1 1
MAKALAH
MAKALAH
INFEKSI ODONTOGEN DAN NON ODONTOGEN
INFEKSI ODONTOGEN DAN NON ODONTOGEN
OLEH:
OLEH:
Adiska
Adiska Arisanty
Arisanty
090113015
090113015
Sinta
Sinta Silaban
Silaban
090113024
090113024
Majesty
Majesty Slat
Slat
090113032
090113032
Melissa
Melissa Mawa
Mawa
090113033
090113033
Ch.
Ch. Putri
Putri Amin
Amin Sinaga
Sinaga
090113036
090113036
Nadira
Nadira Manoy
Manoy
090113045
090113045
Program Studi Kedokteran Gigi
Program Studi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Universitas Sam Ratulangi Manado
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas perkenaannya dan
pertolongannya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu makalah ini dibuat agar kita bisa
mengetahui tentang infeksi odontogen dan non odontogen.
Kami menyadari bahwa di dalam penyempurnaan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk
itu kami mohon kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini dibuat
semoga dapat bermanfaat.
Manado, 22 Agustus 2011
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
1
Daftar Isi
2
BAB I Pendahuluan
3
BAB II Pembahasan
5
BAB III Penutup
10
BAB 1
PENDAHULUAN
Rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob yang berjumlah lebih dari 400
ribu spesies bakteri. Ratio antara bakteri aerob dengan anaerob berbanding 10:1 sampai 100:1.
Oragnisme-organisme ini merupakan flora normal dalam mulut yang terdapat dalam plak gigi, cairan
sulkus ginggiva, mucus membrane, dorsum lidah, saliva dan mukosa mulut. Infeksi odontogen dapat
menyebar secara perkontinuitatum, hematogen dan limfogen, yang disebabkan antara lain oleh
periodontitis apikalis yang berasal dari gigi nekrosis, dan periodontitis marginalis. Infeksi gigi dapat
terjadi melalui berbagai jalan: (1) lewat penghantaran yang pathogen yang berasal dari luar mulut; (2)
melalui suatu keseimbangan flora yang endogenus; (3) melalui masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi
yang vital dan steril secara normal.
Meskipun suatu pertahanan tubuh individual dapat berpengaruh terhadap kecepatan dan
kekerasan suatu simtom, namun pada umumnya infeksi gigi dapat dirawat dengan pemberian antibiotik,
anti jamur dan anti viral. Pengobatan sistemik dapat membunuh bakteri yang pathogen yang berlokasi
pada tempat yang tidak dapat dicapai oleh instrumen gigi atau antiseptik yang diberikan secara topikal.
Keberhasilan klinis pada saat ini merupakan gambaran untuk mengetahui etiologi dari infeksi
gigi (odontogen), seleksi yang tepat dari pemberian variasi antimikrobial dalam mencegah dan marawat
infeksi gigi, dan pengaturan akibat yang terjadi ketika dihubungkan dengan prosedur pengobatan gigi.
Rekomendasi didasarkan pada literatur yang mutakhir dan kerentanan mikroorganisme terhadap infeksi
dalam rongga mulut.
Penting untuk mengetahui perbedaan kerentanan dari organisme yang musiman dan letak
organism tersebut. Klinisi juga harus waspada terhadap antimicrobial yang akan diberikan pada daerah
tersebut. Sumber klinis seperti petunjuk pada bungkus ha rus disesuaikan dengan dosis yang tertera, in
dikasi dan reaksi yang berlawanan untuk tiap pemberiannya.
Infeksi odontogenik kebanyakan terjadi pada infeksi human. Keterangan ilmiah menerangkan
bahwa adanya hubungan antara infeksi yang parah dengan peningkatan kerentanan karena adnya
penyakit sistemik seperti penyakit jantung, DM, kehamilan, dan infeksi paru-paru. Ini karena adanya
bakteri gram negative yang menyebabkan terjadinya penyakit periodontal yang memicu produksi
lipopolisakarida, heat – shock protein dan proinflammatory cytokines. Karena ada hubungan antra
penyakit periodontal dan problem medis yang lain, maka penting u ntuk mencegah terjadinya infeksi gigi
5
sedapat mungkin atau mengetahui sedini mungkin terjadinya infeksi gigi sehingga dapat dicegah atau
diobati. Dokter gigi dan dokter umum harus waspada terhadap terjadinya implikasi klinis pada
hubungan inter-relasi antara infeksi odontogenik dan kondisi medis lain yang dapat berpengaruh
terhadap pasien yang membutuhkan perawatan.
BAB 2
PEMBAHASAN
INFEKSI ODONTOGEN
2.1 PENGERTIAN
Infeksi odontogen adalah infeksi yang berasal dari gigi. Penyebabnya adalah bakteri yang
merupakan flora normal dalam mulut, yaitu bakteri dalam plak, dalam sulkus ginggiva, dan mukosa
mulut. Yang ditemukan terutama bakteri kokus aerob gram positif, kokus anaerob gram positif dan
batang anaerob gram negative. Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan karies, gingivitis, dan
periodontitis. Jika mencapai jaringan yang lebih yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket
periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi odontogen. Yang penting adalah infeksi ini disebabkan
oleh bermacam-macam bakteri, baik aerob maupun anaerob.
Infeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum, hematogen dan limfogen, yang
disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari gigi gangren, dan periodontitis
marginalis
.2.2 KLASIFIKASI
Penjalaran infeksi odontogen yang menyebabkan abses dibagi dua :
1. penjalaran tidak berat
2. penjalaran berat
Adapun yang termasuk penjalaran tidak berat adalah serous periostitis, abses sub periosteal,
abses sub mukosa, abses sub gingiva, dan abses sub palatal. Sedangkan yang termasuk penjalaran yang
berat antara lain abses perimandibular, osteomielitis, dan phlegmon dasar mulut.
Berdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen bisa dibagi men jadi
1. infeksi odontogen local/terlokalisir, misalnya abses periodontal akut, peri implantitis
2. infeksi odontogen luas/menyebar,misalnya early cellulitis, deep-space infection.
3. life- Threatening, misalnya facilities,dan ludwig’s angina
7
2.3 MEKANISME
Infeksi odontogen dapat menyebar secara perikontinuitatum, hematogen dan limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari nekrosis dan periodontitis marginalis.
Infeksi gigi dapat terjadi melalui berbagai jalan :
- Lewat penghantaran yang patogen yang berasal dari luar mulut - Melalui suatu keseimbangan flora yang endogenus
- Melalui masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang vital dan steril secara normal Focus infeksi dalam rongga mulut :
1. Infeksi periapikal gigi
Karies gigi atau gigi berlubang yang tidak dirawat atau dibiarkan saja lama kelamaan dapat menyebabkan indeksi periapikal. Infeksi periapikal yang kronis dapat menyebabkan terbentuknya granuloma, kista, dan abses
2. Akar gigi yang infeksi
Jika gigi karies dibiarkan begitu saja lama kelamaan gigi rapuh, patah sehingga tinggal akar giginya saja. Sebaiknya sisa akar gigi dicabut, sebabkan jika tidak dapat menyebabkan infeksi kronis.
3. Infeksi jaringan periodontal
Terjadi pada OH yang buruk, yang ditandai dengan gusi mudah berdarah jika tersentuh, kemerahan, pendarahan spontan dari gusi, pembengkakan gusi sampai dengan kegoyangan gigi.
4. Gigi yang impaksi
Gigi impaksi adalah gigi yang tidak dapat tumbuh secara normal. biasanya karena kekurangan ruangan. Gigi yang impaksi dapat menyebabkan infeksi pada jarringan sekitarnya. Yang paling impaksi adalah gigi geraham bungsu.
2.4 JENIS-JENIS INFEKSI ODONTOGEN 1. Periodontitis Marginalis
Infeksi dari marginal gusi, umumnya berjalan kronis Inflamasi dimulai dari gingivitis marginalis :
- Gusi hiperemis - Edema
- Mudah berdarah - Kalkulus
- Hilangnya puncak tulang muscular - Terbentuknya Poket
2. Pericoronitis
Infeksi pada jaringan lunak perikoronal (opercula) yang bagian paling besar/ utama dari jaringan lunak tersebut berada di atas/ menutupi mahkota gigi
Disebabkan oleh adanya mikroorganisme dan debris yang terperangkap diantara mahkota gigi dan jaringan lunak di atasnya
Pericoronitis dapat dibagi menjadi 3, yaitu : a. Pericoronitis Akut
Rasa sakit spontan (rasa sakit tekan memancar), tidak ada pengaruh suhu/ ransangan, menelan sakit, bengkak sekitar gigi dan berwarna merah.
b. Pericoronitis Subakut
Tidak ada pembengkakan pipi, tidak ada trismus, untuk gerakan mengunyah sakit, ada pus dari poket, operculum dan jaringan sekitarnya bengkak serta sakit, dan te rkadang ada ulserasi (abses perikoroner)
c. Pericoronitis Kronis -Bergaranulasi
Bengkak kecil pada pipi dan rahang. Bila palpasi terasa elastic dan sepert i berpasir-pasir (pseudofluktuasi).
- Berosifikasi
Bengkak kecil pada pipi dan rahang. Bila dipalpasi terasa keras, be ntuknya bulat. 3. Abses Periodontal
Inflamasi pada jaringan periodontal yang terlokalisasi dan mempunyai daerah yang virulen
Perkembangan abses terjadi ketika poket menjadi bagian dari sumber infeksi. Type dari infeksi ini biasanya dimulai pada gingival crevice pada permukaan akar, sering sampai ke permukaan apeks. Merupakan serangan yang tiba-tiba dan sakit yang teramat sangat.
Suatu proses periodontal dapat dihubungkan dengan gigi nonvital atau trauma. Abses periodontal dapat meluas dari gigi penyebab melalui tulang alveolar ke gigi tengtangga, dan menyebabkan goyangnya gigi tersebut.
Ada 2 macam : a. Akut
Gejala :
- Sekitar gingival membesar, berwarna merah, edema dan ada rasa sakit dengan sentuhan yang lembut, permukaan gingival mengkilat.
- Terjadi kegoyangan gigi
- Gigi sensitive terhadap perkusi - Ada eksudat purulen
9 - Wajah dan bibir terlihat membangkak
- Adanya malaise, demam, dan pembengkakan limfonodi - Kronik, adanya asimtomatik.
b. Abses Periapikal (Dentoalveolar)
Dimulai di region periapikal dari akar gigi, dan sebagai akibat dari pulpa yang nonvital/ pulpa yang mengalami degenerasi. Dapat juga terjadi setelah adanya trauma jaringan pulpa baik langsung terjadi atau beberapa waktu kemudian.
Dapat terjadi eksasebasi akut (kambuh lagi) yang diikuti dari gejala-gej ala dari infeksi akut. c. Phlegmon
Selulitis akut, hebat, toksik, melibatkan secara bilateral, spasia submandibula, submental, sublingual. Terjadi karena gigi posterior rahang bawah dan fraktur m andibula
Gejalanya : - Pembengkakan keras - Sakit - Berwarna kemerahan - Lidah terangkat - Trismus - Hipersalivasi
INFEKSI NON ODONTOGEN
Merupakan infeksi yang bukan berasal dari gigi tersebut. A. JENIS-JENIS INFEKSI NON ODONTOGEN
a. osteomilitis
keadaan infeksi akut /kronik pada tulang rahang, biasanya disebabkan oleh bakteri dan terkadang jamur
gejalanya :
1. sakit gigi dan terjadi pembengkakan disekitar pipi dan akhirnya bersifat kronik membentuk fistel 2. Kelelahan dan
nyeri pada sendi/ edema
Penyebabnya :
- Penyakit periodontal seperti gingivitis, pyorrhea/periodontitis, serta sariawan - Gangren radiks
- Trauma patah tulang b. candidiasis
plak putih dan rapuh yang melekat di lidah, mukosa gigi, gingival, dan palatum dengan eritema dibawahnya. Penyebab :
- Terjadi di lingkungan abnormal ter gantung pada kelembapan/panas - Antibiotik sistemik
c. actynomikosis
menyebabkan abses di beberapa tempat gejala :
- Dimulai dengan pembengkakan kecil , datar dank eras di dalam mulut, kulit leher/bawah rahang. Menimbulkan nyeri
- Terbentuk daerah lunak yang menghasilkan cairan yang mengandung butiran belerang bulat dan kecil berwarna kekuningan
Penyebab :
11