• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

NOMOR 11 TAHUN 1999

TENTANG

RETRIBUSI PASAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

Menimbang : a. Bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Retribusi Daerah Tingkat II, maka Retribusi Pasar merupakan merupakan jenis retribusi Daerah Tingkat II ;

b. Bahwa untk memungut retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037) ;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara dan Pidana (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ;

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) ;

4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 82) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksana Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692) ;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang

Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan ;

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 1997tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ;

10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ;

(2)

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah ;

12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II.

Dengan Pesetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

TARAKAN TENTANG RETRIBUSI PASAR

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kotamadya Daerah tingkat II Tarakan ;

c. Kepala Daerah adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tarakan ;

d. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan daerah yang berlaku ;

e. Pasar adalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiri atas halaman/pelataran, bangunan berbentuk los dan atau kios dan bentuk lainnya yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang ;

f. Los adalah bangunan tetap di dalam lingkungan pasat berbentuk bangunan memajang tanpa dilengkapi dinding ;

g. Kios adalah adalah bangunan dipasar yang beratap dan dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-langit yang dipergunakan untuk usaha berjualan ;

h. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan ;

i. Retribusi Pasar yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas penyediaan fasilitas pasar yang berupa halaman/pelataran, los dan atau kios yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar ;

j. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi Daerah (PD) Pasar ;

k. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memnfaatkan jasa pelayanan fasilitas pasar ;

l. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnyadapat disingkat SKRD, adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang ;

(3)

m. Surat Tagihan Retribusi Daerah untuk selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda ;

n. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap sertabentuk dbadan usaha lainnya ;

o. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan lainnyadalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi darah berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah ;

p. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negara Sipil yang selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangka.

BAB II

NAMA. OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pasar dipungutretribusi atas pelayanan penyidikan fasilitas pasar yang berupa halaman / peralatan, los dan atau kios yang dikelolah oleh Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang.

Pasal 3

(1) Obyek Retribusi adalah pelayanan penyidikan fasilitas pasar yang berupa halaman / peralatan, los dan atau kios, khusus disediakan untuk pedagang ;

(2) Tindak termasuk obyek retribusi adalah pelayanan penyedian fasilitas pasar yang dimiliki dan atau dikelolah oleh Pihak Swasta Pemerintah Daerah.

Pasal 4

Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan pelayanan fasilitas pasar.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi Pasar digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.

(4)

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan luas, jenis tempat dan kelas pasar yang digunakan.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk biaya penyelenggaraan penyedian pelayanan fasilitas pasar dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan ;

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya penyusutan, biaya operasional dan pemeliharaan .

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 8

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas yang terdiri atas halaman / pelataran, los dan kios, luas lokasi, dan jangka waktu pemakaian ;

(2) Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan menentukan kelas pasar ;

(3) Kelas pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Daerah;

(4) Struktur dan besarnya tarif ditetapkan sebagai berikut :

(a) Pasar Kelas I

b. los……… Jenis Bagunan Luas Tarif (Rp)

1 2 3 a. Kios - Permanen - Semi Permanen 4 m x 5 m 4 m x 5 m 3 m x 4 m 3 m x 3 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 4 m x 5 m 4 m x 5 m 3 m x 4 m 3 m x 3 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 140.000/bulan 112.000/ bulan 84.000/ bulan 63.000/ bulan 42.000/ bulan 28.000/ bulan 130.000/ bulan 104.000/ bulan 78.000/ bulan 58.000/ bulan 39.000/ bulan 26.000/ bulan

(5)

(b). Pasar Kelas II ( (c). Pasar………. 1 2 3 b. Los - Permanen - Semi Permanen c. Pelantaran / halaman / lapangan / Pasar 2 m x 3 m 2 m x 2 m 1,5 m x 2 m 1,5 m x 1,5 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 1,5 m x 2 m 1,5 m x 1,5 m 1 m x 1 m 30.000/bulan 20.000/bulan 15.000/bulan 10.000/bulan 27.000/bulan 18.000/bulan 13.500/bulan 10.125/bulan 1.000/hari

Jenis Bagunan Luas Tarif (Rp)

1 2 3 c. Kios - Permanen - Semi Permanen d. Los - Permanen - Semi Permanen c. Pelataran / halaman / lapangan / Pasar 4 m x 5 m 4 m x 5 m 3 m x 4 m 3 m x 3 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 4 m x 5 m 4 m x 5 m 3 m x 4 m 3 m x 3 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 1,5 m x 2 m 1,5 m x 1,5 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 1,5 m x 2 m 1,5 m x 1,5 m 1 m x 1 m 120.000/bulan 96.000/ bulan 72.000/ bulan 54.500/ bulan 36.000/ bulan 24.000/ bulan 110.000/ bulan 88.000/ bulan 66.000/ bulan 49.500/ bulan 33.000/ bulan 22.000/ bulan 24.000/ bulan 16.000/ bulan 12.000/ bulan 9.000/ bulan 21.000/bulan 14.000/ bulan 10.500/ bulan 7.875/ bulan 1.000/hari

(6)

(c). Pasar Kelas III

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 9

Retribusi yang terhutang dipungut di wilayah Daerah tempat pelayanan fasilitas pasar yang disedikan oleh Pemerintah Daerah.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERHUTANG

Pasal 10

Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (Satu) bulan atau ditetapkan lain oleh Kepala Daerah.

Pasal 11

Saat Retribusi Terhutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB IV………. Jenis Bagunan Luas Tarif (Rp)

1 2 3 a. Kios - Permanen - Semi Permanen b. Los - Permanen - Semi Permanen c. Pelataran / halaman / lapangan / pasar 4 m x 5 m 4 m x 5 m 3 m x 4 m 3 m x 3 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 4 m x 5 m 4 m x 5 m 3 m x 4 m 3 m x 3 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 1,5 m x 2 m 1,5 m x 1,5 m 2 m x 3 m 2 m x 2 m 1,5 m x 2 m 1,5 m x 1,5 m 1 m x 1 m 100.000/bulan 80.000/bulan 60.000/bulan 45.000/bulan 30.000/bulan 20.000/bulan 90.000/bulan 72.000/bulan 54.000/bulan 40.000/bulan 27.000/bulan 18.000/bulan 18.000/bulan 12.000/bulan 9.000/bulan 6.750/bulan 15.000/bulan 10.000/bulan 7.500/bulan 5.600/bulan 1.000/hari

(7)

BAB IV

TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 12

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan ;

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB V

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 13

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (Dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terhutang yang tidak atau yang kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB VI

TATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 14

(1) Pembayaran Retribusi yang terhutang wajib dilunasi sekaligus ;

(2) Retribusi yang terhutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (Lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ;

(3) Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah.

BAB VII

TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 15

(1) Pengeluaran Surat Teguran / Peringatan / surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi, dikeluarkan setelah 7 (Tujuh) hari sejak jatuh tempo.

(2) Dalam waktu & (Tujuh) hari setelah surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis / wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terhutang.

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.

BAB VIII

PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

(8)

Pasal 17

(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi ;

(2) Pemberian Pengurangan, keringanan dan pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi ;

(3) Tata Cara Pemberian Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB IX KEDALUWARSA

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (Tiga) Tahun terhitung sejak saat terhutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi ;

(2) Kedaluwarsa Penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini tertangguh apabila :

a. Diterbitkan Surat Teguran, atau ;

b. Ada Pengakuan Hutangretribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

BAB X

KETENTUAN PIDANA

Pasal 18

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (Enam) bulan atau denda paling banyak 4 (Empat) kali jumlah retribusi yang terhutang ;

(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XI PENYIDIKAN

Pasal 19

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi ;

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ;

(9)

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah ; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau

badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah ;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah ; e. Melakukan pemggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah ;

g. Menyuruh berhenti, melarangseseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf e ;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana reetribusi daerah ;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

j. Menghentikan Penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum, sesuai dengan ketewntuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

(10)

Pasal 21

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan.

Ditetapkan di Tarakan Pada Tanggal 17 Mei 1999

DISAHKAN

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Tanggal 15 September 1999

Nomor 974.44-1012.

Diundangkan di Tarakan Pada tanggal 05 Oktober 1999

SEKRETARIS DAERAH KOTA TARAKAN

ttd.

DRS. H. ABDUSSAMAD Pembina Tingkat I

NIP. 010 082 194

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 1999 NOMOR 19 SERI B NOMOR 13

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II TARAKAN,

ttd.

Dr. H. JUSUF S.K DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN KETUA

ttd.

(11)

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

NOMOR 11 TAHUN 1999

TENTANG

RETRIBUSI PASAR

I. PENJELASAN UMUM

Guna mendukung perkembangan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, pembiayaan kegiatan pemerintah dan pembangunan, khususnya yang berasal dari retribusi daerah perlu terus dioptimalkan sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat serta usaha meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah, diperlukan penyediaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah.

Upaya peningkatan penyediaan dana dari sumber-sumber tersebut antara lain dilakukan dengan membuat Peraturan Daerah di bidang retribusi daerah, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah.

Sebagai daerah otonomi baru, Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan memerlukan sumber dana yang cukup banyak untuk membiayai kegiatan pembangunan dan pemerintahan. Sumber dana yang potensial adalah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah yaitu dari Pajak daerah dan retribusi daerah.

Untuk menindak lanjuti Pasal 18 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Jo. Pasal 2 ayat (2) huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 perlu dibentuk Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan yang mengatur tentang Retribusi Pasar.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s/d pasal 10 : Cukup Jelas

Pasal 11 : Yang dimaksud dokumen lain yang dipersamakan antara lain, berupa karcis masuk, masuk, kupon, kartu langganan. Pasal 12 ayat (1) : Yang dimaksud tidak dapat diborongkan adalah bahwa

seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga.

Pasal 12 ayat (2) : Cukup Jelas Pasal 13 : Cukup Jelas Pasal 14 : Cukup Jelas Pasal 15 s/d Pasal 17 : Cukup Jelas Pasal 18 s/d Pasal 19 : Cukup Jelas Pasal 20 s/d Pasal 21 : Cukup Jelas

Referensi

Dokumen terkait

Seiring perkembangan dan berjalannya waktu, kepercayaan ini mulai dilupakan seiring masuknya agama islam dan Kristen ke wilayah nusantara, juga masyarakat yang lebih

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 174/P/2012 tentang Anggota Badan Akreditasi Nasibnal Perguruan Tinggi, Badan Akreditasi

Penelitian ini memanfaatkan ekstrak daun sereh( Cymbopogon nardus L. Rendle) untuk dijadikan sebagai bahan aktif sediaan gel jerawat dan dilakukan uji kestabilan

Pemeriksaan psikologi bagi Perwira TNI AD yang selama ini hanya dilaksanakan pada saat uji kompetensi jabatan Dansat dan pada akhir Dikbangum (Diklapa II dan Seskoad). Bila

Dari beberapa permasalahan yang ada ketika penulis terjun langsung ke lapangan dan mengetahui permasalahan yang sebenarnya seperti, faktor keuangan, faktor ekonomi, kesadaran

Kesimpulan yang dapat diambil dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah dihasilkan sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan perumahan menggunakan metode TOPSIS berbasis web

Sejak Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat diberlakukan, posisi Laboratorium Klinik dan Bantuan Hukum sebagai organisasi yang memberikan jasa bantuan hukum secara

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel leverage, pertumbuhan perusahaan, dan free cash flow terhadap nilai perusahaan pada perusahaan barang konsumsi