• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN ) SMK KARYA BHAKTI BREBES DI PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS I A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN ) SMK KARYA BHAKTI BREBES DI PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS I A"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (

PRAKTEK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (

PRAKERIN

PRAKERIN

PRAKERIN ))))

SMK KARYA BHAKTI BREBES DI

SMK KARYA BHAKTI BREBES DI

SMK KARYA BHAKTI BREBES DI

SMK KARYA BHAKTI BREBES DI

PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS I

PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS I

PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS I

PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS I AAAA

Jl. Jendral Ahmad Yani No. 92 Brebes Telp/Fax. (0283) 671442 Jl. Jendral Ahmad Yani No. 92 Brebes Telp/Fax. (0283) 671442 Jl. Jendral Ahmad Yani No. 92 Brebes Telp/Fax. (0283) 671442 Jl. Jendral Ahmad Yani No. 92 Brebes Telp/Fax. (0283) 671442

Disusun Oleh :

1. DIAH EVIANADIAH EVIANADIAH EVIANADIAH EVIANA Kelas XII AP IKelas XII AP IKelas XII AP IKelas XII AP I 2. NURRIAS OKTAVIANINURRIAS OKTAVIANINURRIAS OKTAVIANINURRIAS OKTAVIANI Kelas XII AP IKelas XII AP IKelas XII AP IKelas XII AP I 3. ROSDIANAROSDIANAROSDIANAROSDIANA Kelas XII AP IIKelas XII AP IIKelas XII AP IIKelas XII AP II 4. RIA YULIANARIA YULIANARIA YULIANARIA YULIANA Kelas XII AP IIKelas XII AP IIKelas XII AP IIKelas XII AP II

Program Keahlian : Program Keahlian : Program Keahlian : Program Keahlian : ADMINISTRASI PERKANTORAN ADMINISTRASI PERKANTORAN ADMINISTRASI PERKANTORAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

SMK “KARYA BHATI” BREBES SMK “KARYA BHATI” BREBES SMK “KARYA BHATI” BREBES SMK “KARYA BHATI” BREBES Jl. Taman Siswa No. 1 Telp. (0283)

Jl. Taman Siswa No. 1 Telp. (0283) Jl. Taman Siswa No. 1 Telp. (0283)

Jl. Taman Siswa No. 1 Telp. (0283) –––– 671284 Brebes 52212671284 Brebes 52212671284 Brebes 52212671284 Brebes 52212 TAHUN PELAJARAN 201

TAHUN PELAJARAN 201 TAHUN PELAJARAN 201 TAHUN PELAJARAN 2013333

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN INSTANSI

HALAMAN PENGESAHAN INSTANSI

HALAMAN PENGESAHAN INSTANSI

HALAMAN PENGESAHAN INSTANSI

1. Nama Pelaksana : DIAH EVIANA

NURRIAS OKTAVIANI ROSDIANA

RIA YULIANA

2. Tempat Prakerin : PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS IA

Jl. Jendral Ahmad Yani No. 92 Telp/Fax (0283) 671442

Menyetujui dan Mengesahkan Brebes, 26 Agustus 2013 Pembimbing SAYADI, SH, MH SAYADI, SH, MHSAYADI, SH, MH SAYADI, SH, MH NIP. 19650114 198803 1 001 Ketua Pengadilan Agama Brebes

Drs. H. Drs. H. Drs. H.

Drs. H.AHMAD MUNTHOHAR, SH.MH.AHMAD MUNTHOHAR, SH.MH.AHMAD MUNTHOHAR, SH.MH.AHMAD MUNTHOHAR, SH.MH. NIP. 19551012 198403 1 001

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH

HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH

HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH

HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH

1. Nama Pelaksana : DIAH EVIANA

NURRIAS OKTAVIANI ROSDIANA

RIA YULIANA

2. Tempat Prakerin : PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS IA

Jl. Jendral Ahmad Yani No. 92 Telp/Fax (0283) 671442

Brebes Menyetujui dan Mengesahkan 26 Agustus 2013 Mengetahui Kaprog. Sekretaris HERNI PANCASILAWATI, S.Pd HERNI PANCASILAWATI, S.Pd HERNI PANCASILAWATI, S.Pd HERNI PANCASILAWATI, S.Pd Pembimbing

RIRIRIRISMONOSMONOSMONOSMONO S.pdS.pdS.pdS.pd

NIY. NIY. NIY. NIY. 5266526652665266 NIYNIYNIYNIY. 1078. 1078. 1078 . 1078

Kepala SMK Karya Bhakti Brebes Hj. NUR HALIMAH, SH Hj. NUR HALIMAH, SH Hj. NUR HALIMAH, SH Hj. NUR HALIMAH, SH NIY NIYNIY NIY....526852685268 5268

(4)

iv

MOTTO

MOTTO

MOTTO

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

DAN PERSEMBAHAN

DAN PERSEMBAHAN

DAN PERSEMBAHAN

1. Kebanggaan yang murni dari seorang yang bekerja keras tidak terletak pada jumlah upaya melainkan nilai dan hasil karyanya. 2. Membaca adalah sumber kehidupan tuk meraih prestasi.

3. Hargailah karya orang lain, karna dengan menghargai karya orang lain berarti menghargai diri sendiri.

```` KU KU PERSEMBAHANKU KU PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN KEPADAKEPADAKEPADAKEPADA

“ Ayah bunda tercinta, sebagai motivator tersebar dalam hidupku mendoakan dan menyayangiku atas semua pengorbanan dan kesabaran yang telah menghantarkan ku sampai kini”

Sahabat-sahabatku seperjuangan yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu, For you all I miss u forever.

(5)

v

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun laporan praktek kerja industri yang diperoleh dari Pengadilan Agama Brebes Kelas IA, yang kemudian dibuat suatu laporan dimana penyusun melaksanakan praktek kerja industri.

Dalam laporan tugas akhir ini penulis melmmperoleh data-data dan hasil analisis melalui observasi lapangan serta wawancara yang sangat mendukung dalam usaha penyusunan laporan tugas akhir ini.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Hj. Nur Halimah, SH Selaku Kepala SMK KARYA BHAKTI Brebes

2. Bapak Drs. H. Ahmad Munthohar, SH.MH selaku Ketua PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS IA

3. Ibu Herni Pancasilawati, S.Pd selaku Kepala Program Administrasi Perkantoran

4. Bapak Rismono, S.Pd Selaku pembimbing sekolah 5. Bapak Sayadi, SH.MH Selaku pembimbing Instansi

6. Seluruh Pejabat atau Rekan Pengadilan Agama Bebes maupun semua pihak yang telah memberikan bantuan materil maupun moril.

(6)

vi

Semoga dengan laporan ini dapat memenuhi fungsinya dan bermanfaat sesuai dengan yang diharapkan. Atas bantuan dan dukungan yang diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.

Brebes, 26 Agustus 2013

Penulis

(7)

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i HALAMAN PENGESAHAN INSTANSI ……… ii HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH ……….. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….. KATA PENGANTAR ……….. DAFTAR ISI ………. BAB I : PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN ……… A. Latar Belakang Prakerin ……… B. Tujuan Praktek Kerja Administrasi Perkantoran ….

C. Hasil Kerja Lapangan Standar Kompetensi ………. D. Informasi yang didapat ………... E. Informasi yang tidak didapat ……… BAB II : SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN

BAB II : SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN BAB II : SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN

BAB II : SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN PENGPENGPENGAAAADILAN AGAMA PENG DILAN AGAMA DILAN AGAMA DILAN AGAMA BREBES KELAS IA

BREBES KELAS IA BREBES KELAS IA BREBES KELAS IA

A. Masa Sebelum Penjajahan ……… B. Masa Penjajahan Belanda ………. C. Masa Penduduk Jepang ……… D. Masa Sesudah Kemerdekaan ... E. Sampai Masa Pemerintahan Orde Baru ………...

(8)

viii

F. Masa Pemerintahan Reformasi Pembangunan ... BAB III : PENGELOLAAN DOKUMEN

A. Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar ... B. Penyimpanan Dokumen ……… C. Penemuan Kembali Dokumen ……….

BAB V : PENUTUP BAB V : PENUTUP BAB V : PENUTUP BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ………. B. Saran ………

(9)

1

BAB I

BAB I

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. A. A.

A. Latar BelakangLatar BelakangLatar BelakangLatar Belakang

Praktek Kerja Industri (Prakerin) sangat penting dan merupakan program yang dirancang untuk SMK, guna membekali para siswa di dalam menghadapi dunia kerja yang tujuannya untuk menciptakan tenaga kerja yang berpotensi dan mampu bersaing diera globalisasi. Program Praktek Kerja Indsutri ini guna memenuhi syarat Ujian Nasional dan membantu dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.

(10)

2

B. B. B.

B. Tujuan Tujuan Tujuan Tujuan

Tujuan diadakannya Prakerin adalah :

1.Mengenalkan para siswa pada aspek-aspek usaha yang potensial dalam dunia Perkantoran dan Manajemen.

2.Menumbuh kembangkan sikap profesional yang diperlukan siswa dalam memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidangnya. 3.Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan proses

penyerapan teknologi dari lapangan kerja di sekolah.

4.Memberikan suatu peluang penempatan tenaga kerja dan kerjasama dalam dunia kerja.

5.Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memasyarakatkan pada lingkungan kerja yang sesungguhnya baik dengan pekerja maupun sebagai yang disiplin kerja.

(11)

3

C. C. C.

C. Hasil Kerja Lapangan Standar Kompetensi Hasil Kerja Lapangan Standar Kompetensi Hasil Kerja Lapangan Standar Kompetensi Hasil Kerja Lapangan Standar Kompetensi

1.Informasi yang didapat selama praktik kerja

a. Dalam melaksanakan praktek kerja industri, banyak hal kegiatan yang kami dapat dikantor Pengadilan Agama Brebes Kelas I.A. yaitu menangani surat masuk dan surat keluar, menyimpan arsip di filling cabinet (lemari arsip) dengan menggunakan sistem penyimpanan nomor atau kartu kendali. Disini kami juga mendapat pengetahuan bagaimana proses cara mengajukan perceraian, pengambilan akte cerai, menata kwitansi pengeluaran keuangan perkara, menyerahkan berkas-berkas yang mau ditunda oleh Panitera Sekretaris, Wakil Sekretaris dan Wakil Panitera. Kami juga diajarkan tata cara bersopan santun dengan para pegawai

(12)

4

Pengadilan Agama Brebes yang meliputi sikap (AAAAttitudettitudettitudettitude) dan tindakan (actionactionactionaction).

b. Mengikuti kegiatan pada bulan Ramadhan 1433 H yaitu Ceramah Agama dan bertadarus bersama. Dalam hal keperkaraan kami mendapat pengajaran tata cara menyusun berkas-berkas dengan benar, menulis register induk perkara gugatan, menyusun ekspedisi perkara masuk, kami juga melaksanakan kegiatan kantor yaitu ressepsionis (Menerima tamu) dengan biak. kami juga diajarkan tata cara menjilid berkas perkara, menggandakan, mengetik jurnal keuangan di komputer dan mengentri data di komputer.

c. Mengirim surat dinas diluar wilayah Kabupaten Brebes dikirim melalui kantor Pos dengan cara mendistribusikan surat-surat

(13)

5

yang akan dikirim lewat Pos surat adalah : prosesnya mencatat surat di Buku Ekspedisi Pos.

d. Cara menerima telefon yang ditujukan kepada pegawai. 2.Informasi yang tidak didapat di sekolah

a. Dalam melaksanakan Praktek Kerja Administrasi Perkantoran di Pengadilan Agama Brebes, ada juga kegiatan yang tidak kami dapat di sekolah yaitu Mengefaxs dokumen perkara pada Pengadilan Agama Brebes Kelas IA.

b. Menangani buku-buku perpustakaan.

(14)

6

BAB II BAB IIBAB II BAB II

SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS IA PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS IA PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS IA PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS IA

1. 1. 1.

1. MASA SEBELUM PENJAJAHAN MASA SEBELUM PENJAJAHAN MASA SEBELUM PENJAJAHAN MASA SEBELUM PENJAJAHAN

Sebelum islam datang ke Indonesia, telah ada dua macam peradilan yaitu Peradilan Perdata dan Peradilan Padu. Peradilan perdata mengurusi perkara-perkara yang menjadi urusan Raja, sedangkang Peradikan Padu mengurusi perkara-perkara yang lainnya. Dua macam Peradilan tersebut muncul akibat dari pengaruh peradaban Hindu yang masuk ke Indonesia, hal ini dapat ditelusuri lewat penggunaan istilah “Jaksa” yang berasal dari India yang diartikan sebagai Pejabat yang menjalankan Peradilan.

(15)

7

Dengan masuknya agama Islam di Indonesia pada abad 7 Masehi, maka menjadi perubahan dalam masyarakat dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam pelaksanaan hukum Islam, yang diambil dari norma-norma hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist serta kitab-kitab fiqih. Hal ini akan membawa pengaruh besar dalam perkembangan tata hukum di Indonesia. Dari catatan Sultan Agung (raja Mataram) yang pertama kali mengadakan perubahan didalam tata hukum dibawah pengaruh Islam. Perubahan ini diantaranya merubah istilah Peradilan Perdata menjadi Peradilan Surambi.

Begitu pula dengan tempat dan pelaksanaannya, yang semula Peradilan Perdata dilakukan di Sitinggil dan dilaksanakan oleh Raja, kemudian dialihkan ke Surambu Masjid Agung dan

(16)

8

dilaksanakan oleh para Penghulu yang dibantu oleh Alim Ulama. Pada perkembangan berikutnya yaitu pada masa akhir Pemerintahan Mataram, muncul tiga macam Peradilan yaitu Pengadilan Agama, Pengadilan Drigama dan Pengadilan Cilaga. Pengadilan Agama mengadili perkara atas dasar Hukum Islam, Pengadilan Drigama mengadili perkara berdasarkan Hukum Jawa Kuno, sedangkan Pengadilan Cilaga adalah semacam Pengasilan Wasit khusus mengenai sangketa perniagaan. Hal ini terus berlangsung sampai Penjajah Belanda/VOC datang ke Indonesia.

2. 2. 2.

2. MASA PENJAJAHAN BELANDAMASA PENJAJAHAN BELANDAMASA PENJAJAHAN BELANDAMASA PENJAJAHAN BELANDA

Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa Lembaga Peradilan Islam sebagai Peradilan Hukum yang berdiri sendiri telah

(17)

9

ada dan mempunyai kedudukan yang kuat dimasyarakat Indonesia, hal ini terbukti dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara yang melaksanakan hukum Islam dan melembagakan sistem Peradilannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan sistem pemerintahan diwilayah kekuasaannya. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar hukum Badan Peradilan Agama adalah Staatsblad 1882 Nomor 152 J.o. Staatsblad 1937 Nomor 116 dan 610 yaitu meliputi .

Peradilan Agama di wilayah Jawa dan Madura, sedangkan untuk wilayah luar dan Madura yaitu Banjarmasin dan Kalimantan Selatan dengan nama Qadi untuk Pengadilan tingkat pertama, sedangkan untuk tingkat banding bernama Kerapatan Qadi Besar.

(18)

10

Untuk daerah-daerah lainnya dengan nama Peradilan / Mahkamah Syari’ah untuk tingkat pertama, sedang untuk tingkat banding bernama Mahkamah Syari’ah Propinsi.

3. 3. 3.

3. MASA PENDUDUK JEPANG MASA PENDUDUK JEPANG MASA PENDUDUK JEPANG MASA PENDUDUK JEPANG

Pada masa penduduk Jepang Pengadilan Agama Mahkamah Islam Tinggi mengalami masa kesulitan meskipun tidak berlangsung lama yaitu pada pertengahan Maret 1942 Mahkamah Islam Tinggi harus ditutup tidak diperbolehkan sidang begitu pula dengan kantornya disegel, akan tetapi tidak beberapa lama yaitu pada tanggal 18 Mei 1942 Mahkamah Islam Tinggi dibuka kembali dengan nama " Kaikyoo kootoo hooinKaikyoo kootoo hooinKaikyoo kootoo hooinKaikyoo kootoo hooin " sedangkan untuk Pengadilan Agama bernama " Sooryo HooinSooryo HooinSooryo HooinSooryo Hooin"

(19)

11

4. 4. 4.

4. MASA SESUDAH KEMERDEKAAN SAMPAI MASA ORDE BARUMASA SESUDAH KEMERDEKAAN SAMPAI MASA ORDE BARUMASA SESUDAH KEMERDEKAAN SAMPAI MASA ORDE BARUMASA SESUDAH KEMERDEKAAN SAMPAI MASA ORDE BARU

Setelah Indonesia merdeka, atas usul menteri Agama yang disetujui oleh Mentri Kehakiman, Pemerintah menyerahkan Mahkamah Islam Tinggi dari Mentri Kehakiman kepada Kementrian Agama melalui penetapan Pemerintah Nomor : 5/SD tanggal 26 Maret 1946.

Peraturan sementara mengatur tentang Peradilan Agama tercantum daiam VerVerirderingVerVerirderingirderingirdering tanggal 8 November 1946 untuk Jawa dan Madura. Sementara itu Peradilan Agama di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur tetap tunduk pada Peraturan lama Staatblad 1937 Nomor 610. Pada Tahun 1948 keluarlah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1948 tentang susunan dan kekuasaan

(20)

12

Badan Kehakiman dan Kejaksaan. Dalam Undang-Undang ini Kewenangan Peradilan Agama dimasukkan dalam Peradilan Umum secara istimewa diatur dalam Pasal 35 Ayat (2) dan Pasal 33. Lahirnya Undang -Undang ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak terutama dari para ulama dari Sumatera seperti Aceh, Sumatera Barat dan Sumatera selatan yang menolak kehadiran Undang-Undang tersebut, mereka menginginkan agar Mahkamah Syari'ah yang sudah ada tetap berjalan.

Dalam rangka untuk memenuhi ketentuan Pasal 24 Undang Dasar 1945, maka pada Tahun 1964 keluarlah Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1964 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang kemudian diganti dan disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 14 pada Tahun 1970 tersebut

(21)

13

menentukan bahwa Kekuasaan Kehakiman dilaksanakan oleh empat (4) lingkungan peradilan yaitu :

a. Peradilan Umum b.Peradilan Agama c. Peradilan Militer

d. Peradilan Tata Usaha Negara.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tersebut maka keberadaan Peradilan Agama semakin kokoh sebagai salah satu pelaksanaan Kekuasaan Kehakiman di Negara Republik Indonesia. Bahkan sesuai ketentuan Pasal 10 Ayat (1) kedudukannya disejajarkan / setaraf dengan peradilan - peradilan lainnya.

(22)

14

Seperti peradilan Umum / Negeri, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara. Kekokohan Peradilan Agama semakin menonjol setelah disahkan dan diUndangkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pada tanggal 2 Januari 1974 tentang Perkawinan dan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan pelaksanaannya pada tanggal 1 April 1975 yang mulai berlaku secara efektif pada tanggal 1 Oktober 1975 . kemudian disusul lagi dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik beserta peraturan pelaksanaannya. Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran hukum masyarakat, maka perkara - perkara yang diputuskan Pengadilan Agama banyak yang diminta pemeriksaan Kasasi ke Mahkamah Agung,

(23)

15

oleh karenanya Mahkamah Agung pada tanggal 26 November 1977 mengeluarkan Peraturan Nomor 1 Tahun 1977 tentang jalan Pengadilan dalam memeriksa Kasasi ke Mahkamah Agung.

Dengan demikian Mahkamah Islam Tinggi, kerapatan Qadi besar maupun Mahkamah Syari'ah Propinsi yang selama itu berfungsi sebagai Pengadilan tingkat Banding sekaligus sebagai Pengadilan tingkat tertinggi teiah dihapus sudah, karena pada tingkat tertinggi (KKKKasasiasasiasasiasasi) telah beralih ke Mahkamah Agung. Pada perkembangan selanjutnya Pemerintah melalui Mentri Agama mengeluarkan keputusannya pada tanggal 28 Januari 1980 dengan Nomror 6 Tahun 1980, mengenai keseragaman nama untuk Peradilan Agama, karena selama ini tidak ada keseragaman penamaan Peradilan Agama sebagai akibat dari perbedaan

(24)

16

Peraturan Perundang-Undangan yang mengaturnya yaitu Staatsblad 1882 Nomor 150 J.o. Staatsblad 1937 Nomor 116 dan 610. Staatsblad 1937 Nomor 638 dan 639 dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957. Berdasarkan Keputusan Mentri Agama tersebut, maka untuk Pengadilan Tingkat Agama. Dengan demikian, Nama-nama Mahkamah Syari'ah, Mahkamah Islam Tinggi, Kerapatan Qadi Besar maupun Mahkamah Syari'ah proponsi sudah tidak dipergunakan lagi. Sejalan dengan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, maka untuk dapat memantapkan serta memegang teguh tugas dan fungsi Pengadilan dalam jajaran kekuasaan Kehakiman, maka pada tanggal 27 Maret 1982 Presiden Republik Indonesia telah mengangkat Ketua Muda Mahkamah Agung Urusan Lingkungan Peradilan Agama.

(25)

17

Dengan demikian urusan tugas pembinaan tennis Yustisial terhadap Peradilan Agama selama ini dilakukan oleh Departemen Agama, telah beralih menjadi wewenang penuh oleh Mahkamah Agung sesuai kehendak Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 itu sendiri. Sebagai puncak dari kekokohan dan kemapanan Badan Peradilan Agama sebagai Peradilan Negara adalah dengan disahkan dan dUundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 pada tanggal 27 Desember Tahun 1989 yaitu susunan Kekuasaan dan Hukum Acara Peradilan Agama. Dengan disahkan dan Undang- Undang tersebut, maka terpenuhilah sudah kehendak Pasal 10 Aayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang kesetaraan dan kesejajarannya dengan Pengadilan Negara Lainnya.

(26)

18

Peradilan Agama telah memiliki eksistensi yang jelas kemandirian dalam melaksanakan tugas- tugas kakuasaan kehakiman.

5. 5. 5.

5. MASA PEMERINTAH REFORMASMASA PEMERINTAH REFORMASMASA PEMERINTAH REFORMASMASA PEMERINTAH REFORMASI PEMBANGUNANI PEMBANGUNANI PEMBANGUNAN I PEMBANGUNAN

Sepanjang Era sebelum reformasi, keberadaan Lembaga Peradilan Agama (begitu pula dengan lembaga-lembaga Peradilan lainnya pembinaan dan pengawasannya dilakukan oleh dua lembaga yaitu Yudikatif dan Eksekutif. Disatu sisi, pembinaan tehnis dilakukan oleh Mahkamah Agung, dan disisi lain, pengaturan organisasi, adminitrasi dan keuangan oleh Departemen Agama. Hal ini memang aturan dasarnya yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 J.o UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

(27)

19

J.o UU No. 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama mengaturnya demikian. Pada era reformasi keadaan seperti ini dipandang sudah tidak relevan lagi.

Untuk itu Badan-badan Peradilan, baik Peradilan Agama maupun Peradilan-peradilan lainnya, pembinaannya sepatutnya hanya dilakukan oleh Mahkamah Agung, baik pembinaan yang menyangkut tehnis, maupun yang menyangkut organisasi, adminitrasi dan keuangannya. Untuk terpenuhinya hal tersebut, maka telah dilakukan perubahan/perbaikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 khususnya Pasal 11, yaitu dengan diUndangkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 pada tanggal 30 Juli 1999. Dengan demikian, maka sejak saat itu pembinaan Badan Peradilan Agama, juga Badan Peradilan- peradilan lainnya, baik yang menyangkut

(28)

20

tehnis maupun organisasi, adminitrasi dan keuanganmya dilakukan oleh Mahkamah Agung.

Dengan di Undangkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 tersebut, merupakan peristiwa yang amat bersejarah sebagai tonggak terwujudnya kemerdekaan dan kemandirian Kekuasaan Kehakiman secara utuh dibawah Mahkamah Agung, setelah skian lama pembinaannya dilakukan oleh dua lembaga Kekuasaan yakni Eksekutif (Departemen yang bersangkutan) dan Yudikatif (Mahkamah Agung). Pemisah Kekuasaan Eksekutif dari Yudikatif (Departemen Agama dari Peradilan Agama) yang dikehendaki oleh Undang- Undang Nomor 35 Tahun 1999, tidak lain dari pada memantapkan posisi Pengadilan Agama pada segi-segi hukum formal dan tehnis peradilan sehingga akan terwujud

(29)

21

Kekuasaan Kehakiman yang merdeka dengan terselenggaranya peradilan yang bebas dari pengaruh dan intervensi kekuasaan eksekutif.

(30)

22 BAB III BAB III BAB III BAB III PENGELOLAAN DOKUMEN PENGELOLAAN DOKUMENPENGELOLAAN DOKUMEN PENGELOLAAN DOKUMEN

A. A. A.

A. PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUARPENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUARPENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUARPENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR

Surat adalah sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lainnya baik atas nama sendiri maupun atas nama jabatannya dalam sebuah organisasi, instansi maupun pe-rusahaan. Jadi penanganan surat adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak penerimaan surat masuk, pengolah atau penyelesaiannya hingga surat itu dikirim dan tindasannya disimpan.

Tata cara penanganan surat masuk dan keluar di Pengadilan Agama Brebes adalah sebagai berikut :

(31)

23

1. Penanganan surat masuk

Setiap surat yang masuk baik dari instansi, organisasi atau perusahaan maupun perorangan yang ditujukan kepada pimpinan maupun staf harus melakukan agendaris terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar surat–surat yang masuk tercatat dengan baik.

Langkah-langkah penanganan surat masuk sebagai berikut :

a. Penerimaan surat melalui petugas pos atau kurir. b. Pencatatan surat masuk

1) Surat yang bersifat rahasia langsung disampaikan kepada orang yang bersangkutan.

(32)

24

2) Surat dinas atau surat biasa dicatat pada buku agenda surat, didisposisi dan surat masuk.

3) Surat-surat lain seperti warta berita tidak perlu dibuka langsung diberikan kepada sebagian atau kepala bagian yang bersangkutan.

c. Penyampaian surat masuk

1) Surat yang diterima petugas agendaris diagendakan dan diajukan kepada pimpinan dengan dilampiri lembar disposisi dan kartu kendali.

2) Pimpinan akan memberikan isi disposisi seperti : diarsipkan, diselesaikan, diteruskan kepada bagian-bagian yang bersangkutan.

(33)

25

3) Petugas bagian umum unit pengolahan menuliskan surat ke bagian-bagian yang bersangkutan sesuai isi disposisi pimpinan.

4) Petugas bagian umum akan membaca isi surat apakah surat itu perlu ditindaklanjuti atau hanya diarsipkan. 2. Penanganan Surat Keluar

a. Petugas yang akan mengirim surat keluar menyimpan konsep terlebih dahulu baik menggunakan tulisan tangan maupun mesin.

b. Kemudian baik menggenakan persetujuan kepada kepala bagian pengolah jika sudah dianggap maka akan dibubuhi paraf.

(34)

26

d. Menerima tanda koreksi bagian pengolah setelah surat tersebut dinyatakan benar, maka langkah selanjutnya diberikan kepada bagian umum.

e. Prosedur pengiriman surat keluar.

B. PENYIMPANAN DOKUMEN B. PENYIMPANAN DOKUMEN B. PENYIMPANAN DOKUMEN B. PENYIMPANAN DOKUMEN

Cara penataan arsip di Pengadilan Agama Brebes menggunakan sistem Nomor Surat-surat yang masuk diklarifikasikan menurut nomor dimana surat itu diterima selanjutnya dimasukan kedalam box arsip.

C. C. C.

C. PENEMUANPENEMUANPENEMUANPENEMUAN KEMBALI DOKUMENKEMBALI DOKUMENKEMBALI DOKUMENKEMBALI DOKUMEN

Seseorang yang membutuhkan surat-surat atau dokumen yang sudah diarsipkan akan mendatangi petugas arsip atau agendaris di bagian umum untuk mencari arsip yang diperlukan.

(35)

27

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1.Lihat arsip dibagian yang bersangkutan.

2.Cocokan nomor penyimpanannya pada buku agenda

3.Carilah surat dalam bak arsip atau filling kabinet sesuai nomor yang ditujukan dalam folder.

(36)

28 BAB IV BAB IV BAB IV BAB IV PENUTUP PENUTUP PENUTUP PENUTUP

Atas berkat rahmat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan penulis, sehingga dapat mengubah dan menyusun laporan ini dengan benar dan penyusun sangat menghargai saran-saran atau kritik yang akan diberikan demi perbaikan dan kesempurnaan laporan yang kami buat. Doa dan harapan sukses dari penyusun selalu menyertai ketekunan belajar para siswa.

A. KESIMPULAN A. KESIMPULAN A. KESIMPULAN A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas penyusun dapat mengambil kesimpulan mengenai Kantor Pengadilan Agama Brebes, sebagai berikut :

(37)

29

a. Tempat Kantor Pengadilan Agama Brebes berada di Jl. Akhmad Yani No. 92 Brebes.

b. Bagian–bagian dikantor Pengadilan Agama Brebes meliputi : Majelis Hakim

Panitera Muda Gugatan Panitera Muda Hakum Panitera Muda Permohonan

Kelompok Fungsional Kepaniteraan Sub. Bag. Kepegawaian

Sub. Bag. Keuangan Sub. Bag. Umum

(38)

30

B. SARAN B. SARAN B. SARAN B. SARAN

Sebelum kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan Bapak/Ibu Pembimbing yang ada di kantor Pengadilan Agama Brebes hingga kami dapat mengerti sedikit banyak pekerjaan dalam melaksanakan kegiatan Prakerin.

Peliharalah selalu kebersamaan, ketertiban, kerjasama, dan utamakan gotong royong sehingga masalah apapun yang dihadapi dapat terselesaikan

Tidaklah kami lupa ucapkan terima kasih kepada Bapak/ibu Pembimbing dari sekolah yang telah menempatkan kami pada kantor ini, karena semua ini merupakan pengalaman yang sangat bermamfaat atau berguna bagi kami bilamana kami bekerja.

Referensi

Dokumen terkait

Serta semua pihak staff di Fakultas Farmasi yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu dan mensupport baik secara langsung maupun tidak langsung

Semua pihak lain yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama. menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini,

Serta pihak lain yang tidak mungkin kami sebutkan satu-persatu atas bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga Karya Tulis ini dapat terselesaikan