• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Kebijakan Investasi Terhadap Perkembangan Investasi di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Kebijakan Investasi Terhadap Perkembangan Investasi di Sumatera Utara"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan umum tentang investasi

2.1.1. Pengertian investasi

Investasi adalah faktor utama dan strategis dalam proses pembangunan

ekonomi. Investasi bahkan disebut sebagai kunci utama menuju pembangunan

ekonomi. Proses ini berjalan melewati tiga tingkatan (1) kenaikan volume

tabungan nyata yang tergantung pada kemauan dan kemampuan untuk menabung

(2) keberadaan kredit dan keuangan untuk menggalakkan dan menyalurkan

tabungan agar dapat dialihkan menjadi dana yang dapat di investasi swastakan (3)

penggunaan tabungan untuk tujuan investasi swasta dalam barang-barang modal

pada perusahaan. Pembentukan modal juga berarti pembentukkan keahlian karena

keahlian kerap kali berkembang sebagai akibat pembentukan modal

(Jhingan,2007).

Investasi menurut Sukirno,2006 ialah kegiatan perbelanjaan untuk

meningkatkan kapasitas memproduksi suat perekonomian.

Nopirin (2000) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi investasi

adalah tingkat bunga,penyusutan,kebijaksanaan perpajakan serta perkiraan

(2)

2.1.2. Jenis-Jenis Investasi

Menurut jangka waktunya investasi dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Investasi lancar, adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan

dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun atau kurang. Investasi jangka

pendek dapat terlihat dalam aktiva lancar.

2. Investasi jangka panjang (pengeluaran modal), adalah investasi selain

investasi lancar yang dimaksudkan untuk dimiliki dan digunakan lebih

dari satu tahun. Investasi jangka panjang atau pengeluaran modal dapat

terlihat dari jenis-jenis aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Investasi dalam aktiva tetap dapat dibedakan berdasarkan tujuannya

sebagaimana yang dinyatakan oleh Riyanto (1995) adalah sebagai berikut:

1. Investasi penggantian, adalah investasi dalam aktiva tetap yang bertujuan

untuk mengganti aktiva tetap yang sudah aus (wear-out) atau usang

(obselete) agar produksi dapat tetap dilanjutkan.

2. Investasi penambahan kapasitas, adalah investasi dalam aktiva tetap yang

dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi seperti penambahan

jumlah mesin, atau pembukaan pabrik baru.

3. Investasi penambahan jenis produk baru, adalah investasi dalam aktiva

tetap yang dilakukan untuk menghasilkan produk baru disamping tetap

menghasilkan produk yang telah diproduksi pada saat ini.

4. Investasi lain-lain, adalah investasi dalam aktiva tetap yang tidak termasuk

(3)

pemanas (heater), alat pendingin (air conditioner), pemasangan sistem

musik dimaksudkan untuk dapat meningkatkan moral para karyawan.

2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi

2.1.3.1.Suku Bunga

Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik

investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank.

Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam

modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.

2.1.3.2.PDRB

PDRB merupakan penjumlahan dari semua barang dan jasa akhir atau

semua nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu daerah dalam periode waktu

tertentu (satu tahun). Untuk menghitung nilai seluruh produksi yang dihasilkan

suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu dapat digunakan tiga cara

penghitungan, yaitu:

1. Cara Produksi : Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan

menjumlahkan nilai produksi barang atau jasa yang diwujudkan oleh

berbagai sektor lapangan usaha pada suatu wilayah dalam jangka waktu

tertentu (satu tahun).

2. Cara Pengeluaran : Menurut cara ini pendapatan nasional adalah jumlah

nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,

pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok, dan ekspor

(4)

3. Cara Pendapatan: Dalam penghitungan ini pendapatan nasional diperoleh

dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor

produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional. Data

pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat

menunjukan kondisi perekonomian regional setiap tahun.

Manfaat yang didapat atau diperoleh adalah :

1. PDRB atas dasar harga berlaku/nominal:

Menunjukan kemampuan sumberdaya ekonomi yang dihasilkan oleh

suatu wilayah/ propinsi. Nilai PDRB yang besar menunjukan

kemampuan sumberdaya ekonomi yang besar pula.

Menunjukan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh

penduduk suatu wilayah/propinsi.

2. PDRB atas dasar haraga konstan:

Menunjukan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan/ setiap

sektor ekonomi dari tahun ke tahun.

Mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi, dan perdagangan luar

negeri, perdagangan antar pulau/ antar propinsi.

Setelah melihat pada uraian PDRB di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa PDRB merupakan nilai secara keseluruhan dari barang dan jasa yang

dihasilkan oleh masyarakat/ warga dalam suatu wilayah atau daerah dalam waktu

tertentu (satu tahun). PDRB juga merupakan ukuran laju pertumbuhan suatu

(5)

dari semua unit produksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu

(Prasetyo, 2011).

2.1.3.3.PMDN Dan PMA

Penggairahan iklim investasi di Indonesia dijamin keberadaannya dengan

adanya Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

(PMA) dan Undang-Undang No.6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN). Kedua undang-undang ini kemudian dilengkapi dan

disempurnakan, dimana UU No. 1 Tahun 1967 tentang PMA disempurnakan

dengan UU No. 11 Tahun 1970 dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang PMDN

disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 1970. Definisi penanaman modal

asing (PMA) antara lain sebagai alat pembayaran luar negeri yang tidak

merupakan bagian kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan

pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia, Sedangkan

definisi penanaman modal dalam negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam

modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara RI yang dilakukan oleh

penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.

Investasi pada hakekatnya merupakan awal kegiatan pembangunan ekonomi.

2.1.3.4.Nilai Tukar

Menurunnya kurs Dollar terhadap rupiah berpengaruh positif terhadap

ekonomi dan pasar modal, sebaliknya kurs dollar terhadap rupiah berpengaruh

negatif (Farid Harianto, 2000). Melemahnya rupiah akan menyebabkan pasar

modal dalam negeri kurang menarik karena adanya resiko nilai tukar yang

(6)

terhadap return saham. Sebaliknya, hubungan antara nilai tukar dollar terhadap

rupiah bisa saja berpengaruh positif bila investor berasal dari luar negeri dan

menggunakan mata uang asing sehingga semakin terdepresiasinya mata uang

rupiah akan menyebabkan investor luar cenderung melepas mata uang asingnya

untuk membeli saham yang harganya turun karena pengaruh kurs mata uang.

2.1.3.5.Inflasi

Kenaikan harga barang dapat bersifat sementara atau berlangsung

terus-menerus. Ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan

terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa maka gejala ini disebut inflasi. Jadi,

kenaikan harga pada satu atau dua jenis barang tidak dapat dikategorikan sebagai

inflasi.

2.1.3.5.1. Jenis-jenis Inflasi

Jenis-jenis inflasi bisa kita bedakan berdasarkan tingkat keparahannya,

penyebabnya dan berdasarkan asal terjadinya.

1) Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

oInflasi rendah. Inflasi dikatakan rendah jika kenaikan harga berjalan

sangat lambat dengan persentase kecil, yaitu di bawah 10% setahun.

oInflasi sedang. Suatu negara dikatakan mengalami inflasi sedang, jika

persentase laju inflasinya sebesar 10% – 30% setahun.

oInflasi tinggi. Inflasi dikatakan tinggi jika laju inflasinya berkisar 30%

100% setahun.

oHiperinflasi. Hiperinflasi dapat terjadi jika laju inflasinya di atas 100%

(7)

tidak lagi memiliki kepercayaan terhadap uang, mereka lebih memilih

menukarkannya dengan barang tertentu.

2) Inflasi berdasarkan Penyebabnya.

Inflasi dapat pula dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu:

- Demand-pull inflation

- Cost-push inflation

3) Inflasi Berdasarkan Asalnya.

Berdasarkan asalnya inflasi dibedakan menjadi berikut ini:

oInflasi karena defisit APBN. Inflasi jenis ini terjadi sebagai akibat

adanya pertumbuhan jumlah uang yang beredar melebihi permintaan

akan uang.

oImported inflation. Imported inflation yaitu inflasi yang terjadi di suatu

negara, misalnya beberapa barang di luar negeri yang menjadi faktor

produksi di suatu negara, harganya meningkat, maka kenaikan harga

tersebut mengakibatkan meningkatnya harga barang di negara tersebut.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Kebijakan Investasi

2.2.1 Pengertian Kebijakan Investasi

Kebijakan investasi suatu negara dapat mempengaruhi perdagangan,

terutama pada era globalisasi perdagangan dan investasi. Kegiatan akan

mendorong peningkatan aktivitas perdagangan, dan sebaliknya perdagangan akan

mendorong investasi lebih lanjut. Kebijakan investasi adalah ketentuan tertulis

yang mengatur dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan penanaman

(8)

2.2.2. Kebijakan investasi

Terdapat beberapa kebijakan investasi yaitu :

1. Tahun 1980 S/D 2004

Undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing

sebagai mana telah diubah dengan undang-undang nomor 11 tahun

1970.

Undang- undang nomor 6 tahun 1968 tenang penanaman modal dalam

negeri sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 12

tahun 1970.

Keputusan presiden RI No.97 tahun 1993 tentang ketentuan pokok tata

cara penanaman modal.

Keputusan menteri negara penggerak dana investasi/ketua badan

koordinasi penanaman modal no.21/SK/1996 tentang tata cara

permohonan penanaman modal yang didirikan dalam rangka penanaman

modal dalam negeri dan penanaman modal asing.

2. Tahun 2004 S/D 2007

Undang –undang nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing

sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 11 tahun 1970.

Undang-undang nomor 6 tahun 1968 tentang penanaman modal dalam

negeri sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 12

tahun 1970.

Keputusan presiden nomor 96 tahun 2000 tentang bidang usaha yang

(9)

penanaman modal sebagaimana terlah diubah dengan keputusan

presiden nomor 118 tahun 2000.

Keputusan presiden nomor 29 tahun 2004 tentang penyelenggaran

penanaman modal dalam rangka penanaman modal asing dan

penanaman modal dalam negeri melalui sistem pelayanan satu atap.

Keputusan kepala badan koordinasi penanaman modal nomor

27/SK/2004 tentang pedoman dan tatacara permohonan penanaman

modal yang didirikan dalam rangka penanaman modal dalam negeri dan

penanaman modal asing sebagaimana telah diubah dengan keputusan

kepala badan koordinasi penanaman modal nomor 70/SK/2004.

3. Tahun 2007 S/D 2010

Undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal.

Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan

oemerintah antara pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah

kab/kota.

Peraturan presiden nomor 76 tahun 2007 tentang kriteria dan persyaratan

penyusunan bidang usaha tertutup dan bidang usaha terbuka dengan

persyaratan di bidang penanaman modal.

Peraturan presiden nomor 77 tahun 2007 tentang daftar bidang usaha

yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di

bidang penanaman modal sebagaimana telah diubah dengan peraturan

(10)

Peraturan presiden nomor 27 tahun 2009 tentang pelayanan terpadu satu

pintu di bidang penanaman modal.

Peraturan kepala badan koordinasi penanaman modal nomor 12 tahun

2009 tentang pedoman dan tatacara permohonan penanaman modal.

4. Tahun 2010 S/D 2013

Undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal.

Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan

pemerintah antara pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah

kab/kota.

Peraturan presiden nomor 36 tahun 2010 tentang daftar bidang usaha

yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di

bidang penanaman modal.

Peraturan presiden nomor 27 tahun 2009 tentang pelayanan terpadu satu

pintu di bidang penanaman modal.

Peraturan kepala badan koordinasi penanaman modal nomor 5 tahun

2013 tentang pedoman dan tata cara perizinan dan non perizinan

penanaman modal sebagaimana telah diubah dengan peraturan kepala

badan koordinasi penanaman modal nomor 12 tahun 2013 tentang

perubahan atas peraturan kepala badan koordinasi penanaman modal

nomor 5 tahun 2013 tentang pedoman dan tata cara perizinan dan non

perizinan penanaman modal.

5. Tahun 2013 S/D sekarang

(11)

Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan

oemerintah antara pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah

kab/kota.

Peraturan presiden nomor 27 tahun 2009 tentang pelayanan terpadu satu

pintu di bidang penanaman modal.

Peraturan kepala badan koordinasi penanaman modal nomor 5 tahun

2013 tentang pedoman dan tata cara perizinan dan non perizinan

penanaman modal sebagaimana telah diubah dengan peraturan kepala

badan koordinasi penanaman modal nomor 12 tahun 2013 tentang

perubahan atas peraturan kepala badan koordinasi penanaman modal

nomor 5 tahun 2013 tentang pedoman dan tata cara perizinan dan non

perizinan penanaman modal.

Sebelumnya, akhir februari 2006, pemerintah mengeluarkan paket

kebijakan investasi dan bentuk impres nomor 3 tahun 2006. Paket kebijakan

perbaikan iklim investasi itu mencakup 5 aspek yaitu :

1. Bidang umum termasuk memperkuat kelembagaan pelayanan investai,

singkronisasi peraturan daerah dan pusat, dan kejelasan ketentuan

mengenai kewajiban amdal.

2. Bidang kepabeaan dan cukai,termasuk percepatan arus barang,

pengembangan peranan kawasan berikat, pemberantasan penyeludupan,

dan debirokratisasi di bidang cukai.

3. Perpajakan termasuk insentif perpajakan untuk investasi, melaksanaka

(12)

untuk pertambahan nilai untuk mempromosikan ekspor, melindungi hak

wajib pajak, dan mempromosikan transparansi dan “Disclosure”.

4. Ketenagakerjaan yang mencakup penciptaan iklim hubungan industial

yang mendukung perluasan lapangan tenaga kerja.

2.2.3. Tujuan Dasar Kebijakan Investasi

Tujuan kebijakan dasar investasi adalah sebagai berikut:

1. Memberikan perlakuan yang sama bagi para investor dalam dan luar

negeri dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

2. Menjamin kepastian hukum,kepastian berusaha bagi investor sejak proses

pengurusan,perizinan,sampai dengan berakhirnya kegiatan investasi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan

kepada usaha mikro kecil, menengah, dan koperasi.

2.3. Penelitian Terdahulu

Kajian dan analisis yang berhubungan dengan penilitian ini sudah banyak

dilakukan oleh beberapa penelitian lain. Momongan (2013) melakukan penelitian

dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa PMA dan PMDN berpengaruh

positif dan signifikan terhadap perkembangan PDRB di provinsi Sulawesi

Utara. Selain itu, Marsela (2014) melakukan penelitian dengan hasil penelitian

menunjukkan bahwa PDRB memiliki pengaruh signifikan dengan arah positif

terhadap investasi di Provinsi Bali sedangkan variabel kurs dollar Amerika

memiliki pengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap jumlah investasi di

(13)

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah investasi di Provinsi Bali.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Siregar, dkk (2014) dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwa Pendapatan, suku bunga, pengeluaran pemerintah

dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap investasi daerah

Sumatera Utara. Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

investasi daerah Sumatera Utara. Selanjutnya inflasi tidak berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap investasi daerah Sumatera Utara. Sriwardiningsih (2010)

melakukan penelitian dengan hasil yang menunjukkan bahwa Perubahan kondisi

makro ekonomi seperti pertumbuhan, suku bunga dan inflasi di beberapa negara

maju, termasuk Amerika dan negara di kawasan Eropa tidak memberi pengaruh

signifikan terhadap PMA Indonesia, sehingga krisis finansial parah di kawasan

Amerika dan Eropa saat ini, dampaknya terhadap PMA Indonesia masih dalam

batas toleransi. Selanjutnya penelitian serupa juga dilakukan oleh Abdune (2012)

dengan hasil yang menunjukkan bahwa GDP, Suku Bunga, dan Nilai Tukar

(14)

PMDN/PMA 2.4. Kerangka Konseptual

SBI

INFLASI

PDRB

NILAI TUKAR

KEBIJAKAN INVESTASI

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari kerangka konseptual dia atas menjelaskan bahwa tingkat PDRB

mempengaruhi tingkat suku bunga,inflasi dan nilai tukar , dan kemudia ketiga

variabel tersebut mempengruhi kebijakan investasi yang diimplementasikan oleh

PMA dan PMDN.

2.5. Hipotesis Penelitian

1. Suku Bunga mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

(15)

2. PDRB mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tingkat

pertumbuhan investasi di Sumatera Utara.

3. Inflasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tingkat

pertumbuhan investasi di Sumatera Utara.

4. Nilai Tukar mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pemakaian kompos ampas teh sebagai pupuk organik untuk menggantikan pupuk N anorganik terhadap produksi bahan kering dan protein kasar jerami

Perbedaan Toksisitas Ekstrak, Rebusan dan Rendaman Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti L; Dian Wahyuning Tyas; 060210193156;

Mengapa bambu harus diawetkan? Bambu adalah material alami organik. Di iklim tropis yang dengan kelembaban tinggi seperiti Indonesia, tanpa pengawetan bambu hanya

Or, numerous likewise like reading this book A Duck Looking For Hunters: A Bird Dog FAC's True Story By LTC Dale Amend since they really need to read this publication. It can be the

Dalam kurun waktu 6 (enam) tahun terakhir, pengembangan agribisnis kelapa sawit baik usaha budidaya (on farm) maupun unit pengolahannya (off farm) secara bertahap

Menurut pandangan kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran adalah suatu proses pendidikan yang memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat mengembangkan segala

Dari hasil jawaban ini, peneliti dapat mengetahui bagaimana pengaruh personality traits dan environmental factors terhadap entrepreneurial intentions pada mahasiswa

Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Subdirektorat Peningkatan Kapasitas Riset Direktorat Pengembangan Teknologi Industri Subdirektorat Pengembangan Teknologi Industri Informasi