Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah tentang prinsip kerja
inkubator dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi.
Pada makalah ini memuat pengertian incubator, SPO (Standar Operasional Prosedur), penemu / sejarah, kegunaan / fungsi, perkembangan inkubator dari waktu ke waktu serta prinsip kerja
inkubator. Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient) serta dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itusaran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini di masa-masa mendatang.
Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi
para pembaca.Harapan kami semoga kehadiran makalah ini mampu memberikan sedikit
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II Pembahasan
2.1 Inkubator
2.2 Kegunaan Inkubator
2.3 Kalibrasi inkubator
2.4 Gambar Inkubator, Fungsi, dan cara penggunaannya
2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator
2.6 Perkembangan Inkubator
BAB III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Incubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk
mempertahankan keadaan temperatur tertentu. Inkubator banyak dijumpai pada rumah sakit dan peternakan. Pada rumah sakit, incubator berfungsi untuk menghangatkan bayi yang
baru lahir, atau bayi yang lahir prematur. Pada peternakan, inkubator ini biasanya digunakan untuk penetas telur dan sebagai tempat dari anak ayam yang baru menetas.
Incubator biasanya berbentuk ruangan atau box (kotak) dengan ukuran tertentu. Incubator yang ada saat ini, biasanya sudah tertentu
temperaturnya, tidak dapat di ubah. Sehingga ketika pengguna membutuhkan ruangan atau box dengan
temperatur lain, maka pengguna harus menggunakan incubator yang lain. Biasanya untuk mengendalikan temperatur pada sebuah
incubator, digunakan lampu atau elemen pemanas. Sehingga ketika pengguna membutuhkan temperatur yang berbeda, maka pengguna harus mengganti lampu atau elemen pemanas yang digunakan
sebelumnya dengan elemen pemanas yang lain.
Akan lebih berguna, jika incubator dilengkapi dengan sensor
temperatur dan control terhadap suhu, sehingga pengguna tidak perlu mengganti elemen atau lampu pada incubator ketika hendak
mengganti temperaturnya. Pengguna cukup mensetting
temperatur pada settingan incubator, maka incubator sendiri yang akan mengontrol temperaturnya sesuai dengan setting yang di masukkan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan Inkubator? b. Apa saja kegunaan inkubator?
c. Apa saja kalibrasi inkubator?
d. Bagaimana saja gambar inkubator, Fungsi, dan cara penggunaannya?
e. Apa saja Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator? f. Bagaimana perkembangan inkubator?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang termuat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tentang pengertian inkubator
2. Untuk mengetahui tentang kegunaan inkubator 3. Untuk mengetahui tentang kalibrasi inkubator
4. Untuk mengetahui tentang gambar inkubator. Fungsi dan cara penggunaanya
5. Untuk mengetahui tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator
6. Untuk mengetahui tentang perkembangan inkubator
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INKUBATOR
A. Pengertian Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient) serta dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Semakin kecil ukuran inkubator maka semakin rentan perubahan suhunya saat pintu inkubator dibuka.
Perlu dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada didalam dengan memperhatikan pola penempatan elemen pemanas atau terdapatnya kipas penyebar suhu.
Pintu kaca yang terdapat pada beberapa model dibiarkan tertutup saat melihat biakan secara sekilas bertujuan supaya tidak terjadi penurunan suhu.
Inkubator sederhana berbentuk kotak dengan pemanas disesuaikan, biasanya naik ke 60 sampai 65 ° C (140-150 ° F), meskipun beberapa incubator bisa memiliki suhu yang sedikit lebih tinggi (umumnya tidak lebih dari 100 ° C). Yang paling umum digunakan adalah incubator untuk bakteri seperti E. coli sering digunakan serta untuk sel mamalia adalah sekitar 37 ° C, sebagai organisme ini tumbuh baik di bawah kondisi seperti itu. Untuk
organisme lain yang digunakan dalam eksperimen biologi, seperti Saccharomyces cerevisiae ragi pemula, suhu pertumbuhan 30 ° C adalah optimal.
Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup kemampuan untuk menurunkan suhu (melalui pendinginan), atau kemampuan untuk mengendalikan kelembaban atau tingkat CO2. Hal ini penting dalam budidaya sel mamalia, dimana kelembaban relatif biasanya> 95% dan pH yang agak asam dicapai dengan mempertahankan tingkat CO2 dari 5%.
Kebanyakan inkubator menggunakan timer, beberapa juga dapat diprogram untuk siklus melalui temperatur yang berbeda, tingkat kelembaban, dll Inkubator dapat bervariasi dalam ukuran dari meja ke unit-unit ukuran kamar kecil.
2.2 Kegunaan Inkubator
Berdasarkan kegunaannya secara khusus (Collins etal, 2004) :
1. Shaker incubator: inkubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk aerasi biakan.
2. Cooled incubator: inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu ambient.
3. CO2 incubator: inkubator yang mampu menyediakan keadaan kaya karbondioksida.
4. Automatic temperature change incubator: inkubator yang dilengkapi dengan pengatur perubahan suhu otomatis sehingga tidak perlu memindahkan kultur ke inkubator lain saat
membutuhkan perubahan suhu secara bertahap
5. Portable incubator: inkubator jinjing atau mudah dibawa yang umumnya diaplikasikan untuk mikrobiologi lingkungan.
Incubator room: suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator sesuai dengan keperluan dan syarat mikrobiologisnya.
2.3 Kalibrasi Inkubator
Kalibrasi Inkubator:1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum memulai bekerja
2. Bila penyimpangan suhu melebihi 20 , maka pengaturan suhu perlu di setel kembali
3. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan disinfektan
2.4 Gambar Inkubator, Fungsi, dan cara penggunaan
INKUBATOR
Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu sebagai alat inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan konstan
Cara Penggunaan Inkubator :
1. Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu sebagai alat inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan
konstan.Cara Penggunaan Inkubator.
2. Hidupkan Inkubator dengan menekan power pada posisi ON. 3. Set Temperatur sesuai dengan keinginan kalian.
4. Letakkan Termometer Pada Inkubator Untuk mengetahui kestabilan suhu incubator.
6. Jika temperature sudah stabil berarti Inkubator sudah siap digunakan
2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator
1). InkubatorInkubator merupakan sebuah perangkat yang memungkinkan mengontrol kondisi lingkungan, seperti suhu dan kelembapan. Sering digunakan unuk pertumbuhan bakteri, atau memberikan lingkungan yang cocok untuk kondisi biologis atau reaksi kimia.
Dalam penggunaanya pada proses percobaan di laboratorium, fungsi inkubator dikategorikan kedalam dua macam yakni:
· Dalam mikrobiologi, inkubator adalah sebuah perangkat untuk mengontrol suhu, kelembapan, dan kondisi yang mikrobiologikal.
· Dalam bioteknologi, inkubator digunakan untuk mengatur suhu lingkungan suatu objek pengamatan. Berbagai macam inkubator diproduksi oleh perusahaan manufaktur dan beredar dipasaran dengan spsifikasi yang berbeda.Diantaranya yaitu inkubator model CB 150 model inkubator satu pintu dengan satu kaca display. Berikut adalah spesifikasi dari inkubator model CB 150.
Dalam biologi, inkubator adalah alat yang digunakan untuk tumbuh dan memelihara budaya mikrobiologi atau kultur sel. Inkubator mempertahankan suhu optimal, kelembaban dan kondisi lain seperti karbon dioksida (CO2) dan kandungan oksigen dari atmosfer di dalam. Inkubator sangat penting untuk banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel, mikrobiologi dan biologi molekuler dan digunakan untuk kultur bakteri baik serta sel eukariotik.
Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup kemampuan untuk menurunkan suhu (melalui pendinginan), atau kemampuan untuk mengendalikan kelembaban atau tingkat CO2.Hal ini penting dalam budidaya sel mamalia, dimana kelembaban relatif biasanya> 95% dan pH yang agak asam dicapai dengan mempertahankan tingkat CO2 dari 5%.
Kebanyakan inkubator menggunakan timer, beberapa juga dapat diprogram untuk siklus melalui temperatur yang berbeda, tingkat kelembaban, dll Inkubator dapat bervariasi dalam ukuran dari meja ke unit-unit ukuran kamar kecil.
Inkubator juga digunakan dalam industri perunggasan untuk bertindak sebagai pengganti ayam.Ini sering mengakibatkan tingkat menetas lebih tinggi karena kemampuan untuk mengendalikan suhu dan kelembaban.Berbagai merek inkubator yang tersedia secara komersial untuk peternak.
Dalam proses pemasangan atau perakitan ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan yaitu:
1. Memasang Rak.
• Periksa bagian kiri dan kanan tempat siku-siku terpasang dengan benar. Sangkutan di bawah mengarah ke bawah ditempatkan di sisi depan dan sangkutan samping ditempatkan di paling dalam.
• Masukan sangkutan samping ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung dan tekan sisi belakang dengan benar.
• Masukan sangkutan bawah ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung dan pasang dengan benar.
• Pastikan bahwa masing-masing siku terpasang horisontal dan terpasang semua dengan benar.
• Atur semua siku dan periksa siku sebelah kiri dan kanan pastikan terpasang di ketinggian yang sama.
• Letakkan suatu rak di siku yang sudah terpasang.
2. Meletakkan sample dan bejana ke dalam bilik inkubator
Menghilangkan uap lembab dari sample atau bejana
Buka pintu. pintu tersebut akan menutup oleh magnet
Tempatkan sample di suatu jarak aman pada rak yang seragam.
Tutup pintu dengan hati-hati hingga benar-benar tertutur rapat.
Jika pintu itu tidak tertutup dengan sepenuhnya, pengoperasian tidak akan berjalan.
3. Menghubungkan steker induk
• Pastikan bahwa switch power dan saklar induk dalam keadaan padam. Sambung steker induk pada saluran AC.
Tahap selanjutnya adalah pengoperasian inkubator. Dalam prakteknya ada beberapa hal yang harus dilakukan agar alat berjalan dengan baik yaitu: 1}. Pengaturan Pengaman Suhu
a. Pengaturan untuk pengaman suhu. Putar pengatur untuk melakukan penyesuaian hingga menunjuk pada suhu aman. Umumnya suhu yang diatur 10°C yang lebih tinggi dibanding pengaturan suhu dalam bilik inkubator.
b. Jangan menetapkan suhu pada 70°C atau yang lebih tinggi. 2}. Pengaturan, memulai dan menghentikan penunjuk kendali
a. Menyalakan tombol komponen dan power. Dalam 5 detik akan muncul “cP” dan indikator suhu.
b. Pengaturan suhu dapat dilakukan baik ketika dioperasikan atau tidak.
c. Untuk mengatur penunjuk kendali tekan tombol “run/stop”. LED suhu akan berkelip. LED pemanas menyala jika telah aktif.
d. Menghentikan pengaturan penunjuk kendali dengan menekan tombol “run/stop”. Kelipan LED suhu berubah menjadi bercahaya. e. Pastikan penunjuk kendali telah mati sebelum mematikan tombol
power. Jika tidak, alarm peringatan akan berbunyi.
f. Jika tidak digunakan dalam waktu yang lama, matikan tombol power dan komponen serta cabut steker dari terminal AC.
3}. Pengaturan, memulai dan menghentikan modus pengatur waktu.
a. Mengatur suhu dari penunjuk kendali sebelum mengatur nilai dari pengatur waktu.
b. Mengatur waktu pada pengatur waktu untuk semua modus operasi. Pengaturan dapat dilakukan baik dibawah pengendalian maupun penghentian.
c. Untuk memulai secara pengoperasian otomatis tekan “set” dan pengendalian siap dimulai
d. Jika waktu telah terhitung habis, maka pengoperasian yang telah diatur otomatis akan berhenti.
e. Hentikan modus operasinya terlebih dahulu, Kemudian tekan tombol power untuk mematikan inkubator.
f. Jika tidak digunakan lagi dalam waktu lama, tekan tombol power, lalu cabut steker dari terminal AC.
3). Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Alat
Setelah pemasangan selesai, dan petunjuk pengoperasian dipahami. Ada satu hal lagi yang harus menjadi perhatian serius agar terhindar dari kecelakaan saat bekerja yaitu:
1. Memperhatikan tanda peringatan
Bahan pelarut organik atau bahan yang mudah terbakar dan meledak tidak bisa digunakan dalam ruang inkubator. Misalnya nitrat,peroksida, garam nitrat, pelarut organik, dll. Ini disebabkan karena fungsi, sifat dan ciri-ciri beberapa bagian dari inkubator jika dipanaskan akan berada pada suhu yang tinggi. Jika pengguna menyentuh satu bagian-bagian yang
dilarang selama operasi, atau mengoperasikannya dengan cara yang salah, bisa dipastikan pengguna akan mengalami kecelakaan yang tak diduga. Hati-hati dengan tanda peringatan untuk keselamatan dan untuk mencegah kecelakaan kerja.
Dangerous (Berbahaya).
Mengindikasikan suatu situasi yang sangat beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
Warning (Peringatan).
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
Caution (Perhatian).
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang bisa berakibat kecelakaan atau luka fisik.
2. Warning Label ( Label Peringatan )
Suatu label peringatan terdapat pada alat untuk menunjuk suatu
ketentuan yang penting. Menjaga agar alat awet dan kinerjanyapun dapat baik dalam waktu yang cukup lama tentunya dibutuhkan suatu perawatan yang berkala dan rutin dilakukan. Ini mencegah timbulnya kerusakan dan berperan dalam meminimalisir kecelakaan kerja.
4). Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses perawatan/pemeliharaan:
1. Pengujian sambungan utama
sambungkan steker utama. Nyalakan saklar utama dan tekanan uji tombol dengan suatu tongkat.Ketika saklar dipadamkan, maka berjalan
normal.Jika tidak bekerja secara normal, hentikan operasi dengan segera dan hubungi agen.Hal tersebut mungkin disebabkan satu resiko akibat kejutan listrik.
2. Perubahan Dari Sekring
Matikan tombol power dan peralatan untuk keselamatan sebelum mengubah sekring.
tempatkan ujung obeng minuts ke dalam alur dari sekring . Penyangga dapat dikeluarkan oleh ujung obeng. Kaitkan sekring baru dengan daya yang sama. Kapasitas ditunjukkan di bagian logam dari sekring yang logam. Pada suatu kapasitas tertentu, daya muat sekring tidak bisa menahan arus berlebih yang terjadi di dalam unit dan mungkin dapat
mungkin menyebabkan satu kecelakaan. Jika sekring yang baru meletup segera setelah diubah .Hentikan pengoperasian dengan segera dan memeriksa unit yang sambungkan ke terminal AC.
3. Perawatan
Matikan tombol komponen dan cabut steker dari terminal AC sebelum dibersihkan.
Bersihkan dengan kain yang lembut atau handuk basah.Jika diperlukan gunakan netral detergen dan lengkap dengan penyekanya. Ketika membersihkan bilik, keluarkan komponen pendukung dari siku-siku.
5). Standar Operasional Prosedur (SOP) Kalibrasi Inkubator 1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum memulai
bekerja.
2. Bila penyimpangan suhu melebihi 20C , maka pengaturan suhu perlu di setel kembali.
3. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan disinfektan.
6). Prinsip Kualifikasi Inkubator
1. Menguji penyebaran suhu udara dalam inkubator.Untuk mengetahui penyebaran suhu, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah mempelajari struktur/bentuk inkubator, letak sumber panasnya, sensor, dan sirkulasi udaranya (perhatikan letak exhaust, bila
ada).Setelah memahami struktur dan bentuk inkubator, selanjutnya gunakan thermocouple dan thermorecorder yang sudah terkalibrasi untuk merekam dan memantau suhu dalam inkubator selama waktu tertentu (biasanya berdasarkan waktu pemakaian).
Thermocouple (yang seperti kabel) dipasang di port thermorecorder 2. Pemantauan suhu setiap titik pengukuran saat inkubator dibuka dan
ditutup kembali.Saat inkubator dibuka, ada udara dari luar yang masuk. Hal ini akan mempengaruhi suhu di dalam inkubator. Terlebih bila membukanya lama.Penentuan lama waktu membuka-menutup tergantung pada penggunaan. Dengan pengujian ini, waktu
maksimum inkubator dibiarkan terbuka akan diketahui, begitu pula lama waktu yang diperlukan inkubator mencapai suhu setting saat inkubator ditutup kembali. Hasil yang baik adalah bila inkubator
mampu menjaga stabilitas suhunya saat pintu dibuka dan ditutup kembali.
3. Antisipasi bila terjadi pemadaman listrik (power failure).Mirip dengan prinsip buka-tutup pintu, yang dilihat waktu stabilitas dan
pengembalian suhu.Pada pengujian ini, inkubator dimatikan beberapa saat sambil dipantau penurunan suhunya, lalu dinyalakan kembali dan dipantau suhunya hingga mencapai suhusetting.Hasil kualifikasi yang diharapkan adalah inkubator mampu menjaga suhunya pada waktu yang maksimal saat listrik padam, hingga generator pabrik dinyalakan, dan penyesuaian suhu saat inkubator dihidupkan tidak memerlukan waktu lama.
4. pengujian kualitas inkubator harus dilakukan pada beberapa kondisi: kosong, terisi penuh, dan terisi sebagian. Isi yang digunakan juga tergantung pada pemakaian inkubator tersebut.Biasanya digunakan media bekas pakai sebagai "dummy".Dengan demikian, dapat
diketahui pemerataan suhu dalam inkubator dengan berbagai kondisi.Hasil yang diinginkan adalah suhu tetap terdistribusi rata
sesuai dengan setting dan display saat kondisi kosong, penuh, maupun terisi sebagian.
2.5 Perkembangan Inkubator Di Berbagai Negara
Dari pengalaman pengembangan inkubator di Malaysia, Shanghai, Vietnam, Peru, Korea, dan Eropa dapat
diidentifikasikan dan dijadikan bahan masukan penguatan inkubator bisnis di indonesia. Ada beberapa catatan yang perlu mendapatkan pertimbangan. Seperti orientasi model inkubator yang dikelompokan menjadi:
1. Model inkubator berorientasi pada peningkatan skili/keterampilan. Model ini berperan sebagai
ajang untuk peningkatan keterampilan dalam bentuk balai latihan kerja.
2. Model inkubator berorientasi pada jaringan sistem inovasi. Model ini lembaga incubator berperan untuk dapat mendorong lahirnya inovasi dari para wirausaha-wirausaha.
4. Model inkubator berorientasi pada pasar ekspor.
Sedangkan faktor pendukung keberhasilan inkubator di beberapa negara tersebut adalah :
1. Kebijaksanaan pemerintah dan strategi operasional bagi pengembangan inkubator.
2. Dukungan pemerintah daerah/regional dalam bentuk pendanaan pembangunan fasilitas fisik inkubator, dan kredit lunak jangka panjang untuk pengelolaan inkubator.
3. Dukungan lembaga keuangan baik pemerintah maupun swasta dalam bentuk kredit usaha bagi tenant inkubator.
4. Komitmen perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk
pengembangan tekonologi dan alih eknologi bagi tenant inkubator. 5. Sinergisme dengan science park atau technology park yang dibangun serentak dengan
pembangunan inkubator.
6. Pendirian badan hukum inkubator yang jelas dengan Tim Pengelola inkubator yang bekerja penuh, profesional, dan efisien serta diberikan penghargaan yang layak.
7. Pemilihan lokasi inkubator di pusat kawasan bisnis atau di tengah science park atau
technology park.
8. Dukungan sarana dan prasarana Teknologi Informasi yang lengkap bagi tenant inkubator.
9. Penyediaan fasilitas perkantoran pendukung usaha tenant inkubator di bawah satu atap (informasi pasar, modal ventura, bank dll.)
Inkubator Bisnis adalah wadah sebagai upaya untuk menumbuhkan wawasan dan minat mahasiswa dalam
memerapkan sebuah peluang kerja secara mandiri maka dengan adanya Inkubator Bisnis akan mampu memberikan pemahaman perlunya suatu jiwa kewirausahaan dalam rangka pembangunan nasional, selain itu Inkubator Bisnis menjadi suatu mediator bagi mahasiswa dengan menyediakan berbagai macam produk serta mengembangkan program yang merupakan komitmen
berdasarkan pada visi dan misi.
Dari waktu kewaktu Inkubator Bisnis mulai berkembang dengan berbagai macam produk baru seperti makanan, minuman, kue tradisional, aneka ragam kerajinan tangan, peralatan tulis, baju dan aksesori. Sehingga dengan banyaknya produk yang terjual di Inkubator Bisnis dapat memberikan sumbangsih bagi para mahasiswa untuk datang dan belajar bagaimana menjadi seorang wirausaha sejati.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada umumnya sistem penghangat atau Cara Penggunaan Inkubator : 1. Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu
sebagai alat inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan
konstan.Cara Penggunaan Inkubator.
2. Hidupkan Inkubator dengan menekan power pada posisi ON. 3. Set Temperatur sesuai dengan keinginan kalian.
4. Letakkan Termometer Pada Inkubator Untuk mengetahui kestabilan suhu incubator.
5. Biarkan selama satu hari.
6. Jika temperature sudah stabil berarti Inkubator sudah siap digunakan
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient) serta dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.