RAWAT INAP BEDAH DAN PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT “T” JAKARTA
Veronika Martauli S1, Efy Afifah2
Departemen Dasar Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI JL. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat 16424 Indonesia
E-mail: v_f3120ns89@yahoo.co.id ABSTRAK
Perilaku caring perawat merupakan indikator penting dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien. Penelitian ini mengidentifikasi perilaku caring perawat diruang rawat inap bedah dan penyakit dalam rumah sakit “T” Jakarta. Peneliti menggunakan cross-sectional dengan total sampling ketenagaan perawat diruangan bedah dan penyakit dalam rumah sakit “T” Jakarta dengan jumlah 50 responden yang mengikuti penelitian. Penelitian menggunakan kuesioner CBI dari Wolf (1988) yang terdiri dari 42 item pertanyaan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan perilaku caring perawat diruang rawat inap bedah dan penyakit dalam di rumah sakit “T” Jakarta dengan nilai (p > 0,005) yaitu nilai p (0,733). Perilaku caring perawat diruang bedah dan penyakit dalam memiliki perilaku caring sangat baik. Penelitian ini diharapkan perawat profesional kedepannya perlu menjiwai profesinya dengan perilaku caring dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Kata kunci: Perilaku Caring, Perawat bedah, penyakit dalam.
Abstract
Nurse caring behavior is an important indicator in providing nursing care to patients. This study identified the nurse caring behavior inpatient surgical and hospital medicine at "T" Jakarta hospitalized. Researchers used an cross-sectional sampling with a total workforce of nurses and disease in the surgical room of "T" Jakarta hospital. The 50 respondents who followed the studied. The study used a questionnaire of the Wolf (1988) which consists of 42 question items. The results of the study showed that there was no difference in the behavior of the nurses caring inpatient surgical and hospital medicine "T" Jakarta with values (p> 0,005), p-value (0,733). Surgical nurses caring behavior and medicine has an excellent caring behavior. This study expected in the future need to be a professional nurse by profession animating caring behavior in the health service.
Keywords: Caring Behavior, surgical nurses and internal medicine.
Pendahuluan
Caring dipandang sebagai dasar profesi
keperawatan yang menyediakan kerangka kerja sebagai petunjuk praktek keperawatan sebagai komponen penting kepuasan pasien dalam lingkungan pelayanan kesehatan (Tanking, 2010). Kemajuan dari teknologi dan bentuk pelayanan yang lebih modern serta
biaya dan standarisasi pada proses kerja menjadi suatu dasar juga dalam pelayanan memberikan caring sehingga terkadang pasien sering terabaikan
Hasil penelitian Ann Green (2004) menggunakan Caring Behaviours Inventory
(CBI ) mendapatkan hasil tidak ada
perbedaan secara signifikan dan statistik peran perawat dalam perilaku caring yang bekerja diruangan beragam yang dilakukan di negara
Amerika. Perilaku caring sendiri di negara Indonesia hampir seimbang antara yang berperilaku caring dan tidak caring, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nensi & Rosaline (2008) bahwa persentase perilaku caring perawat sebesar 53,3% dan yang tidak caring 46,7% hal ini menunjukan bahwa nilai perawat caring hampir imbang dengan yang tidak caring. Rumah sakit “T” Jakarta yang terletak didaerah Jakarta merupakan salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan dimana perawat selama 24 jam berinteraksi lebih sering kepada pasien. Rumah sakit “T” memiliki pelayanan rawat jalan, rawat inap dan penangganan darurat. Ruangan rawat inap bedah dan penyakit dalam menjadi tempat penelitian. Data ketenagaan perawat di ruangan penyakit dalam sebanyak 27 orang dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 40 terletak dilantai III rumah sakit “T” Jakarta. Data perawat yang di ruang bedah dengan jumlah ketenagaan yang ada sebanyak 28 orang dengan kapasitas tempat tidur 52 dimana terletak dilantai IV. Perawat bedah berpersepsi bahwa perilaku caring lebih diterapkan diruangan bedah karena perawat bedah lebih sering berinteraksi dengan pasien dalam asuhan keperawatan, hal ini disebabkan pasien yang diruangan bedah cenderung untuk pre dan post operasi sehingga persepsi perawat diruang bedah lebih caring. Fenomena yang terjadi perilaku caring perawat dirumah sakit “T” Jakarta di ruangan rawat inap bedah dan penyakit dalam ternyata masih belum tinggi, hal ini didapat dari keluhan-keluhan pasien yang terkadang mengeluh ketika pasien membutuhkan bantuan dengan tanda bel, respon dari perawat untuk menghampiri lama, perawat hanya mengunjungi pasien seperlunya saja tanpa ada komunikasi yang dapat menjadi dasar komunikasi antara perawat dan pasien, penampilan perawat terkadang jarang senyum ketika melayani pasien. Penurunan dari nilai BOR RS “T” Jakarta dimulai dari bulan Juli 2013 (57,70%) sampai Oktober 2013 ( 45,09%) menjadi acuan dalam kualitas rumah sakit. Hal ini
dapat mempengaruhi mutu dan kualitas rumah sakit. Oleh sebab itu penelitian ini akan di lakukan di ruang rawat inap bedah dan penyakit dalam RS “T” Jakarta yang memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran perilaku
caring perawat di ruang rawat inap bedah dan
penyakit dalam RS “T” Jakarta.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan rancangan deskriptif katagori dengan 50 responden yang berpartisipasi. Pendekatan secara cross-sectional juga dilakukan untuk mengetahui gambaran apakah ada perbedaan perilaku
caring perawat di ruang bedah dan penyakit
dalam, sehingga penelitian secara cross- sectional dilakukan secara tidak mendalam hanya menggambarkan. Penelitian ini menggunakan kuesioner dari CBI Wolf (1988) sebagai instrumen yang digunakan dalam penelitian dengan uji validitas dan reabilitas yang diperoleh nilai Cronbach alpa 0,925 ≥ 0,6 sehingga instrumen ini dinyatakan reliabel
Hasil
Analisa Univariat
Karakteristik perawat di ruang rawat inap bedah dan penyakit dalam berdasarkan umur, pendidikan, status perkawinan, dan lama kerja serta perilaku caring perawat diruang rawat inap rumah sakit “T” Jakarta akan disajikan sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik perawat diruang rawat inap bedah RS “T” Jakarta (n=25) Karakteristik Perawat Jumlah Presentase Umur a. < 25 tahun b. 25-30 tahun c. 31-35 d. >35 tahun 10 9 3 3 40 36 12 12 Jenis kelamin a. Laki – laki 4 16
Karaktersitik Perawat Jumlah Persentase Jenis kelamin b. Perempuan 21 84 Pendidikan a. D III b. S 1 23 2 92 2 Status Pernikahan a. Menikah b. Belum menikah c. Janda/duda 9 19 0 24 76 0 Pengalaman Kerja a. 1-5 tahun b. 5-10 tahun c. > 10 tahun 17 2 6 68 8 24
Hasil dari tabel diatas di peroleh karakteristik responden di ruang rawat inap bedah rumah sakit “T” Jakarta menunjukan bahwa dari 25 responden di ruang rawat inap bedah rumah sakit “T” Jakarta paling banyak dilihat dari umur < 25 tahun adalah 10 orang dengan persentase 40%, berjenis kelamin perempuan adalah 21 orang dengan persentase 84%, tingkat pendidikan responden 92% merupakan diploma (DIII), responden yang belum menikah adalah 19 orang dengan persentase 76 %, lama kerja lebih banyak 1-5 tahun adalah 17 orang dengan persentase sebesar 68% serta perilaku caring di ruang rawat inap bedah rumah sakit “T” Jakarta paling banyak 20 orang dengan persentase 80 % sangat baik.
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik perawat diruang rawat inap penyakit dalam RS “T” Jakarta (n=25) Karakteristik Perawat Jumlah Presentase Umur a. < 25 tahun b. 25-30 tahun c. 31-35 d. >35 tahun 9 10 2 4 36 40 8 16 Jenis kelamin a. Laki – laki b. Perempuan 4 21 16 84 Pendidikan a. D III b. S 1 22 3 88 12 Karakteristik Perawat Jumlah Persentase Status Pernikahan a. Menikah b. Belum menikah c. Janda/Duda 7 18 0 28 72 0 Pengalaman Kerja a. 1-5 tahun b. 5-10 tahun c. > 10 tahun 14 5 6 56 20 24
Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa diruang rawat inap penyakit dalam rumah sakit “T” Jakarta paling banyak umur 25-30 tahun adalah 10 responden (40%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 responden (84%), tingkat pendidikan 22 responden merupakan diploma (88%), responden yang belum menikah lebih banyak 18 orang (72%), dengan lama kerja lebih banyak 1-5 tahun 14 orang (56%) dengan perilaku caring dikategorikan sangat baik sebanyak 19 orang (76%) di ruang rawat inap penyakit dalam rumah sakit “T” Jakarta.
Tabel 3 Distribusi frekuensi perilaku caring responden diruang rawat inap bedah RS “T” Jakarta (n=25) Perilaku Caring Perawat Bedah Jumlah Persentase Baik 5 20 Sangat Baik 20 80 Total 25 100
Hasil analisis perilaku caring perawat di ruangan bedah diperoleh bahwa perawat bedah dari 25 responden yang berperilaku
caring dengan sangat baik sebanyak 20
Tabel 4 Distribusi frekuensi perilaku caring responden diruang rawat inap penyakit dalam RS “T” Jakarta (n=25). Perilaku Caring Perawat Penyakit Dalam Jumlah Persentase Baik 6 24 Sangat Baik 19 76 Total 25 100
Hasil analisis perilaku caring perawat di ruang rawat inap penyakit dalam diperoleh bahwa perawat diruangan penyakit dalam dengan jumlah responden 25 orang yang berperilaku
caring dengan sangat baik sebanyak 19
responden (76%) dari nilai total persentase 100%.
Tabel 5. Distribusi perilaku caring responden ruang rawat inap penyakit dalam RS “T” Jakarta
berdasarkan indikator CBI menurut Wolf (1988).
Berdasarkan hasil dari tabel diruang rawat inap penyakit dalam, perilaku caring perawat dengan indikator dari sub skala CBI menurut Wolf (1988) didapatkan nilai tertinggi
mengakui keberadaan manusia dengan nilai mean 40,64.
Tabel 6 Distribusi perilaku caring responden ruang rawat inap bedah RS “T” Jakarta berdasarkan indikator CBI menurut Wolf (1988) :
Sub Variabel
Mean SD Min Max CI Mengakui keberadaan manusia 40,52 3,5 34 47 35,72-76,24 Menanggapi dengan rasa hormat 39,48 2,6 35 45 36,83-76,31 Menciptakan hubungan yang positif. 29,80 2,4 24 34 27,54-57,34 Memiliki pengetahuan dan keterampilan secara profesional 17,88 1,5 14 20 17,00-34,88 Memperhatikan dengan pengalaman yang dimilki 12,40 1,4 10 15 11,63-24,03
Hasil perilaku caring dengan subskala dari
Wolf (1988) yang terdiri dari 5 subskala
indikator CBI diruang rawat inap bedah rumah sakit “T” Jakarta, nilai yang tertinggi adalah mengakui bahwa adanya keberadaan manusia dalam pelayanan keperawatan dengan nilai mean 40,5.
Analisa Bivariat
Penelitian perilaku caring perawat di ruang rawat inap dan penyakit dalam dengan analisa bivariat diperoleh bahwa perilaku caring perawat bedah dan penyakit dalam tidak ada perbedaan dalam melayani pasien dimana nilai dari probabilitas (p-value > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kedua ruang rawat inap tersebut
Sub Variabel
Mean SD Min Max CI Mengakui Keberadaan manusia 40,64 3,5 35 46 35,84-76,84 Menanggapi dengan rasa hormat 40,40 4,1 33 48 37,75-78,15 Menciptakan hubungan yang positif 29,72 3,0 24 35 27,46-57,18 Memiliki pengetahuan dan keterampilan secara profesional 17,76 1,8 15 20 16,88-34,64 Memperhatikan dengan pengalaman yang dimiliki 12,80 1,6 10 15 12,03-24,83
Pembahasan
Penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap bedah dan penyakit dalam RS “T” Jakarta berdasarkan karakteristik responden berdasarkan usia yang lebih produktif dengan rentang usia 20-40 tahun hal ini sesuai dengan penelitian Rurry (2012). Responden yang lebih banyak adalah perempuan hal ini dapat dipengaruhi karena pekerjaan perawat memang lebih banyak banyak di butuhkan peranan wanita dalam memberikan pelayanan. Pendidikan sebagian besar masih DIII hal ini dapat dipengaruhi oleh pihak organisasi rumah sakit belum memberikan kesempatan dalam pengembangan jenjang pendidikan bagi pekerja ke jenjang sarjana. Status pernikahan dapat menjadi pengaruh besar dalam kinerja, karena perawat yang berstatus menikah akan lebih bekerja dengan tanggung jawab karena adanya tuntutan rumah tangga yang harus di korbankan selama bekerja. Pengalaman kerja berpengaruh penting pada kinerja seseorang, dengan pengalaman kerja yang cukup maka kemampuan seseorang tersebut akan berbeda dengan kemampuan orang yang tidak memiliki pengalaman kerja. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yaitu pengetahuan dan keterampilan, beban kerja perawat dan lingkungan kerja.
Perilaku caring yang baik akan berpengaruh pada rumah sakit, meningkatnya jumlah pasien di rumah sakit karena pelayanan yang di berikan perawat caring akan meningkatkan mutu dan kualitas rumah sakit. Perawat yang didasari pendidikan perilaku caring akan berpengaruh penting pada profesionalisme keperawatan. Masyarakat yang menjadi salah satu sasaran pelayanan yang merasakan perilaku caring akan berdampak mengubah stigma negatif perawat menjadi yang positif.
Kesimpulan
Pada penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perilaku caring perawat bedah dan penyakit dalam RS
“T” Jakarta. Peranan caring dalam pelayanan di rumah sakit sangatlah penting sehingga rumah sakit sudah seharusnya memberikan pengembangan bagi perawat dalam pelayanan keperawatan yang di dasari perilaku caring misalnya dengan memberikan kesempatan bagi perawat untuk pelatihan dan pengembangan pendidikan.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada RS “T” Jakarta yang memberikan saya kesempatan dalam melakukan penelitian, Ibu Efy Afifah S.KP., M.Kes yang membimbing dengan sabar dan penuh perhatian, serta rekan-rekan satu penelitian terima kasih atas masukan dan saran yang telah diberikan dalam penyelasaian penelitian ini.
Referensi
Alligood, Raile M.( 2010). Nursing theory
utilization & Application fourth edition. USA : Mosby Elsevier
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ann Green (2004). Caring Behaviours As Perceived by Nurse Practitioners.
Journal of the American Academy of Nurse Practitioners . July 2004, 16,
7; pg. 283.
Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan
Konsep & Aplikasi. Yogyakarta:
AR-RUZZ Media.
Barbara, Kozier.... [et all]. (2010). Buku ajar
praktik Ed. 7. Alih bahasa; Pamilih
eko karyuni.... [et all]. Editor bahasa Indonesia; Dwi Widiarti...[et all]. Jakarta : EGC
Cesta, TG. (2002). Survival strategi for nurses
in managed care. USA : Mosby Inc.
Dahlan, M.S. (2009). Besar sampel dan cara
pengambilan sampel. Jakarta: Salemba Medika
Dharma, K.S. (2011). Metodologi Penelitian
Keperawatan. Depok: Trans Info
Media
Dedi, B. (2008). Perilaku caring perawat pelaksana studi grounded thory.
Jurnal keperawatan Indonesia Vol.12
no.I, Maret 2008: Hal 40-46
Indiastuti Yani. (2010). Analisis Hubungan
Perilaku Caring dan Motivasi dengan
Kinerja perawat pelaksana
menerapkan prinsip etik keperawatan dalam asuhan keperawatan di RSUD Sragen. Skripsi. FIK UI
Juliani, E. (2009). Hubungan Beban Kerja
Perawat Pelaksana Dengan
Pelaksanaan Perilaku Caring
Menurut Persepsi Klien di Irna Lantai Jantung Rumah Sakit Husada Jakarta. Tesis. FIK. UI
Koswara.D.(2002). Hubungan Antara Pengetahuan Caring Dengan Sikap
Caring Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Tasikmalaya.
Tesis. FIK.UI.
Liu, J., Mok E., & Wong, T. (2005). Caring in nursing investigating The Meaning Of Caring from The Perspective of Cancer patients in Beijing. China
Journal of Clinical Nursing 15, 188-196.2006. Blackwell Publishing Ltd.
Muhidin & Ichsan. (2008). Persepsi pasien
terhadap pelayanan keperawatan di RSUD Sogaten Kota Madiun Jawa
Timur: Studi Fenomenologi.
Tesis.FIK.UI
Nensi & Rosaline.(2008). Hubungan prilaku
caring yang dilakukan perawat dengan tingkat kepuasan klien diruang rawat inap Siloam Hospital Lippo Karawaci. Laporan Penelitian :
FIK.UI.
Notoatmodjo, S. (2010). Metedologi penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005).
Fundamental of Nursing. St. Louis: Elsevier
mosby.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009).
Fundamental Keperawatan. Alih
Bahasa : Ferderika.A. Jakarta: Salemba Medika.
Pahlevi,W.(2013). Analisa Pelayanan. FKM UI . diakses diwebsite http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=di
gital/125608-S-5852-Analisis%20pelayanan-Literatur.pdf. Rurry, D. (2012). Studi Diskriptif Perilaku
Caring Perawat Berdasarkan Ruang Rawat Inap.Skripsi.FIK.UI
Robbins, S.P. (1998). Organizational behavior. Eight edition. Upper Saddle
River: Prentice-Hall International, Inc.
Sobirin, C.(2006). Hubungan Beban Kerja dan
Motivasi dengan Penerapan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Di BRSUD Unit Swadana Kabupaten
Subang. Program Pasca
Sarjana.FIK.UI
Supriadi. (2008). Hubungan karakteristik
pekerjaan dengan pelaksanaan perilaku caring oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Samarinda. Tesis.
FIK. UI.
Suryani, M.(2010). Tesis Hubungan lingkungan kerja dengan perilaku caring perawat di rumah sakit PGI Cikini Jakarta. Tesis. FIK. UI.
Sutanto, Priyo H. (2007). Analisis data. FKM : Universitas Indonesia
Sutanto Priyo Hastono & Luknis Sabri. (2010).
Statistik kesehatan. PT Raja Grafindo
Persada. Indonesia
Tanking, J. (2010). Nurse caring behavior. Kansas: The Kansas Nurse.
Undang undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Dihimpun oleh Hadi Setiadi. Jakarta: Havarindo
Umar, H. (2005). Metode penelitian untuk
skripsi dan tesis bisnis.Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Watson.(2005).Caring science as scared
science. Philadelphia : F.A Davis
Company
Watson. (2002) . Assesing and Measuring
Caring in Nursing and Health Science. USA : Springer Publishing
Company, Inc.
Watson. (2009). Assesing and Measuring
Caring in Nursing and Health Science. Canada: Siger Publishing.
Ltd
Wolf, Z., B., & Miller, P.A. (2003). Relationship between nurse caring and patients satisfactions in patients undergoing invasive cardiac procedures. Journal Medsur Nursing. Pages: 12(6) 391-396.
Wolf, Z., B, dkk. (1998). Relationship between
satifications. Journal of Medsurg
Nursing. April 1998. Vol 07 No.2. Yuliawati. AD.(2012) Gambaran Perilaku
Caring Perawat Terhadap Pasien Di Ruang Rawat Inap Umum RS DR. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Skripsi. FIK.UI