• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINOPSIS. Kyai Ageng Sutawijaya merupakan keturunan Raja Majapahit Brawijaya. V, pada waktu kerajaan Majapahit runtuh beliau meninggalkan istana dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SINOPSIS. Kyai Ageng Sutawijaya merupakan keturunan Raja Majapahit Brawijaya. V, pada waktu kerajaan Majapahit runtuh beliau meninggalkan istana dan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

SINOPSIS

Kyai Ageng Sutawijaya merupakan keturunan Raja Majapahit Brawijaya V, pada waktu kerajaan Majapahit runtuh beliau meninggalkan istana dan melarikan diri bersama saudara-saudaranya, kemudian pada saat perjalanan Kyai Ageng Sutawijaya bertemu dengan Sunan Kalijaga dan beliau berguru denganya untuk waktu yang cukup lama. Setelah itu Kyai Ageng Sutawijaya mendapat perintah untuk berguru kepada Sunan Tembayat. Setelah berguru beberapa bulan di Tembayat, Kyai Ageng Sutawijaya menuju bukit Majasto dan menyebarkan agama Islam di sana sesuai dengan perintah Sunan Kalijaga. Semasa hidupnya Kyai Ageng Sutawijaya adalah sosok yang sangat karismatik, karena Kyai Ageng Sutawijaya adalah seorang ahli strategi perang yang dikenal dengan nama Senopati Ing Ngalogo. Sesampainya di Bukit Majasto beliau mulai menata Desa Majasto dan mengislamkan masyarakat sekitar. Kyai Ageng Sutawijaya menetap di Bukit Majasto sampai akhir hayatnya. Beliau di makamkan di pemakaman Bumi Arum.

Makam Bumi Arum Majasto berada di desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Selain terdapat peninggalan masjid yang dibangun oleh Kyai Ageng Sutawijaya, di sisi barat bukit terdapat sendang yang dipercaya dibuat oleh Kyai Ageng Sutawijaya yang bernama Sendang Tapak Bimo. Banyak pengunjung datang ke makam Bumi Arum Majasto, kebanyakan dari mereka datang pada malam Selasa dan Jumat Kliwon serta pada malam satu Suro. Keistimewaan yang terdapat di dalam makam Bumi Arum majasto adalah jika biasanya untuk membuat liang kubur dibutuhkan kedalaman 1,5 meter lebih,

(2)

maka di Makam Bumi Arum Majasto liang kuburnya hanya sedalam lutut orang dewasa atau sekitar 50-70 cm. Meskipun kedalaman makam hanya setinggi lutut orang dewasa, tanah tersebut tidak berbau, setelah itu makam tersebut dinamakan Makam Bumi Arum Majasto.

(3)

DAFTAR PERTANYAAN INFORMAN ATAU NARA SUMBER

1. Apa yang anda ketahui tentang Cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya? 2. Dari Siapa anda mengetahui Cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya? 3. Sudah berapa lama anda mengetahui tempat tersebut?

4. Apakah anda masih sering datang ke tempat tersebut? 5. Apa tujuan anda ke Makam Kyai Ageng Sutawijaya?

6. Apakah anda percaya dengan Cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya? 7. Apakah ada acara ritual yang khusus diadakan oleh masyarakat setempat? 8. Jika ada, untuk memperingati apakah upacara ritual itu dilaksanakan? 9. Kapan acara ritual tersebut dilaksanakan?

10. Apa saja sesaji/ubarampe yang terdapat dalam ritual tersebut? 11. Apakah anda sering mengikuti upacara ritual tersebut? 12. Apakah tujuan anda mengikuti upacara ritual tersebut?

13. Bagaimana menurut pendapat anda dengan diadakan upacara ritual tersebut. apakah upacara ritual itu harus dilaksanakan terus, alasanya mengapa?

(4)

DAFTAR INFORMAN

CERITA RAKYAT KYAI AGENG SUTAWIJAYA DI DESA MAJASTO KECAMATAN TAWANGSARI

KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TANGAH

1. Nama : Sayono

Umur : 55 Tahun

Pekerjaan : Juru Kunci

Alamat : Majasto, Rt 01 Rw 02

2. Nama : Rudi Hartono , SH.

Umur : 43 Tahun

Pekerjaan : Kepada Desa Majasto, Tawangsari, Sukoharjo

Alamat : Majasto, Rt 01 Rw 01

3. Nama : Suroto

Umur : 55 Tahun

Pekerjaan : Perangkat Desa

Alamat : Majasto

4. Nama : Yoga Mahendra

Umur : 54 Tahun

(5)

Alamat : Majasto, Rt 01 Rw 01, Tawangsari, Sukoharjo

5. Nama : Warsono

Umur : 39

Pekerjaan : TNI-AD

Alamat : Rejosari Rt 007/001, Keteguhan, Tawangsari

6. Nama : Tugimin

Umur : 45

Pekerjaan : Tani

(6)

DATA INFORMAN

Nama : Sayono

Umur : 57 Tahun

Pekerjaan : Juru Kunci

Alamat : Majasto

Eyang Sutawijaya merupakan putra raja Brawijaya V, beliau merupakan putra raja Brawijaya yang ke- 107. Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, para putra Majapahit menyebar hampir keseluruh tanah jawa bahkan ke luar jawa. sedangkan Eyang Sutawijaya yang kala itu menyamar sebagai petani agar tidak diketahui oleh para pengikut Prabu Gitindrawardhana. Eyang Sutawijaya yang kala itu masih bernama Raden Joko Bodo memulai perjalanan kearah barat sampai akhirnya bertemu dengan Sunan Kalijaga serta berguru kepadanya. Setelah di anggap mumpuni dalam olah kanuragan, Sunan Kalijaga memerintahkan kepada Raden Joko Bodo untuk membuka hutan Ampel, nama Raden Joko Bodo digati oleh Sunan Kalijaga menjadi Sutawijaya. dalam perjalanan Eyang Sutawijaya beliau di suruh gurunya untuk pergi ke Bukit Majasto ini mas. Setelah sampai di Bukit Majasto, ternyata bukit ini telah terlebih dahulu ditempati oleh raja jin yang akhirnya di pindahkan ke Gunung Lawu. Setelah itu Eyang Sutawijaya mulai menyebarkan agama Islam di Desa Majasto dan sekitarnya ini mas. Sampai akhirnya beliau mempunyai banyak pengikut dan berhasil mendirikan pesantren

(7)

serta tempat beribadah yang sekarang bertempat di atas Bukit Majasto ini mas. Konon masjid ini mempunyai umur yang sama dengan masjid Demak. Eyang Sutawijaya menetap di Desa Majasto sampai ahirnya beliau di semayamkan disini mas. Sampai akhirnya sekarang komlek makam Eyang Sutawijaya menjadi makam umum Desa Majasto, makam ini bernama makam Bumi Arum mas, kenapa di namakan Bumi Arum karena makam disini tidak berbau mas, meskipun liang kuburnya hanya sedengkul orang dewasa saja. Tidak ada yang tau kenapa hal seperti itu bisa terjadi, karena sudah menjadi turun temurun masyarakat Desa Majasto menguburkan jenazah hanya setengah meter saja. Serta makam Bumi Arum ini makam yang tidak pernah bertambah nisannya mas, makam satu itu untuk seluruh trah keluarganya. Bahasa jawanya ditumpuk mas.

Pengunjung yang mengunjungi makam Eyang Sutawijaya sampai sekarang ini masih cukup banyak, entah hanya untuk berziarah atau mendoakan dan banyak juga yang ngalap berkah. Biasanya disini rame pada malam jumat dan malam selasa kliwon. Banyak yang melakukan laku entah satu jumat, dua jumat, atau bahkan lima jumat, tergantung pada niat masing-masing peziarah. Saya disini hanya juru kunci, tugas saya hanya mempersilahkan untuk pada peziarah yang ingin berdoa disini.

Sadranan adalah salah satu acara yang masih selalu dilaksanakan secara rutin, sadranan dilakukan biasana dua minggu sebelum bulan ramadhan mas. Warga berdatangan untuk berziarah dan mendoakan para leuhur mereka. Sedangkan uborampenya macem-macem mas. Misalnya :

(8)

Kata “tumpeng” berasal dari kata Tumungkula Sing Mempeng, artinya kalau ingin selamat, hendaknya selalu rajin beribadah. Tumpeng yang berbentuk kerucut dalam tradisi upacara Sadranan mengartikan bahwa semakin hari manusia harus senantiasa ingat kepada Tuhan. Tumpeng juga sebagai perumampaan alam semesta, dimana nasi berwujud gunung dikelilingi oleh hasil bumi berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan darat/air.

2. Pisang Raja

Pisang raja sebagai lambang manusia yang harus bersatu,

manunggal(bersatu) antara pekerjaan dan panyuwunan (permintaan).

Pisang raja juga dapat dimaknai sebagaiperwujudan seorang pemimpin yang didukungoleh seluruh rakyatnya. Masyarakatakan hidup berdampingan dan saling melengkapi. Pemimpin seharusnya tidak semena-mena kepada rakyatnya tetapi harus dapat mengayomi rakyatnya, sehingga hidup mereka tentram, makmur dan bahagia.

3. Ayam Ingkung.

Ayam ingkung berupa ayam jago(jantan) yang dimasak utuh (ingkung), adalah simbol menyambah Tuhan dengan Khusuk (manekung) dengan hati yang tenang (wening). Menyembelih ayam jago juga mempunyai makna menghindari sifat-sifat buruk yang dilambangkan oleh ayam jago, antara lain : sombong, congkak, kalau berbicara selalu menyela dan merasa tahu/menang/benar sendiri (berkokok). Manusia hanya bisa berusaha kemudian berdoa dan hanya bisa berpasrah diri kepada Tuhan, untuk itu digunakan ayam ingung sebagai lambang.

(9)

4. Kedelai Goreng

Kedelai goreng disini bermaksud untuk menghindarkan diri dari masalah-masalah yang datang.

5. Cabai Merah

Cabai merah memiliki makna atau symbol dilah/api yang memberikan penerangan/tauladan yang bermanfaat bagi orang lain. Diibaratkan Kyai Ageng Sutawijaya yang selalu mengajarkan budi pekerti yang baik dan menyebarkan Agama Islam.

(10)

DATA INFORMAN

Nama : Rudi Hartono , SH.

Umur : 43 Tahun

Pekerjaan : Kepada Desa Majasto, Tawangsari, Sukoharjo

Alamat : Majasto, Rt 01 Rw 01

Cerita langkapnya saya kurang bagitu paham mas, soalnya saya bukan warga asli Desa Majasto saya asli Karanganyar namun besar disini. Yang saya tau Eyang Sutawijaya merupakan anak ke 107 dari raja Brawijaya V Majapahit. Tatkala ada perang disana dan akhirnya kelah dan alhasil keluarganya terpecah belah. Eyang Sutawijaya dulu awalnya bernama Joko Bodo, beliau di suruh oleh romonya untuk menemui pamannya yang ada di bukit Tembayat, dari Jawa Timur menuju Tembayat. Setelah berada di bukit Tembayat dan menemui eyang Tembayat dan beliau di suruh untuk bergegas menuju bukit Twruwongso namun sebelum menemui eyang taruwongso beliau disuruh untuk menuntut ilmu .setelah itu Eyang Suyawijaya disuruh mencari bukit Majasto untuk menyebarkan agama Islam. Sebelum Eyang Sutawiaya sampai di bukit Majasto.beliau melewati beberapa bukit yaitu diantaranya adalah bukit wahyu, gunung barat cilik(gunung angin-angin). Setelah sampai dibukit Majasto singkat cerita beliau menyebarkan agama Islam disitu sampai akhir hayatnya. Dan sampai sekarang warga sekitar

(11)

Desa Majasto masih mempercayai tentang sejarah cerita tersebut, serta mempercayai bahwa Eyang Sutawijaya di makamkan di bukit Majasto ini.

(12)

DATA INFORMAN

Nama : Suroto

Umur : 55 Tahun

Pekerjaan : Perangkat Desa

Alamat : Majasto

Cerita yang berkembang di masyarakat menyebutkan, Kyai Ageng Sutawijaya konon adalah putra raja Brawijaya V. beliau adalah sosok bangsawan yang berwibawa. Pengembaraan Kyai Ageng Sutawijaya berakhir di Desa Majasto yang saat itu masih sedikit pendukungnya, namun dengan kesabaran serta mempunyai sifat kewibawaan beliau akhirnya dapat menyebarkan agama Islam di sekitar Desa Majasto. Dan akhirnya beliau tinggal di Desa Majasto sampai akhir hayatnya dan di makamkan di makam Bumi Arum ini mas.

Saya mengetahui cerita Kyai Ageng Sutawijaya dari embah buyut. Makam tersebut merupakan tempat yang di keramatkan sehingga banyak orang yang ngalap berkah, karena konon makam Kyai Ageng Sutawijaya membawa berkah bagi mereka yang datang untuk ngalap berkah dengan cara ziarah serta berdoa.

(13)

DATA INFORMAN

Nama : Yoga Mahendra

Umur :54 Tahun

Pekerjaan : Perangkat desa

Alamat : Majasto, Rt 01 Rw 01

Menurut sejarah yang saya tau dari nenek moyang, Eyang Sutawijaya itu adalah putra raja Brawijaya V. Setelah kerajaan mahapahit runtuh Eyang Sutawijaya melakukan perjalanan ke berbagai wilayah di jawa, sambil beliau menuntut ilmu, sampai pada suatu saat beliau disuruh mencari bukit Majasto ini, sesampainya di bukit majasto Eyang Sutawijaya beliau harus mengalahkan raja jin yang menempati bukit majasto ini, setelah dapat mengalahkan raja jin beserta pengikutnya, Eyang Sutawijaya mulai menyebarkan agama Islam di Desa Majasto dan sekitarya. Beliau menata wilayah Majasto dan membangun pesantren di Bukit Majasto. Sampai akhirnya para warga sekitar mulai mengikuti segala petunjuk dari Eyang Sutawijaya. Sampai akhirnya Eyang Sutawijaya dan pengikutnya mendirikan sebuah masjid untuk tempat beribadah di bukit Majasto. Dan konon menurut cerita usia masjid yang sekarang berada di atas bukit Majasto itu usianya sama tuanya dengan masjid Agung Demak. Dan sampai akhirnya Eyang Sutawijaya wafat dan di makamkan di bukit Majasto ini mas.

Banyak orang yang mengunjungi makam Eyang Ageng Sutawijaya, kebanyakan dari mereka menganggap bahwa makam ini merupakan tempat yang

(14)

sangat disakralkan dan biasanya mereka datang disini untuk menenangkan diri dan ngalap berkah. Biasanya agar kehidupan keluarga makmur dan tentram. Biasanya banyak yang datang di hari selasa kliwon dan malam jumat kliwon. Berapa lama mereka datang tergantung pada niat mereka masing-masing, ada yang 3 Jumat, 4 Jumat bahkan sampe 7 Jumat berturut-turut.

(15)

DATA INFORMAN

Nama : Warsono

Umur : 39

Pekerjaan : TNI-AD

Alamat : Rejosari Rt 007/001, Keteguhan, Tawangsari

Cerita rakyat Kyai Ageng Sutawijaya menurut saya adalah warisan budaya yang harus dijaga mas, namun soal perjalanan beliau saya kurang begitu tau. Yang saya tau yang menyebarkan agama Islam di Desa Majasto ini adalah beliau. Dan sekarang beliapun dimakamkan di Bukit Majasto. Banyak yang datang ke komplek makam Kyai Ageng Sutawijaya entah hanya sekedar ingin berziarah dan berdoa atau meminta kesuksesan dan lain-lain.

Saya mengetahui cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya dari embah buyut, makam tersebut merupakan tempat yang dikeramatkan sehingga banyak orang yang ngalap berkah, karena masyarakat percaya bahwa siapapun yang datang untuk berziarah dan mendoakan akan dilancarkan jalan rejekinya.

Disana terdapat tradisi sadranan yang biasanya dilakukan sebelum datangnya bulan ramadhan. Saya sebagai warga sekitar tentu sangat merespek adanya acara seperti ini, karena menurut saya adanya upacara sadranan adalah hasil dari kebudayaan yang harus di pertahankan. Banyak sekali manfaat yang

(16)

bisa saya ambil dari adanya cerita rakyat Kyai Ageng Sutawijaya ini. Saya sendiri jarang datang ke sini karena rutinitas kantor yang harus saya jalani.

(17)

DATA INFORMAN

Nama : Tugimin

Umur : 45

Pekerjaan : Tani

Alamat : Tawangsari

Saya kurang begitu paham dengan cerita Eyang Sutawijaya mas. Tapi menurut yang saya dengan dari teman saya Eyang Sutawijaya adalah orang yang dulunya menyebarkan agama islam di desa ini. Konon beliau adalah sosok yan sangat dihormati. Banyak pula yang terkabul bila meminta disini, entah meminta kesuksesan, kelancaran dalam pekerjaan dan lain-lain. niatan seseorang itu berbeda-beda ya mas, namun saya datang kesini tidak ada niatan untuk menyekutuan Allah atau syirik mas, namun saya kesini berkeyakinan bahwa Eyang Sutawijayamerupakan perantara untuk saya berdoa meminta kepada Tuhan mas. Saya berdoa agar keluarga saya diberi keselamatan serta beli jalan rejeki untuk keluarga saya.

Saya mengetahui cerita Kyai Ageng Sutawijaya dari teman dan warga sekitar Desa Majasto karena kebetulan saya memunyai banyak teman yang rumahnya disini. Percaya tidak percaya hal seperti ini sudah melekat bagi masyarakat mas, tapi kalau dari saya pribadi, saya mempercayai cerita Kyai Ageng Sutawijaya. menurut saya cerita ini tidak sekedar hanya dongeng yang

(18)

tercipta dari mulut kemulut, namun cerita ini adalah cerita yang benar-benar terjadi dan pernah dilakukan oleh mbah buyut kita dahulu.

(19)

Gapura menuju Desa Majasto

(20)

Gapura Komplek Makam Bumi Arum

(21)
(22)

Foto Penulis dengan Juru kunci sewaktu pengambilan data

(23)

Makam Istri Kyai Ageng Sutawijaya

(24)

Sendang Tapak Boma

(25)

Sendang Tapak Kuda

(26)

Warga Desa Majasto Berdatangan Mengikuti Upacara Sadranana

(27)
(28)
(29)

Bapak Bupati Sukoharjo Mengikuti upacara Sadranan

(30)

Tabur Bunga oleh bapak Bupati Sukoharjo

(31)

Gambar

Foto Penulis dengan Juru kunci sewaktu pengambilan data

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ini memberi indikasi bahwa pada titik lokasi ini termasuk lingkungan berenergi tinggi atau kurang stabil dan kurang cocok bagi kehidupan ostracoda yang berukuran lebih

Jenis pekerjaan masyarakat sebelum menerima fasilitas KKPA bermacam- macam dengan memanfaatkan dari kekayaan sumber daya alam (SDA) yang tersedia.

dari siswa yang ada di dalam kelas. Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Ketuntasan individu adalah 35 orang siswa dengan

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang dianggap mempengaruhi perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kubu Raya, dari sisi faktor

Jumlah siswa yang mampu membuat pertanyaan yang baik berdasarkan lembar penilaian siswa adalah 82% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 87% pada siklus 2.Hasil

Jika Pemegang BII Kartu Kredit menggunakan BII Kartu Kredit melebihi Pagu BII Kartu Kredit tanpa mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari BII, maka Pemegang BII

01 Tahap pelaksanaan pemeriksaan atau pemeriksaan terinci adalah tahap kegiatan pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan entitas yang diperiksa. Tahap ini

Dua kilogram limbah padat jamu dicampur dengan 3 liter air suling kemudian dialiri uap panas menggunakan alat distilasi uap-air selama 24 jam, dihitung dari tetesan pertama