• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lapsus BPH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lapsus BPH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS LAPORAN KASUS

BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH) BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH)

I.

I. IDENTITAS PASIENIDENTITAS PASIEN

 Nama

 Nama : Tn. Y: Tn. Y

Umur

Umur : : 66 66 TahunTahun Jenis

Jenis kelamin kelamin : : Laki-lakiLaki-laki Alamat

Alamat : : PangkepPangkep Pekerjaan

Pekerjaan : Pensiunan: Pensiunan Agama

Agama : : IslamIslam

St.

St. pernikahan pernikahan : : MenikahMenikah Masuk

Masuk RS RS : : 16 16 April April 20142014 RM

RM : : 27 27 53 53 2525

II.

II. ANAMNESISANAMNESIS Keluhan utama Keluhan utama

Susah buang air kecil. Susah buang air kecil.

Anamnesis tambahan : Anamnesis tambahan :

Keluhan ini dialami sejak ± 1 tahun lalu dan semakin memberat. Pasien Keluhan ini dialami sejak ± 1 tahun lalu dan semakin memberat. Pasien mengeluh dirinya sering berkali-kali ke kamar kecil karena merasa sangat ingin mengeluh dirinya sering berkali-kali ke kamar kecil karena merasa sangat ingin  buang

 buang air air kecil, kecil, namun namun sampai sampai di di kamar kamar kecil kecil pasien pasien biasa biasa menunggu menunggu sekitarsekitar  beberapa

 beberapa menit menit sampai sampai dapat dapat berkemih berkemih dan dan saat saat akan akan berkemih berkemih terasa terasa nyeri nyeri didi daerah perut bagian bawah. Saat berkemih pasien merasa alirannya daerah perut bagian bawah. Saat berkemih pasien merasa alirannya terputus- putus, setelah berkemih

 putus, setelah berkemih air kemih masih air kemih masih menetes dan menetes dan pasien merasa pasien merasa masih inginmasih ingin  berkemih

 berkemih hingga hingga merasa merasa kurang kurang puas puas berkemih. berkemih. Selain Selain itu itu pasien pasien mengeluhmengeluh terganggu tidurnya dikarenakan sering buang air kecil kira-kira 3 - 4 kali setiap terganggu tidurnya dikarenakan sering buang air kecil kira-kira 3 - 4 kali setiap malam dan semakin sering beberapa minggu terakhir. Pasien tidak terlalu malam dan semakin sering beberapa minggu terakhir. Pasien tidak terlalu memperhatikan adanya gangguan pancaran saat berkemih dan tidak merasa memperhatikan adanya gangguan pancaran saat berkemih dan tidak merasa

(2)

terganggu. Warna kemih kuning, tidak disertai darah maupun keruh. Tidak ada riwayat demam, pusing, mual, maupun muntah. BAB normal.

Riwayat Penyakit dahulu

Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kejadian serupa seperti sekarang. Hipertensi (+), diabetes melitus, alergi, dan batuk lama disangkal.

III. PEMERIKSAAN FISIK  Status Present

Sakit sedang, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan

cukup. Tanda vital TD : 130/90 mmHg P : 18 x/menit S : 36 ºC N : 76 x/ menit Kepala Bentuk : Normocephali

Rambut : warna hitam beruban, distribusi merata.

Mata

Palpebra :Tidak terdapat ptosis dan oedem

Konjunctiva :Tidak anemis

Sklera :Tidak tampak ikterik

Pupil :Isokor kiri kanan

Hidung

Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas

Septum : terletak ditengah dan simetris

Mukosa hidung : tidak hiperemis

Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan

Telinga

Daun telinga : normal Liang telinga : lapang

(3)

Membrana timpani : intake

 Nyeri tekan mastoid : tidak nyeri tekan Serumen : tidak ada

Sekret : tidak ada

Mulut dan tenggorokan

Bibir : tidak pucat dan tidak sianosis

Tonsil : T1/T1 tenang

Faring : tidak hiperemis

Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Paru

Inspeksi : simetris kiri kanan, tidak tampak tumor.

Palpasi : simetris kiri kanan, Tidak teraba kelainan

Perkusi : sonor kiri=kanan

Auskultasi : Vesikuler, bunyi tambahan tidak ditemukan.

Jantung

Inspeksi : ictus cordis terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis sinistra, ICS 5

Perkusi :Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra

Auskultasi : S1 S2 reguler, bunyi tambahan (-)

Abdomen

Inspeks : cembung, Pergerakan ikut gerak napas.

Auskultasi : Peristaltik dalam batas normal

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, Tidak teraba kelainan

Perkusi : Tympani

Kemaluan

Dalam batas normal

Ekstremitas

(4)

Status lokalis

Regio : urogenitalis

Inspeksi : tidak tampak kelainan

Pemeriksaan rectal toucher  atau colok dubur

Tonus sfingter ani mencekik, mukosa rectum licin, ampula recti kosong, teraba prostat menonjol ke arah rectum, konsistensi kenyal, permukaan licin, simetris kanan dan kiri, pole atas tidak dapat teraba, tidak ada nyeri tekan. Pada sarung tangan tidak ditemukan feses, lendir, maupun darah.

Pemeriksaan penunjang 1. Laboraturium Darah rutin - WBC : 14,21 x 103/mm3 - Hb : 11,31 g/dl - PLT : 265 x 103/mm3 - CT/BT : 8’15” / 1’45” Kimia Klinik - GDS : 94 mg/dl - Ureum : 22 mg/dl

- SGOT : 24 U/L - Kreatinin : 0,93 mg/dl

- SGPT : 23 U/L - Asam urat : 6,2 mg/dl

2. USG urologi

Tampak pembesaran prostat (dengan volume = 83,9 gr)

IV. RESUME

Pasien Tuan Y usia 66 tahun datang ke poliklinik bedah dengan keluhan susah buang air kecil. Keluhan ini dialami sejak ± 1 tahun lalu dan semakin memberat. Pasien mengeluh dirinya sering berkali-kali ke kamar kecil karena

(5)

merasa sangat ingin buang air kecil, namun sampai di kamar kecil pasien biasa menunggu sekitar beberapa menit sampai dapat berkemih dan saat akan  berkemih terasa nyeri di daerah perut bagian bawah. Saat berkemih pasien merasa alirannya terputus-putus, setelah berkemih air kemih masih menetes dan  pasien merasa masih ingin berkemih hingga merasa kurang puas berkemih. Selain itu pasien mengeluh terganggu tidurnya dikarenakan sering buang air kecil kira-kira 3 - 4 kali setiap malam dan semakin sering beberapa minggu terakhir. Pasien tidak terlalu memperhatikan adanya gangguan pancaran saat  berkemih dan tidak merasa terganggu. Warna kemih kuning, tidak disertai darah maupun keruh. Tidak ada riwayat demam, pusing, mual, maupun muntah. BAB normal.

Dari pemeriksaan rectal toucher didapatkan tonus sfingter ani mencekik, mukosa rectum licin, ampula recti kosong, teraba prostat menonjol ke arah rectum, konsistensi kenyal, permukaan licin, simetris kanan dan kiri, pole atas tidak dapat teraba, tidak ada nyeri tekan. Pada sarung tangan tidak ditemukan feses, lendir, maupun darah.

V. DIAGNOSIS

BPH grade III

Diagnosa banding

Karsinoma prostat, tumor buli-buli, dan prostatitis akut

VI. PENATALAKSANAAN

TUR-P

Instruksi post operasi

- Ceftriaxone 1 gr/iv/12 jam

- Ranitidine 1 amp/12 jam/iv

- Ketorolac 8 jam/iv

(6)

VII. DISKUSI

 Benign Prostatic Hyperplasia  (BPH) adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan. Kelainan ini cukup banyak ditemukan pada laki-laki berusia 50 tahun, dan frekuensinya meningkat secara progresif seiring usia, mencapai 80%  pada dekade kedelapan.  Hal ini sesuai dengan kasus, dimana usia pasien ini

adalah 64 tahun..1,2,3,4

BPH sebenarnya adalah suatu keadaan dimana kelenjar periuretral prostat mengalami hiperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah.1

Gambar 1. BPH

A.  prostat normal; (1) uretra, (2) daerah kelenjar periuretra, (3) kelenjar prostat.

B. hiperplasia prostat; (1) uretra yang terjepit, (2) hiperplasia kelenjar periuretra menjadi hipertrofia prostat, (3) kelenjar asli prostat yang tertekan menjadi seperti simpai dan disebut simpai bedah.

Hingga sekarang masih belum diketahui pasti penyebab terjadinya BPH; tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging .5

Proses miksi bergantung pada kekuatan kontraksi detrusor, elastisitas leher kandung kemih dengan tonus ototnya, dan resistensi uretra. Pembesaran prostat menyebabkan terjadinya penyempitan lumen uretra pars prostatika dan menghambat aliran urine sehingga menyebabkan tingginya tekanan intravesika. Untuk dapat mengeluarkan urin, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan, menyebabkan terjadinya perubahan anatomik buli-buli, yakni: hipertrofi otot destrusor, trabekulasi, terbentuknya sakula, dan divertikel

(7)

buli- buli. Perubahan struktur pada buli-buli tersebut dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih bagian bawah atau lower urinary tract symptoms (LUTS).1,5

Keluhan LUTS terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritatif. Gejala obstruksi antara lain : Harus menunggu pada permulaan miksi ( Hesistency),  pancaran miksi yang lemah ( Poor stream), miksi terputus ( Intermittency), menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling ), rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete bladder emptying . Sedangkan gejala iritatif terdiri dari:  bertambahnya frekuensi miksi ( Frequency), sering terbangun di malam hari untuk miksi (nokturia), miksi sulit ditahan (Urgency), nyeri pada waktu miksi (disuria).  Gejala obstruktif terjadi karena detrusor gagal berkontraksi dengan

cukup kuat atau gagal berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus- putus. Gejala iritasi terjadi karena pengosongan yang tidak sempurna pada saat miksi atau pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada kandung kemih sehingga vesika sering berkontraksi meskipun belum penuh.1,5,6,7

Berdasarkan data anamnesis pasien ini sesuai dengan gejala klinis untuk diagnosis benign prostat hyperplasia  (BPH). Dimana  pasien mengeluh dirinya  sering berkali-kali ke kamar kecil, merasa sangat ingin buang air kecil, namun  sampai di kamar kecil pasien biasa menunggu sekitar beberapa menit sampai dapat berkemih dan saat akan berkemih terasa nyeri di daerah perut bagian bawah. Saat berkemih pasien merasa alirannya terputus-putus, setelah berkemih air kemih masih menetes dan pasien merasa masih ingin berkemih hingga merasa kurang puas berkemih. Selain itu pasien mengeluh terganggu tidurnya dikarenakan sering buang air kecil kira-kira 3 - 4 kali setiap malam dan semakin  sering beberapa minggu terakhir. Pasien tidak terlalu memperhatikan adanya  gangguan pancaran saat berkemih dan tidak merasa terganggu.

Karena selalu terdapat sisa urin, dapat terbentuk batu endapan di dalam kandung kemih. Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuri.1Pada pasien warna kemih kuning, tidak disertai darah maupun keruh.

(8)

Hal ini menunjukkan bahwa pada pasien keluhan gangguan BAK hanya ditimbulkan oleh BPH dan tidak terdapat infeksi atau sumbatan batu di saluran kemih.

Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan LUTS, sistem skoring yang secara subyektif dapat diisi dan dihitung sendiri oleh pasien. Sistem yang dianjurkan oleh WHO ialah IPSS ( International Prostatic Symptom Score) yang terdiri dari 7 pertanyaan berhubungan dengan keluhan LUTS dan 1 pertanyaan tentang kualitas hidup pasien. Dari hasil IPSS gejala LUTS terbagi dalam 3 derajat yakni skor 0-7 ringan, 8-19 sedang, dan 20-35 berat.5

Sedangkan pemeriksaan dalam didapatkan  tonus sfingter ani mencekik, mukosa rectum licin, ampula recti kosong, teraba prostat menonjol ke arah rectum, konsistensi kenyal, permukaan licin, simetris kanan dan kiri, pole atas tidak dapat teraba, tidak nyeri tekan. Pada sarung tangan tidak ditemukan feses, lender, maupun darah. Hal ini perlu dilakukan untuk menentuan derajat dari BPH secara sederhana. Dimana pada hasil pemeriksaan diperoleh pole atau batas atas tidak dapat teraba, sehingga dapat dikategorikan BPH grade III.1

Tabel 1. Derajat berat hiperplasia prostat berdasarkan gambaran klinis1

Derajat Colok dubur Sisa volume urin

I Penonjolan prostat, batas atas mudah diraba < 50 ml II Penonjolan prostat jelas, batas atas dapat dicapai 50-100 ml III Batas atas prostat tidak dapat diraba > 100 ml

IV Retensi urin total

Diagnosis banding pada kasus ini adalah Karsinoma prostat, karsinoma  buli-buli, dan prostatitis akut. Karsinoma prostat merupakan keganasan yang terjadi pada laki-laki berusia diatas 55 tahun. Gejala awal tidak muncul atau tidak spesifik. Gejala yang paling sering adalah dysuria, kesulitan dalam menahan kemih, sering berkemih, retensio urine, nyeri pinggang, dan hematuria.2 Karena pada stadium permulaan tidak memberi gejala atau tanda

(9)

klinis, kebanyakan penderita baru datang pada stadium lanjut dengna keluhan obstruksi atau tanda metastasis ke tulang atau organ lain. Kecurigaan biasanya timbul bila ditemukan kelainan konsistensi, yaitu bagian prostat lebih keras, nodul, ketidakrataan, atau asimetris pada pemeriksaan colok dubur. Diagnosis  pasti hanya dengan pemeriksaan patologik.1,5

Prostatitis atau peradangan pada prostat secara klinis dapat bersifat akut maupun kronis. Gejala dan tanda prostatitis akut terdiri atas demam tinggi, kadang hingga menggigil, nyeri perineal atau pinggang rendah, adanya gangguan miksi, dan sakit sedang atau berat. Karena pembengkakan prostat biasanya ada disuria, kadang sampai retensio urin. Pada colok dubur prostat teraba membengkak, hangat, dan nyeri. Kadang ditemukan pengeluaran nanah pada colok dubur setelah massase prostat. Walaupun pada keadaan ini tidak diperbolehkan melakukan masase prostat karena dapat menimbulkan rasa sakit dan akan memacu terjadinya bakteriemia.1,3,5

Sedangkan pada tumor buli-buli memiliki gejala utama berupa hematuria makroskopik maupun makroskopik, biasanya intermitten, dan sering tanpa nyeri. Terdapat gejala iritasi, yakni disuria, urgensi, dan polakisuria. Untuk diagnosis dan membedakan dengan penyakit lain maka diperlukan pemeriksaan endoskopi dan biopsi.1,2,5

 Pada kasus ini penatalaksaan untuk BPH adalah Transuretrhral Resection of The Prostat (TUR-P).  Hal ini dilakukan sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa untuk BPH derajat III dapat dilakukan TUR-P. Saat ini tindakan TURP merupakan operasi paling banyak dikerjakan diseluruh dunia. Operasi ini lebih disenangi karena tidak diperlukan insisi pada kulit perut, masa mondok lebih cepat, dan memberikan hasil yang tidak banyak berbeda dengan tindakan operasi terbuka.1,5,7

Apabila diperkirakan prostat sudah cukup besar sehingga reseksi tidak akan selesai dalam satu jam, sebaiknya dilakukan pembedahan terbuka. Hal ini dilakukan untuk menghindari munculnya sindroma TURP. Sindroma ini ialah

(10)

efek dari penggunaan aquades (H2O steril) yang bersifat hipotonik sehingga

cairan ini dapat masuk ke sirkulasi sistemik melalui pembuluh darah vena yang terbuka pada saat reseksi. Kelebihan H2O dapat menyebabkan terjadinya

hiponatremia relatif atau gejala intoksikasi. Sindroma ini ditandai dengan pasien yang mulai gelisah, kesadaran somnolen, tekanan darah meningkat, dan  bradikardi. Jika tidak segera diatasi, pasien akan mengalami edema otak yang

(11)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamjuhidayat, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC; 2005.

2. Price SA,Wilson LM.  Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Jakarta: EGC; 2005.

3. Cotran RS, Kumar V, Collins T. Robbins Pathologic Basis Of Disease : The  Male Genital Tract . Pennsylvania: W.B. Saunders Company; 2007.

4. Lepor H.  Pathophysiology, Epidemiology, and Natural History of Benign  Prostatic Hyperplasia. USA: National Center for Biotechnology Information,

U.S. National Library of Medicine;  2004. Diakses dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1472917/

5. Purnomo B.  Dasar-Dasar Urologi  Edisi kedua. Jakarta: CV. Sagung seto; 2009.

6. The James Buchanan Brady Urological Institute.  Benign Prostatic  Hyperplasia. Johns Hopkins School of Medicine. Diakses dari

http://urology.jhu.edu/prostate/BPH_symptoms.php

7. University of Maryland Medical Center (UMMC).  Benign prostatic

hyperplasia. 2014. Diakses dari

Gambar

Gambar 1. BPH
Tabel 1. Derajat berat hiperplasia prostat berdasarkan gambaran klinis 1

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas Layanan memberikan suatu dorongan kepada konsumen atau dalam hal ini pengunjung untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan lembaga atau instansi pemberi

;lagellata #dalam bahasa 3atin diambil dari kata  flagell ! yang berarti cambuk$ atau Mastigophora #dari bahasa +unani,!mastig ! yang berarti cambuk, dan  phora” yang

Dari gambar diatas dapat dilihat aspek yang mempunyai persentase tinggi maupun aspek yang mendekati standar kriteria dan aspek apa saja yang harus dipenuhi oleh

Setiadi dan Sitorus (1986) juga melaporkan bahwa, stimulasi estrus menggunakan MPA dan deteksi birahi dilakukan mulai 24 jam setelah spong dicabut seluruh induk kambing

Hasrat adalah perasaan yang muncul karena adanya kebutuhan dan kemudian menuntut adanya pemenuhan (Freud, 1972:539). Hasrat yang muncul di dalam mimpi berasal dari dua

dilihat terlebih dahulu data perbandingan antara inhouse, outhouse, dan impor. Inhouse adalah komponen yang diproduksi sendiri oleh Toyota. Outhouse adalah komponen yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan dan menganalisis kinerja Fourier descriptor dalam mengekstraksi ciri bentuk dari citra daun serta mengimplementasikan

Pelet dimasukan ke dalam silinder yang dipanaskan, dan lelehan plastik dipaksa memasuki cetakan baik dengan tekanan hidrolik atau dengan sistem screw yang berputar.. 2