• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 II KAJIAN PUSTAKA. serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 II KAJIAN PUSTAKA. serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Partisipasi

Partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan bersama. Menurut I Nyoman Sumaryadi (2010: 46), Partisipasi merupakan peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.

Ada tiga jenis partisipasi yang dikemukakan oleh Pamudji (1997) yaitu:

1. Partisipasi dalam perencanaan kegiatan yaitu: keterlibatan dalam bentuk kehadiran, menyampaikan pendapat, dan pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. 2. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan yaitu keterlibatan dalam bentuk

penyediaan dana, pengadaan sarana, dan korbanan waktu/tenaga sejak persiapan kegiatan, pelaksanaan dan paska pelaksanaan kegiatan yang berupa pemeliharaan hasil-hasil kegiatan.

3. Partisipasi dalam pengendalian kegiatan (monitoring, pengawasan dan evaluasi) yaitu keterlibatan warga masyarakat dalam bentuk: penyusunan pedoman pengendalian (meliputi survey partisipatif), pengumpulan data (melalui survey partisipatif) dan penilaiannya (melalui penilaiaan partisipatif).

(2)

1.1.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan unsur manajemen yang sangat strategis posisinya dalam setiap kegiatan dan tahapan-tahapan kegiatan. Produk dari perencanaan adalah rencana-rencana yang sangat bermanfaat bagi proses manajemen. Tercapai atau tidaknya suatu tujuan atau kegiatan sangat ditentukan oleh efektif dan tidaknya pendekatan perencanaan. Tujuan atau kegiatan yang berhasil cenderung dimulai dari pendekatan perencanaan yang baik dan efektif.

Cohen dan Uphoff (1977), menegaskan bahwa sebagai pihak yang ikut menentukan jalannya pembangunan, maka didalam pembangunan yang partisipatif masyarakat harus terlibat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan evaluasi pembangunan yang berbasiskan masyarakat (Community Development) dan otonom, penggunaan pendekatan perencanaan harus lebih bersifat partisipasi dengan menjunjung prinsip‐prinsip sebagai berikut: 1) Memberdayakan (empowering) petani dan Stakeholders lainnya.; 2) Demokratis; 3) Transparan; 4) Ekonomis; 5) Akuntabilitas; 6); Fleksibel; 7) Bertautan dengan perencanaan dan manajemen strategis; 8) Merupakan alat komunikasi, dan 9) Berkelanjutan.

1.1.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Pelaksanaan merupakan aktivitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirimuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan

(3)

bagaimana cara yang harus dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula.

1.1.3 Monitoring dan Evaluasi

Monitoring merupakan kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.

Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara membandingkan dgn tujuan yg telah ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya. Evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat terealisasi. Soekartawi (1999) mengemukakan bahwa dalam menilai keefektivan suatu program atau proyek maka harus melihat pencapaian hasilkegiatan program yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dibedakan menjadi 3 jenis yaitu evaluasi sewaktu berjalan (ongoing evaluation), evaluasi akhir (terminal evaluation), dan evaluasi menyeluruh (ex post evaluation).

a. Evaluasi sewaktu berjalan (on going evaluation)

Suatu analisis yang dilakukan ketika pelaksanaan proyek sedang berlangsung yang dilakukan untuk membantu para pengambil keputusan apakah proyek dapat dipertahankan atau tidak.

b. Evaluasi akhir (terminal evaluation)

Evaluasi yang dilaksanakan paling tidak enam sampai dua belas bulan setelah proyek berakhir atau sebelum memulai fase proyek berikutnya sebagai pengganti

(4)

ex post evaluation (evaluasi menyeluruh) pada proyek-proyek berjangka waktu singkat yang kebanyakan berjangka waktu satu tahun.

c. Evaluasi menyeluruh (ex post evaluation)

Evaluasi pada saat perkembangan proyek telah tercapai sepenuhnya, yaitu beberapa tahun setelah proyek ini berakhir, bila manfaat dan dampak yang diharapkan dari proyek telah terealisasi sepenuhnya.

Menurut Musa (2005) fungsi evaluasi program adalah:

1) Memberikan data dan informasi tentang pelaksanaan suatu program 2) Menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan program

3) Melakukan pengendalian pelaksanaan program

4) Memberikan umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan program

1.2 Usaha Ternak Sapi Perah

Sapi perah merupakan salah satu ternak yang produksi utamanya adalah susu. Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut, sedangkan usaha peternakan adalah usaha dibidang peternakan yang dapat diselenggarakan dalam bentuk peternakan rakyat dan perusahaan peternakan (Dinas Peternakan, 2000). Swastika et al. (2005) menyatakan bahwa peternakan sapi perah di Indonesia umumnya merupakan usaha keluarga di pedesaan dalam skala kecil, sedangkan usaha skala besar masih sangat terbatas dan umumnya merupakan usaha sapi perah yang baru tumbuh. Sesuai dengan SK Mentan No. 362 /Kpts/TN.120/5/1990, usaha peternakan sapi perah di Indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu usaha peternakan rakyat dan perusahaan peternakan sapi perah. Usaha peternakan rakyat

(5)

adalah usaha yang digunakan sebagai usaha sampingan yang memiliki sapi perah kurang dari 10 ekor sapi laktasi dewasa atau memiliki jumlah seluruh kurang dari 20 ekor sapi perah. Atmadilaga (1975) menyatakan bahwa usaha ternak rakyat atau usaha ternak tradisional adalah suatu kegiatan usaha dalam memanfaatkan ternak dengan cara statis menurut tradisi turun menurun tanpa sepenuhnya mengikuti prinsip ekonomi, sedangkan perusahaan peternakan adalah orang perseorangan atau korporasi, baik berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengelola usaha Peternakan dengan kriteria dan skala tertentu. Tujuan utama dari peternakan rakyat yaitu umumnya sebagai pendapatan keluarga yang terbesar untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, sedangkan perusahaan peternakan bertujuan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

Usaha ternak sapi perah merupakan usaha yang mempunyai sifat maju, yang secara selektif menggunakan masukan teknologi sehingga secara proporsional mampu meningkatkan produksi akan tetapi dalam praktek peternak tidak sepenuhnya memahami penggunaan teknologi tersebut (Emawati, 2011).

Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Holstein Friesian (FH) atau yang lebih dikenal dengan Fries Holland merupakan bangsa sapi yang berasal dari negara Belanda. Menurut Sudono (1999) sapi jenis FH merupakan sapi perah yang produksi susunya tertinggi dibandingkan dengan bangsa-bangsa sapi lainnya, dengan kadar lemak yang rendah. Meskipun produktivitas susu sapi untuk bangsa sapi FH di Indonesia masih tergolong rendah yaitu rata-rata 8-10 liter per hari per ekornya. Menurut Makin (2011), ciri-ciri sapi Holstein Friesian (FH) adalah berwarna hitam dengan bercak putih atau terus hitam kebawah.

(6)

1.3 Keberhasilan Usaha Sapi Perah

Usaha ternak dapat diartikan sebagai kesatuan organisasi antara kerja, modal dan pengelolaan yang ditujukan untuk memeroleh produksi peternakan (Hermanto, 1988). Usaha ternak menurut CGIAR yang dikutip Reijntjes et.al. (1999) bukanlah sekedar kumpulan tanaman dan hewan, dimana orang bisa memberikan input apa saja dan kemudian mengharapkan hasil langsung, namun merupakan suatu jalinan yang kompleks yang terdiri dari tanah, tumbuhan, hewan, peralatan, tenaga kerja, input lain, dan pengaruh-pengaruh lingkungan yang dikelola oleh seseorang yang disebut peternak sesuai dengan kemampuan dan aspirasinya.

Keberhasilan usaha ternak terlihat dari adanya peningkatan kualitas dan kuantitas ternak serta peningkatan kualitas peternak dimana mereka memiliki tingkatan pengetahuan yang lebih tinggi dan dapat memanfaatkan peluang usaha serta mampu, memelihara dan memperbaiki faktor produksinya. Indikator keberhasilan usaha ternak dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang diperoleh peternak dalam mengelola suatu usaha ternak. Semakin besar pendapatan yang diterima oleh peternak akan semakin besar pula tingkat keberhasilan usaha ternaknya.

1.3.1 Populasi Sapi Perah

Populasi adalah kumpulan organisme yang berasal dari spesies yang sama dan hidup di wilayah geografis yang sama pada waktu tertentu. Semakin tinggi populasi sapi perah yang dimiliki oleh peternak, makan semakin tinggi pula penerimaan yang peternak dapatkan.

(7)

1.3.2 Produksi Susu Sapi Perah

Sapi perah adalah jenis sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan air susu (Blakely dan Bade, 1994). Menurut Siregar (1996) Sapi perah adalah sapi yang diternakkan terutama sebagai penghasil susu. Menurut Sjahir (2003) agar peternak sapi perah dapat berhasil di dalam usaha sapi perahnya sehingga lebih menguntungkan, maka harus memiliki bibit unggul (rata-rata produksi 4270 liter). Menurut Sudono (1999) sapijenis FH merupakan sapi perah yang produksi susunya tertinggi dibandingkandengan bangsa-bangsa sapi lainnya, dengan kadar lemak yang rendah meskipunproduktivitas susu sapi untuk bangsa sapi FH di Indonesia masih tergolong rendahyaitu rata-rata 8-10 liter per hari per ekornya. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan kualitas pada sapi perah itu sendiri juga pada pola pikir peternak.

1.3.3 Penerimaan

Penerimaan yaitu banyaknya nilai produksi hasil usaha ternak yaitu dari hasil penjulan susu. Penerimaan tunai didasarkan pada hasil penjualan produksi usaha tani, baik berupa tanaman atau ternak sedangkan penerimaan yang diperhitungkan termasuk didalamnya usaha tani yang dikonsumsi, nilai ternak akhir dan nilai hasil ternak (Soekartawi, 2002). Sulthoni (2008), mengatakan bahwa sumber penerimaan terbesar dalam usaha sapi perah adalah penjualan susu. Penerimaan yang berasal dari penjualan susu dipengaruhi oleh jumlah ternak yang dimiliki, kuantitas dan kualitas susu. Semakin banyak ternak yang dimiliki maka produksi susu yang dihasilkan akan semakin banyak. Namun, jika kualitas susu yang dihasilkan peternak jelek maka harga jual susu akan rendah.

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan kawasan. 3) Pengembangan sknario, adalah merupakan tahap perumusan hasil analisis dan menjelaskan langkah-langkah utama yang perlu dikembangkan untuk

Dalam penanganan pelanggaran keimigrasian dan untuk menampung para pencari suaka tersebut maka dibentuklah Rumah Detensi Imigrasi yang bertujuan untuk menangani

Oleh karena itu judul skripsi yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah “Televisi dan Budaya Populer (Studi Korelasi antara Terpaan Media Massa Televisi

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah Penduduk Miskin, variabel Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Kepadatan Penduduk, variabel PDRB

Memilih Data Input dan Estimasi Model 4 Variabel dapat diukur dengan seperangkat pertanyaan (indikator) dalam kuesioner dengan tipe jawaban yang digunakan biasanya menggunakan

Berdasarkan kesimpulan dan hasil pengujian yang telah dilakukan dari penelitian dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara tingkat stres kerja

Penelitian ini bertujuan mengetahui latar belakang berdirinya Universitas Al Asyariah Mandar (UNASMAN), perkembangan UNASMAN dalam kurung waktu 2004 hingga 2018 serta

Hal ini disebabkan karena jumlah butiran lemak dalam susu kambing memiliki diameter yang lebih kecil dan homogen dibandingkan dengan susu sapi, sehingga selama proses