5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proses Produksi
Menurut Asyari Daryus (2008:1) kata “produksi” sering digunakan dalam
istilah membuat sesuatu. Dalam istilah yang lebih luas dan lebih fundamental
produksi dapat diartikan sebagai berikut: Produksi adalah perubahan bahan-bahan
dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil ini dapat
berupa barang ataupun jasa. Kegiatan produksi akan melibatkan pengubahan dan
pengolahan berbagai macam sumber menjadi barang dan jasa untuk dijual. Jadi,
tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting
untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual.
Proses produksi yang lain dapat ditentukan menurut sifat produknya, jadi melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini, proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Produksi Standard
Dalam proses standard ini, sering dihasilkan sejumlah barang untuk persediaan di samping yang dikirim kepada pembeli dan penyalur.
b. Produksi Pesanan
Produksi pesanan ini digunakan bilamana para pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan kemampuan produksinya sangat terbatas.
Berdasarkan penjelasan tersebut, produksi mebel Rahmat Jayamelibatkan
produksi standar dan produksi pesanan, sehingga usahanya tetap berjalan dengan
lancar.
Menurut Ibrahim, dkk (1987:3) proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus-menerus (continuos improvment), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen. Proses produksi terdiri dari dua kata, yaitu proses dan produksi yang memiliki makna yang berbeda. Proses adalah cara, metode, dan teknik bagaimana sumber-sumber (manusia, mesin, material, dan uang) yang akan dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
6
Menurut Team Asisten LSP (2000:18) Produksi dapat diartikan sebagai
kegiatan untuk meningkatkan atau menciptakan kegunaan (utility) dari
benda-benda ekonomi dengan masukan berupa faktor-faktor produksi sehingga menjadi
bentuk keluaran berupa produk. Pengubahannya sendiri adalah secara teknis atau
berdasarkan teknologi tertentu dan sering disebut “proses produksi”.
Berdasarkan pendapat tersebut, proses produksi adalah suatu cara, metode
dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa
dengan menggunakan sumber-sumber (manusia, mesin, material,dan uang) yang
ada.
2.2 Pengertian Ornamen
Menurut Adiatmono (2007:4) menyebutkan bahwa kata ornamen berasal
dari kata “Ornare” (bahasa latin) yang berarti menghias. Disamping tugasnya
menghiasi yang implisit menyangkut segi-segi keindahan, misalnya untuk
menambah indahnya sesuatu barang agar lebih bagus dan menarik, sehingga
mempengaruhi pula segi pengharapannya baik dari segi spiritual maupun segi
material/fnansial.
Dalam ensiklopedia Indonesia bahwa ornamen adalah setiap hiasan
bergaya geometrik atau bergaya lain, ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari
suatu hasil kerajinan tangan (perabotan, pakaian dan sebagainya) termasuk
arsitektur.
Pada kenyataannya, menurut Adiatmono (2007:5) bahwa ornamen dapat diklasifikasikan pada beberapa bagian seperti dijelaskan di bawah ini:
a) Ornamen yang terdapat pada kayu seperti lisplang, rooster dan alat musik. b) Ornamen yang terdapat pada tekstil seperti topi, busana dan asesoris.
c) Ornamen yang terdapat pada keramik seperti bejana dan tempattumbuk bedak/jamu.
7
d) Ornamen yang terdapat pada bangunan seperti monumen, gapura, makam dan rumah.
Dengan demikian, ornamen merupakan bahan tambahan yang bertujuan
untuk menambah nilai seni pada suatu karya kerajinan. Ornamen-ornamen
tersebut bisa diletakkan di berbagai bagian dari benda fungsional hasil kerajinan
mebel.
2.3 Motif Pada Ornamen
Menurut I Wayan Sudana (2010:2) Motif dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni ornamen. Ini merupakan bentuk dasar dalam penciptaan/perwujudan suatu karya ornamen. Adapun motif dalam ornamen yaitu: a. Motif Geometris
Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, bentuk meander, swastika dan bentuk pilin, patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini biasa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik (digambar, dipahat, dicetak). b. Motif Tumbuh-Tumbuhan
Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara baik natural maupun sterilisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis ornamen yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dikenalidari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnyayang digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya.
Gambar 1 : Ornamen Stilisasi Motif Tumbuh-Tumbuhan Reproduksi : Penulis
8 c. Motif Binatang
Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahan/stirilisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu (tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan objek gubahan antara lain burung, singa, ular, kera, gajah, dan lain-lain. d. Motif Manusia
Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunya beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan.
e. Motif Gunung, Air, Awan, Batu-Batuan dan Lain-Lain
Motif benda-benda alami seperti batu, air, awan, dan lain-lain, dalam penciptaannya biasanya digubah sedemikan rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur dan asas estetika. Misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut.
f. Motif Kreasi/Khayalan yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat pada alam nyata seperti motif mahluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain.
Bentuk ragam hias khayal adalah merupakan hasil daya dan imajinasi manusia atas persepsinya, motif mengambil sumber ide diluar dunia nyata. Contoh motif ini adalah motif kala, ikan duyung, raksasa, dan motif makhluk-makhluk gaib lainnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kerajinan mebel “Rahmat Jaya” di Desa
Didingga Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara menggunakan motif
geometris, dan motif tumbuh-tumbuhan.
2.4 Pengertian Kerajinan
Definisi kerajinan, Depdikbud (1979:6) dinyatakan bahwa kerajinan
adalah kegiatan industri kecil yang hasilnya kearah pakai atau benda berseni.
Dengan demikian, bahwa semua barang atau benda yang dapat dipakai atau
mengandung nilai seni yang di hasilkan oleh industri kecil merupakan produksi
9
Aktivitas dalam sebuah kerajinan dapat dilakukan secara individu maupun
berkelompok dengan tujuan utama, yaitu menghasilkan barang pakai atau benda
berseni. Bahan-bahan dan alat yang diperlukan dalam sebuah rumah kerajinan di
penuhi sendiri oleh idividu atau kelompok jenis kerajinan. Dalam aktivitasnya,
benda kerajinan tersebut di produksi tidak dengan menggunakan teknologi
modern. Semua aktivitas di lakukan dengan menggunakan tangan manusia dengan
maksud agar nilai seni yang terkandung dalam benda kerajinan tampak dan
berbeda dengan hasil produksi dengan bantuan teknologi modern.
Sektor produksi kerajinan sangat membantu dalam mengatasi masalah
pengangguran. Banyak tenaga produktif bisa berperan dalam sektor kerajinan
tanpa harus memerlukan persyaratan kualifikasi pendidikan tertentu.
2.5 Pengertian Mebel
Menurut Baryl (www.furnitur.com, 24 Maret 2011) kata furniture dalam
bahasa Inggris diterjemahkan menjadi mebel, istilah “mebel” digunakan karena
sifat bergeraknya atau mobilitasnya sebagai bahan lepas di dalam interior. Kata
mebel berasal dari bahasa Perancis yaitu meubel atau bahasa Jerman mobel.
Pengertian mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan,
berguna bagi kegiatan manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain,
dan sebagainya yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi para pemakainya.
2.6 Jenis Kayu yang digunakan pada Mebel
Menurut www.wikipedia.com ( 18 April 2011 ), beberapa jenis kayu yang
biasanya digunakan dalam meMbuat sebuah mebel/furniture adalah seperti jati,
10
biasanya bagi orang awam mereka tidak mengetahui perbedaannya. Inilah
perbedaan masing-masing kayu:
1. Kayu Jati
Menurut media industri ( www.mengolahkayu.com 18 April 2011 ) Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku dalam bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India Selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona gradis L.F. Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1500-2000 mm/tahun dan suhu 27-36 derajat celcius baik di dataran rendah maupun tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5-7 dan tidak dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30-60 cm saat dewasa. Jati ini memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati. Jati biasanya diproduksi secara konvensional dengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbata karena adanya lapisan luar biji yang keras.
2. Kayu Kelapa
Menurut media industri ( www.mengolahkayukelapa.com 18 April 2011 ) sumber daya kayu kelapa sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan kalangan industri mebel di tanah air. Walaupun ketersediaannya cukup melimpah, namun pemanfaatan kayu kelapa sebagai bahan baku pembuatan mebel (furniture) terhitung masih sangat jarang di Indonesia. Hal itu terjadi karena kayu kelapa selama ini memiliki banyak kelemahan yang belum dpat diatasi oleh para pengrajin dan industri mebel di tanah air. Kelemahan tersebut antara lain adalah rendahnya kualitas kayu kelapa yang ada karena belum ditemukannya teknologi pengolahan kayu kelapa yang memadai. Beberapa kelemahan kayu kelapa yang sering ditemui kalangan pengrajin dan industri mebel di Indonessia selama ini diantaranya kayu kelapa sering sekali mengalami perubahan warna sebagai akibat dari adanya aktivitas hama atau penyakit pasca panen yang menyerang kayu kelapa. Kelemahan lainnya yang juga sangat mengganggu adalah kayu kelapa sering sekali mengalami pembengkokan dan pemilitiran serta pecah serat (pecah rambut) walaupun kadar air dalam kayu kelapa sudah mencapai level yang cukup rendah, yaitu sekitar 8%. Dengan berbagai kelemahan tersebut kalangan pengrajin dan industri mebel didalam negeri enggan menggunakan kayu kelapa sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai produk mebel. Mereka pun tetap menggunakan jenis-jenis kayu lain seperti jati, mahoni, kamper, dan lain-lain walaupun ketersediaan jenis-jenis kayu tersebut kini semakin lanka di tanah air dan harganya pun terus melambung tinggi.
11 3. Kayu Mahoni
Menurut media industri ( www.mengolahkayu.com 18 April 2011 ) Mahoni merupakan tanaman yang berasal dari Hindia Barat dan Afrika dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Mahoni dikelompokkan menjadi dua, mahoni berdaun kecil (Swietenia mahagoni Jacg) dan mahoni berdaun besar (Swietenia macrophylla King).
Mahoni berdaun besar dapat tumbuh baik pada lahan dengan ketinggian bervariasi antara 0-1.000 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 1.600-4.000 mm per tahun dan tipe iklim A sampai D. Pada umumnya mahoni senang pada tanah yang bersolum dalam. Jenis ini juga masih bisa bertahan pada tanah yang sewaktu-waktu tergenang air.
Tinggi pohon mahoni bisa mencapai 30 meter, bahkan bisa lebih. Penyebarannya dengan biji. Setelah umurnya antara 7-8 tahun mahoni sudah mulai berbunga. Buahya berbentuk bulat telur, kalau masih muda berwarna hijau dan setelah besar menjadi cokelat. Dalam buah yang berlekuk lima itu berisi biji mahoni yang bentuknya pipih dengan ujungnya agak tebal berwarna cokelat kehitam-hitaman. Kalau buah itu sudah tua sekali, kulit buahnya akan pecah sendiri dan biji-bijinya yang pipih itu beterbangan tertiup angin kesana kemari berjatuhan ke tanah lalu tumbuh menjadi pohon mahoni baru.
4. Kayu Cempaka
Menurut media industri ( www.mengolahkayucempaka.com 18 April 2011 ) Cempaka atau Michelia Champaka Linn adalah sejenis pohon berkayu yang memiliki tinggi rata-rata 30 meter. Konon, tumbuhan ini berasal dari India dan banyak tersebar di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Daun Cempaka berbentuk telur taji. Bagian bawah daun yang hijau itu terdapat bulu halus. Tiap kuncup daun dilindungi oleh 2 daun pelindung. Untuk bunga, warnanya putih, kuning, atau merah. Bentuknya seperti bunga Tulip. Buahnya ternyata enak untuk dimakan. Dalam pertumbuhannya, buah menjadi bulir panjang yang terdiri atas buah kecil- kecil berbentuk jantung. Biji dalam buah itu rasanya pahit. Kayunya sangat bagus untuk digunakan sebagai bagian dari bangunan rumah. Hanya saja, belum banyak orang yang menggunakan kayu Cempaka untuk kebutuhan tersebut.