• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR : 2 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR : 2 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR : 2 TAHUN 2004

TENTANG

RETRIBUSI IJIN TRAYEK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menghindari persaingan yang tidak sehat dan mencegah kecelakaan yang ditimbulkan padatnya lalu lintas kendaraan, selama ini telah diatur Retribusi Ijin Trayek yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1998;

b. bahwa dengan telah diberlakukannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1998 tersebut perlu ditinjau kembali sekaligus disesuaikan dengan perkembangan perekonomian dewasa ini;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a dan b diatas, dipandang perlu mengatur Retribusi Ijin TRayek yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480);

3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3528)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);

6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Km 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 13/HK.021.2/XII/1985 tentang Penunjukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Yang Melakukan

(2)

Penyidikan Terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah Yang Memuat Ketentuan Pidana (Lembaran Daerah Tahun 1986 Nomor 1 Seri D, Nomor 1);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 3 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 74), sebagaimana telah diubah pertama dengan Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2001 ( Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 29 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 100 );

9. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 13 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pemungutan, Pemeriksaan dan Sistem Prosedur administrasi Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 15 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 84 );

10. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 1 Tahun 2002 tentang Kewenangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2001 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 13), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 2002 (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2002 Nomor 30 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 109);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengundangan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 2 Tahun 2002 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 16)

12. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 29 Tahun 2003 tentang Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 31 Tahun 2003 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 49)

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK.

B A B I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Kuningan;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuningan; c. Bupati adalah Bupati Kuningan;

(3)

e. Trayek adalah Pengaturan lintasan jalan yang digunakan untuk pelayanan jasa angkutan umum;

f. Ijin Trayek adalah ijin yang diberikan kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada Trayek tertunjuk;

g. Angkutan Umum adalah kendaraan bermotor roda empat atau lebih di daerah yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran;

h. Retribusi Ijin Trayek yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas pemberian ijin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan Angkutan Penumpang Umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu dalam wilayah daerah;

i. Pengusaha angkutan umum adalah setiap orang pribadi atau badan hukum yang melakukan kegiatan usaha di bidang angkutan umum;

j. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Daerah yang ditentukan oleh Bendaharawan Umum Daerah;

k. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di badang retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

l. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama atau bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya ;

m. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang;

n. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

B A B II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

(1) Dengan nama Retribusi Ijin Trayek dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian Ijin Trayek.

(2) Obyek retribusi adalah pemberian Ijin Trayek.

(3) Subyek retribusi adalah setiap orang atau Badan yang mendapat Ijin Trayek.

(4)

B A B III

KETENTUAN IJIN TRAYEK

Pasal 3

(1) Setiap pengusaha angkutan umum di Daerah wajib memiliki Ijin Trayek dari Bupati.

(2) Untuk mendapatkan Ijin Trayek dimaksud ayat (1), terlebih dahulu harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati, dengan melengkapi persyaratan yang ditentukan.

(3) Tata cara permohonan, persyaratan, bentuk, ukuran dan isi Ijin Trayek dimaksud ayat (2), ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 4

(1) Ijin Trayek dimaksud Pasal 3, diberikan berdasarkan atas azas domisili hukum kendaraan menurut kebutuhan yang disesuaikan dengan pola angkutan dalam rangka pengendalian transportasi yang ditetapkan oleh Bupati.

(2) Masa berlaku Ijin Trayek adalah selama 5 (lima) tahun.

(3) Seiap satu tahun sekali pemegang Ijin Trayek dimaksud ayat (1) dan (2), harus melakukan heregistrasi/daftar ulang.

(4) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya ketentuan dimaksud ayat (2) dan (3), pengusaha yang bersangkutan harus sudah mengajukan permohonan.

Pasal 5

(1) Pemegang ijin wajib mematuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Surat Jjin Trayek.

(2) Ijin Trayek tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain.

(3) Untuk melakukan penggantian nama Pemegang Ijin Trayek harus mengajukan permohonan baru sesuai dengan ketentuan ayat (3) Pasal 3.

Pasal 6

Dalam menetapkan pola angkutan dimaksud ayat(1) Pasal 4, mencakup pengaturan Jaringan Trayek dan alokasi kendaraan angkutan umum untuk masing-masing trayek.

(5)

Pasal 7

(1) Ijin Trayek tidak berlaku karena :

a. Telah berakhir usaha angkutan yang bersangkutan; b. Dikembalikan oleh pemegang ijin;

c. Pemegang Ijin meninggal dunia; d. Pencabutan oleh Bupati.

(2) Bupati dapat melakukan pencabutan Ijin Trayek apabila :

a. Perusahaan tersebut tidak melakukan kegiatan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terhitung berlakunya ijin trayek;

b. Pemegang Ijin Trayek tidak memenuhi/mentaati ketentuan yang telah ditetapkan dalam Ijin Trayek;

c. Alasan kepentingan ketentraman dan ketertiban umum; d. Ijin Trayek dan atau kendaraan dipindahtangankan.

B A B IV

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 8

Retribusi Ijin Trayek termasuk golongan retribusi perizinan tertentu.

B A B V

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 9

Tingkat penggunaan jasa Retribusi Ijin Trayek diukur berdasarkan klasifikasi, jumlah jenis dan jangka waktu

B A B VI

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA RETRIBUSI

Pasal 10

Prinsip penetapan tarip retribusi Ijin Trayek adalah untuk mengganti biaya administrasi, pengawasan lapangan, survey lapangan dan biaya pembinaan.

(6)

B A B VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP Pasal 11

Struktur dan besarnya tarip retribusi ditetapkan sebagi berikut : (1) a. Ijin Trayek untuk

1. 2. 3.

Mobil bus kecil dengan kapasitas tempat duduk 10 s/d 15 orang sebesar

Mobil bus sedang dengan kapasitas tempat duduk 16 s/d 25 orang sebesar

Mobil lainnya sebesar

Rp. 150.000,- Rp. 175.000,- Rp. 100.000,- b. c. d.

Untuk pemberian ijin insidentil dikenakan biaya sebesar

Biaya daftar ulang/heregistrasi sebesar 40% dari ketentuan biaya sebagaimana huruf a. Biaya rekomendasi Ijin Trayek sebesar

Rp. 10.000,-

Rp. 20.000,-

(2) Setiap keterlambatan pengajuan Ijin Trayek dan atau heregistrasi dimakasud ayat (4) Pasal 4 dikenakan denda sebesar 10 % dari ketentuan dimaksud ayat (1), untuk setiap satu bulan keterlambatan.

B A B VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 12

Retribusi Ijin Trayek dipungut di Wilayah Daerah.

B A B VIII

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 13

(1) Pemungutan Retribusi Ijin Trayek tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

B A B IX INTANSI PEMUNGUT

Pasal 14

(7)

B A B X

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 15

(1) Pemibanaan dan pengawasan trayek angkutan umum dilakukan oleh Dinas.

(2) Bila dipandang perlu dalam melaksanakan tugasnya Dinas dapat melakukan koordinasi dengan instansi lain yang terkait sesuai dengan fungsinya.

(3) Dinas berkewajiban memberikan laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupati.

B A B XI

KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN Pasal 16

(1) Setiap pelanggaraan terhadap ketentuan Pasal 3 ayat (1), dan Pasal 5 ayat (1) diancam Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

(2) Denda dimaksud ayat (1), disetorkan ke Kas Daerah (3) Tindak Pidana dimaksud ayat (1), adalah pelanggaran.

Pasal 17

(1) Penyidikan terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (2), dilaksanakan oleh Penyidik Umum dan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Dalam melaksanakan tugas Penyidikan, para Penyidik Pegawai Negeri Sipil dimaksud ayat (1) berwenang :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan tindak pidana Retribusi Daerah tersebut;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ;

(8)

g. Meminta berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ;

i. Memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

B A B XII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18

Ijin Trayek yang sudah diberikan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berlakunya masa berlakunya Ijin Trayek.

B A B XIII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

Keputusan Bupati untuk pelaksanaan Peraturan Daerah ini paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan harus sudah diterbitkan.

Pasal 20

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1998 tentang Retribusi Ijin Trayek dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

(9)

Pasal 21

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan.

Ditetapkan di : Kuningan Pada tanggal : 05-03--2004

BUPATI KUNINGAN ttd

AANG HAMID SUGANDA

Diundangkan di : Kuningan Pada tanggal : 11-03-2004 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

AMAN SURYAMAN

(10)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR : 2 TAHUN 2004

TENTANG

RETRIBUSI IJIN TRAYEK

I. UMUM.

Peraturan Daerah ini dimaksudkan untuk mengganti Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 14 Tahun 1998 tentang Retribusi Ijin Trayek.

Penggantian Peraturan Daerah tersebut, dilaksanakan sehubungan adanya perkembangan perundang-undangan yaitu dengan berlakunya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berikut peraturan pelaksanaannya serta sekaligus menyesuaikan dengan perkembangan keadaan dewasa ini. .

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Pasal ini menjelaskan arti beberapa istilah yang digunakan dalam Peraturan Daerah ini dengan maksud untuk menyamakan pengertian tentang istilah-istilah itu, sehingga dengan demikian dapat dihindari kesalahpahaman dalam menafsirkannya. Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas

(11)

Pasal 10

Cukup Jelas Pasal 11

Ayat (1)

Huruf a Cukup Jelas Huruf b Cukup Jelas Huruf c Cukup Jelas Huruf d

Biaya rekomendasi Ijin Trayek dimaksud dikenakan atas pelayanan pemberian rekomendasi Ijin Trayek yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan kewenangan Pemerintah Propinsi Jawa Barat.

Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 12 Cukup Jelas Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Cukup Jelas Pasal 15 Cukup Jelas Pasal 16 Cukup Jelas Pasal 17 Cukup Jelas Pasal 18 Cukup Jelas Pasal 19 Cukup Jelas Pasal 20 Cukup Jelas Pasal 21 Cukup Jelas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran daya hambat untuk kontrol negatif pelarut aquadest terhadap kedua bakteri uji, terlihat bahwa diameter daya hambat bernilai 0 mm untuk

4 Pendapat-pendapat tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Gerayli et al (2011), yang menyatakan bahwa ukuran auditor berhubungan negatif dengan manajemen

[r]

17 Dalam penelitian ini, pengamatan atau observasi dilakukan secara langsung di lapangan dengan mencatat kejadian yang menunjukkan sistem jual beli dropship di

Maka, pembelajaran di madrasah minoritas muslim senantiasa memerlukan integrasi pembelajaran, tidak saja berkaitan dengan lingkungan sekolah dalam arti yang terbatas tetapi

Penelitian bertujuan untuk mempelajari struktur komunitas bakteri rizosfer yang terkulturkan dari bawang putih dengan PCR-RISA pada tanah supresif dan kondusif dan

pada lapisan resistivitas di bawah lapisan batuan yang teralterasi 23 Gambar 3.6 Hasil pengukuran anomali residual gravitasi 24 Gambar 3.7 Model konseptual anomali

Bukunya, La socièté du spectacle, adalah tafsir yang lebih jauh atas sinyalemen Marx bahwa di bawah kapitalisme, manusia sebenarnya hidup dalam ”alienasi”,