• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh ph Terhadap Perkembangbiakkan Mikroalga Botryococcus braunii Alami dan Mutannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh ph Terhadap Perkembangbiakkan Mikroalga Botryococcus braunii Alami dan Mutannya"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LOGO

Pengaruh pH Terhadap Perkembangbiakkan

Mikroalga Botryococcus braunii Alami dan

Mutannya

Oleh :

Andi Kurniawan

2310100051

Erica Yunita Hutapea 2310100053

Dosen Pembimbing :

(2)
(3)

Latar Belakang

BBM terbatas

Perlu adanya

Renewable

Fuel

Potensi

Mikroalga

Rate

pertumbuhan

cepat

Lahan yang

dibutuhkan

sedikit

Sangat berpotensi

Karena

(4)

Latar Belakang

Mikroalga tidak dapat

tumbuh maksimal pada

pH asam

Konsentrasi CO

2

tinggi

CO

2

+ H

2

O H

2

CO

3

Menyebabkan pH

medium menurun

(5)

Solusi ??

Mikroalga tahan

asam

Screening

Rekayasa

Genetika

UV

HNO

2

(6)

Rumusan Masalah

Bagaimana cara membuat mutan

microalgae botryococcus braunii dengan

mutagen sinar UV dan HNO

2

?

Bagaimana pengaruh pH terhadap

pertumbuhan mikroalaga botryococcus

braunii alami dan mutannya ?

(7)

Tujuan Penelitian

Melakukan pengembangbiakkan

mikroalga botryococcus braunii alami dan

mutan dalam media walne.

Melakukan mutagen mikroalga

botryococcus braunii dengan sinar UV dan

HNO

2.

Mengetahui pengaruh pH terhadap

pertumbuhan microalgae botryococcus

braunii alami dan mutannya.

(8)

Manfaat Penelitian

Mengetahui cara membuat mutan

mikroalga botrycoccus braunii dengan

mutagen sinar UV dan HNO

2.

Mengetahui pengaruh pH terhadap

pertumbuhan mikroalaga botryococcus

braunii alami dan mutannya

(9)
(10)

Pemilihan Bahan Baku

Mikroalga Protein(%) Karbohidrat (%) Lipid (%)

Scenedesmus Obligvus 50 – 56 10 - 17 12 - 14 Scenedesmus dimorphus 8 – 18 21 - 52 16 – 40 Botryococcus braunii 17 – 20 20 - 40 30 – 60 Chlamydomonas rheinhardii 48 17 21 Chorella vulgaris 51 – 58 12 - 17 14 - 22 Spirogyra sp. 6 – 20 33 - 64 11 - 21 Dunaliella bioculata 49 4 8 Dunaliella salina 57 32 6 Euglena gracilis 39 - 61 14 - 18 14 – 20 Tetrasemis maculate 52 15 3 Spirulina plantesis 46 – 63 8 - 14 4 – 9 Spirulina maxima 60 – 71 13 – 16 6 – 7 Synechooccus sp. 63 15 11

(11)

Botryococcus braunii

Kingdom

Plantae

Divisi

Chlorophyta

Kelas

Trebouxiophyceae

Ordo

Incertae serdis

Family

Botryococcaceae

Genus

Botrococcus

(12)

Botryococcus braunii

Botryococcus

memiliki ciri-ciri yaitu sel-sel

membentuk agregat yang tidak beraturan dan

memiliki filament tipis yang menghubungkan

sel-sel. Bentuk sel yaitu bulat telur dengan ukuran

panjang antara 6 -10 μm dan lebar antara 3

sampai 6 μm.

(13)

Faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Mikroalga

Suhu Cahaya pH Nitrogen CO2 4 1 2 3 Salinitas 5 6

(14)

Mutasi Genetika

Mutasi dapat terbentuk dari pengaruh fisik dan

kimia, tetapi juga oleh kesalahan yang kebetulan

terjadi pada replikasi atau rekombinasi DNA.

Rekombinasi DNA terjadi karena pembentukan

dimer timin.

Dua basa timin yang berdampingan saling

berikatan secara kovalen membentuk anyaman

seperti jala. Hal ini menyebabkan kesalahan

dalam pembacaan DNA pada replikasi dan

transkripsi.

(15)

Mutagen

Mikroalga Disinari UV B selama 90

detik

Mencampurkan mikroalga dan

mutagen dengan perbandingan

1:1

Mutagen

UV B

(16)

Sinar UV

UV A

UV B

UV C

Memiliki energi paling kecil

namun memiliki panjang

gelombang terpanjang

Merusak dinding sel

mikroorganisme dan

menyebabkan mutasi

genetika

Atmosferb bumi tidak

dapat ditembus oleh UV

jenis ini

UV A

UV B

UV C

Jenis - jenis sinar UV :

(17)

HNO

2

Asam Nitrit (HNO

2

)

merupakan mutagen kimia. Cara

kerja asam nitrit mendeaminasi basa merubah Cytosine

menjadi urasil dan adenine menjadi hipoxanthine

(18)

Metode Pengukuran

Pertumbuhan mikroalga

Jumlah Sel

Turbidimetri

Counting

Chamber

Mikroskop dan

Hemasitometer

Yang diukur

Peralatan

(19)
(20)

Counting Chamber

Jumlah sel/mm

2

= Jumlah sel pada 5 kotak x pengenceran

0,04 x tebal hemasitometer

(21)
(22)

Kondisi Operasi

Lampu 21 Watt (4 buah)

Suhu ; 27 – 32oC

pH : 3 - 8

UV B

HNO

2

Mikroalga Botryococcus

braunii

(dari BAAP Situbondo,

Jawa Timur) dengan media

Walne., salinitas 24,8 ppt.

(23)

Gambar Alat

Sparger

Lampu

Lampu berada pada bagian depan, belakang,

dan atas beaker glass dengan jarak 3 cm

(24)

Gambar Alat

Gelembung Udara

Berpori - pori

Udara

masuk

Udara keluar

(25)

Pengembangbiakkan Mikroalga Pada

Berbagai Kondisi pH

Mencampur mikroalga dan air laut dengan perbandingan (1:4)

Meletakkan lampu 21 Watt pada jarak 3 cm di sekeliling gelas beaker (kiri, kanan, and

bagian atas) Meletakkan ke dalam 6 gelas beaker 400 ml Mencampurkan dengan 7 ml asam sitrat (1 M) untuk membuat pH =3 Mencampurkan dengan 5 ml asam sitrat (1 M) untuk membuat pH = 4 Mencampurkan dengan 3,2 ml asam sitrat (1 M) untuk membuat pH = 5 Mencampurkan dengan 1,5 ml asam sitrat (1 M) untuk membuat pH = 6 Mencampurkan dengan 0,5 ml asam sitrat (1 M) untuk membuat pH = 7

Analisa dengan metode Turbidimetri (A dan %T)

setiap 12 jam Memberikan 1 ml medium

walne pada masing – masing gelas beaker

Hitung jumlah sel dengan metode counting chamber

setiap 12 jam

Membuat kurva pertumbuhan pada

(26)

Mutasi Mikroalga dengan Sinar UV B

Mencampur

mikroalga dan air laut dengan perbandingan (1:4)

Hitung jumlah sel mula – mula dengan metode counting chamber Tutup rapat gelas beaker Hitung berapa jumlah sel yang

hidup dengan metode counting

chamber Sel yang bertahan

hidup dibiakkan pada berbagai

kondisi pH

Sinari dengan UV selama 90 detik dengan jarak lampu ke beaker glass 2

(27)

Gambar Mutasi dengan UV B

Tuangkan ke petridish Di sinari UV selama 90

detik Di pindahkan ke dua buah beaker glass

masing – masing 250 mL

Air laut dan mikroalga (400:100ml)

(28)

Mutasi Mikroalga dengan HNO2

Mencampur mikroalga dan air laut dengan perbandingan (1:2)

Hitung jumlah sel mula – mula dengan

metode counting chamber

Campurkan 5 ml mikroalgae dengan 5

ml HNO2

Campurkan kultur yang sudah dimutasi dengan

air laut sampai volumenya 100 ml Melakukan pengembangbiakkan pada pH 3 - 8 Biarkan selama 10 menit

(29)

Gambar Mutasi dengan HNO

2

Diambil 5 mL dengan pipet Ditetesi HNO21 M 5 mL

Dikocok beberapa saat

Biakkan dalam 100 mL air laut

Diberi Walne 1 mL Mikroalga berumur 2 minggu

(30)
(31)

Grafik Pertumbuhan Mikroalga Alami

pada pH 3-8

(32)
(33)

Grafik Pertumbuhan Mikroalga Hasil

Mutasi UV B pada pH 3-8

(34)

Tabel Pertumbuhan Mikroalga Mutan

dengan UV

(35)

Grafik Pertumbuhan Mikroalga Hasil

Mutasi HNO

2

pada pH 3-8

(36)

Tabel Pertumbuhan Mikroalga Mutan

(37)
(38)

Kesimpulan

Mikroalga Botryococcus braunii alami dapat tumbuh maksimal pada

pH 8 dengan jumlah sel 1375000 sel setelah dibiakkan selama 1

minggu. Mikroalga Botryococcus braunii alami tumbuh lambat pada

pH < 7 terbukti dengan jumlah sel yang sedikit dibandingkan

dengan pada pH 7 dan 8 ( jumlahnya< 1000000 sel).

Mikroalga Botryococcus braunii hasil mutasi UV-B dapat tumbuh

maksimal pada pH 4 dengan jumlah sel 1350000 sel dan tumbuh

lambat pada pH 3 dengan jumlah sel 675000 sel tetapi mikroalga

Botryococcus braunii

hasil mutasi UV-B pada pH 3 dapat bertumbuh

lebih baik dari pada Botryococcus braunii alami.

Mikroalga Botryococcus braunii mutan dengan HNO

2

dapat tumbuh

maksimal pada pH 8 dengan jumlah sel = 1500000 sel dan

tumbuh lambat pada pH 3 dengan jumlah sel = 525000 sel.

Mikroalga Botryococcus braunii hasil mutasi HNO

2

lebih cepat

pertumbuhannya dibandingkan mikroalga Botryococcus braunii hasil

mutasi UV- B.

(39)

Saran

 Sebaiknya sebelum percobaan di mulai dilakukan penyediaan bahan untuk mutasi

yakni HNO2 karena pemesanan bahan lama (sulit diperoleh) agar percobaan tidak

tertunda.

 Pemberian Walne diberikan rutin setiap hari agar mikroalga tidak kekurangan

nutrisi. Sebab mikroalga yang kekurangan nutrisi akan mati karena tidak mampu melakukan fotosintesis.

 Pembiakkan mikroalga sebaiknya dilakukan di dalam aquarium atau botol yang

memiliki tutup sebab bila tutup reaktor tidak rapat akan menyebabkan media tumbuh mikroalga tidak steril.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangbiakkan mikroalga

Botryococcus brauniimutan dengan HNO2 pada konsentrasi yang lebih tinggi untuk

mengetahui apakah penyebab mikroalga mengalami penurunan sel pada jam ke 100 – 120.

 Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk melakukan mutasi mikroalga

Botryococcus brauniidengan berbagai bahan mutasi yang lain agar diketahui

mutagen yang terbaik untuk melakukan mutasi mikroalga Botryococcus braunii.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melakukan mutasi mikroalga dengan

spesies mikroalga yang berbeda dan dibandingkan hasilnya dengan mutan mikroalga

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Serta kondisi lereng akan lebih berbahaya apabila hujan lebat karena menyebabkan tinggi awal pusat massa berubah menjadi lebih tinggi dengan run-out longsor

Tujuan penelitian ini untuk menganalisa perbedaan konsentrasi produksi NO makrofag pada mencit BALB/c dengan stres tanpa vaksinasi BCG dibanding dengan yang

Pada analisis multivariat didapatkan bahwa variabel pendidikan tidak saja berhubungan secara bermakna dengan status imu- nisasi anak, tetapi juga merupakan faktor komposisional

Mengetahui hubungan adiksi game online dengan academic self-efficacy pada anak usia 10-12 tahun di game center Dipati Ukur Bandung.. Kegunaan Penelitian

Ibu Sujadmi, S.Sos, M.A selaku ketua jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sekaligus Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membaca dengan teliti,

Pengarah acara bersama dengan tim karya bidang telah berhasil menyiarkan program acara “Jateng Pagi” dengan konsep yang baru pada satu episode di setiap minggunya dalam

selaku Apoteker di Apotek Bagiana yang telah telah bersedia membimbing, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk berbagi pengelaman dan pengetahuan, serta

Pengembangan teknik cabut warna ini dilakukan dengan cara pembuatan motif pada kain yang telah di warna dengan menggunakan warna gelap seperti hitam, coklat ungu,