• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kumpulan Naskah. KN PRBBK XIII Mataram- NTB, September 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kumpulan Naskah. KN PRBBK XIII Mataram- NTB, September 2017"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

1 Daftar Isi | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

KN PRBBK XIII

Mataram- NTB, 12-14 September 2017

Kumpulan Naskah

“Menguatkan Tata Kelola Sumber Daya Berbasis

Komunitas Menuju Masyarakat Tangguh Bencana”

(2)

2 Daftar Isi | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII Jakarta 2016

Daftar Isi

DAFTAR ISI ... 2

KATA PENGANTAR ... 4

KERANGKA ACUAN KN PRBBK XIII ... 5

AGENDA KEGIATAN KN PRBBK XIII ... 11

DEKLARASI BANDUNG 2016 ... 14

PANEL DISKUSI ... 18

KUMPULAN NASKAH ... 21

TATA KELOLA SUMBER DAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI INDONESIA ... 21

DATA DASAR DAN INDIKATOR KOMUNITAS TANGGUH ... 24

1. DATA DASAR DAN INDIKATOR KOMUNITAS TANGGUH ... 24

PERLINDUNGAN PELAKU PRBBK DAN KELOMPOK RENTAN BERBASIS KOMUNITAS ... 30

2. PERLINDUNGAN PELAKU PRBBK DAN KELOMPOK RENTAN ... 30

PEMBELAJARAN KEBIJAKAN PRBBK DI INDONESIA ... 32

3. KEBIJAKAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI INDONESIA 32 PENDANAAN, PEMANGKU KEPENTINGAN, BUDGET DAN EVALUASI PRBBK ... 38

4. STRATEGI PENGANGGARAN DALAM UPAYA MEMBANGUN KETANGGUHAN BERBASIS MASYARAKAT DI SUMATRA BARAT ... 38

KESIAPSIAGAAN BENCANA ... 43

5. PEMODELAN PUSAT INFORMASI DAN EDUKASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM BERBASIS TEKNOLOGI YANG RAMAH ANAK DAN ORANG MUDA DI KOTA JAKARTA 43 SIKAP ALTRUISME RELAWAN PENANGGULANGAN BENCANA PADA KOMUNITAS PRAMUKA PEDULI DI MALUKU ... 54

6. KESIAPAN DINAS KESEHATAN DAN KEPEMIMPINAN BUPATI/ KEPALA DAERAH DALAM PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG ... 63

KEDARURATAN BENCANA ... 66

7. PERAN DAN PENDEKATAN PARALEGAL KOMUNITAS DALAM MENDAMPINGI PEREMPUAN KORBAN TSUNAMI MENDAPATKAN HAK KEPEMILIKAN ... 72

8. OPERASIONALISASI RENCANA KONTINJENSI BANJIR KELURAHAN SAAT TERJADI BENCANA BANJIR STUDI KASUS KELURAHAN DI DKI JAKARTA ... 80

KETANGGUHAN MASYARAKAT ... 86

9. KETANGGUHAN PULAU: MEMBANGUN KETAHANAN MASYARAKAT DAN SEKOLAH PESISIR DI KABUPATEN LEMBATA DAN NAGEKEO ... 86

(3)

3 Daftar Isi | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

KEBIJAKAN PRB API ... 99

10. DUKUNGAN KEARIFAN LOKAL PADA IMPLEMENTASI DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA SEBAGAI AKSI NYATA PENGELOLAAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS ... 99

PRB INKLUSI ... 109

11. PEMBELAJARAN KETERLIBATAN KOMUNITAS DIFABEL DALAM KEBENCANAAN DI SUKOHARJO 109 12. SEBUAH CATATAN USAHA PERJUANGAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KONSERVASI INKLUSI

KAMPUNG AMPIANG PARAK ...112

13. KARAKTERISTIK TANAH PADA LERENG RAWAN LONGSOR DAN MITIGASI BENCANA (STUDI KASUS: BENCANA LONGSOR DI KINTAMANI BALI) ...116

14. KARAKTERISTIK GEOLOGI DAN TINGKAT KERAWANAN BENCANA LONGSOR DI CIPTAHARJA, KECAMATAN CIPATAT DAN SEKITARNYA SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR...120

KETANGGUHAN ANAK DAN SEKOLAH ... 126

15. RESILIENSI ANAK USIA 9-12 TAHUN KORBAN BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI POS PENGUNGSIAN BATU KARANG KABUPATEN KARO ...126

16. “MENGUATKAN SINERGITAS KOMUNITAS SEKOLAH DAN MASYARAKAT ...131 17. MENUJU DESA TANGGUH BENCANA; PEMBELAJARAN DARI ACEH”. ...131

18. BELAJAR DARI PENGALAMAN: FAKTOR KEGAGALAN MENGELOLA SUMBERDAYA KOMUNITAS UNTUK WUJUDKAN SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA...139

19. ANAK DAN KAUM MUDA SAHABAT PRB-API ...147 20. PEMBERDAYAAAN ANAK SEBAGAI PELAKU ADVOKASI PRB-API MELALUI CDST 153 21. KOMPLIKASI SEKOLAH MADRASAH TANGGUH BENCANA ...162

(4)

4 Kata Pengantar | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Kata Pengantar

onferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas ke XIII ini bertema “Menguatkan Tata Kelola Sumberdaya Berbasis Komunitas menuju Masyarakat Tangguh Bencana”. Panitia penyelenggara mengundang para pemerhati dan praktisi pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas di Indonesia mengirimkan abstraknya. Ada 7 orang panitia seleksi naskah menyeleksi sejumlah 28 abstrak. Panitia seleksi ada yang bekerja sebagai pendidik dan sekaligus peneliti (di Darwin - Australia, Manado - Sulawesi Utara, Depok – Jawa Barat, dan Berlin - Jerman), praktisi di Kupang dan Jakarta dan seorang kandidat doktor sekaligus pengurus Perkumpulan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia.

Dari 28 abstrak itu, ada 3 yang mengundurkan diri. Seluruh abstrak yang diterima diminta mengirim naskah lengkapnya yang dapat dibaca dalam dokumen ini. Secara tematik, panitia pengarah KN PRBBK Ke XIII membaginya menjadi 6 tema besar, yaitu kesiapsiagaan, kedaruratan bencana, ketangguhan masyarakat, ketangguhan anak dan sekolah, kebijakan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana, dan pengurangan risiko bencana inklusif. Naskah-naskah lengkap yang berhasil dikumpulkan oleh panitia penyelenggara dikumpulkan dalam kumpulan naskah ini untuk memudahkan peserta memilih dan mengikuti panel yang diminatinya. Ada juga 4 panel mendahuluinya yang merupakan mandate dari KN PRBBK ke XII di Bandung tahun lalu, yaitu mengenai data dasar dan indicator komunitas tangguh, perlindungan pelaku PRBBK dan kelompok rentan yang berbasis komunitas, advokasi dan pembelajaran PRBBK di Indonesia, serta pendanaan, pemangku kepentingan, budget dan evaluasi PRBBK. Sayangnya belum semua naskah panel 1 s/d 4 termuat dalam kumpulan naskah ini.

Beberapa praktik baik maupun praktik buruk yang dilakukan oleh parapihak dalam meningkatkan ketangguhan masyarakat akan ditunjukkan dalam konferensi ini. Pembelajaran ini pengelolaan sumberdaya komunitas sekaligus merupakan refleksi, bahwa sumberdaya internal yang dapat digunakan ternyata melebihi sumberdaya luar. Sumberdaya tersebut akan menjadi lebih efektif dan efisien penggunannya ketika kita mampu mengelola secara lebih baik. Oleh karenya konferensi ini hendaknya menjadi proses pembelajaran kita semua untuk dapat mengelola sumberdaya dengan lebih baik.

Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno M. Si. Ketua Panitia Pengarah

(5)

5 Kerangka Acuan KN PRBBK XIII | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Kerangka Acuan KN PRBBK XIII

Mataram, 12-14 September 2017

I. Latar Belakang

Lebih dari 62% wilayah Indonesia memiliki risiko bencana tinggi atau 322 dari 514 kabupaten/kota; dan 34% wilayah memiliki risiko sedang atau 174 dari 514 kabupaten/kota1. Kondisi ini tidak terlepas dari kondisi geografis, geologis maupun iklim Indonesia. Tiga lempeng bumi aktif yang menghimpit Indonesia menempatkan sebagian besar wilayah Indonesia secara alamiah rawan gempa, tsunami dan longsor. Indonesia menjadi bagian dari cincin api Pasifik (Pacific ring of fire), sehingga berpotensi terhadap erupsi 127 gunungapi aktif. Iklim tropis merupakan konsekwensi posisi Indonesia pada garis khatulistiwa mengakibatkan seluruh wilayah berpotensi terhadap banjir, longsor, kekeringan, angin ribut, wabah atau hama. Kondisi ini selanjutnya diperparah dengan dampak perubahan iklim, pola dan program pembangunan yang tidak berkelanjutan, semakin meningkatnya praktik-praktik ekstraksi sumber daya alam dan perkebunan yang semakin meningkatkan risiko bencana.

Pada periode tahun 2005-2015, Indonesia mengalami perubahan besar dalam penanggulangan bencana (PB).Ada undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan menteri serta peraturan kepala badan setingkat menteri terkait penanggulangan bencana.Ada program penanggulangan bencana yang terencana di Kementerian/Lembaga, ada lembaga setingkat menteri untuk mengurus bencana, dan terbentuk forum-forum pengurangan risiko bencana di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.Capaian ini membuat UN ISDR menganugerahi sebuah penghargaan tertinggi berupa Sasakawa Award for Disaster Reduction dan Global Champion for DRR. Indonesia menjadi salah satu rujukan dan laboratorium dunia atas berbagai upaya PRB sebagai pengarusutamaan PB maupun pembangunan. Perubahan paradigma PRB menempatkan penanggulangan bencana lebih luas lagi sampai pada aspek-aspek yang memiliki korelasi langsung atau tidak langsung terhadap risiko bencana.Walaupun demikian diakui masih banyak hal perlu dibenahi dalam penanggulangan bencana di Indonesia, misalnya perlunya revisi UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, penyelarasan peraturan dan perundangan terkait penanggulangan bencana, sinkronisasi program-program K/L/SKPD/Dunia Usaha dan masyarakat sipil, pengembangan kapasitas di semua tingkatan, dan koordinasi lintas bidang, program, sektor, dan wilayah.

Hal terpenting dari paradigma PRB adalah komunitas sebagai pelaku utama PB dan lingkungan bagian dari PRB. Komunitas telah menunjukkan peran dan kemampuannya dalam penanganan bencana yang lebih baik, misalnyaerupsi gunung Merapi, gunung Kelud, banjir disepanjang sungai Ciliwung atau banjir bandang di Negeri Lima - Maluku Tengah. Kemampuan komunitas mengurangi risiko bencana tergantung pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengelola ancaman danmengurangi kerentanan meningkatkan kapasitasnya. Di Negara-negara lain pun upaya komunitas merupakan 70% dari seluruh upaya tanggap darurat, pemulihan, kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. II. Tema Konferensi & Perkembangan Konferensi

Simposium Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK, Community-based Disaster Risk Management - CBDRM) merupakan media semua untuk saling bertukar pengalaman dan pembelajaran, alat-alat serta kerangka kerja untuk membangun jaringan kerja pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas di Indonesia. Simposium yang kemudian disebut KN-PRBBK ini diprakarsa oleh kalangan organisasi masyarakat sipil pada tahun 2004.

Simposium CBDRM I pada bulan Agustus 2004 di Yogyakarta memotret berbagai kegiatan PRBBK di lapangan. Simposium CBDRM II di Jakarta menghasilkan Deklarasi Cikini dan sekaligus merumuskan

(6)

6 Kerangka Acuan KN PRBBK XIII | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

metode, praktek dan kerangka kerja PRBBK. Hasil Simposium CBDRM III digunakan sebagai strategi utama dalam pengurangan risiko bencana nasional yang terangkum dalam buku panduan (Living Guidebook) CBDRM. Simposium CBDRM IV mempromosikan akuntabilitas negara terhadap Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Konferensi2 Nasional PRBBK V di Makassar mendorong pelembagaan gerakan pengurangan risiko bencana berbasis komunitas sebagai gerakan bersama dengan menjadikan Konferensi Nasional PRBBK yang diselenggarakan secara rutin sebagai salah satu perangkat gerakan ini. Konferensi Nasional PRBBK VI di Jakarta memotret daerah perkotaan sebagai wilayah yang perlu mendapat perhatian dalam hal pengerahan sumberdaya, terutama komunitasnya, terkait dengan Pengurangan Risiko Bencana. Konferensi Nasional PRBBK VII di Yogyakarta digunakan untuk melihat bagaimana proses pemulihan dengan menggunakan perspektif PRBBK. Konferensi Nasional PRBBK VIII dilaksanakan di Kupang NTT dengan mengangkat tema Kepemilikan, Akuntabilitas dan Ketataprajaan PRBBK. KN PRBBK IX bulan Juni tahun 2013 di Padang mendorong visibilitas perempuan dan anak perempuan dalam pembentukan komunitas tangguh bencana, termasuk di dalamnya sebagai gambaran umum atas perhatian dan fakta untuk melindungi perempuan pada sebelum-saat-setelah bencana. Mengangkat pemahaman atas keadilan gender dan inklusifitas gerakan PRBBK dengan tidak selalu menempatkan Perempuan dan Anak Perempuan sebagai objek yang membutuhkan pertolongan. KN PRBBK X di Bengkulu pada bulan Oktober mengangkat tema “Ketangguhan Masyarakat Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Terhadap Bencana dan Perubahan Iklim”. Pemilihan bulan Oktober sebagai bulan PRB juga telah dijadikan agenda rutin oleh BNPB dan BPBD seluruh Indonesia merupakan salah satu upaya proses dan hasil konferensi dapat langsung diangkat pada pertemuan nasional yang dikuti oleh para pihak oleh penyelenggara Negara. Tema integrasi API dalam PRB serta isu kepulauan kecil menjadi sangat krusial untuk menjadi pertimbangan dalam PB. Tahun 2015 KN PRBBK XI mengangkat tema “Membangun Ketangguhan Komunitas dalam Mereduksi Bencana Lingkungan dan Industri” telah menjadi media untuk memperkuat gerakan pengurangan risiko bencana secara komprehensif dan sistematis dengan didukung oleh suatu komitmen yang kuat dari semua pihak (stakeholders).Tahun 2016 KN PRBBK XII mengangkat tema “Perlindungan sebagai Upaya Memastikan Ketangguhan Komunitas”.Tema ini diharapkan dapat menggarap beragam isu perlindungan, dari perlindungan ekosistem, perlindungan sarana dan prasarana vital, perlindungan sumber produksi dan pasar lokal, dan perlindungan kelompok rentan, termasuk isu-isu perlindungan anak.

Tahun 2017 KN PRBBK XIII mengangkat Tema “Menguatkan Tata Kelola Sumber Daya Berbasis Komunitas Menuju Masyarakat Tangguh Bencana”

. Isu ini sudah sering dibicarakan secara terpisah dari pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas. Dalam kenyataan skala permasalahannya menunjukkan kerusakan sumber daya mengalami peningkatan setiap tahunnya.Tata kelola sumber daya yang masih berpusat pada pemerintah merupakan salah satu sumber pemicu kerusakannya.

III. Tujuan dan Sasaran Konferensi Nasional PRBBK XIII

Tujuan KN PRBBK XIII ini adalah sebagai wahana memantau, memperkuat dan memperluas gerakan pengurangan risiko bencana di Indonesia yang komprehensif. Isu penguatan tata kelola sumber daya sebagai komponen pengurangan risiko bencana perlu diposisikan lebih proporsional dalam PRB di Indonesia, agar manajemen risiko bencana lebih mampu memenuhi keseimbangan sosial, budaya, politik dan ekosistem dalam mewujudkan ketangguhan komunitas secara hakiki sebagai bagian hidup berkelanjutan. Berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui proses dialogis diharapkan mampu menjembatani berbagai kesenjangan dalam upaya PRBBK sekaligus mampu menyuarakan berbagai gagasan dan dukungan yang diperlukan dalam memperkuat perwujudan manusia yang bermartabat sebagai tujuan akhir dari PRBBK.

2

Kata simposium diubah menjadi konferensi, karena dianggap waktu untuk menabur dan menyemai isu PRBBK sudah memadai.Kata konferensi dianggap lebih mewakili situasi dan kondisi per-PRBBK-an di Indonesia.

(7)

7 Kerangka Acuan KN PRBBK XIII | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII Capaian yang diharapkan di akhir konferensi:

 Terpetakannya berbagai permasalahan pokok, kebutuhan, dan tata kelola sumber daya berbasis komunitas;

 Disepakatinya perangkat pemantauan dan evaluasi PRBBKdi Indonesia;

 Adanya kerangka kerja bersama untuk mencapai capaian PRBBK tahun 2018 dan tahun 2019 seperti termaktub dalam deklarasi Bandung (2016).

IV. Tempat dan waktu Konferensi Nasional PRBBK XIII

Sebelum konferensi dilakukan beragam kegiatan persiapan berupa seminar, diskusi, tour, lokakarya dan pelatihan di berbagai tempat. Bahkan dianjurkan pelaksanaan konferensi tingkat kabupaten dan provinsi mendahului pelaksanaan KN PRBBK XIII.

Kegiatan Waktu Tempat

Lokakarya Perangkat, Indikator, dan Proses Pemantauan dan Evaluasi PRBBK

28 Agustus 2017 Jakarta Lokakarya Data Dasar PRBBK di Indonesia 29 Agustus 2017 Jakarta Advokasi nomenklatur PRBBK dalam APBD dan APBDDes Agustus - September

2017

Jakarta Lokakarya Perlindungan Pelaku PRBBK dan Kelompok Rentan 30 Agustus 2017 Jakarta Lokakarya Pemutakhiran Panduan PRBBK Edisi 2011 Agustus 2017 Jakarta

Pelatihan Dasar PRBBK September 20173 Jakarta

Pelatihan Lanjut PRBBK September 2017 Jakarta

KN PRBBK XIII akan dilaksanakan selama 3 hari mulai hari Selasa tanggal 12 September 2017 sampai dengan hari Kamis tanggal 14 September 2017. Bertempat di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jl. Panji Tilar Negara No. 8, Taman Sari, Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat

V. Kepanitiaan Konferensi Nasional PRBBK XIII Panitia Penyelenggara:

MPBI sebagai pemegang mandat KN PRBBK XII bersama , Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat membentuk penyelenggara/kepanitiaan bersama dengan pemerintahan maupun Ornop atau Organisasi kemasyarakatan baik di tingkat Nasional maupun di wilayah Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini didukung oleh Pengurus Besar Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nadhlatul Ulama, Islamic Relief, Muslim Aid, Dompet Dhuafa, Catholic Relief Service (CRS), Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Sosial Republik Indonesia, Forum Pengurangan Risiko Bencana Nusa Tenggara Barat, KONSEPSI, KOSLATA, Suara NTB, Humanitarian Forum Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Pengurus IABI Pusat. Struktur Penyelenggara KN PRBBK XIII sebagai berikut:

Kepanitian terdiri dari:

MPBI, Forum PRB Provinsi Nusa Tenggara Barat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Rekan-rekan organisasi yang terkait dan peduli terhadap isu perlindungan dan kebencanaan, khususnya di wilayah Mataram dan sekitarnya.

Panitia Pengarah / Steering Committee (SC)

3

Direncanakan tanggal 14-18 Agustus 2017, namun jumlah peserta tidak memenuhi batas minimum, sehingga diundur menjadi September/Oktober 2017

(8)

8 Kerangka Acuan KN PRBBK XIII | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno MT(Ketua Prodi Manajemen Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta) Ir. H. Mohammad Rum MT (Kepala BPBD NTB)

Kristanto Sinandang M. Si (Presidium MPBI) Ir. Siti Agustini M. Sc.(Pengurus IABI Pusat)

Surya Rahman Muhammad S. Psi (Direktur Eksekutif Humanitarian Forum Indonesia)

M. Ali Yusuf (Ketua PB Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama) Syamsul Ardiansyah S.S (Dompet Dhuafa)

Rahmat Sabani (Ketua Forum PRB NTB) Panitia seleksi naskah

Dr. Jonatan Lassa, (Senior Lecturer Charles Darwin University, Darwin, Australia)

Ir. Avianto Amri MA, Ph.D Candidate (Sekretaris Perkumpulan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia, Jakarta)

Dicky Pelupessy, Ph.D (Ketua Pusat Krisis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok) H. Dwi Vidiarina S.Th. (Presidium Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia, Jakarta) Mercy Rampengan Ph.D (Dosen Universitas Negeri Manado, Manado)

Ir. Riyanti Djalante M.Sc., Ph.D (Pendidik dan Peneliti di Advance Study of Sustainability United Nations University, Berlin)

Silvia FanggidaE, M.Sc. (Direktur Perkumpulan PIKUL, Kupang) Panitia Penyelenggara / Organizing Committee (OC)

Ketua H. Iskandar Leman MPBI

Wakil Ketua 1 H. Arifuddin BPBD NTB

Bendahara & Keuangan Siti Istikanah MPBI

Novi Haryanto BPBD NTB

Hieronymus Kopong Bali MPBI

Sekretaris H. Ridho Ahyana BPBD NTB

Administrasi – kesekretariatan –

Herdianty M.G. Prayitno MPBI Aini Kurniawati Muslim Aid Zurhan Afriadi S Pd KOSLATA

Ramli SPd KOSLATA

Acara: Seminar, Diskusi terarah, Workshop dan pameran

Dewi Andaruni Andy Widayat

MPBI Dear Nugra Bestari

Sinandang

MPBI

Mohammad Taqiuddin KONSEPSI NTB Drs. Rujito Martowiyono KOSLATA Ahmad Junaidi SH KOSLATA Rama Aditya Rahim Muslim Aid Baiq Tutik Yuliana Muslim Aid Bagian Perlengkapan,

Akomodasi dan Transportasi

Bambang Sasongko Mulya Disurya

MPBI MPBI

Humas – media Raka Akriyani Suara NTB

M. Amin Sunarhadi FKIP Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta Sekretariat Penyelenggara:

Jakarta: Sekretariat MPBI, Jl. Kalasan No. 45B, Kel. Pegangsaan, Kec. Menteng, Jakarta 10320, E-mail: knprbbk13@gmail.com

Mataram: BPBD, jl. Dr. Sujono, Lingkar Selatan, Kota Mataram VI. Peserta & Narasumber Konferensi Nasional PRBBK XII

(9)

9 Kerangka Acuan KN PRBBK XIII | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII Peserta Konferensi

KNPRBBK XIII mensasar 150 orang peminat, pemerhati, praktisi, perekayasa, peneliti dan artis pengurangan risiko bencana berbasis komunitas yang bekerja secara bebas merdeka secara perorangan, di lembaga pemerintahan, di lembaga non-pemerintah, di Dunia Usaha, lembaga pendidikan, Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi keagamaan, atau lembaga pendanaan.

Narasumber dan Fasilitator Konferensi

Narasumber; pembicara kunci maupun pembicara dan fasilitator terdiri dari perwakilan masyarakat, pemerintah nasional, praktisi PRB, akademisi dan organisasi masyarakat sipil.Peran masing-masing terbagi dalam kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian dari agenda KN PRBBK, baik seminar, diskusi tematik, lokakarya, maupun kunjungan lapangan dan perumusan.

VII . Pengumpulan Abstrak

Pengumpulan abstrak diselenggarakan dari bulan Juli 2017- 7 Agustus 2017. Panitia seleksi naskah akan menyampaikan hasil pilihan abstrak pada tanggal 14 Agustus 2017. Naskah lengkap disampaikan kepada Panitia Penyelenggara selambatnya 16 Agustus 2017. Kumpulan naskah akan disatukan menjadi Prosiding yang disampaikan pada saat penyelenggaraan KN PRBBK XIII.

VIII. Jadwal Kegiatan KN PRBBK XII

Secara umum, jadwal kegiatan dan proses kegiatan KN PRBBK disusun dalam sebuah alur deduktif. Artinya proses di mulai dari hal umum ke hal khusus. Kegiatan dimulai dengan yang bersifat umum dilakukan melalui seminar denganTopik ““Memperkuat Tata Kelola Sumber Daya Berbasis Komunitas Menuju Masyarakat Tangguh Bencana”.Hasil seminar selanjutnya didialogkan melalui diskusi tematik. Peserta seminar dibagi dalam kelompok untuk membahas tema-tema yang lebih khusus. Setelah hari pertama, ada diskusi/panel diskusi menggunakan tema-tema seputar penguatan tata kelola sumber daya berbasis komunitas.

IX. Sumberdaya dan Keuangan KN PRBBK XIII

Pembiayaan kegiatan ini berasal dari kontribusi peserta, dan dukungan dari beberapa lembaga/organisasi Pemerintah dan Non-Pemerintah. Masing-masing peserta berkontribusi menanggung biaya kepesertaan. Biaya kepesertaan meliputi dan tidak terbatas pada materi konferensi, sewa ruangan beserta fasilitas pendukungnya, makan dan minum selama jam konferensi berlangsung.

Panitia Penyelenggara TIDAK menanggung biaya transport, akomodasi, maupun komunikasi bagi peserta kegiatan KN PRBBK XIII.

Anggaran biaya sebesar Rp.591.360.000,- dibuat berdasarkan pembelajaran pelaksanaan KNPRBBK XII Tahun 2016 dengan penyesuaian seperlunya. Rincian anggaran dapat dilampirkan jika diperlukan. Sumber pendanaan:

Kontribusi peserta (perkiraan sementara, tanpa penginapan) Peserta luar kota Rp 1.000.000

Peserta kota Mataram Rp 300.000 (dengan bukti KTP dan tidak menginap) Mahasiswa / pelajar Rp.100.000 (tidak menginap)

Sponsor/donatur

Sisa dana penyelenggaraan KN PRBBK XII

X. Monitoring, Evaluasi dan Pembelajaran KN PRBBK XIII

Monitoring persiapan pelaksanaan dilakukan secara virtual dan temu muka, melalui surat menyurat elektronik, WhatsApp, dan rapat-rapat persiapan. Pada akhir KNPRBBK XIII peserta akan diminta

(10)

10 Kerangka Acuan KN PRBBK XIII | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

menulis evaluasi tertulis mencakup pencapaian sasaranKN PRBBK XIII, harapan peserta, mutu fasilitasi, fasilitas KN PRBBK, pembelajaran, informasi pra-selama KN PRBBK.

XI. Tindak Lanjut

Panitia penyelenggara dalam jangka 4 minggu akan menyelesaikan laporan penyelenggaraan KN PRBBK dan menyampaikan laporan ini kepada para penderma, peserta dan para pihak terkait, lalu menerbitkan prosiding dalam bentuk tercetak dan elektronik.

XII. Rujukan

Panitia Penyelenggara (2016): Laporan Penyelenggaraan KN PRBBK XII, disirkulasikan kepada para pihak.

(11)

11 Agenda Kegiatan KN PRBBK XIII | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Agenda Kegiatan KN PRBBK XIII

Jam Selasa, 12 September 2017 08:00-09:00 Pendaftaran Ulang

09:00-10:00 Pembukaan dan Sambutan  Doa Pembukaan  Lagu “Indonesia Raya”  Laporan Ketua Panitia

 Suara Warga Masyarakat NTB – “Kearifan Lokal Mengelola Sumberdaya Alam”  Sambutan dan Pembukaan secara resmi KNPRBBK XIII oleh Gubernur NTB 10:00-10:30 Rehat/ KonferensiPers – Panitia Pengarah + Gubernur + Kepala BPBD + Wakil

Masyarakat NTB + MPBI

10:30-12:00 Pembelajaran dari Penguatan Tata Kelola Sumber Daya Berbasis Komunitas: BNPB,BAPPENAS, ESDM – EBTKE, KLHK, KKP. Moderator: Ibu Ir. Siti Agustini M.Sc.(Pengurus IABI Pusat)

12:00-13:00 Makan siang

13:00-18:00 Kunjungan Lapangan (KL) (1)

KL (2) KL (3)

18:00-19:30 Makan malam

19:30-21:00 Ekspresi Budaya Lestari Sumberdaya Jam Rabu, 13 September 2017

08:00-08:30 Review hari 1 – Ibu Ir. Siti Agustini M. Sc. (Pengurus IABI Pusat) 08:30-10:00 FGD 1 : Hasil KL F: Bpk. Rujito Martowiyono (Koslata) FGD 2: Hasil KL F: Bpk. Mohammad Taqiudin (Konsepsi NTB) FGD 3: Hasil KL

F: Ibu Baiq Tuti Yuliana (Muslim Aid) 10:00-10:30 Rehat 10:30-12:00 Panel 1: Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh F: Bpk. Surya Rahman Muhammad S. Psi (HFI) Panel 2: Perlindungan Pelaku & Kelompok Rentan PRBBK F: Bpk. Syamsul Ardiansyah (Dompet Dhuafa) Panel 3: Advokasi, Pembelajaran Kebijakan PRBBK di Indonesia F: Bpk. M. Ali Yusuf (LPBI NU)

Panel 4: Pendanaan, pemangku Kepentingan, Budget & Evaluasi F: Bpk. Rahmat Sabani (FPRB NTB) 12:00-13:00 Makan siang 13:00-15:00 Panel 5 Kesiapsiaga an Bencana F: Rama Aditya (Muslim Aid) Panel 6 Kedaruratan Bencana

F: Ibu Ir. Siti Agustini M. Sc. (Pengurus IABI Pusat) Panel 7 Ketangguhan Masyarakat, Panel 9: Kebijakan AP PRB, Panel 10:PRB Inklusif

F: Bpk. Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno M.Si. (UPN Veteran Yogyakarta) Panel 8: Ketangguhan Anak dan Sekolah F: Bpk. Andy Widayat 15:00-16:00 Rehat

16:00-17:30 Panel: Laporan Ringkas Tiap FGD & Panel F: Bpk. Catur J Sudiro MBA (SEKJEN MPBI) 17:30-19:30 Makanmalam

(12)

12 Agenda Kegiatan KN PRBBK XIII | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII perumus (2 dari tiap Panel 1

s/d 8)

F: Bpk. Syamsul Ardiansyah (DD); Bpk. M. Ali Yusuf (LPBI NU); Bpk. Andy Widayat

Edisi 2014”

Narasumber: Bpk. Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno M. Si (UPN Veteran Yogyakarta)

Jam Kamis, 14 September 2017 Hasil capaian

08:00-08:30 Review hari 2 – oleh Bpk. Syamsul Ardiansyah (Dompet Dhuafa)

Ulasan, Arah hari ke-3 08:30-10:00 Pleno: Kesepakatan Deklarasi KN PRBBK XIII

F: Bpk. Surya Rahman Muhammad (HFI)

Pleno 10:00-10:30 Rehat

10:30-12:00 Pleno: Deklarasi KN PRBBK XIII

Evaluasi KN PRBBK XIII – Kepala BPBD NTB Penutupan KN PRBBK XIII

Penutupan

12:00-13:00 Makan siang, Pembagian sertifikat peserta. Peserta pulang

Sertifikat dibagikan 13:00-19:00 Kegiatan pilihan “Wisata Mataram” Kekeraban diperkuat 19:00-20:00 Panitia Penyelenggara makan bersama

20:00-21:30 Rapat Panitia Evaluasi dan rancangan

laporan

Topik Paparan Lisan4 Paparan Poster5

1.

KESIAPSIAGAAN BENCANA

1. (3) Pemodelan Pusat Informasi dan Edukasi Berbasis Teknologi yang Ramah Anak dan Orang Muda Menuju

Kelurahan Tangguh Bencana di Kota Jakarta (Presentasi Lisan)

2. (1) Gaya Kepemimpinan pada Organisasi Relawan Penanggulangan Bencana di Jawa Timur (Presentasi Lisan)

3. (2) Sikap Altruisme Relawan Penanggulangan Bencana pada Komunitas Pramuka Peduli di Maluku (Presentasi Poster)

4. (10) Kesiapan dinas Kesehatan dan Kepemimpinan Bupati/ Kepala Daerah dalam Penanggulangan Bencana Pengungsi Gunung Sinabung (Presentasi Poster)

2. KEDARURATAN BENCANA

1. (6) Refleksi Tanggap Bencana Banjir di Kabupaten Malaka 2017 Pemulihan Perikehidupan dalam Semangat

Partisipatif yang Berkeadilan (Presentasi Lisan)

2. (9) Peran dan Pendekatan Paralegal Komunitas dalam Mendampingi Perempuan Korban Tsunami Mendapatkan Hak Kepemilikan (Presentasi Lisan)

3. (29) Operasionalisasi Rencana

Kontinjensi Banjir Kelurahan Saat Terjadi

4. (20) Erupsi Tiada Henti Gunung Sinabung: Membantu Komunitas Agar Tangguh terhadap Bencana(Presentasi Poster)

5. (27) Apakah Dokumen Rencana Kontinjensi Banjir Kelurahan sudah Menjadi Rujukan saat Situasi Darurat? (Presentasi Poster)

4 Maksimal 10 slide bahan tayang, untuk dipaparkan 10 menit. Berisi setidaknya latar belakang, metoda, hasil

penelitian, rekomendasi

5

Poster berukuran A1, huruf bisa dibaca dari jarak 2 meter. Berisi setidaknya latar belakang, metoda, hasil penelitian, rekomenasi. Gambar/tabel dominan. Disampaikan 2 menit.

(13)

13 | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Topik Paparan Lisan4 Paparan Poster5

Bencana Banjir Studi Kasus Kelurahan di DKI Jakarta (Presentasi Lisan)

3. KETANGGUHAN MASYARAKAT

1. ((16) Ketangguhan Pulau: Membangun Ketahanan Masyarakat dan Sekolah Pesisir di Kabupaten Lembata dan Nagekeo (Presentasi Lisan)

2. (21) Kajian Resiliensi Wilayah Pesisir Terhadap Bencana Banjir di Desa Labuhan Jambu, Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat (Presentasi Lisan) 3. (24) Kajian Daya Lenting Masyarakat

dalam Menghadapi Bencana Gempabumi ditinjau dari Faktor Kapabilitas Pemerintah Daerah dan Modal Sosial (Studi Kasus Gempabumi Sumatera Barat 2009) (Presentasi Lisan)

4. (11) Karakteristik Tanah pada Lereng Rawan Longsor dan Mitigasi Bencana

(Studi Kasus: Bencana Longsor di Kintamani Bali) (Presentasi Poster)

5. (14) Karakteristik Geologi dan Tingkat Kerawanan Bencana Longsor di Ciptaharja, Kecamatan Cipatat dan Sekitarnya Sebagai Upaya Mitigasi Bencana

Longsor(Presentasi Poster) 4. KETANGGUHAN

ANAK & SEKOLAH

1. (7) Resiliensi Anak Usia 5-12 Tahun Korban Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Pos Pengungsian Batu Karang Kabupaten Karo (Presentasi Lisan)

2. (12) Menguatkan Sinergitas Sumber Daya Komunitas Sekolah dan Masyarakat Menuju Desa Tangguh Bencana; Pembelajaran dari Aceh (Presentasi Lisan)

3. (28) Belajar dari pengalaman: Kegagalan mengelola sumber daya komunitas untuk wujudkan satuan pendidikan aman Bencana (Presentasi Lisan)

4. (17) Anak dan Kaum Muda Sahabat PRB-API (Presentasi Poster)

5. (18) Pemberdayaaan Anak Sebagai Pelaku Advokasi PRB-API Melalui CDST (Presentasi Poster)

5. KEBIJAKAN PRB API

1. (5) Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Sebagai Aksi Nyata Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas

(Presentasi Lisan)

2. (15) Pemahaman Kebijakan Relokasi Paska Erupsi Merapi 2010 : Antara Negara dan Masyarakat (Presentasi Poster)

6. PRB INKLUSI 1. (13) Pembelajaran Keterlibatan

Komunitas difabel dalam Kebencanaan di Sukoharjo (Presentasi Lisan)

2. (23) Relawan Difabel Klaten Sebuah Pendekatan Pengurangan Resiko

Bencana Berbasis Komunitas (Presentasi Lisan)

3. (26) Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Konservasi Inklusi Kampung Ampiang Parak (Presentasi Lisan)

4. (25) Partisipasi disabilitas dalam Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (Presentasi Poster)

(14)

14 Deklarasi Bandung 2016 | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Deklarasi Bandung 2016

Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas XII

Kami adalah warga masyarakat, penyandang disabilitas, para penggerak, praktisi, pemerhati pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas yang bekerja di desa/kelurahan, lembaga pemerintah, lembaga kemanusiaan internasional, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan tinggi, lembagausaha, media, dan relawan.

Kami memahami peluang untuk membangun ketangguhan komunitas melalui upaya pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK). Komunitas terbukti merupakan pelaku aktif dan utamadalam pengurangan risiko bencanayang bergerak dengan dasarkearifan lokal hingga sampai saat ini.

Kami mengakui adanya kesepakatan dunia dalam Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana(KKSPRB)2015-2030,Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SPB) 2030, dan Konsensus Paris (Paris Agreement)2015 mengenai Perubahan Iklim sebagai rujukan dalam melaksanakan PRBBK.Pelaksanaan PRBBK merujuk pada sasaran yang ingin dicapai, prinsip panduan, agenda prioritas dan aksi-aksi kuncinya.

Kami merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Kebijakan dan Strategi Nasional Penanggulangan Bencana (JAKSTRA PB) 2015-2019 dan Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian/Lembaga yang terkait dengan PRBBK di tingkat nasional serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi/Kabupaten/Kota dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dalam pelaksanaan PRBBK di tempat kami masing-masing.

Kami mengakui risiko bencana dan perubahan iklim yang semakin me

ningkat dan munculnya risiko bencana baru. Risiko bencana ini dapat mengancam perempuan dan laki-laki diantaranya ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, remaja, usia lanjut, penyandang disabilitas/ berkebutuhan khusus dan harta benda mereka, serta aset-aset sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, pendidikan, mata pencaharian dan lingkungan di tingkat komunitas.Upaya Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) dan perlindungan melibatkan kelompok rentan dan berkebutuhan khusus menggunakan aset-aset warga dan desa/kelurahandengan beragam upaya sektoral dalam PRBBK yang inovatif, mengakar budaya dan berkelanjutan sudah dilakukan, namun masih perlu ditingkatkan dan diperluas.

Kami menyadari perlunya keterlibatan dari pemerintah, Partai Politik,lembaga pendidikan, lembaga kemanusiaan internasional, lembagausaha, media massa, organisasi keagamaan,lembaga swadaya masyarakat, lembaga adat, dan masyarakat untuk bergotongroyong mencapai ketangguhan komunitas sebagaimana dimaksud melalui tujuh sasaran KKSPRB dantujuh belas Sasaran Pembangunan Berkelanjutan.

Kami berkomitmen menggunakan seluruh sumber daya yang kami miliki dan kami kelola untuk digunakan dalam kerjasama yang tulus bersama seluruh pemangku kepentingan untuk menguatkan kerangka kerja PRBBK dan mencapai peta jalan PRBBK.

Kami mengajakseluruh sektor pemerintahan, lembaga usaha, media, Lembaga Pendidikan, dan masyarakat untuk bersama-sama menggelorakan semangat gotong royong mencapai komunitas yang lebih tangguh melalui:

(15)

15 Deklarasi Bandung 2016 | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII Memahami Risiko Bencana

 Menggunakan pengetahuan dan praktik tradisional, adat dan lokal secara tepat melengkapi pengetahuan ilmiah dalam menilai risiko bencana untuk merumuskan kebijakan, strategi, rencana dan program lintas sektor;

 Menyebarkan informasi risiko bencana yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang kepada seluruh warga masyarakat termasuk untuk kelompok rentan;

 Membangun dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, praktik, perilaku dan kebiasaan pemangku kepentingan yang mempunyai otoritas/wewenang di semua tingkatan secara berkelanjutan;

Menguatkan tata kelola risiko bencana

 Melakukan advokasi tentang pentingnya PRBBK kepada partai-partai politik;yang menjabat dan calon: Presiden, Gubernur, Walikota/Bupati dan Lurah/Kepala Desa/Nagari/Banjar.Juga melakukan advokasi kepada Menteri/Kepala Badan, Kepala Dinas; dan para warga pemilih;  Melakukan advokasi dan memastikan pelaksanaan regulasi tentang penggunaan Dana Desa dan

dana lainnya untuk implementasi PRBBK;

 Menguatkan dan mengembangkan semua komunitas yang sudah ada menjadi lebih tangguh dengan menimbang kearifan lokal masyarakat setempat;

 Saling belajar daripraktik baik dan penelitian yang ada melalui jejaring yang ada dan yang akan diadakan;

 Memastikan seluruh Provinsi/Kabupaten/Kota memiliki Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang legal dan menjadi acuan pembangunan wilayah;

 Melaksanakan perlindungan terhadap seluruh pelaku PRBBK dan seluruh kelompok rentan; Menginvestasikan sumber yang dimiliki dan dikelola dalam upaya ketangguhan terhadap bencana  Membangun, memperkuat dan memelihara ketangguhan fasilitas infrastruktur penting, misalnya

sekolah/madrasah, puskesmas, rumah sakit, pasar, tempat ibadah, lumbung pangan, bendungan/tanggul, pintu air, tempat bersejarah, dan lain-lain;

 Memastikan pelaksanaan aturansarana dan prasarana tangguh bencana dan akses penyandang disabilitas pada sarana dan prasarana umum;

 Memastikan keterlibatan para pihak, laki-laki dan perempuan diantaranya ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, remaja, usia lanjut, penyandang disabilitas dan kelompok berkebutuhan khusus sejak dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan penyebaran pembelajaran kegiatan PRBBK;

 Memastikan kebijakan, program, dan praktik pembangunan yang berisiko rendah dan tidak menimbulkan risiko baru, misalnya kelestarian sumber air, ketahanan pangan, ketersediaan hunian layak huni, layanan kesehatan terjangkau;

 Memastikan sistem perlindungan anak dibangun untuk mencegah dari dan menangani perlakuan yang salah, penelantaran, eksploitasi dan kekerasan terhadap anak dalam aksi kemanusiaan, termasuk upaya pengarusutamaannya dalam seluruh sektor;

Meningkatkan kesiapsiagaan bencana

 Membangun dan/atau memperkuat sistem peringatan dini berbasis komunitas multi-ancamanyang memenuhi kebutuhan praktis dan strategis kelompok rentan dan berkebutuhan khusus;

 Membangun dan melaksanakan sistem pemeriksaanberkala ketangguhan infrastruktur penting seperti infrastruktur air, transportasi, telekomunikasi, energi, pendidikan, kesehatan, ekonomi oleh otoritas khusus dan para ahli yang melibatkan warga masyarakat setempat;

 Menyusun dan membaharui rencana kontinjensi yang diuji setiap tahun melalui praktik simulasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan termasuk kelompok rentan dan berkebutuhan khusus.

(16)

16 Deklarasi Bandung 2016 | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII Kami sepakat memutuskan untuk :

 Mempromosikan dan melaksanakan himbauan yang ada dalam Deklarasi Bandung ini, dan melaporkan perkembangan kemajuannya pada KN PRBBK berikutnya;

 Mengakui peran KN PRBBK sebagai media untuk berbagi, saling belajar dan menyebarkan praktik baik dan pembelajaran dalam ber-PRBBK;

 Menggalang dan memobilisasi sumber daya pemerintah, lembagausaha, media, lembaga pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga kemanusiaan internasional, organisasi keagamaan, dan warga masyarakat termasuk kelompok rentan untuk melaksanakan bersama Peta Jalan PRBBK;

 Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk mengalokasi sumber dayanya, mengembangkan kapasitasnya dan merevisi kebijakan dan prosedur yang ada agar lebih cocok untuk PRBBK.

 Mencapai agenda di atas dalam kurun waktu seperti di bawah:

Peta Jalan PRBBK

Pada tahun 2017 tercapai:

 Laporan dan prosiding KN PRBBK XII sudah tersedia dan digunakan;

 Deklarasi Bandung 2016 sudah disebarkan, terutama kepada Kementerian/Lembaga dan para pemangku kepentingan lainnya;

 Perangkat pemantauan dan evaluasi PRBBK siap digunakan;

 Indikator masukan, proses, hasil, dan dampak PRBBK sudah disepakati;  Penyelenggaraan KN PRBBK XIII;

 Data dasar PRBBK Indonesia;

 Ada nomenklatur PRBBK dalam APBD dan APBDes;

 Rancangan Perlindungan Pelaku PRBBK dan Kelompok Rentan; dan  Rencana Revisi Panduan PRBBK.

Pada tahun 2018 tercapai:

 Laporan dan prosiding KN PRBBK XIII sudah tersedia dan digunakan;  Hasil pemantauan PRBBK;

 Penyelenggaraan KN PRBBK XIV;

 PRRBK menjadi agenda pembangunan minimal 5 Provinsi, 50 kabupaten/kota;  Panduan PRBBK terbarukan;

 Pedoman Perlindungan Pelaku PRBBK dan Kelompok Rentan; dan  PRBBK terpadu dalam Kurikulum Pendidikan Formal;

Pada tahun 2019 tercapai:

 Evaluasi PRBBK tahun 2016-2018.

 Laporan dan prosiding KN PRBBK XIV sudah tersedia dan digunakan.  Penyelenggaraan KN PRBBK XV.

 Dokumentasi praktik baik PRBBK dari berbagai wilayah di Indonesia.

 Dokumen RPB terbarukan sudah dilegalkan di 34 provinsi, 132 kabupaten/kota.  PRBBK menjadi agenda pembangunan minimal 10 provinsi, 132 kabupaten/kota.  PRBBK menjadi agenda PILPRES, PILEG, dan PILKADA.

Pada tahun 2024 tercapai:

(17)

17 Deklarasi Bandung 2016 | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

 Dokumen RPB terbarukan sudah dilegalkan di 34 provinsi, 275 kabupaten/kota Pada tahun 2030 tercapai:

 Seluruh Provinsi/Kabupaten/Kota mengagendakan dan mengalokasikan anggarannya untuk PRBBK

 Dokumen PRB terbarukan sudah dilegalkan di seluruh provinsi, kabupaten/kota.

Melalui dekralasi ini, kami ingin menyampaikan ungkapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pimpinan dan seluruh anggota Civitas Academica Universitas Padjadjaran, Fakultas Teknik MIPA UNPAD, Fakultas Teknik Geologi UNPAD, Fakultas Pasca Sarjana UNPAD, Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Jawa Barat (FPRB JABAR), Islamic Relief, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Agus Agus Bersaudara (AAB) Jawa Barat, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Muslim Aid, Yayasan Sayangi Tunas Cilik – Save the Children, DMC-Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Kementerian Sosial Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, BPBD DKI Jakarta, BPBD NTB, BPBD Kabupaten Majene,IBU foundation, BAZNAS Tanggap Bencana, Action Contre la Faim / Action Against Hunger (ACF), Forum PRB DIY, Institut Pertanian Bogor, Bina Eka Lestari SI, Institut Teknologi Bandung, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana (PLANAS PRB), Asia Pacific Alliance for Disaster Management, Perkumpulan Lingkar, Palang Merah Indonesia (PMI), Santri Penanggulangan Bencana (SATGUNA) Daarut Tauhiid,Wahana Visi Indonesia, UNESCO IOTIC-IOC, Risk Frontiers/Macquarie University,Universitas Pertahanan, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, Bina Masyarakat Peduli, UNICEF, UNDP REDD+, Disaster Resource Partnership Indonesia,PASAG Merapi, Plan International Indonesia, Forum Pengurangan Risiko Bencana Lembata, KAPPALA, Arbeiter Samariter Bund, Yayasan Tanggul Bencana Indonesia (YTBI), CIS Timor, Yayasan Flores Sejahtera (sanres), Resilience Development Initiative (RDI), Church World Service, Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) Jawa Barat,DisasterChannel.co,UIN Sunan Gunung Djati Bandung (Tasawuf Psikoterapi), PPCK Klaten, Desa Tangguh Bencana Iknklusi Kebon Agung, Jangkar Kelud, Panjer Manikoro, Laras Wilis,Disaster Mitigation Readiness of Indonesia Community (DMRI-C), IKA-UNPAD, Ikatan Alumni ITB, Kementerian Desa Tertinggal, BPBD Provinsi NTT, FPRB NTT, FPRB TTU, Dinas P & K Provinsi NTT, PMPBNTT, Yayasan Mitigasi Bencana (Yayasan Samiti) dan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) serta seluruh relawan Panitia Pengarah dan Panitia Penyelenggara KN PRBBK XII yang telah menginvestasikan sumber-sumbernya secara efektif agar KN PRBBK XII berlangsung dengan lancar.

Kami semua menyongsong KNPRBBK XIII

Di Nusa Tenggara Barat/Kalimantanbulan Juli /November 2017 yang akan bertema :

1. Memperkuat tata kelola sumber daya berbasis komunitas menuju masyarakat tangguh bencana 2. Mengawal berjalannya capaian PRBBK 2016

dengan local host: Islamic Relief, BPBD Prov, perguruan tinggi

didukung (sponsor, sumber dana)PEMPROV NTB, Iuran peserta, BPBD, Private Sector, Perguruan Tinggi, INGO, BNPB

(18)

18 Panel Diskusi | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Panel Diskusi

Panel Paparan Lisan6 Paparan Poster7

1. Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh

1. Rangkuman Lokakarya Data Dasar PRBBK dan Perangkat – Indikator – Proses Pemantauan dan Evaluasi PRBBK 2. BPBD 3. DINKES 4. DINSOS 2. Perlindungan Pelaku PRBBK dan Kelompok Rentan Berbasis Komunitas

1. Rangkuman Lokakarya Perlindungan Pelaku PRBBK dan Kelompok Rentan Berbasis Komunitas 2. POLDA NTB 3. PPD NTB 3. Advokasi, Pembelajaran Kebijakan PRBBK di Indonesia 1. BNPB 2. Forum PRB NTB 3. 4. Pendanaan, Pemangku Kepentingan, Budget dan Evaluasi PRBBK 1. BNPB 2. BPBD 3. FITRA NTB 4. AMAN NTB 5. NW NTB 5. Kesiapsiagaan Bencana

5. (3) Pemodelan Pusat Informasi dan Edukasi Berbasis Teknologi yang Ramah Anak dan Orang Muda Menuju Kelurahan Tangguh Bencana di Kota Jakarta (Presentasi Lisan)

6. (1) Gaya Kepemimpinan pada Organisasi Relawan Penanggulangan Bencana di Jawa Timur (Presentasi Lisan)

7. (2) Sikap Altruisme Relawan Penanggulangan Bencana pada Komunitas Pramuka Peduli di Maluku (Presentasi Poster) 8. (10) Kesiapan dinas

Kesehatan dan

Kepemimpinan Bupati/ Kepala Daerah dalam Penanggulangan Bencana Pengungsi Gunung Sinabung (Presentasi Poster) 6. Kedaruratan Bencana

9. (6) Refleksi Tanggap Bencana Banjir di Kabupaten Malaka 2017 Pemulihan Perikehidupan dalam Semangat Partisipatif yang Berkeadilan (Presentasi Lisan)

10. (9) Peran dan Pendekatan Paralegal Komunitas dalam Mendampingi Perempuan Korban Tsunami Mendapatkan Hak Kepemilikan

12. (20) Erupsi Tiada Henti Gunung Sinabung: Membantu Komunitas Agar Tangguh terhadap Bencana(Presentasi Poster)

13. (27) Apakah Dokumen Rencana Kontinjensi Banjir Kelurahan sudah Menjadi

6 Maksimal 10 slide bahan tayang, untuk dipaparkan 10 menit. Berisi setidaknya latar belakang, metoda, hasil

penelitian, rekomendasi

7

Poster berukuran A1, huruf bisa dibaca dari jarak 2 meter. Berisi setidaknya latar belakang, metoda, hasil penelitian, rekomenasi. Gambar/tabel dominan. Disampaikan 2 menit.

(19)

19 Panel Diskusi | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Panel Paparan Lisan6 Paparan Poster7

(Presentasi Lisan)

11. (29) Operasionalisasi Rencana Kontinjensi Banjir Kelurahan Saat Terjadi Bencana Banjir Studi Kasus Kelurahan di DKI Jakarta (Presentasi Lisan)

Rujukan saat Situasi Darurat? (Presentasi Poster)

7. Ketangguhan Masyarakat

14. ((16) Ketangguhan Pulau: Membangun Ketahanan Masyarakat dan Sekolah Pesisir di Kabupaten Lembata dan Nagekeo (Presentasi Lisan)

15. (21) Kajian Resiliensi Wilayah Pesisir Terhadap Bencana Banjir di Desa Labuhan Jambu, Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat (Presentasi Lisan) 16. (24) Kajian Daya Lenting Masyarakat

dalam Menghadapi Bencana Gempabumi ditinjau dari Faktor Kapabilitas Pemerintah Daerah dan Modal Sosial (Studi Kasus Gempabumi Sumatera Barat 2009) (Presentasi Lisan)

17. (11) Karakteristik Tanah pada Lereng Rawan Longsor dan Mitigasi Bencana

(Studi Kasus: Bencana Longsor di Kintamani Bali) (Presentasi Poster) 18. (14) Karakteristik Geologi

dan Tingkat Kerawanan Bencana Longsor di Ciptaharja, Kecamatan Cipatat dan Sekitarnya Sebagai Upaya Mitigasi Bencana

Longsor(Presentasi Poster) 8. Ketangguhan Anak

& Sekolah

19. (7) Resiliensi Anak Usia 5-12 Tahun Korban Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Pos Pengungsian Batu Karang Kabupaten Karo (Presentasi Lisan)

20. (12) Menguatkan Sinergitas Sumber Daya Komunitas Sekolah dan Masyarakat Menuju Desa Tangguh Bencana; Pembelajaran dari Aceh (Presentasi Lisan)

21. (28) Belajar dari pengalaman: Kegagalan mengelola sumber daya komunitas untuk wujudkan satuan pendidikan aman Bencana (Presentasi Lisan)

22. (17) Anak dan Kaum Muda Sahabat PRB-API

(Presentasi Poster) 23. (18) Pemberdayaaan Anak

Sebagai Pelaku Advokasi PRB-API Melalui CDST (Presentasi Poster)

9. Kebijakan PRB API 1. (5) Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Sebagai Aksi Nyata Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas

(Presentasi Lisan)

2. (15) Pemahaman

Kebijakan Relokasi Paska Erupsi Merapi 2010 : Antara Negara dan Masyarakat (Presentasi Poster)

10. PRB Inklusi 24. (13) Pembelajaran Keterlibatan

Komunitas difabel dalam Kebencanaan di Sukoharjo (Presentasi Lisan)

25. (23) Relawan Difabel Klaten Sebuah Pendekatan Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas

27. (25) Partisipasi disabilitas dalam Pengurangan Risiko Bencana Berbasis

Komunitas (Presentasi Poster)

(20)

20 | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Panel Paparan Lisan6 Paparan Poster7

(Presentasi Lisan)

26. (26) Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Konservasi Inklusi Kampung Ampiang Parak (Presentasi Lisan)

(21)

21 Kumpulan Naskah | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Kumpulan Naskah

Tata Kelola Sumber Daya Pengurangan Risiko Bencana

Berbasis Komunitas Di Indonesia

Oleh : Deputi bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Tujuan PB - UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 1. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana; 2. menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;

3. menjamin terselenggaranya PB secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh; 4. menghargai budaya lokal;

5. membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;

6. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan; dan 7. menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mengubah Paradigma Dalam PB

bahwa penanggulangan bencana telah mengalami perkembangan paradigma dari responsif ke preventif, dari penanggulangan bencana secara konvensional menjadi holistik, dari menangani dampak menjadi mengelola risiko, dari sentralistis ke desentralistis, dari urusan pemerintah semata menjadi urusan bersama pemerintah dan masyarakat, dan dari sektoral menjadi multisektor.

Fatalistik – reaktif Terencana – proaktif

Tanggap darurat Pengurangan risiko

Terpusat Otonomi daerah

Hanya pemerintah Partisipasi – aneka pemangku

kepentingan

Aset dan pembangunan

Pembangunan merupakan proses mengelola pertumbuhan ekonomi, kelestarian

lingkungan, dan keadilan sosial

Pembangunan merupakan proses yang dilakukan masyarakat untuk mentransformasikan

aset-aset alam/lingkungan, sosial, fisik, ekonomi, dan manusia

Dalam pelaksanaannya, PRBBK melakukan mobilisasi (dan transformasi) aset untuk

perlindungan

(22)

22 Tata Kelola Sumber Daya Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas Di Indonesia | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Keterkaitan bencana dan risiko aset

Risiko = (HxV)/C

Sumber Daya Di Dalam Penanggulangan Bencana

Manusia, TERMASUK DI DALAMNYA ADALAH SIKAP, MOTIVASI,

KEBIASAAN, TINGKAT KECERDASAN DAN KEAHLIAN, JENIS KELAMIN,

USIA, KELENGKAPAN FISIOLOGIS DAN FUNGSI INDRA

ALAM DAN LINGKUNGAN, TERMASUK BENTANG ALAM, TANAH, AIR,

UDARA, TUMBUHAN, BINATANG

FISIK, TERMASUK INFRASTRUKTUR, MAKANAN

Sosial, termasuk keluarga, organisasi, kelembagaan dan jaringan sosial

Ekonomi, termasuk keuangan, akses perbankan, pekerjaan

Hubungan Sumber Daya Dengan Bencana

Manusia, alam dan lingkungan, kondisi fisik, kondisi social dan kondisi ekonomi adalah sumber daya yang berkontribusi dalam proses pembangunan dan bencana.

Pembangunan bencana

Ancaman (H)

Kerentanan

(V)

Kapasitas

(C)

Risiko tinggi Risiko rendah Risiko sedang

Risiko tidak ada risikotinggi Alam dan Lingkungan Manusia Kondisi Ekonomi Kondisi Fisik Sosial & Budaya

(23)

23 Tata Kelola Sumber Daya Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas Di Indonesia | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Peran para pihak

Target nasional

Kemandirian sumber daya politik, ekonomi, sosial dan lingkungan guna menghadirkan negara untuk mampu memberikan kesejahteraan dan perlindungan bagi masyarakat

DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

GEDUNG GRAHA BNPB, JL. PRAMUKA NO. 38 LANTAI 14 - JAKARTA TIMUR GEDUNG INA-DRTG KAWASAN IPSC SENTUL – JAWA BARAT

Pemerintah (regulator/ fasilitator) Media (Mediator Komunikator) Akademia (Fasilitator Katalisator) Pemerintah Desa (Regulator/ Fasilitator) Swasta (Enabler, pemampu) Warga (Motor/ Kreator)

(24)

24 Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh

Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh

8

Oleh H. Iskandar Leman9 Pengantar

Tulisan ini merupakan rangkuman dua (2) lokakarya pra-konferensi KN PRBBK XIII, yaitu lokakarya Perangkat, Indikator, dan Proses Pemantauan dan Evaluasi PRBBK dan Data Dasar PRBBK. Kegiatan pertama diselenggarakan hari Senin, 28 Agustus 2017, dari jam 08:30 – 16:30 WIB. Kegiatan kedua diselenggarakan hari Selasa, 29 Agustus 2017, dari jam 08:30-17:30 WIB dan didukung konsumsinya oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Kedua kegiatan diselenggarakan di Ruang Rapat Sekretariat Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia, Jl. Kalasan No. 45 B, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat 10320. Kegiatan pertama dihadiri oleh 15 orang peserta, diantaranya ada 5 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Kegiatan kedua dihadiri oleh 26 orang peserta, diantaranya ada 12 orang perempuan dan 14 orang laki-laki. Ada 4 (empat) orang pemapar dalam kedua lokakarya tersebut sebagai pemantik diskusi, yaitu bpk. Tatang Husaini – Muslim Aid; ibu Leny Veronika – Plan International; bpk. Sigit Padmono – Badan Nasional Penanggulangan Bencana; dan bpk Udin Suchaini – Badan Pusat Statistik. Tujuan Penanggulangan Bencana menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah:

1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana 2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada

3. Menjamin terselenggaranya PB secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh 4. Menghargai budaya local

5. Membangun partisipasi dan kemitraan public serta swasta

6. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan; dan 7. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sasaran Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana (KKSPRB) Periode tahun 2015-2030 adalah:

1. Pengurangan angka kematian akibat bencan adi dunia 2. Pengurangan jumlah masyarkaat terdampak

3. Pengurangan kerugian ekonomi dalam kaitannya dengan GDP dunia

4. Pengurangan kerusakan terhadap infrastruktur penting/kritis dan gangguan pelayanan dasar termasuk kesehatan dan fasilitas Pendidikan

5. Penambahan jumlah negara yang memiliki strategi pengurangan risiko bencana di tingkat nasional dan tingkat daerah pada tahun 2020

6. Peningkatan kerjasama internasional

7. Bertambahnya akses pada system peringatan dini multi bencana dan informasi risiko bencana dan pengkajian

Ada 4 (empat) prioritas KKSPRB 2015-2030, yaitu: 1. Pemahaman risiko bencana

2. Penguatan pengaturan risiko bencana untuk mengelola risiko bencana

8 Untuk disampaikan dalam Panel 1: Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh – Konferensi Nasional

Pengelolaan Risiko Bencana Ke XIII di Mataram, 12-14 September 2017

9

Koordinator Advokasi dan Pengembangan Kapasitas Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia. Dapat dihubungi melalui +62 813 6023 2657 atau hleman@yahoo.com

(25)

25 Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII 3. Investasi PRB untuk ketangguhan

4. Peningkatan kesiapsiagaan bencana untuk response untuk “pembangunan kembali yang lebih baik”dalam pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi.

Sasaran penanggulangan bencana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Periode Tahun 2015-2019 adalah menurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi. Sasaran itu akan dicapai melalui 3 (tiga) strategi, yaitu:

1. Internalisasi PRB dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di pusat dan daerah, 2. Penurutan tingkat kerentanan terhadap bencana; dan

3. Peningkatan kapasitas pemerintah, PEMDA dan masyarakat dalam penanggulangan bencana. Desa/kelurahan tangguh bencana menurut BNPB (2012) adalah desa/kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana yang merugikan.

Pelaku

Selain BNPB, ada minimal 12 Kementerian/Lembaga, 13 pihak internasional, 9 pihak nasional, 4 pihak dunia usaha terlibat dalam mewujudkan desa / kelurahan tangguh bencana. Kementerian/lembaga yang terlibat, yaitu: 1. KEMENTAN; 2. KEMENKOMINFO; 3. KEMENHKUMHAM; 4. KEMENKKP; 5. KEMENKES; 6. KEMENSOS; 7. KEMENDESA; 8. KEMENDAGRI; 9. KEMENPUPERA; 10. KEMENLHK; 11. KEMEN ESDM; dan 12. K/L lainnya. Pihak internasional yang terlibat, antara lain: 1. UNDP; 2. World Bank; 3. Mercy Corps; 4. GIZ; 5. Oxfam; 6. IOM; 7. UNESCO; 8. Plan International; 9. WVI; 10. ACF; 11. Muslim Aid; 12. Islamic Relief; dan 13. INGO/Lembaga internasional lainnya. Pihak nasional/lokal yang teridentifikasi melakukan kegiatan, antara lain: 1.PMI; 2. MDMC; 3. LPBI NU; 4. YTBI; 5. MPBI; 6. Yayasan IDEP; 7. Yayasan SHEEP Indonesia; 8. Karitas Indonesia dan 9. Lokal/nasional/perguruan tinggi. Ada 4 kategori dunia usaha yang terlibat, yaitu: 1. BUMN ; 2. BUMD; 3. Lembaga Usaha; dan 4. Perusahaan swasta.

Melihat banyaknya pelaku yang melakukan program desa/kelurahan tangguh dengan nama yang berbeda-beda, maka diperlukan penyamaan konsepsi desa tangguh bencana dan sinkronisasi program Kem/Lembaga/NGO/internasional/local/lembaga usaha dan perguruan tinggi.

Data Dasar

Badan Pusat Statistik (2014) melakukan pendataan potensi desa (PODES) setiap tiga tahun untuk mendukung pelaksanaan Sensus Penduduk 1980. Podes selalu diintegrasikan dengan kegiatan Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Ekonomi. Sejak tahun 2005, PODES dilaksanakan tiap 3 tahun agar terjaga kesinambungan data. Podes yang sudah dilakukan adalah tahun 2008, 2011, dan 2014. Data podes terdiri dari 16 bab. Ke-16 bab itu antara lain mengenai: 1. Pengenalan tempat; 2. Keterangan petugas dan narasumber; 3. Keterangan umum desa/ kelurahan; 4. Kependudukan dan ketenagakerjaan; 5. Perumahan dan lingkungan hidup; 6. Bencana alam dan mitigasi bencana alam; 7. Pendidikan dan kesehatan; 8. Sosial budaya; 9. Hiburan dan olah raga; 10. Angkutan, komunikasi dan informasi; 11. Penggunaan lahan; 12. Ekonomi; 13. Keamanan; 14. Program pemberdayaan masyarakat; 15. Otonomi; dan 16. Keterangan aparatur pemerintah desa/kelurahan.. Data yang terkait kebencanaan yang dikumpulkan ada di Bab VI – nomor 601 dan 602, yaitu terkait 10 kejadian bencana (jumlah kejadian, korban jiwa) dan adanya 4 (empat) fasilitas/upaya antisipasi/mitigasi bencana alam yang ada di desa/kelurahan. Keempat fasilitas yang didata adalah system peringatan dini alam, system peringatan dini khusus tsunami, perlengkapan keselamatan (perahu karet, tenda, persediaan masker, dll), dan jalur evakuasi. Dari 16 bab podes, ada data terkait pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas, misalnya di bab 7 – kesehatan, bab 13 - keamanan dan bab 14 – pemberdayaan masyarakat.

(26)

26 Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII BPS merencakan perbaikan PODES 2018, dengan menambahkan fasilitas/upaya antisipasi/mitigasi bencana alam di desa/kelurahan:

1. Sistem peringatan alam

2. Perlengkapan keselamatan (perahu karet, tenda, persediaan masker, dll) 3. Rambu-rambu dan jalur evakuasi bencana

4. Pembuatan, perawatan atau normalisasi sungai, kanal, tanggul, parit, drainase, waduk, pantai, dll selama 3 tahun terakhir

5. Simulasi dan peningkatan kewaspadaan terhadap bencana alam yang diikuti oleh warga desa 6. Pendidikan atau pelatihan kesiapsiagaan bencana alam yang diikuti oleh warga

desa/kelurahan selama 3 tahun terakhir

Kegiatan Desa Tangguh

Kegiatan desa tangguh bencana yang dilakukan oleh BNPB atau BPBD, umumnya terdiri dari 6 kategori kegiatan, yaitu

1. Penyusunan peta dan rencana desa

a. Peta risiko bdesa dan RPB dan RAK/M Desa b. Peta jalur evakuasi dan tempat pengungsian c. Rencana kontijensi

d. Rencana aksi masyarakat/komunitas 2. Pembentukan relawan desa

a. Jumlahnya 20 orang per desa

b. Keahlian dan ketrampilan meliputi: SAR, first aid, logistic dan dapur umum, komunikasi 3. Pelatihan masyarakat

a. Pelatihan untuk aparatur desa b. Pelatihan untuk warga desa c. Pelatihan kerelawanan d. Pelatihan perencanaan 4. Penyusunan legislasi desa

a. Penyusunan peraturan desa b. Penyusunan peraturan kepala desa c. Penyusunan surat keputusan kepala desa 5. Rencana Pengembangan desa tangguh bencana

1. Pengembangan desa tangguh bencana mandiri: inisiasi dari masyarakat desa secara mandiri 2. Sinergitas program penyelenggaraan PB dengan payung desa tangguh:

a. Dilaksanakan oleh BNPB melalui kerjasama dengan BPBD Kabupaten/Kota – sudah terbentuk 375 destana di 32 provinsi

b. Fasilitasi dengan APBD Provinsi dan kabupaten/kota (Jawa Timur 270 desa, Yogyakarta 102 desa, Jawa Tengah 78 desa, dan masing-masing provinsi <50 desa)

c. Kementerian dengan K/L (MPA 731 desa/Kemen KKP, kemendes)

d. Kerjasama dengan dunia usaha: desa Makmur Peduli API/perusahaan perkebunana, CRS Lembaga Usaha

e. Kerjasama dengan Lembaga/NGO Internasional/Lokal: PMI, Mercy Corps, Plan, Caritas, MDMC, LPBI NU, UNDP, World Bank,AUSAID, USAID, YEU, Oxfam, dll.

f. Kerjasama dengan perguruan tinggi melalui program KKN tematik maupun reguler (UGM, Asosiasi Perguruan Tinggi Perawat Jawa Timur, dll)

Indikator

Ada 6 (enam) kategori untuk menentukan ketangguhan desa/kelurahan, yaitu 1. Legislasi; 2. Perencanaan; 3. Kelembagaan; 4. Pendanaan; 5. Pengembangan kapasitas; dan 6. Penyelenggaraan

(27)

27 Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII penanggulangan bencana. Indikator yang digunakan untuk menentukan ketangguhan suatu desa atau kelurahan adalah:

Kategori Indikator

Legislasi 1. Kebijakan/peraturan di desa/kelurahan tentang PB/PRB Perencanaan 2. Rencana PB, RAK, dan atau RENKON

Kelembagaan 3. Forum PRB

4. Relawan PB

5. Kerjasama Antar pelaku dan wilayah Pendanaan 6. Dana tanggap darurat

7. Dana untuk PRB

Pengembangan kapasitas 8. Pelatihan Pemerintah Desa 9. Pelatihan untuk tim relawan 10. Pelatihan untuk warga desa 11. Pelibatan/partisipasi warga desa

12. Pelibatan perempuan dalam tim relawan Penyelenggaraan PB 13. Peta dan Analisa risiko

14. Peta dan jalur evakuasi serta tempat pengungsian 15. SPD berbasis masyarakat

16. Pelaksanaan mitigasi structural (fisik)

17. Pola ketahanan ekonomi untuk mengurangi kerentanan masyarakat

18. Perlindungan kesehatan kepada kelompok rentan 19. Pengelolaan SDA untuk PRB

20. Perlindungan asset produktif utama masyarakat. INARISK – http://inarisk.bnpb.go.id – bagaimana risiko wilayah kita?

Inarisk merupakan sebuah system informasi kajian risiko bencana online berbasis GIS server yang user friendly. Inarisk memuat hasil kajian risiko bencana BNPB tahun 2015 (skala 1:250/level provinsi) akan terus diupdate. Dapat dimanfaatkan untuk perencanaan terkait PB. Informasi terkecilnya adalah kecamatan. Kalau 1:50.000 – untuk tingkat desa.

Rangkuman Hasil Diskusi Kelompok

Kategori Indikator Pratama Madya Utama Legislasi 1. Kebijakan/peraturan di

desa/kelurahan tentang PB/PRB

Belum ada atau masih

dibicarakan, inisiasi

Sudah ada, belum dilaksanakan

Dilaksanakan dan berkembang

Perencanaan 2. Rencana PB, RAK, dan atau RENKON

Baru berupa usulan.

PB telah tersusun tetapi belum terpadu ke dalam instrument perencanaan

Sudah

dilaksanakan dan dikembangkan dalam RPJMDes. Kelembagaan 3. Forum PRB Ada upaya

menyusun.

Ada forum tetapi belum berfungsi aktif.

A dan berfungsi aktif

4. Relawan PB Ada upaya membentuk.

Ada relawan tapi tidak terlalu aktif.

Ada tim relawan yang rutin terlibat aktif

5. Kerjasama Antar pelaku dan wilayah

Baru inisiasi Ada MoU Pelaksanaan MoU dan

pengembangan kerjasama Pendanaan 6. Dana tanggap darurat Ada, tapi tidak

berani menggunakan

Ada , sudah mengajukan nomenklatur

(28)

28 Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Kategori Indikator Pratama Madya Utama 7. Dana untuk PRB 0-40% 40-80% Di atas 80% Pengembangan kapasitas 8. Pelatihan Pemerintah Desa Belum ada/sudah ada pelatihan pemerintah desa  Pemerintah desa mampu membuat kajian risiko bencana desa secara partisipatif

 Pemerintah desa mampu menjadi komandan/leader dalam penanganan bencana  Pemerintah desa mampu menetapkan kebijakan tentang PB (pembagian tugas, perencanaan, penganggaran, eksekusi).  Pemerintah desa memfasilitasi penyusunan EWS  Dokumen kajian risiko bencana tingkat desa/keluraha n  Dokumen renkon tingkat desa/keluraha n  Dokumen SOP EWS tingkat desa/keluraha n

9. Pelatihan untuk tim relawan

 Relawan berpartisipasi dalam penyusunan kajian risiko bencana desa  Kapasitas relawan diakui BPBD Kota/kabupaten  Relawan memahami tugasnya dan mampu bertindak sesuai kebutuhan  SK KALAK keanggotaan relawan BPBD Kabupaten 10. Pelatihan untuk warga

desa  Warga mengetahui risiko bencana di lingkungannya  Warga mengetahui cara untuk menyelamatkan diri  Warga mengetahui jalur evakuasi penyelamatan 50% warga yang disampling simulasi menyatakan mengetahui parameter 11. Pelibatan/partisipasi warga desa  Warga berpartisipasi dalam menentukan jalur evakuasi  Warga berpartisipasi dalam menentukan penempatan pemasangan rambu evakuasi  Warga berpartisipasi dalam menentukan tempat evakuasi  Warga berpartisipasi dalam penyusunan kajian risiko  Warga berpartisipasi

(29)

29 Data Dasar dan Indikator Komunitas Tangguh | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Kategori Indikator Pratama Madya Utama dalam pembuatan dan

penggunaan EWS 12. Pelibatan perempuan

dalam tim relawan

 Minimal 30%

perempuan tergabung dalam tim relawan desa

 Minimal 30% perempuan terlibat dalam seluruh proses PB (pra, sat, pasca) Penyelenggaraan

PB

13. Peta dan Analisa risiko 14. Peta dan jalur evakuasi

serta tempat pengungsian 15. SPD berbasis masyarakat 16. Pelaksanaan mitigasi structural (fisik) 17. Pola ketahanan ekonomi untuk mengurangi kerentanan masyarakat 18. Perlindungan kesehatan kepada kelompok rentan 19. Pengelolaan SDA untuk

PRB

20. Perlindungan asset produktif utama masyarakat.

21. Pemulihan awal secara dini.

Ada 9 parameter penggunaan indikator desa/kelurahan tangguh 1. Tersosialisasi di masyarakat

2. Implementatif 3. Sesuai ancaman 4. Tepat guna

5. Memperhatikan kearifan local 6. Memenuhi kebutuhan khusus 7. Ada upaya

8. Ada mekanisme 9. Ada PERDA

(30)

30 Perlindungan Pelaku PRBBK dan Kelompok Rentan Berbasis Komunitas | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

Perlindungan Pelaku PRBBK dan Kelompok Rentan Berbasis

Komunitas

Perlindungan Pelaku PRBBK Dan Kelompok Rentan

Oleh: Suhardi wiyanto Perlindungan Hukum

 UU NO 24 TAHUN 2007  UU NO 20 TAHUN 2014  UU NO 8 TAHUN 2016

 SENDAI FRAMEWORK FOR DRR 2015  PERKA 14 TAHUN 2014

Perlindungan Pelaku Prbbk

 Diperlukan Regulasi khusus untuk pelaku  Asuransi pelaku PB Kelompok Rentan  Penyandang Disabilitas  Lansia  Ibu Hamil  Anak anak

Permasalahan Pokok Kelompok Rentan  Mempunyai kerentanan lebih  Aksesibilitas yang belum aksesibel  Kapasitas Rendah

 Belum/tidak bisa berpartisipasi Penyandang Disabilitas

Merupakan Kelompok yang mempunyai kerentanan 2-4 x lebih tinggi : * mempunyai kebutuhan spesifik

* memerlukan perlakuan spesifik * kendala mobilitas

* kendala komunikasi

* banyak kebutuhan difabel blm tercukupi * aksesibilitas yang minim

* kapasitas rendah

* banyak yang belum memahami * banyak yang salah mempersepsikan * cara evakuasi blm ramah

* tempat evakuasi blm ramah * belum / tidak bisa partisipasi Perlindungan Kelompok Rentan

 Data Pilah  Aksesibilitas

 Peningkatan Kapasitas  Partisipasi

(31)

31 Perlindungan Pelaku PRBBK dan Kelompok Rentan Berbasis Komunitas | Kumpulan Naskah KN PRBBK XIII

 Sister Village dan Sister Disabilitas  Akomodasi yang layak

 EWS yang akses  Peta Kelompok Rentan

 Kajian Kebutuhan Kelompok Rentan

 Adanya dukungan untuk anak terus berkembang  Non Diskriminasi

 Kesetaraan dan kesempatan Kerangka Kerja Bersama Perlindungan

 Sister Village  Sister Disabilitas

 Relawan khusus kel. rentan tidak mampu  Jejaring

 Adanya tempat yang sesuai dengan untuk kelompok rentan seperti anak dan orang tua  Pemenuhan kebutuhan

Gambar

Gambar  11:  Proses  Pelaksanaan  Pelatihan  untuk  Fasilitator  68  93 85  62 122  84  050100150 Pengetahuan PRB -API Mengenali Risiko Bencana dan PI Aksi PRB-API
Tabel di atas menunjukan nilai t-hitung variabel pendidikan  sebesar 3.157 dengan level signifikansi  0,000 sementara nilai t-tabel adalah 2,60 dengan demikian nilai t-hitung &gt; t-tabel, sehingga hipotesis  1 yang diajukan dalam penelitian ini dapat dite
GAMBAR 1. RUMAH MASYARAKAT YANG TERENDAM BANJIR  KAB. MALAKA
GAMBAR  4.  MEMBANGUN  KRITERIA  PENERIMA  MANFAAT  DI  DESA  SIKUN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila Anda login sistem dengan user nop, dan akan menggunakan database nop untuk bekerja, maka berikanlah perintah berikut ini untuk masuk ke server postgresql:.. $

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa menggunakan menerapkan model Team Games Tournament (TGT) akan meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa yang mencakup

mempunyai pengaruh kesalahan seminimum.. Model AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty seorang ahli matematika yang telah memberikan kontribusi dalam bidang operatio

Dewa Apollo merepresentasikan gambaran Yunani klasik tentang keindahan sejati, yaitu Dewa yang menciptakan harmoni dan keindahan, kekuatan yang mampu membentuk karakter manusia

Pada tahun 2011, KSAP akan melakukan penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Berbasis Akrual, yaitu Akuntansi Pendapatan Laporan Operasional (LO). PSAP ini

Adalah lapisan sel lebih dalam yang terbentuk dari sel kulit yang baru. Sebagian besar lapisan ini menghasilkan keratohialin dan serabut keratin yang berfungsi sebagai

JAMINAN UANG MUKA Cukup jelas.. JAMINAN PEMELIHARAAN

biasa muncul yaitu biasanya pasien stupor, dengan nafas cepat, nafas berbau buah atau keton, terkadang muncul hipotermi (masharani, 2012), selain itu komplikasi