• Tidak ada hasil yang ditemukan

gambaran umum pinrang.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "gambaran umum pinrang.pdf"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

B B B Baaababbb ----

2

2

2

2

G

G

G

Ga

a

am

a

m

mb

m

b

ba

b

ar

a

a

rra

r

a

an

a

n

n U

n

 U

UUm

mu

m

m

u

um

u

m

m W

m

 W

W

Wi

iil

i

lla

l

a

ay

a

yya

y

a

ah

a

h

h

h

2.1

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi FisikGeografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1

2.1.1 GeografisGeografis

Kabupaten Pinrang merupakan wilayah provinsi Sulawesi Selatan yang secara geografis terletak pada Kabupaten Pinrang merupakan wilayah provinsi Sulawesi Selatan yang secara geografis terletak pada koordinat antara

koordinat antara 3º19’13” sampai 4º10’30” 3º19’13” sampai 4º10’30” Lintang Selatan Lintang Selatan dan 119º26’30” sampai dan 119º26’30” sampai 119º47’20”Bujur Timur.119º47’20”Bujur Timur. Daerah ini berada pada ketinggian 0-2.600 meter dari permukaan laut.

Daerah ini berada pada ketinggian 0-2.600 meter dari permukaan laut.

Kabupaten Pinrang berada ± 180 Km dari Kota Makassar, dengan memiliki luas ±1.961,77 Km

Kabupaten Pinrang berada ± 180 Km dari Kota Makassar, dengan memiliki luas ±1.961,77 Km22, terdiri, terdiri

dari tiga dimensi kewilayahan meliputi dataran rendah, laut dan dataran tinggi. Kabupaten Pinrang secara dari tiga dimensi kewilayahan meliputi dataran rendah, laut dan dataran tinggi. Kabupaten Pinrang secara administratif pemerintahan terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan, 39 Kelurahan dan 65 Desa yang meliputi 96 administratif pemerintahan terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan, 39 Kelurahan dan 65 Desa yang meliputi 96 Lingkungan dan 181 Dusun.

Lingkungan dan 181 Dusun. Sebagian besar dari wiSebagian besar dari wilayah kecamatan merupakan layah kecamatan merupakan daerah pesisir yang memilikidaerah pesisir yang memiliki luas 1.457,19 Km

luas 1.457,19 Km22 atau 74,27% dari luas keseluruhan Wilayah Kabupaten Pinrang dengan panjang garis pantai ± atau 74,27% dari luas keseluruhan Wilayah Kabupaten Pinrang dengan panjang garis pantai ±

101 Km. 101 Km.

 Ada

 Adapun pun batbatas was wilailayah yah KabKabupatupaten en PinrPinrang ang sebasebagai gai berberikut ikut ::

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja.Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja. 

 Sebelah Timur berbatasan Sebelah Timur berbatasan dengan dengan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Enrekang dan Sidrap.Sidrap. 

 Sebelah Barat berbatasan Sebelah Barat berbatasan dengan dengan Selat Makassar serta Selat Makassar serta Kabupaten Polewali Kabupaten Polewali Mandar.Mandar. 

(2)

Peta 2.1 Peta 2.1 PETA ORIENTASI

(3)

2.1.2 Administratif

Gambaran administrasi pemerintahan di Kabupaten Pinrang disajikan pada Tabel dan Gambar berikut ini: Tabel 2.1

Tabel Administratif Kabupaten Pinrang

No Kecamatan Ibukota Kec Jumlah Kelurahan Jumlah Desa Luas Wilayah Ha % Thd Total 1. Suppa Majenang 2 8 7.420 3,78

2. Mattiro Sompe Langnga 2 7 9.699 4,94

3. Lanrisang Lanrisang 1 6 7.301 3,72

4. Mattiro Bulu Manarang 2 7 13.249 6,75

5. Watang Sawitto Sawitto 8 - 5.897 3,01

6. Paleteang Lalleng Bata 6 - 3.729 1,90

7 Tiroang Mattiro Deceng 5 - 7.773 3,96

8. Patampanua Teppo 4 6 13.685 6,98 9. Cempa Cempa 1 6 9.030 4,60 10. Duampanua Lampa 5 9 29.186 14,88 11. Batulappa Kassa 1 4 15.899 8,10 12. Lembang Taddokong 2 12 73.309 37,37 Jumlah 39 65 196.177 100,00

(4)

Peta 2.2

(5)

2.1.3 Kondisi Fisik Wilayah

A. Kondisi Topografi dan Kelerengan

Kondisi topografi Kabupaten Pinrang memiliki rentang yang cukup lebar, mulai dari dataran dengan ketinggian 0 m di atas permukaan laut hingga dataran yang memiliki ketinggian di atas 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Dataran yang terletak pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut sebagian besar terletak di bagian tengah hingga utara Kabupaten Pinrang terutama pada daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Toraja. Klasifikasi ketinggian/ topografi di Kabupaten Pinrang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

- Ketinggian 0 – 100 m dpl

Wilayah yang termasuk ke dalam daerah ketinggian ini sebagian besar terletak di wilayah pesisir yang meliputi beberapa wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Mattiro Sompe, Lanrisang, Watang Sawtito, Tiroang, Patampanua dan Kecamatan Cempa

- Ketinggian 100 – 400 m dpl

Wilayah yang termasuk ke dalam daerah dengan ketinggian ini meliputi beberapa wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Suppa, Mattiro Bulu, dan Kecamatan Paleteang.

- Ketinggian 400 – 1000 m dpl

Wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi ketinggian ini sebagian kecil wilayah meliputi Kecamatan Duampanua.

- Ketinggian di atas 1000 m dpl

Wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi ketinggian ini terdiri dari sebagian Kecamatan Lembang dan Batulappa. Untuk lebih jelasnya sebagaimana pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2

Ketinggian Wilayah Kabupaten Pinrang

(6)

Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Pinrang bervariasi dari kondisi datar hingga berbukit. Keadaan wilayah berdasarkan kelerengan disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.3

Keadaan Wilayah Berdasarkan Kelerengan di Kabupaten Pinrang

No Lereng Kriteria Luas (Ha) Presentase (%)

1 0 - 2 Datar 100.370,2 51,1

2 2 - 15 Landai 15.696,8 8,1

3 15 - 40 Berbukit 50.246 25,6

4 > 40 Berbukit 29.864 15,2

Jumlah 196.177 100,00

Sumber : Hasil Survey Tahun 2010

B.Kondisi Geologi

Geologi wilayah Kabupaten Pinrang dari hasil pengamatan dan kompilasi Peta Geologi Kabupaten Pinrang, maka susunan lapisan batuan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Endapan alluvium dan sungai, Endapan alluvium dan sungai mempunyai ketebalan antara 100-150

meter, terdiri dari atas lempung, lanau, pasir dan kerikil. Pada umumnya endapan lapisan ini mempunyai kelulusan air yang bervariasi dan kecil hingga tinggi. Potensi air tanah dangkal cukup besar tetapi sebagian wilayah kualitasnya kurang baik. Muka air tanah dangkal 1-1,50 meter.

2. Batuan gunung api tersusun atas breksi dengan komponen bersusun trakht dan andesit, tufa batu

apung, batu pasir terfaan, konglomerat dan breki terfaan, ketebalannya berkisar 500 meter, penyebarannya dibagian utara Kota Pinrang, Sekitar Bulu Lemo, Bulu Pakoro sedangkan dibagian selatan sekitar Bulu Manarang, Bulu Paleteang, Bulu Lasako (berbatasan dengan Parepare). Kearah

(7)

Tabel 2.4

Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Pinrang

No Kecamatan Jenis Tanah

1 Suppa Aluvial Kelabu; Grumosol Kelabu; Aluvial Hidromorf; Regosol Kelabu. 2 Mattiro Sompe Aluvial Hidromorf; Aluvial Kelabu Kekuningan; Aluvial Kelabu Olif 3 Lanrisang Grumosol Kelabu;

4 Mattiro Bulu Regosol Kelabu; Grumosol Kelabu; Brown Forest Soil

5 Watang Sawitto Aluvial Kelabu; Aluvial Hidromorf; Aluvial Kelabu Olif; Regosol Kelabu. 6 Paleteang Regosol Coklat Kelabuan; Aluvial Kelabu Olif; Aluvial Kelabu Kekuningan;

Regosol Kelabu Kekuningan. 7 Tiroang Regosol Kelabu; Brown Forest Soil;

8 Patampanua Aluvial Kelabu Kekuningan; Aluvial Hidromorf; Regosol Kelabu Kekuningan; Fodsolik Coklat; Aluvial Kelabu Olif; Brown Forest Soil; Fodsolik Coklat Kekuningan

9 Cempa Aluvial Kelabu Kekuningan; Aluvial Hidromorf; Aluvial Kelabu Olif

10 Duampanua Fodsolik Coklat Kekuningan; Aluvial Kelabu Kekuningan; Fodsolik Coklat;  Aluvial Kelabu Olif; Aluvial Hidromorf.

11 Batulappa Fodsolik Coklat; Fodsolik Coklat Kekuningan. 12 Lembang Brown Forest Soil

Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka, 2010

D. Kondisi Klimatologi

Klasifikasi iklim menurut Smith-Ferguson, tipe iklim Wilayah Kabupaten Pinrang termasuk tipe A dan B dengan curah hujan terjadi pada bulan Desember hingga Juni dengan curah hujan tertinggi terjadi pada

(8)

E. Kondisi Hidrologi

Di Kabupaten Pinrang, terdapat dua sungai besar yaitu sungai Mamasa dan Sungai Saddang, dimana sungai Mamasa sebenarnya masih merupakan anak sungai Saddang. Saat ini sungai Mamasa dimanfaatkan untuk keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang berlokasi di Desa Ulu Saddang, Kecamatan Lembang. PLTA yang ada ini selain untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Pinrang, juga untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan Sungai Saddang dimanfaatkan untuk pengairan pertanian dengan cakupan pelayanan selain Kabupaten Pinrang juga melayani Kabupaten Sidrap.

Tabel 2.5

Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Pinrang

No Nama DAS Luas (Ha) Debit (M3/dtk)

1 Aggalacangnge 2.653,14 -2 Bungi 24.117,38 14,77 3 Galang-galang 9.562,58 -4 Kariango 39.317,81 50,16 5 Massila 8.628,69 -6 Saddang 95.820,58 190 7 Sibo 9.515,62 13,62

(9)

Peta 2.3

(10)

F. Pemanfaatan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Pinrang didominasi oleh penggunaan lahan jenis Hutan Negara yaitu sebesar 58.521 Ha, atau sebesar 29,83%. Kabupaten Pinrang juga memiliki potensi di bidang pertanian yang ditunjukkan oleh besarnya area persawanan dan perkebunan sebesar 60,954 Ha atau 31,07%. Area bangunan dan halaman di Kabupaten Pinrang ini memiliki luas 5.037 Ha atau sebesar 2,57 %. Untuk lebih  jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.6

Luas Lahan Menurut Penggunaanya di Kabupaten Pinrang Tahun 2010

No Penggunaan Lahan Pinrang

Luas (ha) %

1 Perkebunan 12.177 6,21

2 Sawah 48.777 24,86

3 Tegalan/Kebun dan Ladang 25.855 13,18

4 Bangunan/Halaman 5.037 2,57

5 Kolam/ Lebat dan empang 1.400 0,71

6 Tambak 12.311 6,28

7 Padang Rumput 6.960 3,55

8 Tanaman Kayu 12.922 6,59

9 Hutan Negara 58.521 29,83

10 Lahan yang belum diusahakan 635 0,32

11 Belum Teridentifikasi 11.582 5,90

Jumlah 196.177 100

(11)

12 Lembang 38.415 10,87 733,09 52

Kab. Pinrang 353.367 100 1.961,77 180

Sumber : Pinrang dalam Angka Tahun 2010

B. Penduduk Menurut Struktur Usia

Kajian tentang struktur penduduk menurut usia dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pada setiap kelompok umur tertentu, terutama kelompok umur yang berkaitan dengan usia sekolah, usia kerja, dan usia produktif atau usia angkatan kerja. Pengelompokan penduduk menurut umur di Kabupaten Pinrang pada tahun 2008 dibagi atas 3 kelompok utama, yaitu :

 Usia Balita (0-4) tahun : 41.164 jiwa  Usia Sekolah (5-19) : 126.609 jiwa  Usia Angkatan kerja (20-54) : 151.978 jiwa

Secara rinci struktur penduduk menurut usia diuraikan pada tabel berikut. Tabel 2.8

Struktur Penduduk Menurut Usia di Kabupaten Pinrang Tahun 2010

No Struktur Usia Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Porsentase (%) Laki-laki Perempuan 1 0 – 4 20.915 20.249 41.164 11,65 2 5 – 9 23.393 22.676 46.069 13,04 3 10 – 14 22.726 22.093 44.819 12,68 4 15 – 19 17.647 18.074 35.721 10,11 5 20 – 24 12.381 14.453 26.834 7,59 6 25 – 29 11.979 14.663 26.642 7,54

(12)

Tabel 2.9

Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pinrang Tahun 2006-2010

No Kecamatan Tahun Pertumbuhan

Rata-rata Pertumbuha n (%) 2006 2007 2008 2009 2010 1 Suppa 28.531 28.622 30.590 30.742 30.784 1,92 2 Mattiro Sompe 27.823 28.306 28.512 28.746 27.511 -0,28 3 Lanrisang 17.374 17.510 17.706 17.745 18.200 1,17 4 Mattiro Bulu 25.901 26.024 25.954 26.179 27.227 1,26 5 Watang Sawitto 43.497 43.624 44.996 44.647 50.974 4,05 6 Paleteang 30.587 30.679 31.407 31.458 36.693 4,66 7 Tiroang 19.172 19.233 19.292 19.253 20.807 2,07 8 Patampanua 30.917 31.250 31.541 31.729 32.112 0,95 9 Cempa 16.663 16.733 16.900 16.929 17.217 0,82 10 Duampanua 44.669 45.199 45.812 46.222 43.829 -0,47 11 Batulappa 9.464 9.457 9.474 9.518 9.598 0,35 12 Lembang 38.323 38.633 38.761 38.950 38.415 0,06 Jumlah (Jiwa) 332.921 335.270 340.945 342.118 353.367 1,50 Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka Tahun 2010

Grafik 2.1

(13)

Rumus proyeksi jumlah Penduduk; Pn = P0. (1 + r)n

Pn = Proyeksi Jumlah Penduduk tahun berikutnya

po = Jumlah penduduk Sekarang

r = Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk n = Jumlah Tahun Proyeksi

(14)

BUKU PUTIH SANITASI POKJA AMPL KAB. PINRANG

Jumlah Penduduk Kebupaten Pinrang 5 (lima) Tahun Terakhir

N

o Kecamatan

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KEPALA KELUARGA TINGKAT PERTUMBUHAN PENDUDUK

2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 1 Suppa 28.531 28.622 30.590 30.742 30.784 6.491 6.572 7.033 7.091 7.308 - 0,32% 3,55% 2,52% 1,92% 2 Mattiro Sompe 27.823 28.306 28.512 28.746 27.511 6.445 6.535 6.572 6.632 6.708 - 1,74% 1,23% 1,09% -0,28% 3 Lanrisang 17.374 17.510 17.706 17.745 18.200 3.937 3.967 4.011 4.446 4.418 - 0,78% 0,95% 0,71% 1,17% 4 Mattiro Bulu 25.901 26.024 25.954 26.179 27.227 6.279 6.309 6.293 6.348 6.602 - 0,47% 0,10% 0,36% 1,26% 5 Watang Sawitto 43.497 43.624 44.996 44.647 50.974 10.934 11.116 10.624 10.632 11.700 - 0,29% 1,71% 0,87% 4,05% 6 Paleteang 30.587 30.679 31.407 31.458 36.693 6.681 6.699 6.714 7.016 7.016 - 0,30% 1,33% 0,94% 4,66% 7 Tiroang 19.172 19.233 19.292 19.253 20.807 4.731 4.768 4.732 4.732 4.721 - 0,32% 0,31% 0,14% 2,07% 8 Patampanua 30.917 31.250 31.541 31.729 32.112 6.615 6.685 6.748 6.769 6.776 - 1,08% 1,00% 0,87% 0,95% 9 Cempa 16.663 16.733 16.900 16.929 17.217 3.708 4.106 4.179 4.179 4.103 - 0,42% 0,71% 0,53% 0,82% 10 Duampanua 44.669 45.199 45.812 46.222 43.829 9.591 9.701 9.835 9.923 9.895 - 1,19% 1,27% 1,15% -0,47% 11 Batulappa 9.464 9.457 9.474 9.518 9.598 1.953 1.952 1.952 1.958 1.990 - -0,07% 0,05% 0,19% 0,35% 12 Lembang 38.323 38.633 38.761 38.950 38.415 8.192 8.249 8.274 8.262 8.343 - 0,81% 0,57% 0,54% 0,06% Kab. Pinrang 332.921 335.270 340.945 342.118 353.367 75.557 76.659 76.967 77.988 79.580 0 0,71% 1,20% 0,91% 1,50%

(15)

BUKU PUTIH SANITASI POKJA AMPL KAB. PINRANG

Proyeksi Jumlah dan Kepadatan Penduduk kabupaten Pinrang 5 (lima) yahun Mendatang

No Kecamatan PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK

LUAS WILAYAH

(Km2)

PROYEKSI KEPADATAN PENDUDUK (Km2/Jiwa)

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 Suppa 31.375 31.976 32.590 33.215 33.852 74,2 423 431 439 448 456 2 Mattiro Sompe 27.434 27.356 27.279 27.202 27.126 96,99 283 282 281 280 280 3 Lanrisang 18.413 18.628 18.845 19.065 19.288 73,01 252 255 258 261 264 4 Mattiro Bulu 27.569 27.915 28.266 28.621 28.980 132,49 208 211 213 216 219 5 Watang Sawitto 53.036 55.181 57.414 59.736 62.153 58,97 899 936 974 1013 1054 6 Paleteang 38.401 40.189 42.060 44.018 46.067 37,29 1030 1078 1128 1180 1235 7 Tiroang 21.237 21.676 22.124 22.581 23.048 77,73 273 279 285 291 297 8 Patampanua 32.418 32.727 33.038 33.353 33.671 136,85 237 239 241 244 246 9 Cempa 17.358 17.501 17.645 17.789 17.935 90,3 192 194 195 197 199 10 Duampanua 43.621 43.415 43.209 43.005 42.801 291,86 149 149 148 147 147 11 Batulappa 9.632 9.666 9.700 9.734 9.768 158,99 61 61 61 61 61 12 Lembang 38.438 38.461 38.484 38.507 38.530 733,09 52 52 52 53 53 Kab. Pinrang 358.931 364.691 370.654 376.828 383.220 1.961,77 183 186 189 192 195

(16)

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Tabel 2.12

Ringkasan Realisasi APBD 4 tahun terakhir

No. Anggaran 2007 2008 2009 2010

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

A Pendapatan

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 22.711.625.934,85 22.980.743.290,73 22.863.706.750,00 21.008.952.488,40 2 Dana Perimbangan (Transfer) 401.847.370.223,00 436.305.440.715,00 432.447.605.120,00 558.647.553.707,89 3 Lain-lain Pendapatan yang sah 5.044.107.665,00 16.217.135.523,50 20.500.000.000,00 15.569.088.200,00 Jumlah Pendapatan 429.603.103.822,85 475.503.319.529,23 475.811.311.870,00 595.225.594.396,29 B Belanja

1 Belanja Tidak Langsung 192.832.172.000,00 268.302.317.833,00 258.783.064.000,00 353.895.987.888,33 2 Belanja Langsung 212.974.445.332,00 239.059.457.167,00 248.198.905.694,00 217.695.545.231,00 Jumlah Belanja 405.806.617.332,00 507.361.775.000,00 506.981.969.694,00 571.591.533.119,33

Surplus/Defisit Anggaran 23.796.486.490,85 (31.858.455.470,77) (31.170.657.824,00) 23.634.061.276,96

Sumber: Bappeda Pinrang

Tabel 2.13

Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per penduduk 4 Tahun Terakhir

No. Subsektor / SKPD 2008 2009 2010 2011

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

A Air Limbah

1 Dinas PU 0 0 492.800.000 842.540.000

(17)

Tabel 2.14

Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten Pinrang 5 Tahun Terakhir Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah

(IRFD)

2007 0,7265 (Sedang)

2008 Tidak ada data

2009 0,7219 (Sedang) 2010 0,4490 (Rendah) 2011 0,4540 (Rendah) 2012 0,5407 (Rendah) Sumber : www.djpk.depkeu.go.id Tabel 2.15

Data Perekonomian umum daerah 4 tahun terakhir

No. Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

1 PDRB harga konstan (struktur

perekonomian) (milyar Rp.) 2.685,11 3.046,88 3.737,02 4.492,96 5.290,79 2 Pendapatan Perkapita

Propinsi (Rp.) 7.887.199 8.886.852 10.769.886 12.798.916 15.068.399 3 Upah Minimum Regional

Kabupaten (Rp.) 673,200 673,200 700,000 900,000 1,000,000

(18)

a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) memiliki skup/cakupan pelayanan meliputi keseluruhan wilayah Kabupaten Pinrang. Kawasan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di wilayah Kabupaten Pinrang adalah Kawasan Perkotaan Pinrang. Penetapan Kawasan Perkotaan Pinrang sebagai PKL merupakan kebijakan Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana yang tertuang dalam RTRW Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2009 - 2029.

Kondisi eksisting Kawasan Perkotaan Pinrang ini memang telah berkembang menjadi pusat pelayanan wilayah Kabupaten Pinrang dalam aspek sosial ekonomi dan sosial budaya, pemerintahan, serta menjadi lokasi pemusatan permukiman wilayah. Kawasan Perkotaan Pinrang yang ditetapkan menjadi pusat pelayanan wilayah Kabupaten Pinrang atau PKL secara administratif akan meliputi sebagian wilayah Kecamatan Watang Sawitto, Kecamatan Paleteang dan Kecamatan Tiroang.

Kawasan Perkotaan Pinrang sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang memiliki cakupan pelayanan wilayah Kabupaten Pinrang terakses oleh sistem jaringan jalan arteri primer sebagai  jalan lintas Barat Sulawesi mulai dari Kawasan Perkotaan Mamminasata (PKN) – perbatasan

Provinsi Sulawesi Barat. PKL Pinrang juga direncanakan memiliki interkoneksi dengan beberapa simpul transportasi yang berskala pelayanan internasional dan nasional yang berada di sekitar wilayah Kabupaten Pinrang melalui jaringan prasarana transportasi laut dan darat. Simpul transportasi tersebut yakni Pelabuhan Laut Nasional Pare-Pare.

b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang merupakan kawasan perkotaan atau pusat permukiman yang memiliki skup/cakupan pelayanan skala kecamatan atau beberapa kecamatan. Dimana secara administratif wilayah Kabupaten Pinrang terdiri dari dari 12 (dua belas) wilayah kecamatan

(19)

yang dianggap relatif memiliki aksesibilitas yang rendah dengan PKL dan PPK, maka pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) di wilayah Kabupaten Pinrang direncanakan terdiri atas:

1. Lembang Mesakada di Kecamatan Lembang dengan cakupan pelayanan beberapa desa sekitarnya juga desa-desa diperbatasan dalam wilayah kabupaten tetangga (Kabupaten Tana Toraja).

2. Desa Basseang di Kecamatan Lembang dengan cakupan pelayanan beberapa desa sekitarnya juga desa-desa diperbatasan dalam wilayah kabupaten tetangga (Kabupaten Enrekang).

3. Sali-sali  di Kecamatan Lembang dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya juga desa-desa diperbatasan dalam wilayah kabupaten tetangga.

4. Bungi di Kecamatan Duampanua dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya yang relatif memiliki aksesibilitas rendah dengan PPK Lampa.

5. Langnga di Kecamatan Mattiro Sompe dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya.

6. Wae Tuoe di Kecamatan Lanrisang dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya.

7. Lero di Kecamatan Suppa dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya. 8. Tadang Palie di Kecamatan Cempa dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa

(20)

GAMBAR 2.4

(21)

2.4.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pinrang

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pinrang merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah Kabupaten Pinrang yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pinrang berfungsi :

a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah Kabupaten Pinrang.

b. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang.

c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun, dan

d. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah Kabupaten Pinrang. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pinrang dirumuskan dengan kriteria :

a. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya.

b. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sulawesi Selatan beserta rencana rincinya.

c. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah Kabupaten Pinrang.

d. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan. Tabel 2.16

Pola Ruang Wilayah Kab. Pinrang

Jenis Kawasan Pengembangan Wilayah

(22)

GAMBAR 2.5

(23)

2.5 Sosial dan Budaya

Tabel 2.17

Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kab. Pinrang

No Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA 1 Suppa 27 4 1 - 2 1 -2 Mattiro Sompe 23 3 1 - 4 1 1 3 Lanrisang 20 2 1 - 3 2 1 4 Mattiro Bulu 27 3 1 1 3 1 1 5 Watang Sawitto 30 7 4 4 4 2 -6 Paleteang 23 4 2 4 - 4 2 7 Tiroang 21 4 1 - - - -8 Patampanua 32 4 1 1 4 1 -9 Cempa 19 3 1 - - 1 -10 Duampanua 40 6 1 2 3 4 1 11 Batulappa 14 2 - - 2 2 -12 Lembang 47 9 1 - 2 1

-Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka Tahun 2010

(24)

Tabel 2.18

Jumlah Rumah Per Kecamatan Tahun 2010

No Kecamatan Jumlah Rumah

1 Suppa 7.308 2 Mattiro Sompe 6.708 3 Lanrisang 4.418 4 Mattiro Bulu 6.602 5 Watang Sawitto 11.700 6 Paleteang 7.016 7 Tiroang 4.721 8 Patampanua 6.776 9 Cempa 4.103 10 Duampanua 9.895 11 Batulappa 1.990 12 Lembang 8.343

(25)

Referensi

Dokumen terkait

selaku Rektor BINUS University, Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini;.. selaku Dekan Fakultas Teknik BINUS University, yang

Berdasarkan kasus yang terjadi pada usaha cengkah yang ada di pulau Bawean, dapat ditarik kesimpulan bahwa orientasi kewirausahaan, keunggulan bersaing dan produk yang

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang nyata antara variabel jarak tempat tinggal penyuluh dengan tempat bertugas, pengalaman, pendapatan,

Perlakuan penambahan BAP dan madu baik tunggal maupun kombinasi tidak mempercepat waktu muncul nodul pada eksplan biji manggis asal Bengkalis yang dipotong tiga secara

Metode canny digunakan pada tahap analisis citra dengan mendeteksi tepi ‘kuat’ dan ‘lemah’ objek citra sinar-x yang kemudian dari hasil deteksi tepi tersebut dilakukan

Koleksi e-book Ilmu Ghaib http://lontaremas.blogspot.com hari, dan mantra dibaca tengah malam sambil membayangkan wajah orang yang dituju dan harus pada bulan

Pada penelitian ini akan dibandingkan aplikasi dari metode Lagrange dan Constriction Factor Particle Swarm Optimization (CFPSO) untuk mendapatkan biaya pembangkitan yang

Tidak adanya hubungan antara keberadaan hewan peliharaan dengan kejadian leptospirosis dalam penelitian ini bisa dikarenakan sebagian besar responden baik pada