• Tidak ada hasil yang ditemukan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang luas wilayahnya sekitar 70% terdiri dari laut dan mempunyai lebih dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km dan luas laut sekitar 3,1 juta km2. Luas laut tersebut masih bertambha sesuai dengan hasil ratifikasi UNCLOS 1982 yang memberikan hak dan kewenangan kepada Indonesia untuk memanfaatkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 2,7 km2. Wilayah lautan yang luas tersebut mejadikan Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman hayati terbesar di dunia dengan komponen ekosistem pesisir, meliputi hutan mangrove, terumbu karang, dan padang lamun.

Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lingkungan laut nasional sudah selayaknya dikelola dengan baik dan optimal untuk menunjang pembangunan ekonomi nasioan dalam rangka mengantarkan bangsa ini menjadi makmur, adil, dan sejahtera. Terkait dengan sumberdaya pesisir dan lingkungan laut nasional, pemerintah dan bangsa Indonesia di era reformasi mulai sadar untuk menjadikan pembangunan berbasis kelautan menjadi pijakan yang kuat dan strategis terutama dalam teknik pemetaan wilayah lingkungan laut nasional secara berkala.

Salah satu daerah yang memiliki wilayah laut yaitu Provinsi Jambi. Wilayah laut Provinsi jambi merupakan salah satu alur pelayaran internasional yang terdapat di Pantai Timur Sumatera. Wilayah laut jambi sangat dipengaruhi oleh aktivitas Sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di sumatera.

Propinsi Jambi terletak pada Pantai Timur Pulau Sumatera berhadapan dengan laut Cina Selatan dan Lautan Pasific, pada alur lalu lintas Internasional dan Regional. Secara geografis Propinsi Jambi terletak diantara 0º 45’ – 2o 45’ Lintang Selatan antara 101o 10’ – 104o 44’ Bujur Timur, luas Wilayah Propinsi Jambi 53.435,72 Km2.. luas daratan 51.000 Km2 , luas lautan 425,5 Km2 dan panjang pantai 185 Km.

Guna mempelajari dan mengkaji serta memanfaatkan sumberdaya yang terkandung di wilayah perairan Indonesia maka sektor kelautan dan perikanan

(2)

terutama dalam hal ini, pemetaan wilayah Lingkungan Laut Nasiona (LLN) yang dalam hal ini Lingkungan Laut Nasional Jambi dibangun atas dasar keberadaan sumber daya alamnya yang berbeda-beda yang saat ini belumn dimanfaatkan secara optimal , efisien, dan efektif.

1.2 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui teknik atau metode pembuatan peta lingkungan laut nasional (Provinsi Jambi) dengan software ArcGIS.

2. Mengetahui kondisi fisik dari perairan laut Provinsi Jambi. 3. Mengetahui kondisi kerja di Badan Informasi Geospasial 1.3 Manfaat

Manfaat yang diharapkan yaitu sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan secara langsung perangkat lunak dan peralatan yang digunakan dalam pengolahan dan pembuatan peta.

2. Mengetahui proses kerja pengolahan database dengan software ArcGIS. 3. Mahasiswa dapat menyajikan informasi tentang keadaan laut Provinsi

Jambi.

4. Sebagai bahan masukan dalam perencanaan, pengembangan wilayah lingkungan laut nasional (Provinsi Jambi).

(3)

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Laut Nasional

Potensi Kelautan di republik ini sungguh sangat berlimpah baik di nearshore maupun di offshore, di mana industri maritim merupakan industri yang sangat menantang (world wide business). Kawasan laut memiliki dimensi pengembangan yang lebih luas dari daratan karena mempunyai keragaman potensi alam yang dapat dikelola. Beberapa sektor kelautan seperti perikanan, perhubungan laut, pertambangan sudah mulai dikembangkan walaupun masih jauh dari potensi yang ada. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri yang marine-oriented, kebutuhan peta yang memuat informasi laut tentu sangat dibutuhkan. Badan Informasi Geospasial, khususnya Bidang Pemetaan Dasar Kelautan pada Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan (PDKK) mempunyai tugas menyediakan data dasar yang diwujudkan dalam Peta Lingkungan Laut Nasional (Peta LLN) dan Peta Lingkungan Pantai Indonesia (Peta LPI). Perbedaan peta dasar kelautan dengan peta dasar darat adalah kandungan informasi diantaranya adalah data kedalaman laut atau data bathimetri. Peta LLN dalam format SIG (Geodatabase) ini adalah dalam model S-57 dan AUSLIG, dengan memenuhi kualitas standard data spasial yang baik dan informatif (Ramdan APM, 2007)

(4)

2.2 Geographic Information System (GIS) 2.2.1 Definisi GIS

Sistem Informasi Geografis (SIG) / Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer, yang digunakan untuk memproses data spasial yang ber-georeferensi (berupa detail, fakta, kondisi, dsb) yang disimpan dalam suatu basis data dan berhubungan dengan persoalan serta keadaan dunia nyata (real world). Manfaat SIG secara umum memberikan informasi yang mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis.

Secara umum SIG bekerja berdasarkan integrasi 5 Komponen, yaitu: Hardware, software, data, manusia dan metode.

a. Hardware

SIG membutuhkan hardware atau perangkat komputer yang memiliki spesifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya untuk menjalankan software-software SIG, seperti kapasitas Memory (RAM), Hard-disk, Prosesor serta VGA Card. Hal tersebut disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG baik data vektor maupun data raster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan prosesor yang cepat.

b. Software

Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

• Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis • Sistem manajemen basis data

• Tool yang mendukung query geografis, analisis dan visualisasi

• Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi c. Data

Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental SIG bekerja dengan dua tipe model data geografis yaitu model data vektor dan model data raster.

(5)

ď‚· Model Data Vektor

Informasi posisi point, garis dan polygon disimpan dalam bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui sepasang koordinat x,y. Bentuk garis , seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point. Bentuk poligon, seperti zona project disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup.

ď‚· Model Data Raster

Model data ini terdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel atau pixel memiliki nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan. Sebagai contoh, pada sebuah image hasil penginderaan jarak jauh dari sebuah satelit, masing – masing pixel direpresentasikan sebagai panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari posisi permukaan bumi dan diterima oleh satellit dalam satuan luas tertentu yang disebut pixel.

Pada image hasil scanning, masing – masing pixel merepresentasikan keterangan nilai yang berasosiasi dengan point-point tertentu pada image hasil scanning tersebut. Dalam SIG, setiap data Geografis memiliki data tabular yang berisi informasi spasial . Data tabular tersebut dapat direlasikan oleh SIG dengan sumber data lain seperti basis data yang berada diluar tools SIG. d. Manusia

Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi lain pemakai SIG pun memiliki tingkatan tertentu , dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk menolong pekerjaan mereka sehari-hari

e. Metode

SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan.

(6)

2.2.2 Software ArcGIS

ArcGIS merupakan software terbaru yang di terbitkan oleh ESRI pada tahun 2000 yang merupakan software unggulan untuk GIS karena menggabungkan fitur yang terdapat pada ArcInfo dan ArcView sekaligus sehingga pengguna tidak perlu lagi melakukan konversi format data apabila pengguna GIS menggunakan data coverage maupun shapefile, bahkan untuk data dalam format CAD seperti DWG dan DXF (Rustiady, 2004).

ArcGIS berlaku seperti ArcInfo dan ArcView sehingga mampun membaca format dari kedua software tersebut. Struktur data yang terdapat dalam satu project dalam ArcGIS disebut Map dalam format mxd. ArcGIS membagi modul operasi system dalam beberapa bagian yaitu ArcCatalog (Explorer Modul), ArcMap (Main Modul, ArcToolbox (Toolbox Modul) dan ArcScene (Spatial Anakyst/3D) (Rustiady, 2004)

Konsep ArcGIS sebagai alat (tools) tidak lepas dari kemampuan dari fungsi-fungsi analisis spasial dan atribut diantaranya :

1. Memasukkan data dan mengumpulkan data geografi (spasial atribut) 2. Mengintegrasi data geografi (spasial atribut)

3. Memeriksa, meng-update data geografi (spasial atribut) 4. Menyimpan dan memanggil data geografi (spasial atribut)

5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografi (spasial atribut) 6. Mengelola data geografi (spasial atribut)

7. Memanipulasi data geografi (spasial atribut)

8. Menghasilkan output data geografi dalam bentuk-bentuk peta tematik (layout dan view), table, grafik, laporan, dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.

2.3 Peta

a. Pengertian Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta

(7)

digital yang tampil di layar komputer. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi (Wikipedia, 2013)

Gambar 2. Peta Indonesia b. Macam-Macam atau Jenis-Jenis Peta

Peta dapat diklasifikasi menjadi dua / 2 jenis, yakni : 1. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang manampilkan bentuk fisik permukaan bumi suatu wilayah. Contoh : Peta jalan dan gedung wilayah DKI Jakarta.

2. Peta Khusus

Peta khusus adalah peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya.

(8)

c. Pembagian Peta 1. Peta Luas

Peta luas adalah peta yang menggambarkan suatu daerah yang luas seperti peta dunia, peta daerah amerika utara, peta benua, peta samudera, peta kutub utara dan kutub selatan, dsb.

2. Peta Sempit

Peta sempit adalah peta yang hanya menampilkan sebagian kecil suatu area. Contoh peta sempit yaitu peta desa atau pedesaan, peta kota atau perkotaan, peta gorong-gorong kampung, peta gedung, denah rumah, dan lain sebagainya.

d. Bentuk Lain Dari Peta 1. Atlas

Atlas adalah gabungan dari beberapa peta yang dikumpulkan dalam sebuah buku yang memiliki judul atlas serta jenis-jenis atlas yang ada di buku tersebut.

2. Globe

Globe atau Bola Dunia adalah suatu bentuk tiruan bola bumi yang dibuat dalam skala yang kecil untuk dapat lebih memahami bentuk asli planet bumi.

e. Berbagai Arti Warna Pada Peta 1. Warna Laut

(9)

- kuning : 200 - 500 meter dpl / ketinggian - coklat muda : 500 - 1500 meter dpl / ketinggian - coklat : 1500 - 4000 meter dpl / ketinggian

- coklat berbintik hitam : 4000 - 6000 meter dpl / ketinggian - coklat kehitam-hitaman : 6000 meter dpl lebih / ketinggian 2. Warna Darat

- biru pucat : 0 - 200 meter / kedalaman - biru muda : 200 - 1000 meter / kedalaman - biru : 1000 - 4000 meter / kedalaman - biru tua : 4000 - 6000 meter / kedalaman

- biru tua berbintik merah : 6000 meter lebih / kedalaman

f. Syarat Peta 1. Judul peta 2. Skala peta

3. Lambang Peta : jalan, sungai, ibu kota, pelabuhan, batas wiayah, dll 4. garis pinggir peta

5. Petunjuk arah mata angin : utara, selatan, timur, barat , dll g. Jenis Skala Pada Peta

(10)

Skala peta adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya dengan satuan atau tehnik tertentu.

1. Skala angka / skala pecahan

Contohnya seperti 1 : 1000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 1000 cm jarak aslinya di dunia nyata

2. Skala Satuan

Misalnya seperti 1 inchi to 5 miles dengan arti 1 inch di peta adalah sama dengan 5 mil pada jarak sebenarnya.

3. Skala Garis

Skala garis menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak yang ada.

h. Proyeksi Pada Peta

Proyeksi peta adalah suatu teknik pemindahan gambar peta ke berbagai macam bentuk peta. Beberapa jenis-jenis proyeksi peta :

1. Proyeksi Mercator 2. Proyeksi Silinder 3. Proyeksi Mollowide 4. Proyeksi Kerucut

(11)

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat

Kerja Praktek ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2013 di Badan Informasi Geospasial, Cibinong, Jawa Barat.

3.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek

Tabel 1. Rencana jadwal pelaksanaan kerja praktek N

o Kegiatan

Bulan

4 5 6 7 8 9 10

1 Pengajuan Judul 2 Persiapan Proposal dan

Bimbingan KP 3 Pelaksanaan KP 4 Analisis Data dan

Penyusunan Laporan KP

5 Ujian KP

3.3 Alat dan Bahan

Tabel 2. Alat dan bahan yang digunakan pada Kerja Praktek N

o

Alat dan Bahan Fungsi

1 Alat Tulis Mencatat data

2 Peta Digital Rupa Bumi skala 1:500000 Peta Laut DISHIDROS skala 1:500000 Citra Landsat TM 7 path/row 124/61

Sebagai sumber data

3 Komputer dan perangkat lunak ArcGIS 9.3

Mengolah data dan membuat layout peta

4 Flash Disk Menyimpan data

5 Printer Mencetak hasil akhir pengolahan

data

(12)

Kerja Praktek ini melakukan pembuatan peta lingkungan laut nasional (LLN-11) menggunakan ArcGIS Skala 1 : 500.000 Provinsi Jambi. Adapun cara kerja sebagai berikut :

a. Importing data citra

Pada saat ArcMap dijalankan, maka kita akan membuka project baru, membuka format yang telah disediakan, atau membuka sebuah project document yang telah ada atau project yang telah dibuat sebelumnya.

b. Mengganti nama layer

Ketika data yang ditambahkan menjadi layer baru, nama layer yang akan tampak dengan apa adanya sesuai dengan nama data software ArcGIS. Kadang-kadang nama ini tidak informatif dan tidak diketahui secara umum.

c.

Digitasi peta

Digitasi peta merupakan proses mengubah peta dari format raster ke format vector. Dalam ArcGIs terdapat pilihan data dalam bentuk point, polyline, dan polygon. Untuk memulai digitasi dengan mengklik toolbar editor, lalu start editing dan pilih bentuk (point, polyline, dan polygon) sesuai feature dari peta yang akan di digitasi.

d.

Membuat klasifikasi dan simbolisasi data spasial

Semua titik lokasi feature ditampilkan menggunakan titik dengan warna yang berbeda. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam membedakan objek yang berbeda. Oleh karena itu perlu adanya pembuatan symbol atau simbolisasi terhadap obyek dengan kateogori yang berbeda beda.

e. Membuat Label Features

Penyajian peta belum komplit tanpa menambahkan label didalamnya. Selanjutnya akan diberi label nama dari tiap-tiap objek yang ada di lokasi tersebut.

f.

Pengaturan halaman layout dengan layout view

Pada tahapan ini akan dibuat sebuah layout menggunakan ArcMap Layout View yang akan membantu dalam membuat layout peta untuk keperluan percetakan diatas kertas atau dalam sebuah halaman virtual.

(13)

h. Menambahkan Grid

Grid adalah satu obyek yang menyimpan data spasial yang terhubungkan dengan data lainnya. Grid mempunyai struktur data raster (berbasis sel) dimana tiap sel menyimpan satu nilai data numeric. Kelas Grid dapat menyediakan hasil analisis yang menghasilkan obyek Grid yang baru dari satu obyek Grid lainnya. i. Menambahkan legenda

Dengan adanya legenda, maka data peta akan jelas penyajiannya. Pemberian nama pada legenda harus sesuai dengan objeknya.

j. Menambahkan Gambar dan Objek lain pada peta

Dengan memasukkan gambar dan objek ke dalam peta akan memperjelas penyajian data dari suatu peta, seperti pemberian logo suatu instansi yang membuat peta tersebut.

(14)

k. Alur Kerja

Pengumpulan data digital RBI, data batimetri dan data citra satelit Menampilkan program ArcGIS yang akan digunakan

Registrasi Peta Laut Dishidros dan Citra Landsat Pengaturan Proyeksi - Transformasi Pembuatan fitur line, point, dan polygon

Digitasi Citra Landsat Digitasi Peta Laut Dishidros

Editing, edgematching dan perbaikan data Pengisian data atribut

Pembuatan template (Geodatabase)

Pembuatan layout peta berdasarkan kaidah kartografi Pembuatan elemen kartografis berupa informasi tepi peta

(15)

Daftar Pustaka

Awaludin N. 2010. Geographical Information System with ArcGIS 9.x. Yogyakarta : Penerbit ANDI. 170 hal

Laboratorium Perencanaan Dan Sistem Informasi Kehutanan. 2009. Buku Ajar Sistem Informasi Geografis. Makasar : Universitas Hasanudin. 213 hal Ramdan APM. 2007. Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN) Dalam Format

Sistem Informasi Geografis (Sig)

http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/02/21/peta-lingkungan-laut-nasional-342424.html. [15 Mei 2013]

Rustiady. 2004. Modul Pelatihan Teknologi Informasi FGA. Comlabs USDI. ITB : Bandung

Gambar

Gambar 1. Index peta lingkungan laut nasional
Gambar 2. Peta Indonesia
Tabel 1. Rencana jadwal pelaksanaan kerja praktek N

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Informasi Geografis (SIG) dimanfaatkan untuk memproses data informasi geografis yang berfungsi sebagai pendukung keputusan berbasis komputer. SIG dapat

Salah satu sistem yang menawarkan solusi-solusi untuk masalah ini adalah Geographic Information System - GIS (Sistem Informasi Geografis – SIG). SIG adalah suatu teknologi

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi sistem informasi (teknologi berbasis komputer) yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, me-manipulasi

Begitu juga dalam bidang Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System ( GIS ) yaitu teknologi yang menjadi alat bantu dan sangat esensial

Geographic Information System atau Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses, dan output) data spasial

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pada penelitian ini akan dikembangkan sistem informasi geografis (GIS, geographic information system ) berbasis web (webGIS) yang

Begitu juga dalam bidang Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) yaitu teknologi yang menjadi alat bantu dan sangat esensial untuk

Oleh karena itu, dengan adanya sistem informasi geografis (SIG) berbasis web merupakan salah satu cara efektif dan efisien untuk mengolah data pondok pesantren karena