugas yang bersifat moderat 3,1 4. Tekun dan ulet dalam bekerja 2,6 5. Tidak berspekulasi dalam tugas 2,9

6. Keberhasilan tugas 3,0

Jumlah 17,7

(20)

Dari tabel 4.10, pada aspek tanggung jawab pribadi terhadap tugas memperoleh rata-rata 3,3, aspek umpan balik atas perbuatan tugas yang dilakukan memperoleh rata-rata 2,8, tugas yang bersifat moderat memperoleh rata-rata 3,1, aspek tekun dan ulet dalam bekerja memperoleh rata-rata 2,6, aspek tidak berspekulasi dalam tugas memperoleh rata-rata 3,9, aspek keberhasilan tugas memperoleh rata-rata 3,0. Pada siklus I rata-rata perolehan skor dari keseluruhan aspek mencapai nilai < 3,0 yaitu 2,95. Berdasarkan hasil rata-rata keseluruhan hasil belajar nilai afektif pada siklus I masih dengan kriteria baik yaitu 2,95. Hasil ini akan diperbaiki pada siklus ke II.

4.3.3.6.Hasil Belajar Psikomotor Siswa

Hasil penilaian unjuk kerja dalam pembelajaran menggunakan metode Outdoor Study dalam pembelajaran IPA yang dilakukan peneliti didapat hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.11

Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siklus I Pertemuan 1

No Aspek Rata-rata

1. Ketrampilan melakukan tahapan percobaan 2,7

2. Pelaksanaan langkah kerja 3,0

3. Hasil Kerja 2,9

Jumlah 8,6

Rata-rata 2,9

(21)

2. Berikut ini merupakan hasil penilaian psikomotor dalam bentuk unjuk kerja siklus I pertemuan 2 yang dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12

Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siklus I Pertemuan 2

No Aspek Rata-rata

1. Ketrampilan melakukan tahapan percobaan 3,2

2. Pelaksanaan langkah kerja 3,06

3. Hasil Kerja 3,08

Jumlah 9,34

Rata-rata 3,11

Dari data tabel 4.12 diketahui ada peningkatan pada siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Pada aspek ketrampilan melakukan tahapan percobaan memperoleh rata-rata 3,2, aspek pelaksanaan langkah kerja memperoleh rata-rata 3,06 dan aspek hasil kerja memperoleh rata-rata 3,08. Untuk rata-rata klasikal sudah mengalami peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan 1 memperoleh rata-rata 2,9 sedangkan pada siklus I pertemuan 2 mengalami peningkatan yaitu memperoleh rata-rata 3,11. Sehingga pada pertemuan ini sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis ≥ 3,0 yaitu sudah dalam kriteria baik. Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II.

4.3.4. Refleksi Siklus I

Pada tahap ini, hal-hal yang perlu direfleksikan agar menjadi masukan pada tindakan siklus selanjutnya adalah data temuan baik temuan peneliti selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun data temuan yang perlu menjadi bahan refleksi adalah sebagai berikut :

(22)

a. Guru sudah baik melaksanakan apersepsi dengan mengajukan fenomena lingkungan mengenai bentuk-bentuk energi dan pemanfaatanya yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

b. Guru sudah baik dalam membantu siswa dalam pembagian kelompok.

c. Guru sudah baik dalam memberikan dan menyampaikan pengarahan tentang tata tertib selama pembelajaran berlangsung.

d. Guru sudah baik dalam menjelaskan materi yang disampaikan ke pada siswa. e. Siswa merespon dengan baik apersepsi yang guru sampaikan dan memberikan

tanggapan secara verbal mengenai materi sesuai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

f. Siswa merespon mengenai tata tertib yang guru berikan di awal pembelajaran. g. Siswa merespon penjelasan guru dengan baik saat guru menjelaskan materi

pembelajaran.

h. Siswa dengan guru menyimpulkan pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I, terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu :

a. Guru lupa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai, hendaknya guru menjelaskan tujuan pembelajaran agar siswa paham mengenai materi pembelajaran yang akan berlangsung.

b. Guru hendaknya mengintruksikan kepada siswa untuk rapi dan tertib pada saat keluar kelas menuju objek yang akan dipelajari sehingga tidak akan menimbulkan kegaduhan.

c. Guru hendaknya lebih memberikan pengarahan yang tegas dalam membuat kesepakatan dan meminta siswa untuk berkomitmen terhadap peraturan- peraturan-peraturan yang ada memberlakukan sangsi bagi yang melanggar. d. Guru hendaknya menjelaskan petunjuk pengerjaan dan pengisian LKS, dan

(23)

e. Guru hendaknya meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar.

f. Siswa kurang memahami materi yang akan mereka pelajari.

g. Siswa hendaknya bisa tertib saat menuju tempat pengamatanm sehingga tidak terjadi kegaduhan.

h. Siswa hendaknya berpartisipasi dalam pembelajaran agar ikut berperan aktif dalam mengerjakan LKS

i. Siswa hendaknya berbagi tugas dalam mengerjakan LKS agar semua anggota berperan aktif dan siswa hendaknya maksimal membuat laporan hasil pengamtan dan percobaannya sehingga laporan hasil kerja yang telah dibaut sesuai dengan intruksi dari guru.

j. Siswa seharusnya menyimak dan memahami penguatan materi yang guru sampaikan.

Hasil tes yang diperoleh siswa siklus I terlihat masih ada 8 siswa yang belum tuntas dari 20 siswa, sehingga nilai rata-rata kelas yang diperoleh 71.5 dengan ketuntasan belajar klasikal 60%. Berdasarkan hasil tes siklus I terlihat bahwa proses pebelajaran belum tuntas, karena belum mencapai standart ketuntasan belajar secara klasikal yang telah ditetapkan yakni minimal 70%. Untuk mencapai ketuntasan belajar tersebut, dilaksanakan perbaikan pada proses pembelajaran siklus II dengan cara guru memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I.

(24)

Psikomotor dinilai pada saat proses belajar berlangsung. Penilain psikomotor terdiri dari tiga aspek yakni, aspek ketrampilan melakukan percobaan, aspek pelaksanaan langkah kerja, dan aspek hasil kerja. Berdasarkan analisis hasil belajar psikomotor siklus I ada hal yang perlu adanya perbaikan yakni, sebaiknya guru membimbing siswa dalam pembagian kelompok, membimbing siswa dalam mengambil LKS dan alat peraga dan membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil percobaan dengan benar. Sehingga siswa tidak lagi ramai dalam belajar kelompok karena kurang paham dalam mengerjakan lembar kerja siswa (LKS), dan siswa tidak lagi bekerja secara individual karena tugas tersebut merupakan tugas kelompok. Maka perlu dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya agar proses pembelajaran tercapai seperti yang diharapkan.

4.4. Siklus II 4.4.1. Perencanaan

Sebelum tindakan, maka ada hal-hal yang perlu direncanakan yaitu sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) berikut alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar motivasi belajar untuk digunakan dalam pembelajaran IPA.

b. Melakukan konsultasi dengan guru kelas, mengenai metode pembelajaran yang akan digunakan, RPP, alat peraga, lembar kerja siswa, lembar angket motivasi belajar dan lokasi yang akan digunakan dalam pembelajaran, dalam siklus II ini akan dilakukan 2 kali pertemuan.

(25)

4.4.2. Pelaksanaan 4.4.2.1.Pertemuan 1

a. Kegiatan Awal

Dengan memperhatikan refleksi dan rencana perbaikan tindakan yang perlu dilakukan selama proses pembelajaran, maka pada kegiatan awal ini aktivitas yang dilakukan guru, yaitu salam pembuka, doa, dan absensi. Sebelum melakukan apersepsi guru mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru meminta siswa untuk melihat keadaan cuaca yang terjadi pada saat itu dan guru pun bertanya kepada siswa, “coba kalian amati keadaan cuaca diluar, bagaimana keadaan cuaca hari ini ya? Bagaimana keadaan awannya? Apakah berawan, awan terlihat gelap, awan terlihat biru?” Guru memberikan waktu untuk siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa dengan mengamati keadaan cuaca secara langsung diharapkan dapat meramalkan pengaruh keadaan langit pada keadaan cuaca dan dapat menggambarkan simbol keadaan cuaca. Guru memberikan kalimat-kalimat motivasi belajar kepada siswa agar siswa terdorong untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Sebelum melakukan pembelajaran di luar kelas, guru membagi siswa mnjadi 5 kelompok.

b. Kegiatan Inti

(26)

keadaan cuaca. Guru menjelaskan LKS dan tujuan pengamatan, kemudian membagikan LKS yang nantinya akan menuntun siswa melakukan pengamatan untuk mengetahui perubahan keadaan cuaca. Guru memberikan penugasan pengamatan atau observasi dalam kelompok mengenai perubahan keadaan cuaca. Siswa melakukan pengamatan bersama teman kelompoknya dan guru memberikan pesan kepada siswa hendaknya membagi tugas dalam mengerjakan LKS agar seluruh siswa dapat berperan aktif. Langkah pertama guru meminta siswa untuk mengamati langit. Langkah kedua siswa diminta untuk menentukan kondisi yang terjadi sekatang. Langkah ketiga membuat simbol kondisi cuaca yang sesuai saat itu misalnya, cerah, berawan, cerah dan berawan, hujan dan petir, dan hujan. Siswa diminta mendiskusikan pertanyaan yang ada pada lembar kerja siswa. Setelah waktu diskusi kelompok selesai, guru meminta siswa untuk kembali ke dalam kelas dan mempersilahkan setiap kelompok untuk maju presentasi. Kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan pada hasil presentasi kelompok.

c. Kegiatan Akhir

Setelah presentasi dan tanya jawab selesai, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan tentang perbedaan cuaca dan iklim, meramalkan keadaan cuaca berdasarkan langit, dan menggambarkan simbol keadaan langit. Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar, “Apakah pembelajaran di luar kelas ini menyenangkan? Apakah kalian lebih memahami materi apabila kita melihat dan mempelajarinya secara langsung?”. Setelah itu guru menutup pelajaran.

4.4.2.2.Pertemuan 2 a. Kegiatan Awal

(27)

akan terjadi? Nah, sekarang bagaimana kondisi cuaca hari ini? meminta siswa untuk melihat keadaan cuaca yang terjadi pada saat itu dan guru pun bertanya kepada siswa, “coba kalian amati keadaan cuaca diluar, bagaimana keadaan cuaca hari ini ya?”. Guru memberikan waktu untuk siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa dengan mengamati keadaan cuaca secara langsung diharapkan dapat meramalkan pengaruh keadaan langit pada keadaan cuaca dan dapat mempraktikkan bagaimana proses terjadinya hujan. Guru memberikan kalimat-kalimat motivasi belajar kepada siswa dengan mengatakan bahwa “pada pertemuan lalu kalian sudah lebih aktif dalam bekerjasama dalam kelompok, kalian sudah tertib dan taat dengan peraturan yang kita sepakati, kalian sudah bersemngat untuk mengikuti pembelajaran IPA, semoga hari ini kalian lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran. Sebelum melakukan pembelajaran di luar kelas, guru membagi siswa mnjadi 5 kelompok.

b. Kegiatan Inti

(28)

dan guru memberikan pesan kepada siswa hendaknya membagi tugas dalam mengerjakan LKS agar seluruh siswa dapat berperan aktif. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan yakni langkah pertama tuangkan air hangat ke dalam gelas hingga gelas terisi setengahnya, kedua tutup gelas dengan plastik, kemudian letakkan es batu di atas plastik sehingga menutupi mulut gelas, ketiga perhatikan peristiwa yang terjadi pada dinding gelas di bagian atas permukaan air, kemudian siswa diminta untuk menjawab pertanyaaan yang ada pada LKS. Setelah waktu diskusi kelompok selesai, guru meminta siswa untuk kembali ke dalam kelas dan mempersilahkan setiap kelompok untuk maju presentasi. Kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan pada hasil presentasi kelompok.

c. Kegiatan Akhir

Setelah presentasi dan tanya jawab selesai, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan bagaimana proses terjadinya hujan. Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar, “Apakah pembelajaran di luar kelas ini menyenangkan? Apakah kalian lebih memahami materi apabila kita melihat dan mempelajarinya secara langsung?”. Setelah itu guru menutup pelajaran.

4.4.3. Observasi 4.4.3.1.Kinerja Guru

a. Pertemuan 1

Kinerja guru yang diamati adalah ketika guru menerapkan metode Outdoor Study dalam pembelajaran IPA materi energi dalam lembar pengamatan guru. Pada

hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan 2 adalah sebagai berikut: a. Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan akan dicapai siswa

dengan baik.

b. Guru sudah baik dalam membimbing siswa dalam kerja kelompok.

(29)

d. Guru sudah baik membangun keberanian siswa dalam menyampaikan kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar, sehingga siswa tidak malu-malu lagi dalam menyampaikan kesan-kesan yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran menggunakan metode Outdoor Study.

Bardasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus II diperoleh hasil observasi dilakukan observer (rekan guru sejawat) dalam penerapan metode Outdoor Study terdiri dari 15 aspek pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1

No Aspek Indikator Skor

 Mengkondisikan kesiapan belajar siswa

dan menyampaikan tujuan pembelajaran

3,7

3,8  Membentuk kelompok belajar. 4

2.

Tahap pelaksanaan

 Menentukan objek yang akan dipelajari

dan tata tertib proses pembelajaran. 3,5

3,7  Menyampaikan materi dan tugas yang

akan diberikan. 3,5

 Membimbing kelompok belajar. 4

3.

Tahap Tindak

Lanjut

 Meminta kesan dan pesan proses

kegiatan pembelajaran. 3 3.5

 Menutup pembelajaran 4

Jumlah 3,7

(30)

rata-rata 3,7, dan tahap tindak lanjut memperoleh skor rata-rata-rata-rata 3,5. Pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan memperoleh skor rata-rata 3,7 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II pertemuan 1 penerapan metode Outdoor Study sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kriteria baik yakni ≥ 3,0. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II pertemuan 1 dalam penerapan metode Outdoor Study sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis.

b. Pertemuan 2

Dalam siklus II pertemuan 2 ini kinerja guru sudah mulai mengalami peningkatan dalam menerapkan metode Outdoor Study. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan 2 adalah sebagai berikut:

a. Guru sudah sangat tegas dan bijak dalam membuat tata tertib selama belajar di luar kelas, sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik.

b. Guru sudah baik membangun keberanian siswa dalam menyampaikan kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar, sehingga siswa tidak malu-malu lagi dalam menyampaikan kesan-kesan yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran menggunakan metode Outdoor Study.

c. Guru sudah baik juga dalam membimbing siswa dalam berdiskusi dan menyimpulkan hasil diskusi.

Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan 2 berlangsung, peneliti meminta bantuan observer (rekan guru sejawat) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi 15 item untuk mengamati kinerja guru.

(31)

Tabel 4.14

Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2

No Aspek Indikator Skor

 Mengkondisikan kesiapan belajar siswa dan

menyampaikan tujuan pembelajaran 4,0 4,0  Membentuk kelompok belajar. 4,0

2.

Tahap pelaksanaan

 Menentukan objek yang akan dipelajari dan

tata tertib proses pembelajaran.

3,5

3,8  Menyampaikan materi dan tugas yang akan

diberikan.

4,0

 Membimbing kelompok belajar. 4,0

3.

(32)

4.4.3.2.Aktivitas Siswa a. Pertemuan 1

Hasil pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I pertemuan 1 adalah sebagai berikut:

a. Siswa menyimak penjelasan guru dengan sangat baik dalam mengerjakan materi yang dipelajari.

b. Siswa sudah aktif, saling bekerjasama dalam kelompok dalam pembagian tugas dan menyusun hasil kerja kelompok.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi yang dilakukan observer (rekan guru sejawat) terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran denga penerapan metode Outdoor Study dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.15

Hasil Observasi Aktivitas Siawa Siklus II Pertemuan 1

No Aspek Indikator Skor

 Membentuk kelompok belajar 4,0

2. Tahap Pelaksanaan

 Menyimak instruksi dan tata tertib

proses pembelajaran 3,5

3,6  Menyimak penjelasan materi 3,5

 Mengerjakan lembar kerja 3,5  Menyusun hasil kerja kelompok 4,0  Membahas dan mendiskusikan hasil

kerja kelompok 3,5  Melakukan doa mengakhiri

pembelajaran

4,0

(33)

Dari tabel 4.15 dilihat siklus II pertemuan 1 hasil penilaian observasi aktivitas siswa yang dilakukan peneliti, dilihat pada hasil penilaian observasi tahap persiapan memperoleh skor rata-rata 3,7, tahap pelaksanaan memperoleh skor rata-rata 3,6, dan tahap tindak lanjut memperoleh skor rata-rata 3,5. Pada hasil penilaian observasi aktivitas siswa dari keseluruhan memperoleh skor rata-rata 3,6 dengan kriteria sangar baik. Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II pertemuan 1 penerapan metode Outdoor Study sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kriteria baik yakni ≥ 3,0. Oleh karena itu berdasarkan lembar hasil observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapakan metode Outdoor Study pada siklus II pertemuan 1 ini dijadikan pedoman untuk memperbaiki pada siklus I pertmuan 2.

a. Pertemuan 2

Pada siklus II pertemuan 2 aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan,

berikut disajikan dalam tabel berikut ini :

a. Siswa sudah baik dalam mengiikuti pembelajaran mulai dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir.

b. Siswa sudah mematuhi peraturan yang mereka buat bersama tanpa ada teguran dari guru saat pembelajaran diluar berlangsung.

c. Siswa sudah menunjukkan antusiasnya dalam bekerjasama kelompok pada pembagian tugas kelompok.

d. Siswa sangat antusias ketika mereka menyampaikan hasil diskusi mereka sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik.

e. Siswa sangat antusias dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode Outdoor Study, terbukti siswa saling memberikan kesan-kesan pembelajaran yang mereka dapat saat itu tanpa malu-malu dan tanpa ditunjuk oleh guru.

(34)

pembelajaran dengan penerapan metode Outdoor Study dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.16

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2

No Aspek Indikator Skor

 Membentuk kelompok belajar 4,0

2. Tahap Pelaksanaan

 Menyimak instruksi dan tata tertib proses

pembelajaran 4,0

3,7  Menyimak penjelasan materi 3,5

 Mengerjakan lembar kerja 4,0

 Menyusun hasil kerja kelompok 4,0  Membahas dan mendiskusikan hasil kerja

 Melakukan doa mengakhiri pembelajaran 4,0

Jumlah 3,9

(35)

4.4.3.3.Hasil Belajar Kognitif Siswa

Untuk mengetahui perubahan pada hasil belajar, dilakukan tes setelah akhir siklus II. Adapun hasil belajar IPA pada kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.17

Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus II

No Distribusi Nilai Siklus II Keterangan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1. < 51 0 0 -

2. 51- 60 2 10 Belum tuntas

3. 61-70 0 0 -

4. 71-80 9 45 Tuntas

5. 81-90 3 15 Tuntas

6. 91-100 6 30 Tuntas

Jumlah 20 100

(36)

pada interval 81-90 dengan persentase 15%; 6 siswa mendapat nilai pada interval 91-100 dengan persentase 30%. Berikut disajikan dalam diagaram batang jumlah siswa yang memperoleh nilai pada masing-masing interval, seperti berikut ini:

Gambar 4.4 Diagaram Batang Hasil Perolehan Siklus II

Mengacu pada kriteria ketuntasan minimum = 71, maka persentase ketuntasan belajar siswa baik yang tuntas maupun belum tuntas belajar disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.18

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II

No Nilai Siklus II keterangan

Jumlah siswa Persentase (%)

1 < 71 2 10 Belum tuntas

2 ≥ 71 18 90 Tuntas

Jumlah 20 100

Rata-rata 83, 75

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 60

(37)

tuntas adalah 60% dan meningkat menjadi 90% pada siklus II. Dengan demikian setalah diberikan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II yaitu 30%. Berdasarkan persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode Outdoor Study pada mata pelajaran IPA materi cuaca pada siswa SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, berhasil karena telah mencapai lebih dari kriteria ketuntasan kelas yang ditentukan yaitu 70% dari total siswa mencapai nilai minimal 71.

4.4.3.4.Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II

Berikut ini disajikan dalam tabel nilai yang diperoleh siswa setelah tindakan siklus I dan sesudah tindakan pada siklus II. Adapun perbandingan hasil belajar siklus I dan setelah tindakan pada siklus II disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.19

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Pada Siklus I Dengan Siklus II

No Kriteria Siklus I Siklus II

1 Tuntas 12 60% 18 90%

2 Belum Tuntas 8 40% 2 10%

Jumlah 20 100% 20 100%

Berdasarkan pada tabel 4.19, diketahui jumlah yang tuntas pada siklus I adalah 12 siswa dengan persentase 60% dan jumlah yang tuntas pada siklus II adalah 18 siswa dengan persentase 90% atau mengalami kenaikan sebesar 30% dari siklus I ke siklus II. Sementara itu, jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus I adalah 8 siswa dengan persentase 40% dan mengalami penurunan menjadi 2 siswa yang belum tuntas pada siklus II dengan persentase 10% atau mengalami penurunan 30% dari siklus I ke siklus II.

(38)

Gambar 4.5 Perbandingan Jumlah Ketuntasan Belajar pada Siklus I dengan Siklus II

Pada pemaparan berikut ini, akan disajikan perbandingan keseluruhan hasil belajar maupun jumlah dan persentase ketuntasan belajar siswa mulai dari kondisi awal, siklus I hingga siklus II. Berikut disajikan perbandingan melalui tabel berikut ini:

Tabel 4.20

Perbandingan Jumlah Siswa dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, dengan Siklus II

No Nilai Tuntas Belum Tuntas

Jumlah Siswa % Jumlah Siswa %

1. Pra Tindakan 8 40 12 60

2. Siklus I 12 60 8 40

3. Siklus II 18 90 2 10

(39)

peningkatan menjadi 18 siswa dengan persentase siklus II menjadi 90% atau mengalami kenaikan 30%. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada kondisi awa sebanyak 8 siswa dengan persentase 40%, menurun menjadi 12 siswa dengan persentase 60% atau mengalami penurun sebesar 20%, kemudian pada siklus II mengalami penurunan lagi menjadi 2 siswa yang belum tuntas dengan perolehan persentase sebesar 10% atau mengalami penurunan 30% dari siklus I ke siklus II. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapakan metode Outdoor Study berhasil pada pelajaran IPA pada siswa kelas 3 SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Berikut disajikan dalam diagram, perbandingan ketuntasan belajar dari kondisi awal, setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan pada siklus II, berikut ini:

Gambar 4.6 Perbandingan Jumlah Ketuntasan Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

4.4.3.5.Hasil Belajar Afektif Siswa

(40)

4.21 yaitu mengenai hasil angket motivasi belajar siswa pada siklus II yang disajikan hasil tiap aspek nilai afektif motivasi belajar siswa:

Tabel 4.21

Rata-rata Hasil Belajar Afektif Tiap Aspek Siklus II

No Aspek Rata-rata

1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas 3,7

2. Umpan balik atas perbuatan tugas yang

dilakukan 3,4

3. Tugas yang bersifat moderat 3,7

4. Tekun dan ulet dalam bekerja 3,3 5. Tidak berspekulasi dalam tugas 3,7

6. Keberhasilan tugas 3,2

Jumlah 21

Rata-rata 3,5

Dari tabel 4.21, pada aspek tanggung jawab pribadi terhadap tugas memperoleh rata-rata 3,7, aspek umpan balik atas perbuatan tugas yang dilakukan memperoleh rata-rata 3,4,aspek tugas yang bersifat moderat memperoleh rata-rata 3,7, aspek tekun dan ulet dalam bekerja memperoleh rata-rata 3,3, aspek tidak berspekulasi dalam tugas memperoleh rata-rata 3,7, aspek keberhasilan tugas memperoleh rata-rata 3,2 Pada siklus II rata-rata perolehan skor dari keseluruhan aspek mencapai nilai ≥ 3,0 yaitu 3,5.

(41)

belajar siswa pada siklus I dalam kriteria kurang baik pada siklus ke II meningkat menjadi kriteria baik.

Pada pemaparan berikut ini, akan disajikan perbandingan rata-rata keseluruhan hasil belajar afektif mulai dari siklus I hingga siklus II. Berikut disajikan perbandingan melalui tabel berikut ini:

Tabel 4.22

Perbandingan Hasil Belajar Afektif Antar Siklus

No Aspek Skor Rata-rata

Siklus I Siklus II 1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas 3,3 3,7 2. Umpan balik atas perbuatan tugas yang dilakukan 2,8 3,4

3. Tugas yang bersifat moderat 3,1 3,7

4. Tekun dan ulet dalam bekerja 2,6 3,3

5. Tidak berspekulasi dalam tugas 2,9 3,7

6. Keberhasilan tugas 3,0 3,2

Jumlah 17,7 21

Rata-rata 2,95 3,5

Kriteria Baik Baik

(42)

Gambar 4.7 Pebandingan Hasil Belajar Afektif Siklus I dan Siklus II

4.4.3.6.Hasil Belajar Psikomotor Siswa

Hasil penilaian unjuk kerja dalam pembelajaran menggunakan metode Outdoor Study dalam pembelajaran IPA yang dilakukan peneliti didapat hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.23

Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siklus II Pertemuan 1

No Aspek Rata-rata

1. Ketrampilan melakukan tahapan percobaan 3,6

2. Pelaksanaan langkah kerja 3,3

3. Hasil Kerja 3,3

Jumlah 10,2

Rata-rata 3,4

(43)

Dalam pertemuan 2 ini ketrampilan siswa mengalami peningkatan lagi, Untuk keseluruhan dapat dilihat dalam tabel 4.24 berikut :

Tabel 4.24

Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siklus II Pertemuan 2

No Aspek Rata-rata

1. Ketrampilan melakukan tahapan percobaan 3,96

2. Pelaksanaan langkah kerja 3,8

3. Hasil Kerja 3,8

Jumlah 11,51

Rata-rata 3,83

Dari data tabel 4.24 pada aspek ketrampilan melakukan tahapan percobaan memperoleh rata-rata 3,96, aspek pelaksanaan langkah kerja memperoleh rata-rata 3,8 dan aspek hasil kerja memperoleh rata-rata 3,8. Pada pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata ≥ 3,0 yaitu 3,83. Untuk rata-rata klasikal sudah mengalami peningkatan yaitu pada siklus II pertemuan 1 memperoleh rata-rata 3,4 sedangkan pada siklus II pertemuan 2 mengalami pengikatan yaitu memperoleh rata-rata 3,83. Sehingga pada pertemuan ini sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis ≥ 3,0 yaitu sudah dalam kriteria sangat baik. Ini menunjukkan bahwa selain penilaian kognitif dan afektif meningkat nilai psikomotor pun juga mengalami peningkatan. Ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Outdoor Study mampu meningkatkan hasil belajar psikomotor yakni dalam bentuk unjuk kerja siswa terhadap pembelajaran IPA SD Negeri 1 Sumbung Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di ketahui peningkatan hasil belajar psikomotor siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode Outdoor Study. Setelah dilakukan penelitian pada siklus I dan siklus II, hasil yang

(44)

Tabel 4.25

Perbandingan Hasil Belajar Psikomotor Siklus I dan Siklus II

No Aspek

Siklus I Siklus II

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 1

Pertemuan 2 1.

Ketrampilan

melakukan tahapan percobaan.

2,7 3,2 3,6 3,96

2. Pelaksanaan langkah

kerja 3,0 3,06 3,3 3,8

3. Hasil Kerja 2,9 3,08 3,3 3,8

Jumlah 8,6 9,34 10,2 11,51

Rata-rata 2,9 3,11 3,4 3,83

Kriteria Baik Baik Baik Sangat

baik

Dari tabel 4.25 dapat diketahui terjadi peningkatan hasil belajar psikomotor siswa, yang dibuktikan pada siklus I siklus I pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 2,9, pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata yakni 3,11 dan pada siklus II pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata yakni 3,4 pada siklus II pertemuan 2 memperoleh skor rata-rata menjadi 3,83. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian melalui metode Outdoor Study dapat meningkatkan hasil belajar psikomotor siswa. Berikut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut ini:

(45)

Gambar 4.8 menyajikan perbadingan peningkatan hasil belajar psikomotor siswa dari siklus I ke siklus II. Dari diagram tersebut dapat diketahui pada siklus I I pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 2,9, pada siklus I pertemuan 2 meningkat skor ratanya yakni 3,11 dan pada siklus II pertemuan 1 meningkat skor rata-ratanya menjadi 3,4 pada siklus II pertemuan 2 meningkat skor rata-rata-ratanya menjadi 3,83.

4.4.4. Refleksi

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II maka dilakukan refleksi. Ternyata hasil perbaikan pembelajaran memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan, dimana untuk kognitif 90% dari total siswa berhasil tuntas, nilai afektif meningkat pula dibuktikan pada skor rata-rata siklus II memperoleh skor rata-rata 3, 5 dan sudah termasuk kriteria baik, nilai psikomotor meningkat pula dibuktikan pada skor rata-rata siklus II memperoleh skor rata-rata 3,83 dan sudah termasuk kriteria sangat baik.

Berdasarkan analisis hasil belajar afektif pada siklus II dengan alat ukur berupa angket motivasi, memperoleh skor rata-rata 3,5. Hasil skor rata-rata 3,5 sudah termasuk dalam kriteria baik hal tersebut terlihat motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA sudah baik dari pada siklus I. Kondisi yang seperti ini akan berpengaruh juga pada pencapaian hasil belajar yang baik pula.

(46)

melaksanakan kegiatan sesuai dengan langkah kerja sesuai dengan lembar kerja siswa (LKS), siswa sudah baik dalam menuliskan hasil kesimpulan percobaan.

Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus II, terdapat beberapa kelebihan dalam pelaksanaan pembelajarannya, yaitu:

a. Guru telah melaksanakan kegiatan apersepsi, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan baik.

b. Guru sudah menjelaskan petunjuk cara kerja dan pengisian LKS dengan baik. c. Siswa sudah berkomitmen dalam peraturan tata tertib yang telah mereka sepakati

bersama.

d. Siswa sudah aktif dalam berbagi tugas dalam mengerjakan LKS, sehingga dalam kelompok sudah bekerjasama dengan baik.

e. Siswa menyimak materi yang guru sampaikan dengan baik.

Selain kelebihan juga terdapat beberapa kekurangan pada proses pembelajaran siklus II ini, yaitu:

a. Guru sedikit kurang tegas dalam mengintruksikan siswa untuk rapi an tertib pada saat keluar kelas.

b. Siswa masih malu-malu dalam menyampaikan kesan-kesan yang diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

c. Masih ada siswa yang kurang menyimak penjelasan guru pada saat memberikan penjelasan dalam mengerjakan tugas LKS.

4.5. Pembahasan

4.5.1. Pembahasan Hasil Belajar Kognitif

(47)

yang cenderung kaku dan formalitas. Hal tersebut membuat pengetahuan siswa hanya terbatas pada informasi-informasi yang di peroleh dari guru dan dari buku saja. Sehingga siswa sering kali harus mencari kejelasan kata-kata dan istilah yang sulit mereka pahami, bahkan apa yang mereka dengar dan pelajari justru belum pernah mereka alami sendiri. Dalam siklus I fokus perbaikan yaitu peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode Outdoor Study pada siswa kelas 3 semester II di SD Negeri 1 Sumbung ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 12 siswa (60%) telah mencapai nilai KKM (71) sedangkan siswa yang belum mencapai nilai KKM (71) sebanyak 8 siswa (40%). Hal ini sangat berkaitan dengan kurang maksimalnya kinerja guru dalam menerapkan metode Outdoor Study dan aktivitas siswa dalam pembelajaran berlangsung.

Selanjutnya setelah dilakukan refleksi berdasarkan kekurangan yang terdapat pada siklus I dan dijadikan sebagai perbaikan pada siklus II. Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II, siswa memperoleh nilai ≥71 sebanyak 18 siswa (90%) telah mencapai nilai KKM sedangkan siswa yang belum tuntas menurun menjadi 2 siswa (10%). Penilaian ini dilakukan untuk melihat sebatas mana kemampuan siswa saat mengerjakan soal evaluasi, dengan diadakannya penilaian, sehingga siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Berdasarkan data tersebut terdapat peningkatan mulai dari siklus I ke siklus II untuk penilaian kognitif siswa. Peningkatan nilai kognitif ini tidak lepas dari usaha guru dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana dengan baik pada siklus I.

(48)

4.5.2. Pembahasan Hasil Belajar Afektif

Untuk menilai ranah afektif siswa menggunakan angket motivasi belajar siswa dimana peningkatan hasil belajar afektif siklus I siswa menunjukan jumlah skor 17,7 dengan rata-rata 2,95 dalam kriteria baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan angket motivasi belajar siswa yang menunjukan bahwa siswa menjadi lebih termotivasi dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun kenaikan tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan tindak lanjut untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I yakni pada umpan balik atas perbuatan tugas yang dilakukan, seharusnya guru memberikan rewerd kepada siswa yang berani untuk mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompoknya karena dengan begitu siswa akan lebih termotivasi dari hasil setiap pekerjaan yang dilakukannya. Pada aspek tekun dan ulet, peran guru kurang seharusnya selalu mendampingi siswa dan memberikan motivasi kepada siswa yang pasif dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan agar berusaha dan pantang menyerah dalam menyelesaikan tugas yang guru berikan. Hal ini disebabkan karena guru sendiri baru pertama kali menggunakan metode pembelajaran ini. Sehingga dilakukan siklus II untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Hasil belajar afektif siklus II mengalami peningkatan yakni memperoleh skor rata-rata 3,5 dengan kriteria baik. Peningkatan ini juga tidak lepas dari perbaikan pada kinerja guru untuk memotivasi siswa agar termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan pencapaian hasil belajar afektif pada siklus II maka hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator keberhasilan mencapai rata-rata ≥ 3,0 dengan kriteria baik.

4.5.3. Pembahasan Hasil Belajar Psikomotor

(49)

dilaksanakan tindakan dengan menggunakan metode Outdoor Study. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I sudah mengalami peningkatan pada hasil belajar psikomotornya, pada siklus I pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 2,9 dengan kriteria baik kemudian meningkat pada pertemuan 2 dengan skor rata-rata 3,11 dengan kriteria baik, terlihat bahwa siswa sudah dapat bekerja sama dalam kegiatan kelompok walaupun belum kompak, siswa sudah baik dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan langkah kerja sesuai dengan lembar kerja siswa (LKS), siswa sudah baik dalam menuliskan hasil kesimpulan percobaan. Namun masih terdapat kekurangan pada siklus I yakni siswa belum kompak dalam kelompok, siswa masih malu-malu dalam mempresentasikan hasil diskusi mereka. Berdasarkan hasil refleksi siklus I maka dilakukan perbaiakan pada siklus II dengan mempertimbangkan kelemahan dan kelebihan pada siklus I. Setelah dilaksanakan siklus II terjadi kenaikan hasil belajar psikomotor siswa dibandingkan siklus I dengan perolehan skor rata-rata siklus II pertemuan 1 memperoleh skor rata-rata 3,4 dengan kriteria baik kemudian terjadi peningkatan lagi pada pertemuan 2 dengan perolehan skor rata-rata 3,83 dengan kriteria sangat baik. Hal ini terlihat bahwa siswa mulai kompak dalam kelompoknya, siswa sudah berani dalam menyampaikan hasil diskusi kelompoknya, siswa sudah baik dalam membentuk kelompok, siswa sudah tepat waktu ketika melaksanakan percobaan dan pengamatan, siswa sudah baik dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan langkah kerja sesuai dengan lembar kerja siswa (LKS), siswa sudah baik dalam menuliskan hasil kesimpulan percobaan.

Berdasarkan peningkatan hasil psikomotor pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu apabila mencapai nilai rata-rata ≥ 3,0 dengan kriteria baik. Bahkan telah melebihi dengan perolehan skor rata-rata 3,83 dengan kriteria sangat baik.

(50)

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kondisi Awal
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Kondisi Awal
Tabel 4.3
tabel di bawah ini:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mengidentifikasi tipe kesopanan maksim dalam tuturan mahasiswa semester 6 jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya penulis berpegang pada pendapat Leech

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh permainan konstruktif dan kecerdasan visual- spasial terhadap kemampuan matematika awal. Pendekatan yang digunakan

Gambar 24 menunjukkan grafik hasil simulasi pengujian pengaruh kecepatan putar pahat terhadap suhu pemotongan (suhu geram) selama proses pemesinan bubut untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi risiko terhadap minat masyarakat menggunakan

Penelitian tentang analisis strategi bersaing MAMI dalam industri Reksa dana di Indonesia ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Perusahaan, yaitu hasil penelitian

 Jumlah penumpang domestik yang berangkat dari Sumatera Utara melalui Bandara Internasional Kuala Namu selama bulan September 2015 mencapai 244.811 orang, atau turun

Agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka peneliti membatasi penelitian hanya terhadap perusahaan-perusahaan sektor Property dan Real Estate yang

Tetapi yang penting dalam memahami makna ayat-ayat ini ialah pertanyaan yang oleh orang-orang Yahudi termasuk sementara orang Yahudi Kristen, diarahkan kepada