• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya-Hofstede

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Budaya-Hofstede"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

CULTURES AND

CULTURES AND ORGANIZATION

ORGANIZATIONS(Geert Hofstede):

S(Geert Hofstede):

KAJIAN BUKU

KAJIAN BUKU

Heru Kurn!nto T"!#"ono

Heru Kurn!nto T"!#"ono

Tu

Tulilisasan n inini i memerereviview ew dan dan menmengegevavaluluasasi i bukbuku u yayang ng diditutulilis s HoHofsfstetede de beberbrbasasisis  penelitian

 penelitian yang yang dilakukannya. dilakukannya. Buku Buku yang yang ditelaah ditelaah ini ini secara secara lengkap lengkap berjudulberjudul Cultu

Cultures and res and OrganiOrganizatiozations software of ns software of the mind! the mind! interintercultucultural cooperation and ral cooperation and itsits imp

importortancance e fo fo "ur"urvivvival. al. "eca"ecara ra gargaris is besbesar ar tultulisaisan n ini terdiini terdiri ri ataatas s dua dua bagibagian.an.  Bagian

 Bagian pertama pertama merupakan merupakan resume resume dan dan perspektif perspektif buku buku ini ini yang yang meliputi# meliputi# $%&$%& maksud studi

maksud studi dan penulisan buku dan penulisan buku $'& pendekatan dan $'& pendekatan dan prosedur prosedur $(& definisi $(& definisi $)& hasil$)& hasil dan $*& implikasi. "edangkan bagian kedua merupakan tinjauan atau bahasan secara dan $*& implikasi. "edangkan bagian kedua merupakan tinjauan atau bahasan secara kri

kritis tis dardari i perperspespektiktif f revreviewiewer er terterhadahadap p buku buku baibaik k pempembahabahasan san agragreemeementents s dandan disag

disagreementreements s berdaberdasarkan pada sarkan pada metodometodologi logi penelipenelitian! theorititian! theoritical cal frameframework work dandan kontr

kontribusi book content pada ibusi book content pada teori dengan melakukan perbandteori dengan melakukan perbandingan dengan banyakingan dengan banyak  perspektif dari referensi lain yang dapat digunakan untuk telaah buku ini.

 perspektif dari referensi lain yang dapat digunakan untuk telaah buku ini. This paper reviews and

This paper reviews and evaluaevaluates Hofstede+tes Hofstede+s s book ,Cultures and Organizatbook ,Cultures and Organizationsions  software of the

 software of the mind! intercultural cooperation mind! intercultural cooperation and its and its importance for "importance for "urvival- thaturvival- that was written based on his research. Basicall

was written based on his research. Basically this paper is divided into two parts. They this paper is divided into two parts. The  first part is

 first part is a resume a resume and the and the perspective of perspective of the book the book that consist that consist of# $%& of# $%& the purposethe purpose of the study and why

of the study and why this book was writtthis book was written! $'& the procedures and the approachesen! $'& the procedures and the approaches!! $(& definition! $)& results

$(& definition! $)& results! and $*& the implications. The other part is more as crit! and $*& the implications. The other part is more as criticalical discussion about the book from the reviewer+s perspectives including the agreements discussion about the book from the reviewer+s perspectives including the agreements and disagreements which based on research methodology! theoreti

and disagreements which based on research methodology! theoretical framework andcal framework and book content contribu

book content contribution theory by tion theory by comparicomparing them ng them with many other with many other perspperspectivectiveses  from other references that can be used to study this book.

 from other references that can be used to study this book.

1 1

(2)

BAGIAN $ERTA%A

BAGIAN $ERTA%A

I& TUJUAN I& TUJUAN

Tuj

Tujuan uan penupenulislisan an buku buku ini ini untuntuk uk memmembantbantu u daldalam am kaikaitantannya nya dengdengan an perperbedbedaan aan-- perbedaan

 perbedaan dalam dalam pemikiran, pemikiran, perasaan, perasaan, dan dan perbuatan perbuatan orang-orang orang-orang di di dunia. dunia. TulisanTulisan ini akan menunjukkan bahwa meskipun keragaman pemikiran orang-orang begitu ini akan menunjukkan bahwa meskipun keragaman pemikiran orang-orang begitu  besar,

 besar, masih masih terdapat terdapat suatu suatu struktur struktur dalam dalam keragaman keragaman ini ini yang yang dapat dapat menyajikanmenyajikan suatu basis pemahaman bersama.

suatu basis pemahaman bersama.

II& $ENDEKATAN DAN $ROSEDUR  II& $ENDEKATAN DAN $ROSEDUR 

Tulis

Tulisan an ilmiilmiah ah dalam buku ini dalam buku ini berbasberbasis pada is pada dua penelitiadua penelitian n tentatentang ng budaya. Pertambudaya. Pertamaa  penelitian

 penelitian tentang tentang perbedaan perbedaan budaya-budaya budaya-budaya nasional nasional ((nationational nal culturcultureses) ) yayangng di

dilalakukukan kan HoHofsfstetede de dkdkk.k., , dendengagan n memengnggugunaknakan an dadata ta !!", ", memeliliputputi i poppopululasasii karyawan pada

karyawan pada national subsidiariesnational subsidiaries di #$ negara. %edua penelitian tentang budaya di #$ negara. %edua penelitian tentang budaya organisasional pada lebih dari &' unit organisasi di enmark dan !elanda yang organisasional pada lebih dari &' unit organisasi di enmark dan !elanda yang dil

dilakuakukan kan pada pada tahtahun un 1*+ 1*+ samsampai pai dendengan gan 1*1*. . PenePenelitlitian ian tertersebsebut ut enenderderungung  bersifat

 bersifat eksploratori eksploratori dan dan prosedur prosedur statistik statistik yang yang dilakukan dilakukan dengan dengan menggunakanmenggunakan faktor analisis.

faktor analisis.

istematika buku ini terdiri atas empat bagian. !agian pertama buku ini memberikan istematika buku ini terdiri atas empat bagian. !agian pertama buku ini memberikan dasar pemahaman yang baik tentang buku ini dengan menjelaskan apa yang kita dasar pemahaman yang baik tentang buku ini dengan menjelaskan apa yang kita artikan ketika kita berbiara mengenai /budaya0  /

artikan ketika kita berbiara mengenai /budaya0  /cultureculture0. 0. PeneliPenelitian tian menjemenjelaskalaskann empat dimensi yang seara empiris ditemukan dalam penelitian lintas lebih dari +' empat dimensi yang seara empiris ditemukan dalam penelitian lintas lebih dari +'

& &

(3)

negara-negara2  power distance! collectivism versus individualism! femininity versus masculinity, dan uncertainty avoidance. etiap hapter disusun dengan ara yang sama2 dimensi digambarkan, nilai-nilai dari berbagai negara diperlihatkan, dan konsekuensi dari dimensi terhadap keluarga, sekolah, lingkungan kerja, organisasi, negara, dan perkembangan ide. eara spekulatif disebutkan tentang keaslian dan kemungkinan perbedaan-perbedaan di antara setiap dimensi di masa mendatang. Perbedaan menurut gender, generasi, dan kelas sosial dimunulkan. 3hapter # melihat  pada konsekuensi dari perbedaan budaya nasional di mana orang dalam suatu negara mengatur diri mereka sendiri, mengkombinasikan dimensi yang digambarkan pada empat hapter sebelumnya. "enunjukkan bahwa praktik dan teori organisasi seara  budaya saling tergantung. 3hapter  memberikan dimensi yang kelima, yaitu orientasi jangka panjang 4ersus jangka pendek (long term vs short term orientation). 3hapter ini juga mengeksplorasi implikasi-implikasi dari dari fakta5 menunjukkan  perbedaan yang mendalam antara pemikiran orang Timur dan !arat yang  berhubungan dengan pentingnya /kebaikan0 dan /keben aran0.

!agian ketiga dihadapkan dengan perbedaan-perbedaan budaya organisasional, dan terdiri dari satu hapter yaitu hapter * yang menggambarkan pandangan baru ynag diperoleh dari proyek penelitian lintas 63 di lebih dari &' unit organisasi di enmark dan !elanda. ni merupakan komplementari bagi perbedaan budaya nasional yang disebutkan pada hapter-hapter sebelumnya.

(4)

!agian keempat dihadapkan pada implikasi praktik dari perbedaan dan kesamaan  budaya. 3hapter  melihat pada apa yang terjadi ketika orang dari budaya yang  berbeda bertemu. ni menghilangkan fenomena seperti culture shock , etnocentrism,  stereotyping , perbedaan dalam bahasa dan humor. 3hapter ini membahas bagaimana

kemampuan komunikasi antar budaya. 3hapter 1' meringkas pesan-pesan dari buku dan mengartikannya menjadi pesan-pesan bagi orangtua, manajer, dan media. !agian akhir yang diberi judul eading /ental 0rograms pada pokoknya menekankan pada  penelitian kolega bisnis dan ditambahkan sebagai appendi8. !agian ini dihadapkan dengan bagaimana mengkoleksi informasi yang dapat diperaya tentang perbedaan  budaya selain mengau pada kontra4ersi dalam ilmu sosial mengenai budaya, dan

menjelaskan pilihan metodologi di balik pendekatan yang diikuti

(5)

III& DE'INISI  HASIL STUDI

A& Bud!!  D*ens Bud!! N!son!+

!udaya (culture) merupakan keseluruhan pola pemikiran, perasaan dan tindakan dari suatu kelompok sosial, yang membedakan dengan kelompok sosial yang lain. 1stilah the collective mental programming atau  software of mind digunakan untuk menyebutkan keseluruhan pola dalam kajian budaya.  /ental prorams  atau budaya suatu kelompok terbentuk oleh lingkungan

sosial, (seperti negara, daerah, tempat kerja, sekolah dan rumah tangga) dan kejadian-kejadian yang dialami dalam kehidupan para anggota kelompok yang bersangkutan. %emudian proses terbentuknya pola fikir,  perasaan dan perbuatan tersebut dianalogikan dengan proses penyusunan  program dalam komputer.

!udaya dapat dikelompokkan ke dalam berbagai tingkatan antara lain2 nasional, daerah, gender, generasi, kelas sosial, organisasional atau perusahaan.

!udaya 9asional

imensi-dimensi perbedaan budaya dalam penelitian budaya nasional meliputi2  power distance! collectivism2 individualism! masculinity2 feminity  dan

uncertainty avoidance.

B& $o,er dst!n-e

(6)

 0ower distance adalah satu dari /dimensi0 budaya nasional yang merefleksikan jarak  jawaban yang ditemukan dalam beragam negara ke dalam pertanyaan mendasar tentang bagaimana mengelola fakta bahwa orang-orang dalam keadaan tidak seimbang. kor-skor power distance dari +' negara dan 7 wilayah kelompok negara dihitung dari jawaban karyawan !" pada posisi pekerjaan yang sama dan sur4ey yang sama. eluruh pertanyaan terdapat kode tipe jawaban yang diwakili oleh skor angka2 biasanya 1, &, 7, $ atau +. Prosedur statistika dengan faktor analisis digunakan untuk meringkas sur4ei pertanyaan ke dalam kelompok yang disebut faktor atau klaster. uatu klaster tersusun dari pertanyaan yang terkait dengan power   dan $in& e3uality. ari pertanyaan ini, Hofstede menyeleksi tiga yang paling kuat terkait. kor rata-rata standar sampel karyawan-karyawan !" dalam suatu negara pada tiga  pertanyaan, suatu  power distance inde4  (P) untuk perhitungan negara. Tujuan

formula P adalah2 menjamin bahwa tiap-tiap tiga pertanyaan menunjukkan bobot yang seimbang yang terdapat pada indeks akhir dan nilai indeks berjarak dari ' untuk negara dengan power distance yang rendah sampai 1'' untuk negara dengan power distance yang tinggi.

Tiga pertanyaan sur4ey yang digunakan untuk menyusun  power distance inde4 adalah2

1. Pertanyaan yang menunjukkan kekhawatiran atau ketakutan karyawan  bawahan.

(7)

&. Pertanyaan yang menunjukkan perasaan karyawan terhadap lingkungan kerja terkait dengan gaya otokrasi atau paternalistik.

7. Pertanyaan yang menunjukkan dan mengekspresikan preferensi responden (karyawan).

Hasil analisis menunjukkan bahwa negara-negara :atin, seperti ;merika :atin, Peranis dan panyol juga negara-negara di ;sia dan ;frika memiliki power distance yang tinggi. edangkan sebagian besar negara-negara barat, <; dan nggris tergolong memiliki power distance yang rendah. =ika power distance  yang dimiliki rendah berarti ketergantungan subordinat pada pimpinan terbatas, ada hubungan interdependensi anatara mereka dan jarak emosional antara mereka relatif rendah, dan sebaliknya. Perbedaan power distance dalam negara juga ditunjukkan atau ditentukan  pula oleh kelas sosial, tingkat pendidikan dan pekerjaan. alam mengukur perbedaan  power distance juga dapat dihubungkan dengan perbedaan-perbedaan di dalam

keluarga, sekolah, tempat kerja, propinsi dan ide-ide besar dalam negara.

C& Co++e-t.s* .s Ind.du!+s*

"ayoritas orang di dunia yang tinggal dalam suatu komunitas yang memiliki minat  pada kelompok melebihi seara indi4idu disebut sebagai kelompok masyarakat collectivist . ebagian besar lingkungan collectivist , /keluarga0 di mana anak tumbuh  berkembang terdiri dari sejumlah orang yang hidup bersama seperti2 kakek-nenek,  paman, bibi, pembantu, atau anggota lainnya. alam antropologi budaya ini dikenal

(8)

sebagai e4tended family. %etika anak tumbuh berkembang mereka belajar untuk  berpikir mereka sebagai bagian dari kelompok /kita0.

"inoritas orang di dunia hidup dalam masyarakat di mana minat-minat indi4idu di atas minat kelompok, masyarakat itu disebut sebagai individualist . i sini sebagian  besar anak-anak dilahirkan dalam keluarga yang terdiri dari dua orang tua dan,

kemungkinan dari keluarga dengan orangtua tunggal. audara-saudara lain hidup terpisah dan jarang bertemu. %eluarga jenis ini dikenal sebagai nuclear family (dari  bahasa :atin yang berarti inti). ;nak-anak dari keluarga seperti ini akan tumbuh dan

kemudian berpikir bahwa mereka sebagai /aku0.

Pertanyaan-pertanyaan sur4ey di mana individualism inde8 diperkenalkan termasuk ke dalam kumpulan 1$ /work goals0. Pertama adalah individualism  4ersus collectivism, dan yang kedua dinamai masculinity  4ersus  feminimity (lihat 2  /asculinity dan 5eminimity).

<ntuk individualism2

1.  0ersonal time. "emiliki suatu pekerjaan yang memberikan anda waktu yang ukup untuk kehidupan personal atau keluarga.

&.  5reedom. "emiliki kebebasan yang tinggi untuk menggunakan pendekatan anda sendiri dalam pekerjaan anda.

7. Challege. "emiliki tantangan pekerjaan yang dilakukan > bekerja di mana anda dapat menapai prestasi yang berarti bagi pribadi.

(9)

<ntuk collectivism2

$. Training . "emiliki kesempatan training (untuk meningkatkan ketrampilan anda atau mempelajari ketrampilan baru)

+.  0hysical conditions. "emiliki kondisi kerja fisik yang baik (4entilasi dan  penerangan yang baik, tempat kerja yang leluasa, dsb.).

#. 6se of skills. eara penuh menggunakan ketrampilan dan kemampuan anda dalam pekerjaan.

!anyak negara dengan skor tinggi untuk P memiliki skor rendah pada ? dan sebaliknya. engan kata lain hubungan kedua dimensi tersebut enderung berkorelasi negatif. Perbedaan individualism7collectivism  dalam negara juga ditunjukkan atau ditentukan pula oleh kelas sosial, tingkat pendidikan dan pekerjaan. alam mengukur  perbedaan individualism7collectivism juga dapat dihubungkan dengan perbedaan- perbedaan di dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, propinsi dan ide-ide besar dalam

negara.

D& %!s-u+nt !nd 'e*nt

alam suatu masyarakat terdiri atas laki-laki dan perempuan. eara biologis mereka  berbeda. Perbedaan biologis menggunakan terminologi male  dan female, sedangkan

(10)

 perbedaan sosial dan seara budaya ditentukan oleh peran masculine  dan feminine. eorang laki-laki dapat berkelakuan feminim dan sebaliknya.

imensi kedua ini seara erat berhubungan dengan item terkait berikut. <ntuk masculine2

1.  8arnings. "emiliki kesempatan untuk meraih pendapatan yang besar. &.  ecognition. "emperoleh pengakuan yang layak.

7.  9dvancement . "emiliki kesempatan untuk maju ke tingkat pekerjaan yang lebih tinggi.

$. Challenge. "emiliki pekerjaan yang menantang untuk berprestasi. ebaliknya untuk feminine2

+.  /anager . "emiliki hubungan kerja yang baik dengan superior di atas anda. #. Cooperation. !ekerja baik dengan orang lain

.  :iving area. Hidup di lingkungan menarik bagi anda dan keluarga anda.

*.  8mployment security. "emiliki jaminan di mana anda dapat bekerja pada  perusahaan anda sepanjang anda inginkan.

kor "; dihitung dari +' negara-negara dan 7 wilayah dalam data !". kor ' menunjukkan paling feminim dan skor 1'' menunjukkan paling maskulin. Hasil analisis data menunjukkan bahwa maskulinitas tertinggi di =epang (rank 1), selanjutnya beberapa negara di @ropa kontinental seperti2 ;ustria, talia, , witAerland

(11)

 juga sejumlah negara di ;merika :atin seperti2 ?eneAuela, "eksiko, dan negara-negara ;nglo seperti2 rlandia, =amaika. Perbedaan masculinity7feminity dalam negara-negara  juga ditunjukkan atau ditentukan pula oleh kelas sosial, tingkat pendidikan dan  pekerjaan. alam mengukur perbedaan masculinity7feminity  juga dapat hubungkan dengan perbedaan-perbedaan di dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, propinsi dan ide-ide besar dalam negara.

E& Un-ert!nt !.od!n-e

Terminologi uncertainty avoidance telah dipinjam dari organisasi sosiologi ;merika khususnya dari karya =ames B."arh. 3ara untuk mengatasi ketidakpastian merupakan bagian dan bidang dari setiap manusia di negara manapun. ebagai manusia kita harus berhadapan dengan fakta bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok5 masa yang akan datang tidak pasti tetapi kita harus menghadapinya. %etidakpastian yang ekstrim meniptakan kegelisahan yang tidak dapat ditolelir. etiap lingkungan masyarakat telah berkembang ara untuk meredakan kegelisahan tersebut. 3ara-ara tersebut dapat berasal dari bidang teknologi, hukum dan agama.

'& Bud!! Or/!ns!son!+

!erbiara mengenai /budaya0 suatu perusahaan atau organisasi telah menjadi suatu mode di antara para manajer, konsultan, dan dengan pehatian yang agak berbeda di antara para akademisi. alam terminologi akademis, C!udaya organisasionalD merupakan suatu konstruk, yang merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat

(12)

diamati dari banyak dimensi. ehingga banyak ahli ilmu-ilmu sosial dan manajemen  belum memiliki Ccommunal opinioD mengenai definisi budaya organisasional. "eskipun demikian banyak para ahli sepakat pada karakteristik konstruk budaya organisasional.

Hofstede membagi budaya organisasional ke dalam enam dimensi praktek2 (1)  0rocess7Oriented vs. esults Oriented , (&) 8mployee7Oriented vs. ;ob7Oriented , (7)  0arochial vs. 0rofessional , ($) Open "ystem vs. Closed "ystem (+) :oose Control vs.

Tight Control   (#) <ormative vs. 0ragmatic.

G& $er0ed!!n Bud!! or/!ns!son!+ d!n Bud!! N!son!+

"enurut Hofstede antara budaya nasional dan budaya organisasional sulit dibedakan dan merupakan fenomena yang identik. Perbedaan keduanya terermin dalam manifestasi budaya ke dalam nilai-nilai dan praktek. Pada budaya organisasional,  perbedaan banyak pada tingkat praktek dibandingkan perbedaan nilai-nilai. Perbedaan budaya organisasional selanjutnya dianalisis pada tingkat sub organisasi atau sub unit organisasi.

BAGIAN KEDUA

;da 7 (tiga) bahasan penting dari perspektif penelaah (reviewer ) pada bagian kedua meliputi agreements  dan disagreements. !asis pembahasan bagian kedua meliputi Penyajian yang meliputi sistematika dan isi buku (book content ), metoda penelitian,

(13)

rerangka teori (theoritical framework ) dan kontribusi buku bagi perkembangan teori organisasi.

I& $EN1AJIAN DAN ISI BUKU

Penyajian buku yang meliputi isi dan sistematika buku sangat baik dan menjadikan  buku ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang budaya pada berbagai

le4el budaya dan beragam setting . !eragam terminologi dan rujukan pada penelitian sebelumnya keterbukaan penulis (opennes) dalam konteks keberfihakan pada ilmu  pengetahuan ( science).

ari sisi penyajian bahasa dan sistematika penulisan ukup baik. !ahasa yang digunakan dalam buku ini disampaikan kepada pembaa relatif dapat dimengerti dengan baik. %adang tiap bahasan diawali dengan ilustrasi bahkan humor yang rele4an dalam menggambarkan bahasan dengan erdas. i samping itu buku ini memberikan panduan ( 9 guide through this book , pada hal 8iii-8i4) yang sangat baik  bagi pembaa berbagai kalangan segmen sehingga memudahkan memahami buku ini

seara lebih baik.

Pesan tentang keragaman budaya sebagai sebuah kenisayaan akan bermanfaat bagi kalangan ilmiah dan yang terpenting adalah para pembuat kebijakan bisnis untuk menjadikan pertimbangan penting mereka.

"eskipun demikian Ctiada gading yang tak retakD, berbasis pada penelitian tahun 1#-17 tentang budaya nasional dan penelitian budaya organisasional pada tahun

(14)

1*+-1* dengan setting  yang terbatas dan adanya kemungkinan bias waktu bagi kajian budaya dewasa ini yang sangat pesat berubah, maka merupakan kewajaran  bahwa buku ini tampaknya tidak sepenuhnya menggambarkan ChewanD budaya nasional dan budaya organisasional. alah satu hal yang tampak menolok adalah tentang teknologi informasi. Hal ini dapat menjadi kajian di masa ke depan seperti  buku-buku Cbest seller D karya 9aisbitt ataupun karya Toffler yang di dalamnya meliputi pesatnya teknologi informasi dan beberapa telaah CkontemplasiD para futurolog yang mungkin masih diperdebatkan.

 9amun demikan isi buku memberikan telaah ilmiah sekaligus implikasinya sehingga  buku ini sangat menarik tidak hanya bagi kalangan akademis ataupun peneliti, namun  juga dapat digunakan para praktis profesional sebagai referensi penting guidelines

dalam kegiatan manajerial.

!uku ini dapat dikategorisasikan sebagai buku referensi ilmiah klasik, yang akan sering digunakan sebagai rujukan berbagai kalangan, termasuk kalangan ilmiah akademis dan dapat menghindarkan diri dari sekedar mengejar CpasarD atau terjebak  pada Cmanajemen yang bersifat modeD bahkan apa yang kita kenal sebagai

C pseudoscienceD.

II& %ETODA $ENELITIAN

(15)

alam kaitannya dengan penelitian budaya nasional yang menggunakan data !" sur4ey menunjukkan bahwa populasi dan sampel dalam penelitian Hofstede sangat terbatas untuk mewakili pengukuran dimensi-dimensi budaya nasional pada suatu negara tertentu, sehingga

Pada sub bagian metoda penelitian, kita lebih banyak membahas ide tulisan,  pendekatan dan metoda penelitian yang digunakan oleh Hofstede. Pada bagian ini akan disampaikan beberapa bahasan kritis terkait dengan agreements  dan disagreements. !eberapa hal yang dibahas meliputi jenis penelitian, premis E asumsi, metoda sampel, serta prosedur penelitian.

2& Jens $ene+t!n

!uku ini berbasis pada dua penelitian yang dilakukan Hofstede. Pertama penelitian tentang budaya nasional dengan menggunakan data !". Penelitian ini tergolong kategori jenis penelitian eksploratori dan berdasarkan tujuannya, penelitian ini juga dapat kita kelompokkan pada jenis penelitian induktif, yaitu penelitian yang memiliki tujuan untuk mengembangkan ( generating ) theory atau hipotesis melalui  pengungkapan fakta (ndriantoro E upomo., 12&7). edangkan penelitian kedua tentang budaya organisasional juga dapat kita kelompokkan jenis penelitian eksploratori yang pada umumnya menggunakan pendekatan induktif.

i samping itu kedua penelitian ini juga melakukan kombinasi dengan pendekatan deduktif sehingga kita melihat penelitian ini menggunakan metode double movement of reflective thought .

(16)

"enurut pandangan penelaah, pendekatan pada kedua penelitian ini sangat baik, namun setting yang relatif terbatas maka hasil penelitian ini seperti halnya penelitian di bidang organisasi dan manajemen pada umumnya tidak memberikan saran ataupun tidak pernah menganjurkan Csatu ara yang terbaikD (%oontA et.al). "eskipun demikian kedua penelitian yang disarikan dalam buku ini telah memberikan  perspektif dan struktur terhadap komplesitas keragaman budaya pada berbagai le4el.

3& $re*s4 $!r!d/*! d!n Asu*s

alam buku ini premis dan asumsi yang dilakukan dalam konteks nasional dan organisasi. alah satu kelemahan kajian budaya pada umunya adalah masalah durasi  penelitian yang relatif pendek, enderung bersifat C snapshoot D dan penarikan

kesimpulan dari values  indi4idu menjadi  shared values  organisasi memang tidak ukup dengan teknik kuesioner ( survey research), melainkan perlu dukungan obser4asi dengan durasi waktu yang relatif panjang.

edangkan paradigma dan asumsi dalam penelitian ini memiliki keenderungan trianggulasi pada pendekatan baik kualitatif dinamakan juga pendekatan konstruktifis naturalistik atau interpretatif dikombinasikan dengan kuantitatif melalui perhitungan faktor analisis. Paradigma ini menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistik, kompleks dan rini. engan demikian asumsi yang dibangun juga konsisten dengan paradigma ini. %ita melihat pendekatan yang dilakukan ukup baik namun perlu modifikasi teknik dan kejelasan operasional penelitian.

(17)

5& %etod! S!*6e+

Penelitian sebelumnya menggunakan data !" yang dikumpulkan dengan sur4ey dengan ara in7depth interviews terhadap karyawan yang dikelola oleh tim ahli ilmu sosial dari dalam dan luar perusahaan sebagai  participant  obser4ers. edangkan  penelitian di enmark dan !elanda meliputi lebih dari &' unit dari 1' organisasi yang  berbeda, menggunakan data dengan ara in7depth interviews dari informan terpilih

dan sur4ei kuesioner. Teknik atau metoda sampel yang digunakan adalah stratified random sampling  anggota organisasi.

$& 7!+dt!s Intern!+ d!n E8stern!+

alam kaitannya dengan penelitian budaya nasional dengan menggunakan data !" sur4ey menunjukkan bahwa populasi dan sampel dalam penelitian Hofstede sangat terbatas untuk mewakili pengukuran dimensi-dimensi budaya nasional pada suatu negara tertentu, sehingga 4aliditas eksternalnya tergolong lemah.

edangkan 4aliditas internal budaya nasional masih sangat abstrak, walaupun Hofstede telah menoba merumuskan ke dalam dimensi-dimensi.

III& THEORITICAL 'RA%E9ORK 

Penelitian tentang budaya organisasional (organization culture) dalam buku cultures and organizations memberikan gambaran yang lebih jelas sekaligus perspektif baru yang merupakan komplementari term perbedaan budaya nasional.

(18)

!anyak kalangan baik manajer, konsultas dan akademisi menyebutkan budaya (culture) dalam pemahaman yang agak berbeda satu sama lain, sehingga CbudayaD telah menjadi Ca fad D. 9amun demikian kondisi tersebut paling tidak telah meninggalkan jejak bagi pengembangan ilmu khususnya teori organisasi. !udaya organisasional telah mendapatkan status yang mirip dengan struktur, strategi dan  pengendalian. alam pandangan Feik (1*+) bahwa konstruk CbudayaD dan CstrategiD bersifat saling melengkapi sebagian yang lain. alam terminologi akademis, C!udaya organisasionalD merupakan suatu konstruk, yang merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat diamati dari banyak dimensi. 9amun banyak ahli ilmu-ulmu sosial dan manajemen belum memiliki Communal opinioD mengenai definisi budaya organisasional. "eskipun demikian banyak para ahli sepakat pada karakteristik konstruk budaya organisasional meliputi2

1. "enyeluruh (holistic) '. Historically determined 

7. Terkait dengan konsep antropologi $. ikonstruksi seara sosial.

+. Tidak berwujud dan tidak kasat mata ( soft ) #. ukar untuk berubah

I7& KONTRIBUSI

(19)

ari perspektif ilmu ( science) seara umum kita ketahui bahwa penelitian yang  bersifat eksploratori ataupun induktif memberikan kontribusi yang besar bagi  pengembangan ilmu itu sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan Hofstede memberikan kontribusi penting bagi pemahaman tentang perbedaan budaya. alam kajian Hofstede dijelaskan bahwa perbedaan budaya nasional sebagai salah satu faktor penentu yang harus diperhitungkan di samping budaya organisasional jika akan membuat ramalan yang lebih akurat mengenai perilaku organisasi di negara-negara yang berlainan. !ahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya nasional mempunyai dampak yang lebih besar pada karyawan daripada budaya organisasional (%ent, 11). %ontribusi penting Hofstede lainnya adalah empat dimensi budaya yang diidentifikasi dari data !" meliputi2  power distance! individualism2 collectivism! masculinty2 feminity  dan uncertainty avoidance. alam buku ini pula, Hofstede menambahkan dimensi short2 long term orientation.

(20)

DA'TAR $USTAKA

;dler. 1*#.  1nternational =imensions of Organizational Behavior . !oston ";2 %ent Publishing 3ompany

3ooper, E hnidler.&'''. Business esearch /ethods. <;2 "Braw-Hill rwin unnette, 3ampbell, E Hakel. 1#. Organizational Behavior and Human

 0erformance. <;

Gisher .3. 1*'. n the ubious Fisdom of @8peting =ob atisfation to 3orrelate with Performane. 9cademy of /anagement eview, +2 #'-#1&.

Bibson, 4ane4ih, E onelly. 1*+. Organisasi. =ilid 1 dan &. =akarta2 @rlangga Hofstede et.al. 1'. "easuring rganiAational 3ultures2 ; Iualitati4e and

Iuantitati4e tudy ;ross Twenty 3ases. 9dministrative "cience >uarterly, 7+ (1')2 &*#-71#

Hofstede, Beerts. 1$. Cultures 9nd Organizations# "oftware Of The /ind. :ondon2 Harper3ollinsPublishers

ndriantoro, 9. E upomo, !. 1. /etodologi 0enelitian Bisnis. =ogjakarta2 !PG@ <B".

%oontA et. al. 11. /anajemen. 3etakan ke-$. =akarta, Penerbit @rlangga

%otter, E Heskett. 1&. Corporate Cultures and 0erformance. 3anada2 "a8well "amillan

:uthans, Gred. 1*. Organizational Behavior . <;2 rwin "Braw-Hill

"iner !, =ohns.1*'. Theories of Organizational Behavior . <;2 The ryden Press

(21)

Pfeffer, =. 1*&. Organizations 9nd Organization Theory. <;2 Pitman Publishing n.

6obbins, tephen P. 1#. 0erilaku Organisasi# ?onsep! ?ontroversi dan 9plikasi. =ilid 1 dan &. =akarta2 PT. Prenhallindo

hein, @. 1&. Organizational Culture and :eadership. &nd @d. =ossey-!ass Publishers. an Gransiso

mirih, :inda. 1*7. 3onept of 3ulture and rganiAational ;nalysis.  9dministrative "cience >uarterly. &*. 77-7+*

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian terhadap 34 responden sebagai sampel dari jumlah populasi sebanyak 51 responden dengan metode penentuan sampel stratified random sampling , menunjukkan bahwa

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (26). Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada bagian cutting di PT. Sai Apparel

Yang diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi murid di setiap satuan pendidikan pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional...

Sehingga dapat dikatakan bahwa sampel yang dipilih dari suatu populasi tertentu, dapat mewakili populasi untuk menjadi sampel dalam penelitian dengan bentuk

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi populasi yang terbatas hanya pada beberapa populasi saja yang dirasa bisa mewakili dari populasi yang ada yakni : masyarakat

hubungan dimensi budaya Hofstede dan nilai akuntansi Gray dengan mereviu penelitian- penelitian yang membuktikan model tersebut, dan mengembangkan penelitian di masa depan yang

Sampel digunakan dalam penelitian untuk mewakili populasi.6 Teknik sampling disebut teknik yang bertujuan guna pengambilan sampel dari populasi representative.7 Pengambilan sampel yang

Lebih lanjut, dalam penelitian yang menunjukkan bahwa masyarakat milenial Kota Surabaya memiliki nilai kolektivisme yang tinggi ini juga mendukung penelitian terdahulu bahwa masyarakat