• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, penelitian ini mengambil lokasi di Badan Pemeriksa Keuangan RI. Pemilihan tempat ini didasarkan atas kemudahan peneliti mendapatkan akses untuk informasi yang diperlukan. Kondisi mutlak diperlukan agar kendala-kendala di lapangan dapat diminimalisasi. Penelitian ini berlangsung selama enam bulan, mulai sejak September 2002 hingga Februari 2003.

3. 2 Populasi

Menurut Sugiyono (2000) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelalajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam pengertian tersebut, tidak hanya pada jumlah tetapi juga meliputi sifat yang dimiliki oleh subyek atao obyek yersebut, Adapun untuk populasi penelitian ini adalah seluruh tenaga auditor pada Badan pemeriksa Keuangan (BPK) yang berjumlah 994 orang, terdiri atas;

1. Auditama I sebanyak 96 orang; 2. Auditama II sebanyak 206 orang; 3. Auditama III sebanyak 315 orang;

(2)

4. Auditama IV sebanyak 181 orang; dan 5. Auditama V sebanyak 196 orang.

3.3 Disain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan komputer, kemampuan manajerial dan motivasi kerja, baik secara sendiri-sendiri, maupun secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja auditor. Untuk lebih jelasnya sasaran yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mempelajari seberapa besar pengaruh:

(1) Kemampuan komputer terhadap kinerja auditor; (2) Kemampuan manajerial terhadap kinerja auditor; (3) Motivasi kerja terhadap kinerja auditor; dan

(4) Kemampuan komputer, kemampuan manajerial, motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja auditor.

Dengan demikian, penelitian ini akan mengkaji empat variabel, yaitu: (a) kemampuan komputer; (b) kemampuan manajerial dan (c) Motivasi kerja, sebagai variabel bebas yang diberi notasi (X1), (X2),dan (X3), sedangkan variabel

terikatnya adalah kinerja auditor yang dinotasikan sebagai ( Y ).

Berdasarkan pembagian variabel tersebut, desain penelitian ini dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1

(3)

X

1

X

3

Y

X

2

Gambar 3.1 Disain Penelitian

Keterangan: X1 = Kemampuan Komputer X2 = Kemampuan Manajerial X3 = Motivasi kerja Y = Kinerja Auditor

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Kinerja Auditor (Y)

Kinerja auditor sebagai variabel terikat, secara konseptual, dapat diartikan sebagai ketepatan pelaksanaan hal-hal yang terkait dengan tugasnya dan menjamin optimalnya unjuk kerja seseorang.

(4)

Secara operasional, kinerja auditor dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai ketepatan pelaksanaan tugas-tugas auditor yang terkait dengan tugasnya dan menjamin optimalnya unjuk kerjanya. Ketepatan pelaksanaan tugas-tugas auditor yang terkait dengan tugasnya adalah (1) jadwal, (2) ketentuan atau prosedur, (3) pemenuhan persyaratan dan (4) kemampuan. Keempat hal yang terakhir ini dijadikan sebagai indikator untuk menilai tinggi rendahnya kinerja auditor. Dengan demikian, item yang akan dijadikan instrumen penelitian terdiri atas: (1) jadwal,

(2) ketentuan atau prosedur, (3) pemenuhan persyaratan dan (4) kemampuan.

3.4.2 Kemampuan Komputer (X1)

Kemampuan komputer sebagai variabel bebas pertama (X1), secara

konseptual, berarti kemampuan untuk merealisaikan kemampuan berpikir mengenai komputer pada kemampuan untuk melaksanakannya dalam suatu pekerjaan.

Secara operasional kemampuan komputer dalam penelitian ini dibatasi sebagai kemampuan para auditor dalam merealisasikan kemampuan berpikirnya ke dalam tindakan yang terkait dengan penggunaan komputer, baik yang menyangkut perangkat keras, maupun perangkat lunak dan mampu mengoperasikannya serta mengusai sedikit banyak mengenai jaringan.

(5)

Sesuai dengan definisi operasional di atas, maka indikator kemampuan komputer yang akan dikembangkan ke dalam instrumen penelitian adalah:

(1) perangkat keras (2) perangkat lunak (3) pola pengoperasian,

(4) penguasaan jaringan internal maupun ekternal.

3.4.3 Kemampuan Manajerial (X2)

Secara konseptual, kemampuan manajerial, sebagai variabel bebas kedua (X2) adalah kapasitas dan kapablitas seseorang dalam menerapkan fungsi-fungsi

manajemen dalam melaksanakan pekerjaannya.

Secara operasional, kemampuan manajerial dalam penelitian ini dibatasi sebagai kapasitas dan kapabilitas para auditor dalam mengimplentasikan fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan pemeriksaan. Fungsi-fungsi-fungsi manajemen dalam hal ini juga dibatasi hanya mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Keempat fungsi ini dapat dijadikan indikator untuk mengukur kemampuan manajerial auditor

Indikator yang akan dikembangkan menjadi item dalam instrumen penelitian adalah:

(1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pengarahan, dan (4) Pengawasan.

(6)

3.4.4 Motivasi kerja (X3)

Secara konseptual, motivasi kerja merupakan dorongan intrinsik yang dimiliki seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang dapat ditingkatkan oleh dirinya sendiri maupun lingkungannya.

Secara operasional motivasi kerja dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai dorongan intrinsik yang dimiliki auditor untuk melakukan kegiatan pemeriksaan yang efektif yang dapat ditingkatkan oleh dirinya sendiri maupun lingkungannya. Dorongan ini dapat terlihat dari perilaku, kebutuhan berprestasi, kebutuhan berafliasi, kebutuhan kekuasaan, dan tanggapan terhadap imbalan (insentif).

Sesuai dengan paparan di atas, maka indikator yang akan diuraikan ke dalam instrumen penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

(1) perilaku,

(2) kebutuhan berprestasi, (3) kebutuhan berafliasi, (4) kebutuhan kekuasaan, dan

(5) tanggapan terhadap imbalan (insentif).

Berdasarkan indikator-indikator di atas, maka dilahirkanlah instrumen penelitian berupa angket/kuesioner yang masing-masing variabel terdiri atas 20 butir pernyataan dengan lima opsi jawaban. Masing - masing instrumen menggunakan angket skala Likert dengan alternatif pilihan: Selalu, Sering, Kadang-kadang, Jarang, Tidak Pernah. Untuk pernyataan positif, masing-masing pilihan diberi bobot:

(7)

5. untuk pilihan “Selalu” (SL); 4. untuk pilihan “Sering” (SR);

3. untuk pilihan “Kadang-kadang” (KK); 2. untuk pilihan “Jarang” (JR);

1. untuk pilihan “Tidak Pernah” (TP).

Untuk pernyataan negatif skor nilai diatas diterapkan secara terbalik, dengan teknik sebagai berikut;

1. untuk pilihan “Selalu” (SL); 2. untuk pilihan “Sering” (SR);

3. untuk pilihan “Kadang-kadang” (KK); 4. untuk pilihan “Jarang” (JR);

5. untuk pilihan “Tidak Pernah” (TP)

Distribusi penyebaran item untuk masing-masing variabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.1

(8)

Tabel 3.1

Distribusi Penyebaran Item Berdasarkan Indikatornya

Variabel Indikator Jumlah

Butir No Butir Kinerja Pegawai (Y) 1. Menyusun jadwal 2. Mematuhi ketentuan/prosedur 3. Memenuhi persyaratan 4. Kemampuan 5 butir 5 butir 5 butir 5 butir 1 - 5 6 - 10 11 - 15 16 - 20 Kemampuan Komputer (X2) 1. Operasional komputer 2. Jaringan komputer 3. Perangkat lunak 4. Perangkat keras 5 butir 5 butir 5 butir 5 butir 1 - 5 6 - 10 11 - 15 16 - 20 Kemampuan Manajerial (X2) 1. Perencanaan. 2. Pengorganisasian 3. Pengarahan . 4. Pengawasan . 5 butir 5 butir 5 butir 5 butir 1 - 5 6 - 10 11 - 15 16 - 20 Motivasi kerja (X3) 1. Perilaku . 2. Kebutuhan berprestasi 3. Kebutuhan Berafliasi 4. Kekuasaan

5. Tanggapan terhadap insentif

4 butir 4 butir 4 butir 4 butir 4 butir 1 - 4 5 - 8 9 - 12 13 - 16 17 - 20 Jumlah 60 butir ---

(9)

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan sifat yang dimiliki oleh populasi, jika sampel tidak memiliki sifat seperti yang dimiliki populasi maka sampel tersebut dianggap tidak mewakili (representatif).

Sampel penelitian ini ditarik dengan teknik stratified propotional random

sampling, yakni dengan menarik sampel secara proporsional berdasarkan

stratanya. Teknik ini dipilih agar strata yang terdapat dalam populasi terwakili secara proporsional dan peluang untuk terpilih menjadi sampel, bagi semua anggota populasi berdasarkan stratanya mempunyai peluang yang sama. Strata yang digunakan dalam penarikan sampel ini adalah bidang pemeriksaannya (Auditama). Jumlah sampel yang ditarik ditetapkan sebanyak 10%. Penetapan angka ini sesuai dengan pendapat Newman (2000) yang menyatakan bahwa jumlah populasi antara 1000 sampai 10.000 dapat ditarik sampel sebanyak 10% agar data yang dihasilkan lebih representatif. Dengan demikian , jumlah sampel penelitian ini adalah 102 orang dan distribusinya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Distribusi Penyebaran Sampel

Bidang pemeriksaan Jumlah populasi 10% Pembulatan

Auditama I 96 9,6 10 Auditama II 206 20,6 21 Auditama III 315 31,5 32 Auditama IV 181 18,1 19 Auditama V 196 19,6 20 Total 994 102

(10)

3.6 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan didalam penelitian ini terkait dengan kondisi keempat variabel penelitian yang telah ditetapkan. Data ini dikumpulkan dengan berbagai teknik, namun secara garis besarnya dapat dibagi ke dalam dua teknik, yaitu;

a. Teknik penelitian lapangan, teknik penelitian ini dilakukan dengan turun langsung ke lapangan (survei) dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner.

b. Teknik penelitian kepustakaan, teknik ini dilakukan untuk mendukung gagasan teoritik atau konseptual mengenai variable-variabel penelitian, yang dalam hal ini didukung dengan alat pengumpulan data melalui buku-buku teks atau literature yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk membuat instrumen penelitian .

3.7 Analisis Data

3.7.1 Validitas dan Reliabilitas

Pengukuran validitas dan reliabilitas saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Luthans (1992) menyatakan bahwa validitas terbukti bila pengukuran dilakukan dengan mengukur yang seharusnya diukur. Untuk mengukur validitas dari suatu instrumen penelitian, instrumen tersebut harus reliable.

Reliabilitas dari instrumen penelitian didasarkan pada kekonsistenan dan kestabilan dari instrumen yang digunakan dalam melakukan pengukuran variabel

(11)

penelitian. Sugiyono, (1997). Selanjutnya dijelaskan pengukuran reliabilitas juga menyangkut pengukuran dalam kekonsistenan dan kestabilan perilaku variabel .

Terdapat beberapa teknik dalam melakukan test reliabilitas dari instrumen penelitian, yaitu Cronbach Alpha, Gutman Split Half Test, Spearman Brown Coeffciant dan Test Retest Sugiyono (2000). Dalam penelitian ini digunakan metode Spearman Brown Split Half Test. Alasannya adalah data yang dihasilkan oleh instrumen penelitian bersifat kontinum sehingga sangat cocok menggunakan metode ini.

Reliability dari suatu instrumen penelitian diindikasikan dengan derajat koefisien reliabilitasnya. Guilford dan Ruchter (1973) menyarankan bahwa dalam praktek, koefisien reliabilitas harus lebih besar dari 0.7. Koefisien reliabilitas yang melebihi angka 0.7, mengindikasikan bahwa instrumen yang digunakan merupakan alat ukur yang stabil.

3.7.2 Analisis Statistik

Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data ordinal yang digunakan tidak hanya untuk variabel bebas, tetapi juga variabel terikat . Data ordinal ini terdapat pilihan 1 sampai 5 dimana makin besar angka makin penting atau tinggi sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.

Tingkat kepercayaan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 95%. Angka ini ditetapkan berdasarkan konsensi bahwa dalam penelitian social, statistical analisis pada dasarnya menggunakan = 0.05 atau 5%. Ketetapan ini

(12)

memiliki arti bahwa kesalahan dalam menentukan hipotesis untuk setiap 100 kasus adalah 5.

3.7.3 Hipotesis Statistik

Berdasarkan masalah dan tujuan dari penelitian serta model penelitian yang akan digunakan, terbentuk hipotesa sebagai berikut

1. Ho: Kemampuan komputer tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.

H1 : Kemampuan komputer berpengaruh terhadap kinerja auditor. 2. Ho: Kemampuan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja

auditor;

H1: Kemampuan manajerial berpengaruh terhadap kinerja auditor;

3. Ho : Motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor; H1 : Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor;

4. Ho: Kemampuan komputer, kemampuan manajerial, dan motivasi kerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.

H1 : Kemampuan komputer, kemampuan manajerial, dan motivasi kerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.

(13)

Sesuai dengan hipotesis statitistik di atas, maka penelitian ini akan menggunakan teknik analisis regresi ganda mengingat variabel bebas penelitian ini lebih dari satu. Notasi rumus regresi ganda ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + E

Notasi tersebut berarti: X1 = kemampuan komputer

X2 = kemampuan manajerial

X3 = motivasi kerja

Y = kinerja auditor E = error yang terjadi

Jika notasi di atas diinterpretasikan, maka artinya adalah variabel kinerja sebagai variabel terikat dapat dipengaruhi oleh variabel kemampuan komputer (X1), kemampuan manajerial (X2 ), dan motivasi kerja (X3), baik secara

sendiri-sendiri, maupun secara bersama-sama yang tercermin dari harga betanya (β). Dalam proses perhitungan yang terkait dengan pengujian hipotesis penelitian ini akan digunakan piranti lunak program SPSS for windows Versi 11,0.

3.7.4 Uji Hipotesis

Uji Model Regresi Ho : β0 = β1 = β2 = β3

H1 : minimal ada satu β1 ≠ 0

Dalam pengujian ini menggunakan The F Test. Aczel, (1999) dengan tingkat kesalahan = 0,05 atau 5%. Setelah melakukan Uji Model Regresi, maka

(14)

dilanjutkan kembali dengan uji satu persatu dari variabel bebas, dilanjutkan dengan uji satu per satu. Untuk menguji signifikansi model regresi ini dilakukan uji t. Sugiyono, (2001) mengatakan rumus t dapat digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis yang ada, tetapi untuk menggunakannya perlu diketahui dahulu nilai r dan sampel. Dengan cara membandingkan dengan t table sehingga bila t hitung lebih besar maka dapat ditentukan Ho dapat diterima atau r memang berkorelasi positif. Notasi rumus t ini dapat dilihat berikut ini.

r T =

1 - r2 n - 2

Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: Untuk Y (kinerja) terhadap X1,X2, dan X3:

1. Ho : = 0 , antara kinerja tidak terdapat hubungan dengan X1 H1 : ≠ 0 , antara kinerja terdapat hubungan dengan X1 2. Ho : = 0 , antara kinerja tidak terdapat hubungan dengan X2 H1 : ≠ 0 , antara kinerja terdapat hubungan dengan X2 3 Ho : = 0 , antara kinerja tidak terdapat hubungan dengan X3 H1 ≠ 0 , antara kinerja terdapat hubungan dengan X3

Selanjutnya untuk menentukan seberapa baik model regresinya dapat dihitung dengan multiple coefficient of determination.

Gambar

Gambar 3.1 Disain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dimana semakin besar kenaikan nilai SNR pada sinyal antara saat sinyal bercampur noise sebelum dan sesudah difilter, maka menunjukkan proses pemfilteran FIR bekerja

Polisi merupakan aparat penegak hukum yang berkewajiban dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat, kepolisian merupakan lembaga pengayoman

Seperti terlihat pada Gambar 4 .1 bahwa semakin lama umur mortar akan semakin besar nilai susut (shrin ka ge) yang terjadi. Hal ini menunjukkan material patch ini

Distribusi hiposenter awal berdasarkan penentuan waktu tiba gelombang P dan S, dan durasi, baik dari sinyal waktu maupun spektrogram masih belum realistis

Berikut adalah keterangan gambar 3.2, pada langkah awal data pelatihan yang sudah didapat dari kuisioner kemudian dilakukan preprocessing secara manual, tujuan

Selain itu ada komponen adaptability yang mempengaruhi efektifitas kerjasama tim melalui adanya kemampuan perawat dapat menangani perubahan situasi yang terjadi dalam tim, seperti

Untuk obyek dengan diameter yang berbeda (ellips) dan sisi yang berbeda (segita sembarang dan persegi panjang) mempunyai range nilai kebundaran dari obyek yang

1) Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing-masing diungkapkan secara terpisah. Bunga dan dividen diklasifikasikan secara konsisten