LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PENGADILAN TINGGI PEKANBARU
aporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Pekanbaru ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian sasaran strategis tahun anggaran 2018. Laporan KInerja ini merupakan tahun keempat pelaksanaan Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Pekanbaru Tahun 2015-2019.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Pekanbaru mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas, yang berfungsi sebagai alat penilaian kinerja, wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Pengadilan Tinggi Pekanbaru, wujud transparansi dan pertanggungjawaban kepada masyarakat serta merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja di Pengadilan Tinggi Pekanbaru. Kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indkator keberhasilan pencapaian sasaran Strategis sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru Tahun 2018. Laporan ini menyajikan analisis capaian kinerja untuk sasaran-sasaran strategis di Pengadilan Tinggi Pekanbaru, sekaligus sebagai bahan untuk mengupayakan perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.
Secara Umum capaian kinerja sasaran pada tahun 2018 telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan, meskipun beberapa indikator belum menunjukkan capaian sesuai target. Berdasarkan analisis dan evaluasi objektif yang dilakukan terhadap capaian kinerja tahun 2018 ini diharapkan dapat terjadi optimalisasi dan peningkatan efisiensi, efektifitas, dan produktifitas kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru pada tahun berikutnya.
Pekanbaru, 04 Februari 2019 Ketua pengadilan Tinggi Pekanbaru,
H. Adam Hidayat A. SH., MH.
L
KATA
PENGANTAR
Laporan Kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas, yang berfungsi sebagai alat penilaian kinerja, wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Pengadilan Tinggi Pekanbaru dan wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat serta merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja di Pengadilan Tinggi Pekanbaru.
engadilan Tinggi Pekanbaru merupakan sebuah lembaga peradilan umum sebagai kawal depan (voorjpost) Mahkamah Agung yang bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara tingkat banding. Untuk itu seluruh kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang tertuang dalam Renstra Pengadilan Tinggi Pekanbaru Tahun 2015-2019 serta Perjanjian Kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru.
Secara umum pada tahun 2018 Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah berhasil mencapai target kinerja. Dari 7 indikator kinerja utama pada dua sasaran strategis, 6 indikator dinyatakan “berhasil” yaitu memenuhi capaian > 90%. Rata-rata capaian kedua sasaran strategis juga mencapai > 90%. Berikut rincian capaian indikator kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru Tahun 2018.
SASARAN STRATEGIS 1 : TERWUJUDNYA PROSES PERADILAN YANG PASTI, TRANSPARAN, DAN AKUNTABEL
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 PERSENTASE SISA PERKARA YANG DISELESAIKAN 1. PIDANA 2. PERDATA 3. TIPIKOR 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% CAPAIAN INDIKATOR 1 100%
2 PERSENTASE PERKARA YANG DISELESAIKAN TEPAT WAKTU 1. PIDANA 2. PERDATA 3. TIPIKOR 85% 85% 85% 86,1% 77% 100% 101,3% 90,6% 117,6% CAPAIAN INDIKATOR 2 103,2%
3 PERSENTASE PENURUNAN SISA PERKARA 1. PIDANA 2. PERDATA 3. TIPIKOR -50% -10% 95% -2,9% -11,6% 100% 5.8% 116,0% 105,3% CAPAIAN INDIKATOR 3 75,7%
4 PERSENTASE PERKARA YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM : 1. KASASI 2.PENINJAUAN KEMBALI 50% 90% 49,2% 85,9% 98,4% 95,4% CAPAIAN INDIKATOR 4 96,9%
5 INDEX RESPONDEN PENGADILAN TINGKAT PERTAMA YANG PUAS
TERHADAP LAYANAN PENGADILAN TINGGI 85 81.9 96,4%
CAPAIAN INDIKATOR 5 96,4%
SASARAN STRATEGIS 2 : PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 PERSENTASE PUTUSAN PERKARA YANG MENARIL PERHATIAN MASYARAKAT YANG DAPAT DIAKSES SECARA ONLINE DALAM WAKTU 1 HARI SETELAH PUTUS
100% 100% 100%
CAPAIAN INDIKATOR 1 100%
2 PERSENTASE SALINAN PUTUSAN YANG DIKIRIM KE PENGADILAN
PENGAAJU TEPAT WAKTU 100% 100% 100%
CAPAIAN INDIKATOR 2 100%
P
RINGKASAN
EKSEKUTIF
Dari 7 indikator kinerja utama untuk 2 sasaran strategis, 6 indikator dinyatakan “berhasil” yaitu
memenuhi capaian > 90%. Sedangkan 1 indikator (Persentase penurunan sisa
perkara) dinyatakan tidak berhasil karena hanya
KATA PENGANTAR ... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii
DAFTAR ISI ... iII DAFTAR TABEL ... Iv DAFTAR GRAFIK ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tugas dan Fungsi... 2
C. Struktur Organisasi ... 3
D. Isu Strategis ... 4
E. Sistematika Penyajian ... 6
BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis 2015 – 2019 ... 7
1. Visi ... 8
2. Misi ... 8
3. Tujuan ... 8
4. Sasaran Strategis ... 8
5. Program dan Kegiatan ... 11
B. Rencana Kinerja Tahun 2018 ... 12
C. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ... 15
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018 A. Capaian Kinerja Organisasi ... 13
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ... 14
C. Realisasi Anggaran ... 24
BAB IV. PENUTUPAN A. Kesimpulan ... 28
B. Rekomendasi ... 28 LAMPIRAN
1. Penghargaan 2. Struktur Organisasi 3. Indikator Kinerja Utama 4. Rencana Kinerja Tahun 2018 5. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
6. Matriks Rencana Strategis Tahun 2015-2019 7. Pengukuran Kinerja per Triwulan
8. Pengukuran Kinerja 9. Pernyataan Telah di Reviu 10. Cheklist Reviu
11. SK Tim Penyusun LKjIP
Tabel 1. Reviu Renstra 2015-2019 Pengadilan Tinggi Pekanbaru ...10
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahun 2018...11
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ...12
Tabel 4. Penyelesaian sisa perkara ...14
Tabel 5. Capaian Sasaran 1 Indikator 1 ...14
Tabel 6. Capaian Sasaran 1 Indikator 2 ...15
Tabel 7. Realisasi penyelesaian perkara tepat waktu tahun 2016-2018 ...16
Tabel 8. Capaian Sasaran 1 Indikator 3 ...17
Tabel 9. Realisasi Persentase Penurunan Sisa Perkara ...17
Tabel 10. Penyelesaian Perkara Tahun 2016-2018 ...18
Tabel 11. Capaian Sasaran 1 Indikator 4 ...19
Tabel 12. Realisasi persentase perkara yang tidak mengajukan PK, Kasasi ...20
Tabel 13. Capaian Sasaran 1 Indikator 5 ...21
Tabel 14. Realisasi Index Kepuasan Responden Pengadilan Tinggi Pekanbaru ...21
Tabel 15. Capaian Sasaran 2 Indikator 1 ...22
Tabel 16. Realisasi persentase salinan putusan yang dkirim ke pengadilan pengaju ...22
Tabel 17 Capaian Sasaran 2 - Indikator 2 ...23
Tabel 18 Realisasi Th 2016-2018 ...23
Tabel 19. Realisasi DIPA Badan Urusan Administrasi (01)Th. 2018 ...24
Tabel 20 Realisasi DIPA Badan Peradilan Umum (03) Th. 2018 ...25
Tabel 21Realisasi Belanja DIPA (01) ...25
Tabel 22 Reliasasi DIPA (01) ...26
Tabel 23Realisasi Dipa (03) ...26
DAFTAR TABEL
Grafik 1. Capaian Sasaran 1 Indikator 2 Tahun 2016-2018 ...15
Grafik 2. Realisasi persentase penyelesaian perkara tepat waktu tahun 2016-2018 ...16
Grafik 3. Capaian persentase penurunan sisa perkara ...17
Grafik 4. Capaian Sasaran 1 Indikator 4 ...19
Grafik 5 Realisasi Dipa ( 01 ) ...24
Grafik 6Realisasi Dipa Badan Peradilan Umum (03) ...25
DAFTAR GRAFIK
Gambar 1. Struktur Organisasi ...3 Gambar 2. Visi, Misi, dan Tujuan Pengadilan Tinggi Pekanbaru ...7 Gambar 3. Framework Renstra ...9
DAFTAR GAMBAR
A. LATAR BELAKANG
alam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan terpercaya, sesuai dengan semangat reformasi untuk mewujudkan sebuah sistem pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang diperbaharui dengan diterbitkannya Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan seluruh instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran- sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaannya, Perpres ini dilengkapi dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sementara itu, penerapan di lingkungan internal Mahkamah Agung salah satunya didukung oleh Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 20A/SEK/SK/IV/2016 tentang Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan Di Bawahnya.
Pengadilan Tinggi Pekanbaru memandang perlu untuk menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dalam rangka penerapan reformasi birokrasi pada area Akuntabilitas dan mewujudkan Manajemen Perencanaan Kinerja di lingkungan Mahkamah Agung RI dan jajaran peradilan dibawahnya. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Pekanbaru Tahun 2018 disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja dikaitkan dengan anggaran serta pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran strategis selama tahun 2018 yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Tinggi Pekanbaru Tahun 2015-2019. Dan pada tahun 2018, Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Renstra tersebut telah direviu mengacu pada Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. 192/KMA/SK/XI/2016 tanggal 09 November 2016 tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama Mahkamah Agung RI.
D
BAB I
B. TUGAS DAN FUNGSI
Tugas dan Fungsi Pengadilan Tinggi Pekanbaru menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum dalam pasal 51, sebagai berikut
TUGAS PENGADILAN TINGGI
Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara pidana dan perkara perdata di tingkat banding.
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerahnya, apabila diminta.
Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan undang-undang.
FUNGSI PENGADILAN TINGGI
Fungsi Mengadili (judicial power), yakni memeriksa dan mengadili perkara-perkara yang menjadi kewenangan.
Fungsi Pembinaan, yakni memberikan pengarahan diwilayah hukumnya, menyangkut teknis yustisial, administrasi peradilan, administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan pembangunan.
Fungsi Pengawasan, yakni mengadakan pengawasan pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim, pejabat struktur dan pegawai di daerah hukumnya serta terhadap jalannya peradilan tingkat pertama agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya dan terhadap pelaksanaan administrasi perkara & administrasi umum.
Fungsi Nasihat, yakni memberikan pertimbangan dan nasihat tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.
Fungsi Administrasi, yakni menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan kepegawaian serta lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok teknis peradilan dan administrasi peradilan.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi dan uraian tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Pekanbaru mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 7 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan
Gambar 1. Struktur Organisasi
URAIAN TUGAS
KETUA mempunyai tugas sebagai pimpinan Pengadilan, bertanggung jawab atas terselenggaranya administrasi perkara pada Pengadilan, melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan dibantu oleh Wakil, menunjuk Hakim sebagai juru bicara pengadilan untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengadilan, sebagai pelaksana administrasi perkara, Ketua Pengadilan menyerahkan kepada Panitera Pengadilan.
WAKIL KETUA bertugas melaksanakan tugas Ketua apabila Ketua berhalangan dan melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Ketua kepadanya. HAKIM bertugas menetapkan hari sidang, memeriksa dan mengadili berkas perkara yang diberikan melaksanakan pembinaan dan mengawasi bidang hukum, perdata dan pidana tertentu yang ditugaskan kepadanya, dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan di Pengadilan Tinggi yang ditugaskan kepadanya
PANITERA mempunya tugas melaksanakan pemberian dukungan dibidang bidang teknis dan administrasi perkara serta menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara.
SEKRETARIS mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan di bidang administrasi, organisasi, keuangan, sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana. PANMUD PIDANA bertugas melaksanakan administrasi
perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan lain-lain yang berhubungan dengan perkara pidana dan barang bukti
BAGIAN PERENCANAAN DAN KEPEGAWAIAN bertugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusanan perencanaan, program, anggaran, kepegawaian, organisasi dan tatalaksana serta pengelolaan teknologi informasi.
BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN bertugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga, keamanan, keprotokolan, perpustakaan, pengelolaan keuangan, pemantauan, evaluasi, dokumentasi, serta penyusunan laporan.
PANMUD PERDATA bertugas melakukan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan lain-lain yang berhubungan dengan perkara perdata
PANMUD TIPIKOR bertugas melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan lain-lain yang berhubungan dengan perkara pidana khusus dan barang bukti
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN & IT bertugas membantu Bagian Perencanaan dan Kepegawaian dalam melaksanakan penyiapan bahan urusan kepegawaian, organisasi dan tatalaksana, pengelolaan teknologi informasi dan statistik pemantauan, evaluasi, dokumentasi serta penyusunan laporan.
SUB BAGIAN TATA USAHA DAN RUMAH TANGGA bertugas membantu Bagian Umum dan Keuangan dalam penyiapan urusan surat menyurat, kearsipan dan penggandaan, perawatan dan pemeliharaan gedung, sarana dan prasarana, perlengkapan, perpustakaan, keamanan, keprotokolan dan hubungan masyarakat.
PANMUD HUKUM bertugas mengumpulkan, mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistic perkara, menyusun laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara, melakukan administrasi pendaftaran Notaris, Penasehat Hukum dan badan hukum, administrasi kewarganegaraan, Balai Harta peninggalan dan administrasi yang berkaitan dengan catatan sipil dan tugas lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.
SUB BAGIAN RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN bertugas membantu Bagian Perencanaan Dan Kepegawaian dalam melaksanakan penyiapan bahan perencanaan program dan pelaksanaan program dan anggaran, pemantuan, evaluasi, dokumentasi
SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PELAPORAN bertugas membantu Bagian Umum dan Keuangan dalam penyiapan urusan surat menyurat, kearsipan dan penggandaan, perawatan dan pemeliharaan gedung, sarana dan prasarana, perlengkapan, perpustakaan, keamanan, keprotokolan dan hubungan PANITERA PENGGANTI mempunyai tugas membantu Hakim
dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan bertugas membantu Hakim dalam hal: membuat penetapan hari sidang, membuat penetapan terdakwa tetap ditahan, dikeluarkan
D. ISU STRATEGIS
engadilan Tinggi Pekanbaru sebagai pengadilan tingkat banding dan kawal depan (voor-post) Mahkamah Agung RI yang membawahi 15 (lima belas) Pengadilan Negeri di wilayah hukum propinsi Riau dan Kepulauan Riau, memiliki peran yang sangat penting, mengingat Pengadilan Tinggi Pekanbaru secara lokasi maupun hirarki adalah institusi terdekat dengan pengadilan-pengadilan tingkat pertama di wilayah propinsi Riau dan propinsi Kepulauan Riau.
Peran strategis Pengadilan Tinggi Pekanbaru sebagai pengadilan tingkat banding adalah dalam hal mengadili perkara tingkat banding di wilayah hukumnya, mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antara Pengadilan Negeri di wilayah hukumnya, memberi keterangan pertimbangan dan nasihat hukum pada instansi pemerintah di daerahnya apabila diminta, hingga peran melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di pengadilan tingkat pertama dan menjaga supaya peradilan di wilayah hukumnya dilaksanakan dengan saksama dan sewajarnya.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, selama kurun waktu 2018, Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah melaksanakan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Mahkamah Agung dan Dirjen Badan Peradilan Umum dalam rangka meningkatkan pelayanan publik. Kebijakan tersebut merupakan aspek strategis baik berupa pelaksanaan regulasi maupun dalam hal modernisasi peradilan dengan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi kendala penyelenggaraan peradilan berupa lambatnya penanganan perkara, kurangnya akses keadilan, serta masalah integritas dan profesionalisme aparatur.
Beberapa aspek strategis yang telah dilaksanakan Pengadilan Tinggi Pekanbaru tahun 2018 sebagai berikut :
1. Pelaksanan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), yaitu pelayanan pengadilan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap awal sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan pengadilan melalui satu pintu. PTSP ditujukan untuk mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, transparan, terukur serta memberikan kualitas pelayanan yang prima dan akuntabel, sehingga meminimalisir terjadinya
diatur dalam SK Dirjen Badilum No. 77/DJU/SK/HM03.3/2/2018. Pada tahun 2018 Pengadilan Tinggi Pekanbaru mendapatkan juara III dalam implementasi PTSP di lingkungan Bdan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI.
2. Penerapan aplikasi E-Court dengan fitur e-filling (pendaftaran perkara secara elektronik),
e-payment (pembayaran panjar biaya perkara
secara elektronik), e-summons (pemanggilan dan pemberitahuan kepada para pihak secara elektronik). Melalui aplikasi E-Court pendaftar gugatan/permohonan dari seorang advokat ataupun pengguna terdaftar dapat melakukan pendaftaran di mana saja, kapan saja tanpa harus datang ke pengadilan. Penerapan E-Court diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2018.
3. Pelaksanaan Akreditasi Penjaminan Mutu, sebagaimana program Dirjen Badan Peradilan Umum untuk mewujudkan performa atau kinerja Peradilan Indonesia yang unggul/prima (Indonesia Court Performance Excelance). Tahun 2018 Pengadilan Tinggi Pekanbaru dan seluruh satker diwilayah hukumnya telah diakreditasi. Selanjutnya kegiatan akreditasi ini berkelanjutan dalam arti bahwa seluruh capaian yang telah diraih oleh Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri akan dievaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan, sehingga harus senantiasa dipelihara dan dipertahankan.
4. Mahkamah Agung pada tanggal 22 Oktober 2018 yang lalu telah meresmikan 85 pengadilan baru sebagai tindak lanjut atas keluarnya 6 (enam) Keputusan Presiden tentang Pembentukan Pengadilan Baru pada Lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan Peradilan Agama dan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara. Salah satu pengadilan baru diwilayah hukum Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang telah diresmikan adalah Pengadilan Negeri Teluk Kuantan. Peresmian pengadilan baru ini menambah jumlah wilayah hukum Pengadilan Tinggi Pekanbaru menjadi 15 (lima belas) Pengadilan Negeri.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Tinggi Pekanbaru masih dihadapkan oleh beberapa kondisi objektif yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kinerja peradilan. Berikut beberapa hal yang menjadi isu strategis dan sering menjadi sorotan masyarakat di pengadilan pada umumnya, termasuk di Pengadilan Tinggi Pekanbaru adalah :
1. Kepercayaan publik terhadap badan peradilan masih rendah, karena komitmen aparatur untuk mewujudkan badan peradilan yang bebas korupsi kolusi dan nepotisme dan melayani belum sepenuhnya terwujud. Hal ini terjadi pada badan Peradilan Umumnya.
2. Putusan pengadilan dianggap belum sesuai dan memenuhi rasa keadilan masyarakat. Hal ini menimbulkan penerimaan masyarakat terhadap putusan Pengadilan masih rendah, sehingga upaya hukum tidak berhenti sampai tingkat banding tetapi memicu para pihak melakukan upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali.
3. Manajemen penanganan perkara mulai sejak perkara masuk, diperiksa, diputus, hingga eksekusi putusan, dalam prosesnya belum ada jaminan bahwa prosesnya berlangsung cepat, menjamin keadilan dan kepastian hukum (legal certainty), akuntabel dan transparan.
4. Masih dijumpai permasalahan sumber daya manusia seperti masih lemahnya etos kerja, pemahaman terhadap kebijakan, penguasaan terhadap teknologi informasi, pola karir yang belum sesuai dengan kompetensi, dan nilai-nilai universal peradilan yang
excellent (seperti: independency, integrity, akuntability, responsibility, transparanty, impartial,
dan equality) belum sepenuhnya tertanam dan dilaksanakan oleh seluruh warga peradilan..
5. Permasalahan dalam fungsi pengawasan dan pengaduan, yaitu keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pengawasan, masih banyak masyarakat yang belum memahami mekanisme pengaduan, dan belum adanya regulasi jaminan mengenai kerahasiaan dan perlindungan terhadap identitas pelapor pengaduan.
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Bab I PendahuluanPada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategisc issued) yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini ;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir ;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada) ;
5. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. Lampiran:
1) Perjanjian Kinerja
VISI
Terwujudnya Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang AgungMISI
1. Menjaga Kemandirian Badan Peradilan. 2. Memberikan Pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan. 3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan. 4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan PeradilanTUJUAN
1. Pencari keadilan merasakebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2. Setiap pencari keadilan
dapat menjangkau badan peradilan.
Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Pekanbaru Tahun 2015-2019 pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen bersama jangka 5 tahun mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapainnya. Hal ini bertujuan untuk dapat meningkatkan produktivitas dan akuntabilitas kinerja seluruh Hakim dan Pegawai dilingkungan Pengadilan Tinggi Pekanbaru melalui perencanaan yang efektif, terarah, dan pelaksanaan kegiatan yang berorientasi pada hasil (result oriented) dan penyusunan laporan,
pengendalian, serta evaluasi kegiatan guna meningkatkan kinerja pada tahun berikutnya secara berkesinambungan.
Pengadilan Tinggi Pekanbaru menyusun Rencana Strategis 2015-2019 mengacu pada Rencana Strategis Mahkamah Agung RI, yang memuat visi dan misi yang merupakan acuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Visi dan misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam tujuan yang lebih terarah dan perumusan sasaran organisasi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam pengukuran kinerja dan pengendalian pelaksanaaan program dan kegiatan. IKU mengacu pada indikator kinerja utama Mahkamah Agung yang telah direviu berdasarkan surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. 192/KMA/SK/XI/2016 tanggal 09 November 2016 tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama Mahkamah Agung RI.
BAB II
PERENCANAAN
KINERJA
Gambar 2. Visi, Misi, dan Tujuan Pengadilan Tinggi Pekanbaru
VISI
Visi Pengadilan Tinggi Pekanbaru yaitu :
“Terwujudnya Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang Agung” Visi ini mencerminkan cita-cita dan harapan Pengadilan Tinggi Pekanbaru untuk menjadikan Pengadilan Tinggi Pekanbaru sebagai lembaga peradilan y/ang dihormati dan memilki keluhuran dan kemuliaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam memutus perkara.
MISI
Dalam rangka mencapai visi tersebut, telah dirumuskan Misi Pengadilan Tinggi Pekanbaru, sesuai misi Mahkamah Agung adalah:
1. Menjaga Kemandirian Badan Peradilan.
2. Memberikan Pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.
4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi badan peradilan
TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Pekanbaru, sebagai berikut :
1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi. Tujuan ini diukur dengan menggunakan indikator : Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan Pengadilan Tinggi.
2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan. Tujuan ini diukur dengan menggunakan indikator : Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus.
SASARAN STRATEGIS
Untuk mendukung pencapaian tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, Pengadilan Tinggi Pekanbaru menggunakan 2 (dua) sasaran strategis sebagai berikut : 1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti,
transparan, dan akuntabel. Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran ini adalah : • Persentase sisa perkara yang diselesaikan • Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu • Persentase penurunan sisa perkara
• Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : Kasasi, Peninjauan Kembali
• Indeks responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan Pengadilan Tinggi.
2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian
perkara. Indikator yang digunakan untuk mengukur
capaian sasaran ini adalah :
• Persentase salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan Pengaju tepat waktu
• Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus.
PROGRAM DAN KEGIATAN
Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis , Pengadilan Tinggi Pekanbaru menggunakan program dan kegiatan sesuai program dan kegiatan Mahkamah Agung sebagai berikut :
1. Program : Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung.
Kegiatan : Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan badan urusan administrasi.
Indikator Kegiatan : Penyelenggaraan operasional perkantoran dan non operasional satker daerah Program dan kegiatan ini untuk mendukung capaian indikator kinerja :
• Persentase sisa perkara yang diselesaikan • Persentase perkara yang diselesaikan tepat
waktu
• Persentase penurunan sisa perkara
• Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : Kasasi, Peninjauan Kembali
2. Program : Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung RI
Kegiatan : Pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Mahkamah Agung
Indikator Kegiatan : Pengadaan sarana dan prasarana pendukung SIPP
Program dan kegiatan ini untuk mendukung capaian indikator kinerja :
• Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas tehadap layanan Pengadilan Tinggi • Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus.
3. Program : Peningkatan manajemen peradilan umum.
Kegiatan : Peningkatan manajemen peradilan umum.
Indikator Kegiatan : Perkara peradilan umum yang diselesaikan ditingkat pertama dan banding secara tepat waktu. Program dan kegiatan ini untuk mendukung capaian indikator kinerja : Persentase salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan pengaju tepat waktu.
TUJUAN 2 : Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan
VISI :
Terwujudnya Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang Agung
MISI :
1. Menjaga kemandirian badan peradilan
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan
4. Meningkatkan kredibilitas dan Transparansi badan peradilan
TUJUAN 1 :
Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi
SASARAN STRATEGIS 1 :
Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan, dan akuntabel
SASARAN STRATEGIS 2 : Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara SASARAN 1 INDIKATOR 1: Persentase sisa perkara yang diselesaikan SASARAN 1 INDIKATOR 2: Persentase Perkara yang diselesaikan tepat waktu SASARAN 1 INDIKATOR 3: Persentase penurunan sisa perkara SASARAN 1 INDIKATOR 4: Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi, Peninjauan Kembali SASARAN 1 INDIKATOR 5 Terwujudny a proses peradilan yang pasti, transparan, dan akuntabel SASARAN 2 INDIKATOR 1 : Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus SASARAN 2 INDIKATOR 2 : Persentase salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan pengaju tepat waktu POGRAM 1 :
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya Mahkamah Agung
KEGIATAN 1 :
Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuang Badan Urusan Administrasi
INDIKATOR KEGIATAN 1 :
Penyelenggaraan operasional perkantoran dan non operasional satker daerah
PROGRAM 2:
Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung RI
KEGIATAN 2 :
Pengadaan Sarana dan Prasarana di
Lingkungan Mahkamah Agung
INDIKATOR KEGIATAN2:
Pengadaan sarana dan prasarana pendukung SIPP PROGRAM 3: Program Peningkatan manajemen peradilan umum KEGIATAN 3: Peningkatan manajemen peradilan umum INDIKATOR KEGIATAN 3: Perkara peradilan umum yang diselesaikan ditingkat pertama dan banding tepat waktu
Gambar 3. Framework Renstra Pengadilan Tinggi Pekanbaru
Tabel 1. Reviu Renstra 2015-2019 Pengadilan Tinggi Pekanbaru 2015 2016 2017 2018 2019 1. a. Persentase sisa perkara yang 110.358.250.000 1.Pidana 100% 100% 100% 100% 100% 2.Perdata 100% 100% 100% 100% 100% 3.Tipikor 100% 100% 100% 100% 100% b. Persentase perkara yang diselesaikan 1.Pidana 90% 85% 80% 85% 87% 2.Perdata 80% 85% 80% 85% 85% 3.Tipikor 70% 75% 80% 85% 90% c . Persentase penurunan sisa 1.Pidana -70% 40% -150% -50% -10% 2.Perdata 40% -20% -25% -10% -5% 3.Tipikor -200% 90% 95% 95% 95% d. 1. Kasasi 30% 45% 35% 50% 50% 2.Peninjauan Kembali 90% 80% 85% 90% 90% e. - 90 80 85 86 2. a. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses sec ara online dalam waktu 1 hari setelah putus
100% 100% 100% 100% 100%
b. Persentase salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan Pengaju tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100% Program peningkatan manajemen peradilan umum Peningkatan manajemen peradilan umum Perkara peradilan umum yang diselesaikan ditingkat pertama dan banding sec ara tepat waktu 1330 perkara 1.091.400.000 1.975.000.000 Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara Penyelenggaraa n operasional perkantoran dan non operasional satker daerah 60 layanan Persentase perkara yang tidak Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan Pengadilan Tinggi Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur M ahkamah Agung RI Pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan M ahkamah Agung Pengadaan sarana dan prasarana pendukung SIPP 20 layanan
PRO GRAM KEGIATAN INDIKATO R
KEGIATAN TARGET Rp. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan, dan akuntabel Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya M ahkamah Agung Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan Badan Urusan Administrasi SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATO R TARGET
B. RENCANA KINERJA TAHUN 2018
encana Kinerja Tahun 2018 Pengadilan Tinggi Pekanbaru memuat angka target kinerja tahun 2018 untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Angka target kinerja ini akan menjadi komitmen yang harus dicapai dalam periode tahun 2018. Selain itu, dokumen Rencana Kinerja tersebut menjadi dasar bagi penetapan kesepakatan tentang kinerja yang akandiwujudkan oleh organisasi (performance agreement) atau lebih dikenal sebagai Perjanjian Kinerja.
R
1. a. Persentase sisa perkara yang 23.531.440.000 1.Pidana 100% 2.Perdata 100% 3.Tipikor 100% b. Persentase perkara yang diselesaikan 1.Pidana 85% 2.Perdata 85% 3.Tipikor 85% c. Persentase penurunan sisa 1.Pidana -50% 2.Perdata -10% 3.Tipikor 95% d. 1. Kasasi 50% 2.Peninjauan Kembali 90% e. 85 2. a. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus100%
b. Persentase salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan Pengaju tepat waktu
100% Program peningkatan manajemen peradilan umum Peningkatan manajemen peradilan umum Perkara peradilan umum yang diselesaikan ditingkat pertama dan banding secara tepat waktu 293 perkara 248.806.000 713.500.000 Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara Penyelenggaraan operasional perkantoran dan non operasional satker daerah 12 layanan Persentase perkara yang tidak Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan Pengadilan Tinggi Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur M ahkamah Agung RI Pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan M ahkamah Agung TARGET Pengadaan sarana dan prasarana pendukung SIPP 1 layanan
PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR
KEGIATAN TARGET INDIKATOR URAIAN Rp. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan, dan akuntabel Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya M ahkamah Agung Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan Badan Urusan Administrasi
C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
erjanjian kinerja merupakan pelaksanaanperaturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen Perjanjian Kinerja sebagai bentuk komitmen pimpinan atas target
kinerja yang telah ditetapkan. Perjanjian Kinerja peta strategi, sasaran strategis, indikator kinerja
utama, dan target indikator kinerja utama yang menjadi tanggung jawab masing-masing unit kerja.
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Kegiatan Anggaran
1. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan
Administrasi Rp. 23.531.440.000
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung Rp. 713.500.000
3. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Rp. 248.806.000
1. a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
1.Pidana 100% 2.Perdata 100% 3.Tipikor 100% b. Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu
1.Pidana 85% 2.Perdata 85% 3.Tipikor 85% c. Persentase penurunan sisa
1.Pidana -50% 2.Perdata -10% 3.Tipikor 95% d. 1. Kasasi 50% 2.Peninjauan Kembali 90% e. 85
2. a. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1
100%
b. Persentase salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan Pengaju tepat waktu
100%
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET
Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan, dan akuntabel Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :
Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan Pengadilan Tinggi
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Capaian kinerja merupakan dasar dalam menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai tujuan dan sasaran yang telah diperjanjikan. Secara keseluruhan target kinerja Sekretariat Kementerian PANRB tahun 2017 telah tercapai.SASARAN STRATEGIS 1 : TERWUJUDNYA PROSES PERADILAN YANG PASTI, TRANSPARAN, DAN AKUNTABEL
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 PERSENTASE SISA PERKARA YANG DISELESAIKAN 1. PIDANA 2. PERDATA 3. TIPIKOR 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% CAPAIAN INDIKATOR 1 100%
2 PERSENTASE PERKARA YANG DISELESAIKAN TEPAT WAKTU 1. PIDANA 2. PERDATA 3. TIPIKOR 85% 85% 85% 86,1% 77% 100% 101,3% 90,6% 117,6% CAPAIAN INDIKATOR 2 103,2%
3 PERSENTASE PENURUNAN SISA PERKARA 1. PIDANA 2. PERDATA 3. TIPIKOR -50% -10% 95% -2,9% -11,6% 100% 5.8% 116,0% 105,3% CAPAIAN INDIKATOR 3 75,7%
4 PERSENTASE PERKARA YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM : 1. KASASI 2.PENINJAUAN KEMBALI 50% 90% 49,2% 85,9% 98,4% 95,4% CAPAIAN INDIKATOR 4 96,9%
5 INDEX RESPONDEN PENGADILAN TINGKAT PERTAMA YANG PUAS
TERHADAP LAYANAN PENGADILAN TINGGI 85 81.9 96,4%
CAPAIAN INDIKATOR 5 96,4%
SASARAN STRATEGIS 2 : PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1
PERSENTASE PUTUSAN PERKARA YANG MENARIL PERHATIAN MASYARAKAT
YANG DAPAT DIAKSES SECARA ONLINE DALAM WAKTU 1 HARI SETELAH PUTUS 100% 100% 100%
CAPAIAN INDIKATOR 1 100%
2 PERSENTASE SALINAN PUTUSAN YANG DIKIRIM KE PENGADILAN PENGAAJU
TEPAT WAKTU 100% 100% 100%
CAPAIAN INDIKATOR 2 100%
BAB III
AKUNTABILITAS
KINERJA TAHUN
2018
Akuntabilitas Kinerja Pengadlan Tinggi Pekanbaru merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang memuat realisasi dan tingkat capaian yang diperjanjikan pada tahun 2018. Pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dengan realisasinya
Dari 7 indikator untuk 2 sasaran, 6 indikator dinyatakan “berhasil” yaitu dengan capaian > 90% terhadap target yang ditetapkan, sedangkan 1 indikator (Persentase penurunan sisa perkara) dinyatakan tidak berhasil karena capainnya hanya 75,7%.
B. EVALUASI DAN ANALISA CAPAIAN
Evaluasi dan analisa capaian kinerja masing-masing Sasaran Strategis Pengadilan Tinggi Pekanbaru dapat dijelaskan sebagai berikut :
Indikator kinerja “Persentase sisa perkara yang diselesaikan” adalah perbandingan jumlah sisa perkara yang diselesaikan dengan jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan. Jumlah sisa perkara tersebut adalah jumlah sisa perkara tahun sebelumnya. Adanya sisa perkara umumnya disebabkan karena perkara yang masuk pada akhir tahun belum diputus pada tahun berjalan sehingga menjadi beban pada tahun berikutnya.
Pada tahun 2018 realisasi indikator persentase sisa perkara yang diselesaikan, baik perkara pidana, perdata, maupun tipikor, dapat mencapai target 100%. Jumlah sisa perkara tahun 2017 sebanyak 70 perkara pidana, 69 perkara perdata, dan 1 perkara tipikor, seluruhnya dapat diselesaikan pada tahun 2018.
Tabel disamping menunjukkan realisasi penyelesaian sisa perkara sejak tahun 2016-2018. Tabel tersebut menunjukkan setiap tahunnya Pengadilan Tinggi Pekanbaru selalu mampu mencapai target 100% untuk indikator persentase sisa perkara yang diselesaikan. Ini menunjukkan kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang selalu berupaya menyelesaikan sisa perkara ditahun sebelumnya agar tidak menjadi tunggakan ditahun berikutnya lagi.
Merupakan sasaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan pencari keadilan kepada badan peradilan khususnya di Pengadilan Tinggi Pekanbaru, dengan mengefektifkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Dari 5 indikator yang diukur pada sasaran ini, 4 indilkator memperoleh capaian > 90%, dan 1 indikator capaiannya < 90%, dengan rincian sebagai berikut :
1. Persentase sisa perkara yang diselesaikan : 100%
2. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu : 103,2% 3. Persentase penurunan sisa perkara : 75,7%
4. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali : 96,9% 5. Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan Pengadilan Tinggi
96,4%
Sasaran 1
Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan
dan akuntabel
Tabel 4. Penyelesaian sisa perkara
Tabel 5. Capaian Sasaran 1 Indikator 1
✓
Sasaran 1 Indikator 1
Persentase Sisa Perkara Yang Diselesaikan
Tahun PerkaraSisa Perkara yang harus diselesaikan Sisa Perkara yang diselesaikan Realisasi Th. 2018 1.Pidana 70 70 100% 2.Perdata 69 69 100% 3.Tipikor 1 1 100% Jumlah 140 140 100% Th. 2017 1.Pidana 29 29 100% 2.Perdata 55 55 100% 3.Tipikor 1 1 100% Jumlah 85 85 100% Th. 2016 1.Pidana 50 50 100% 2.Perdata 48 48 100% 3.Tipikor 12 12 100% Jumlah 110 110 100%
Tahun Perkara Capaian
Th. 2018 1.Pidana Target 100% 100% Realisasi 100% 2.Perdata Target 100% 100% Realisasi 100% 3.Tipikor Target 100% 100% Realisasi 100% 100% Th. 2017 1.Pidana Target 100% 100% Realisasi 100% 2.Perdata Target 100% 100% Realisasi 100% 3.Tipikor Target 100% 100% Realisasi 100% 100% Th. 2016 1.Pidana Target 100% 100% Realisasi 100% 2.Perdata Target 100% 100% Realisasi 100% 3.Tipikor Target 100% 100% Realisasi 100% 100% Target dan *Realisasi
Rata-rata capaian Sasaran I - Indikator 1 Th. 2018
Rata-rata capaian Sasaran I - Indikator 1 Th. 2017
Indikator kinerja “Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu” adalah perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan tahun berjalan dengan jumlah perkara yang ada. Penyelesaian perkara tepat waktu adalah perkara yang diselesaikan tahun berjalan. Jumlah perkara yang diselesaikan tahun berjalan adalah jumlah perkara yang diputus tahun berjalan, sedangkan jumlah perkara yang ada adalah jumlah perkara yang diterima tahun berjalan ditambah sisa perkara tahun sebelumnya.
Pada tahun 2018 indikator persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu memiliki capaian sebesar 103,2% perkara pidana 101,3% perkara perdata, 90,6% perkara tipikor 117,6%. Secara umum capaian indikator ini baik karena beberapa perkara capaiannya telah melebihi target, namun realisasi dan capaian persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu untuk ketiga perkara mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Rincian dan capaian indikator ini dapat dilihat pada tabel dan grafik disamping. Secara umum, rata-rata capaian persentase penyelesaian perkara (pidana, perdata, tipikor) sepanjang tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 berturut-turut adalah 110,5% ; 107% ; 103,2%. Angka ini menunjukkan adanya penurunan capaian penyelesaian perkara pada tahun 2018, dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan capaian tersebut disebabkan karena adanya peningkatan target pada tahun 2018 dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahun Perkara Capaian
Th. 2018 1.Pidana Target 85% 101,3% Realisasi 86,1% 2.Perdata Target 85% 90,6% Realisasi 77,0% 3.Tipikor Target 85% 117,6% Realisasi 100% 103,2% Th. 2017 1.Pidana Target 80% 102% Realisasi 81.6% 2.Perdata Target 80% 97,5% Realisasi 78,0% 3.Tipikor Target 80% 121,6% Realisasi 97,3% 107,0% Th. 2016 1.Pidana Target 85,0% 109,2% Realisasi 92,8% 2.Perdata Target 85% 91,3% Realisasi 77,6% 3.Tipikor Target 75% 130,9% Realisasi 98,2% 110,5% Target dan Realisasi
*Rata-rata capaian Sasaran I - Indikator 2 Th. 2018
Rata-rata capaian Sasaran I - Indikator 2 Th. 2017
Rata-rata capaian Sasaran I - Indikator 2 Th. 2016
✓
Sasaran 1 Indikator 2
Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
Tabel 6. Capaian Sasaran 1 Indikator 2
Walaupun capaian pada tahun 2018 menurun karena adanya peningkatan target, namun secara umum realisasi penyelesaian perkara pada tahun 2018 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017. Grafik disamping menunjukkan peningkatan realisasi tahun 2018 sebesar 82,8% dibandingkan tahun 2017 sebesar 80,82%. Pada tahun 2018 penyelesaian perkara pidana 86.1% dan tipikor 100%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 sebesar pidana 81.6% dan tipikor 97.3% , sesuai data pada tabel disamping.
Untuk meningkatkan indikator persentase penyelesaian perkara yang tepat waktu, Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah berupaya menerapkan berbagai kebijakan antara lain: a. Batas waktu penyelesaian perkara sesuai surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2
Tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) lingkungan Peradilan, bahwa penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling lama dalam waktu 3 (tiga) bulan termasuk minutasi. Ketentuan tenggang waktu tersebut tidak berlaku terhadap perkara-perkara khusus yang sudah ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
b. Untuk efektifitas monitoring terhadap kepatuhan penanganan perkara sesuai jangka waktu, agar memasukkan data perkara dalam dalam system informasi manajemen perkara berbasis elektronik yaitu SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara) tepat waktu, yaitu one day publish (satu hari setelah putus).
c. Melakukan reviu SOP penyelesaian perkara baik Pidana, Perdata, dan Tipikor.
d. Melakukan evaluasi dan pengawasan rutin terhadapa penyelesaian perkara melalui rapat bulanan. 76,00% 78,00% 80,00% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 87,94% 80,82% 82,8% Th. 2018 Sisa Th. 2017 Masuk *Jumlah perkara yang ada Putus Sisa Th. 2018 **Realisasi Pidana 70 449 519 447 72 86,1% Perdata 69 266 335 258 77 77,0% Tipikor 1 10 11 11 0 100,0% Jumlah 140 725 865 716 149 82,77 Th. 2017 Sisa Th. 2016 Masuk Jumlah perkara yang ada Putus Sisa Th. 2017 Realisasi Pidana 29 351 380 310 70 81,6% Perdata 55 258 313 244 69 78,0% Tipikor 1 36 37 36 1 97,3% Jumlah 85 645 730 590 140 80,82 Th. 2016 Sisa Th. 2015 Masuk Jumlah perkara yang ada Putus Sisa Th. 2016 Realisasi Pidana 50 354 404 375 29 92,8% Perdata 48 198 246 191 55 77,6% Tipikor 12 43 55 54 1 98,2% Jumlah 110 595 705 620 85 87,94
Grafik 2. Realisasi persentase penyelesaian perkara tepat waktu tahun 2016-2018
Indikator kinerja “Persentase penurunan sisa perkara” adalah perbandingan selisih jumlah sisa perkara tahun sebelumnya dan sisa perkara tahun berjalan dengan sisa perkara tahun sebelumnya.
Pada tahun 2018, indikator persentase penurunan sisa perkara adalah indikator
yang capaiannya paling rendah
dibandingkan indikator lainnya dan capaian pada indikator ini dinyatakan tidak berhasil karena karena capaiannya < 90% dari target, yaitu hanya mencapai 75.7 %.
Rendahnya capaian indikator ini disebabkan, jumlah sisa perkara pidana dan perdata tidak mengalami penurunan tapi malah meningkat dibandingkan tahun 2017, sehingga realisasi terhadap indikator ini sangat rendah yaitu : -2,9% perkara pidana dan -11,6% perkara perdata. Sedangkan perkara tipikor pada tahun 2018 tidak memiliki sisa perkara, sehingga realisasinya nilhil. Meningkatnya sisa perkara tahun berjalan dibandingkan tahun sebelumnya sering disebabkan karena melonjaknya jumlah perkara yang masuk pada akhir tahun yang sulit dihindari .
Capaian indikator penurunan sisa perkara pada tahun 2018 mendekati target setelah Pengadilan Tinggi Pekanbaru memprediksi kenaikan jumlah perkara pada akhir tahun 2018 akan menyebabkan peningkatan sisa perkara, dan melakukan reviu Renstra dan Rencana Kinerja Tahun 2018 pada bulan November 2018
Secara umum rata-rata capaian penurunan sisa perkara (pidana, tipikor, perdata) 3 tahun berturut-turut sepanjang tahun 2016 s/d 2018 adalah 22,7% ; -64,7% ; -6.43%. Angka ini menunjukkan bahwa persentase penurunan sisa perkara di Pengadilan Tinggi Pekanbaru pada tahun 2018 meningkat dibandingkan tahun 2017, seperti digambarkan pada grafik disamping.. Dengan kata lain, jumlah sisa perkara tahun 2018 melonjak hingga 6.43% dibandingkan tahun 2017.
✓
Sasaran 1 Indikator 3
Persentase penurunan sisa perkara
Tahun 2016 22,73% Tahun 2017 -64,71% Tahun 2018 -6,43% -80,00% -60,00% -40,00% -20,00% 0,00% 20,00% 40,00%
Tabel 8. Capaian Sasaran 1 Indikator 3
Tabel 9. Realisasi Persentase Penurunan Sisa Perkara
Faktor utama yang menyebabkan meningkatnya jumlah sisa perkara pada tahun 2018 yang mengakibatkan rendahnya persentase penurunan sisa perkara adalah karena melonjaknya jumlah perkara yang masuk pada akhir tahun 2018.
Tabel 10. Penyelesaian Perkara Tahun 2016-2018
Tabel diatas menunjukkan jumlah perkara pidana, tipikor, dan perdata yang masuk dari bulan Januari s/d Desember 2018. Jumlah perkara pidana yang masuk pada bulan Desember sangat tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yaitu sebesar 13% (58 perkara) dari total perkara pidana yang masuk. Jumlah perkara perdata yang masuk pada pada bulan Oktober hingga Desember berturut-turut juga tinggi yaitu 14% (36 perkara) ; 10% (26 perkara) ; 12% (31 perkara) dari total perkara perdata yang masuk. Dan perkara tipikor 2 perkara yang masuk pada bulan Nopember dapat diselesaikan di bulan Desember 2018. Kondisi inilah yang menyebabkan sisa perkara di Pengadilan Tinggi Pekanbaru pada tahun 2018 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi peningkatan sisa perkara ini tidak dapat dihindari dan sulit diprediksi, karena Pengadilan Tinggi tidak dapat menolak perkara banding yang masuk pada akhir tahun.
Permasalahan yang masih timbul yang menyebabkan melonjaknya perkara di Pengadilan Tinggi pada bulan Desember 2018 adalah keterlambatan Pengadilan Negeri mengirimkan berkas perkara banding ke Pengadilan Tinggi Pekanbaru, melebihi 14 hari. Sebagian besar perkara yang permohonan bandingnya diajukan pada bulan Oktober dan November, baru sampai di Pengadilan Tinggi pada bulan Desember. Hal inilah yang menimbulkan menumpuknya perkara yang masuk pada akhir tahun dan menjadi sisa perkara.
Untuk mengatasi hal ini, Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah membuat kebijakan bersama dengan Pengadilan Tingkat Pertama untuk mengatasi peningkatan perkara yang masuk diakhir tahun dan meningkatkan monitoring pengiriman berkas perkara dari Pengadilan Tingkat Pertama ke Pengadilan Tinggi agar tidak terlalu lama sejak tanggal diajukan banding. Karena khususnya perkara pidana, sesuai ketentuan pasal 236 ayat 1 KUHAP bahwa selambat - lambatnya dalam waktu empat belas hari sejak permintaan banding diajukan, panitera mengirimkan salinan putusan Pengadilan Negeri dan berkas perkara serta surat bukti kepada Pengadilan Tinggi.
. Sisa Th. 2017 Masuk Th. 2018 Putus Th. 2018 Sisa Th. 2018 Sisa Th. 2017 Masuk Th. 2018 Putus Th. 2018 Sisa Th. 2018 Sisa Th. 2017 Masuk Th. 2018 Putus Th. 2018 Sisa Th. 2018 1 Januari 70 26 57 39 1 0 1 0 69 14 32 51 2 Pebruari 24 27 36 0 1 0 1 26 16 61 3 Maret 32 30 38 0 1 1 1 24 25 60 4 April 27 26 39 0 0 1 0 13 16 57 5 Mei 27 28 38 0 1 0 1 16 27 46 6 Juni 25 25 38 0 1 0 2 19 16 49 7 Juli 32 40 30 0 4 2 4 25 22 52 8 Agustus 44 26 48 0 0 3 1 16 24 44 9 September 52 20 80 0 0 1 0 20 12 52 10 Oktober 51 73 58 0 1 0 1 36 26 62 11 Nopember 51 49 60 0 1 0 2 26 21 67 12 Desember 58 46 72 0 0 2 0 31 21 77 70 449 447 1 10 11 13 69 266 258 No Bulan
Indikator kinerja “Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi, PK” adalah perbandingan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi, PK dengan jumlah putusan perkara. Secara hukum semakin sedikit yang mengajukan upaya hukum, maka semakin puas atas putusan pengadilan.
Pada tahun 2018, capaian perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi dan PK secara berturut-turut adalah 98,4%, dan 95,4%. Sesuai data pada tabel dibawah, capaian indikator perkara yang tidak mengajukan kasasi pada tahun 2018 secara umum cukup baik karena memperoleh capaian > 90% dari target. Namun rata-rata capaian pada indikator ini cenderung menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 96,9 % (tahun 2018) dan 99,2% (tahun 2017), sesuai pada grafik disamping. Penurunan tersebut dikarenakan pada tahun 2018 adanya peningkatan target sebesar + 5% dari tahun 2017.
✓
Sasaran 1 Indikator 4
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya Kasasi, PK
76,7% 99,2% 96,9% 0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0% 120,0% Tahun 2016 Tahun2017 Tahun2018 Grafik 4. Capaian Sasaran 1 Indikator 4
Walaupun capaian persentase perkara yang tidak mengajukan Kasasi dan PK pada tahun 2018 lebih rendah dari tahun 2017, namun secara umum realisasi indikator ini meningkat dibandingkan tahun 2017.
Tahun 2016 - 2018, realisasi pencari keadilan yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dan PK dapat dilihat pada tabel di bawah. Realisasi perkara yang tidak mengajukan kasasi sebesar 49.2 % dan tidak mengajukan PK sebesar 85.9 % (dengan kata lain pencari keadilan yang mengajukan kasasi sebanyak 50.8% dan yang mengajukan PK sebesar 14.1 %.). Dibandingkan tahun 2017 pada perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dan PK mengalami peningkatan, yang tidak mengajukan kasasi 34.4% dan upaya hukum yang tidak mengajukan PK 85.1% (sebanyak 65.6% pencari keadilan yang mengajukan kasasi dan 14,9% yang mengajukan PK).
Kondisi ini menunjukkan bahwa pada tahun 2018, masyarakat pencari keadilan yang melakukan upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali semakin menurun dibandingkan tahun 2017. Dengan kata lain semakin menurunnya yang mengajukan upaya hukum, disebabkan karena masyarakat semakin puas atas putusan banding pengadilan.
Namun faktor yang menyebabkan masyarakat para pencari keadilan dan pengguna pengadilan sehingga tidak melakukan upaya hukum kasasi, ataupun peninjauan kembali selain disebabkan karena masyarakat semakin puas atas putusan banding pengadilan, dapat juga disebabkan karena kesulitan dalam hal lamanya proses berperkara sehingga berdampak pada biaya penyelesaian perkara di pengadilan sulit diprediksi dan minimnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan serta kurangnya pemahaman mengenai prosedur untuk melakukan upaya hukum kasasi, ataupun peninjauan kembali.
Tabel 12. Realisasi persentase perkara yang tidak mengajukan PK, Kasasi
Tahun Putus Tk. Banding Mengajukan Kasasi Tidak Mengajukan Kasasi Realisasi yang tidak mengajukan Kasasi Putus Tk. Kasasi Mengajukan PK Tidak Mengajukan PK Realisasi yang tidak mengajukan PK Th 2018 716 364 352 49,2% 439 62 377 85,9% Th 2017 645 423 222 34,4% 423 63 360 85,1% Th 2016 620 91 529 85,3% 91 17 422 463,7%
Indikator index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan Pengadilan Tinggi diukur mengacu pada Permenpan No. Kep/25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Februari 2004 tentang Pedoman umum Penyusunan Index Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi pemerintah sesuai Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Indikator index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan Pengadilan Tinggi pada tahun 2018 memperoleh capaian sebesar 96.4%, capaian ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 100,1%. Namun realisasinya setiap tahun kurang lebih sama yaitu : 81.9 (Th. 2018) ; 80,1 (Th. 2017); 80.4 (th.2016) . Kondisi ini menunjukkan bahwa Pengadilan Tinggi Pekanbaru secara konsisten telah memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar kepuasan pengguna pengadilan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya.
Ruang lingkup yang diukur dalam survey ini pada tahun 2018 terdiri dari 9 komponen, sebagai berikut : 1. Persyaratan ; 2.Prosedur ; 3.Waktu pelayanan; 4.Biaya/ Tarif; 5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan; 6. Kompetensi Pelaksana; 7. Perilaku Pelaksana; 8. Maklumat Pelayanan; 9. Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan.
Pada tahun 2018, hasil survey kepuasan masayarakat pengguna layanan pengadilan dari 9 ruang lingkup yang disurvey, realisasi penilaian tertinggi pada ruang lingkup penanganan pengaduan, saran, dan masukan dengan realisasi nilai sebesar 94,5, sedangkan nilai terendah pada ruang lingkup waktu penyelesaian, dengan nilai 75,4.
Realisasi indikator index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan Pengadilan Tinggi pada Th. 2016, 2017 dan 2018 dapat dilihat pada tabel
✓
Sasaran 1 Indikator 5
Index Responden Pengdilan Tingkat Pertama yang puas terhadap
layanan Pengadilan Tinggi
Tabel 13. Capaian Sasaran 1 Indikator 5
Indikator kinerja “Persentase salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan pengaju tepat waktu” adalah perbandingan jumlah salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan pengaju dengan jumlah putusan.Tahun 2018 indikator ini mencapai target 100%, karena seluruh salinan putusan dikirim ke Pengadilan pengaju tepat waktu, mengacu pada SEMA No. 01 Tahun 2011 tentang perubahan SEMA 02 Tahun 2010 tentang Penyampaian salinan dan Petikan Putusan, salinan putusan dikirim untuk para pihak dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak putusan di ucapkan.
Capaian indikator ini selalau mencapai 100% seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, jumlah putusan perkara pidana, tipikor, dan perdata sebanyak 716 perkara, dan seluruh salinan putusan tersebut dikirim ke Pengadilan Pengaju tepat waktu.
Pada umumnya Pengadilan Tinggi Pekanbaru langsung mengirim petikan putusan melalui email ke pengadilan pengaju setelah perkara diputus, dan salinan putusan dikirim ke pengadilan pengaju paling lama 3 (tiga) hari, dengan demikian kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru untuk mengirim salinan putusan tersebut selalu tepat waktu. Kondisi ini menunjukkan efektifitas Pengadilan Tinggi Pekanbaru dalam pengiriman putusan perkara.
Indikator ini diukur dengan pencatatan yang valid dari tanda terima pengiriman berkas melalui pihak pengirim (Pos Indonesia). Kondisi pengiriman salinan putusan ke Pengadilan tepat waktu telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya
Merupakan sasaran yang bertujuan untuk mewujudkan percepatan penyelesaian perkara. Kedua indikator pada sasaran ini berhasi memperoleh capaian 100% , indikator tersebut antara lain :
1. Persentase salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan Pengaju tepat waktu : 100%
2. Persentase putusan perkara perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus : 100%
Sasaran 2
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
dan akuntabel
✓
Sasaran 2 Indikator 1
Persentase Salinan Putusan yang dikirim ke Pengadilan Pengaju
Tepat Waktu
Tabel 16. Realisasi persentase salinan putusan yang dkirim ke pengadilan pengaju
Tabel 15. Capaian Sasaran 2 Indikator 1
Indikator Tahun Capaian
Th. 2018 Target 100% 100% Realisasi 100% Th. 2017 Target 100% 100% Realisasi 100% Th. 2016 Target 100% 100% Realisasi 100%
Target dan *Realisasi Persentase Salinan Putusan yang dikirim ke pengadilan Pengaju tepat waktu
Th. 2018
716
716
100%
Th. 2017
645
645
100%
Th. 2016
620
620
100%
Tahun
Jumlah
Putusan
Jumlah Salinan
Putusan yang
dikirim
Realisasi salinan putusan
yang dikirm ke
pengadilan pengaju
Indikator kinerja “Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari setelah diputus” adalah perbandingan jumlah isi putusan perkara yang diupload dalam website dengan jumlah perkara menarik perhatian masyarakat yang diputus.
Pada tahun 2018 capaian indikator ini mencapai target 100%., jumlah perkara yang diputus 716 perkara, dan perkara tersebut isi putusannya telah diupload dalam website dalam waktu 1 hari setelah diputus.
Capaian ini diperoleh karena Pengadilan Tinggi Pekanbaru selalu menerapkan one day publish, yaitu mengupload putusan ke web setelah 1 hari diputus. Perkara yang telah diputus diupload di website melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Tingkat Banding Mahkamah Agung RI atau Direktori Putusan Mahkamah Agung RI. Kondisi ini juga telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa Pengadilan Tinggi Pekanbaru terus berupaya meningkatkan pelayanan publik dan mewujudkan
✓
Sasaran 2 Indikator 2
Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat
yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah
putus
Indikator Tahun Capaian
Th. 2018 Target 100% 100% Realisasi 100% Th. 2017 Target 100% 100% Realisasi 100% Th. 2016 Target 100% 100% Realisasi 100%
Target dan *Realisasi
Persentase Putusan Perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
Tabel 17 Capaian Sasaran 2 - Indikator 2
Tabel 18 Realisasi Th 2016-2018
Tahun
Jumlah perkara
menarik perhatian
masyarakat yang
diputus
Jumlah putusan
yang diupload
dalam website 1
hari setelah
putus
Realisasi putusan yang
menarik perhatian
masyarakat yang dapat
diakses secara online 1
hari setelah putus
Th. 2018
716
716
100%
Th. 2017
645
645
100%
24
C.REALISASI ANGGARAN
Pada tahun 2018 Pengadilan Tinggi Pekanbaru mendapatkan total alokasi anggaran DIPA (01) Badan Urusan Administrasi sebesar Rp. 24.589.897.000,- (Dua puluh empat milliar lima ratus delapan puluh sembilan juta delapan ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah), dan DIPA (03) Badan Peradilan Umum sebesar Rp. 467.826.000,- (Empat ratus enam puluh tujuj juta delapan ratus dua puluh enam ribu rupiah) .
1. DIPA (01) Badan Urusan Administrasi : Anggaran DIPA (01) sebesar Rp. 24.589.897.000,- (Dua puluh empat milliar lima ratus delapan puluh sembilan juta delapan ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah), yang meliputi :
b. Belanja Pegawai
Jumlah Belanja Pegawai tahun 2018 sebesar Rp. 21.850.093.000,- (Dua puluh satu milliar delapan ratus lima puluh juta sembilan puluh tiga ribu rupiah). Belanja pegawai meliputi belanja pegawai mengikat dan tidak mengikat
yang penggunaannya antara lain untuk gaji dan tunjangan, honorarium dan lembur.
c. Belanja Barang
Jumlah Belanja Barang tahun 2018 sebesar Rp. 1.718.550.000,- (Satu milliar tujuh ratus delapan belas juta lima ratus lima puluh ribu rupiah). Belanja barang yaitu pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa yang habis pakai dalam kurun waktu satu tahun anggaran termasuk didalamnya pemeliharaan dan perjalanan.
d. Belanja Modal
Jumlah Belanja Modal tahun 2018 sebesar Rp. 1.021.254.000,- (satu miliar dua puluh satu juta dua ratus lima puluh empat ribu rupiah). Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap atau aset lainnya.
Realisasi anggaran DIPA (01) digambarkan pada tabel 19 dan grafik 4 di bawah ini :
Rp % 1 BELANJA PEGAWAI Rp 21.850.093.000 Rp 21.850.014.204 100% Rp 78.796 2 BELANJA BARANG Rp 1.718.550.000 Rp 1.645.287.196 96% Rp 73.262.804 3 BELANJA MODAL Rp 1.021.254.000 Rp 1.017.485.850 100% Rp 3.768.150 24.589.897.000 Rp Rp 24.512.787.250 100% Rp 77.109.750 SISA ANGGARAN ( Rp) TOTAL REALISASI
DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI
No. JENIS BELANJA REALISASI ANGGARAN
PAGU ANGGARAN
Tabel 19. Realisasi DIPA Badan Urusan Administrasi (01)Th. 2018