• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI MOL (MIKROORGANISME LOKAL) DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MACADAMIA (Macadamia integrifolia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI MOL (MIKROORGANISME LOKAL) DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MACADAMIA (Macadamia integrifolia)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI MOL (MIKROORGANISME LOKAL) DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MACADAMIA (Macadamia

integrifolia)

Giving Some Concentrations of Mol (Local Microorganisms) Moringa oleifera Leaves to Macadamia Seed Growth (Macadamia integrifolia)

Arum Asriyanti Suhastyo1* dan Eko Apriliyanto1 1

Program Studi Agroindustri, Politeknik Banjarnegara Jln. Raya Madukara Km. 2 Kenteng, Madukara, Banjarnegara 53482

*Sur-el: arumasriyanti11@gmail.com ABSTRAK

Upaya pengurangan penggunaan pupuk kimia dapat dilakukan dengan pemanfaatan bahan organik yang ada di lingkungan seperti daun kelor (Moringa oleifera). Daun kelor kaya akan zeatin, sitokinin, askorbat, fenolik dan mineral seperti Ca, K dan Fe yang dapat memicu pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa konsentrasi Mol daun kelor terhadap pertumbuhan bibit macadamia (Macadamia integrifolia). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 5 perlakuan dan 6 ulangan, sehingga terdapat 30 unit penelitian. Adapun kelima perlakuannya yaitu K0 = tanpa pupuk, K1 = pupuk daun anorganik (Growmore 32-10-10 konsentrasi 1 g/L), K2 = Mol daun kelor 30 mL/L, K3 = Mol daun kelor 50 mL/L, K4 = Mol daun kelor 70 mL/L. Data dianalisis menggunakan Uji F, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan (DMRT) taraf 5%. Parameter pengamatan berupa tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah bibit dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan pemberian Mol daun kelor belum mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah bibit, dan panjang akar bibit macadamia.

Kata kunci: bibit, daun, kelor, organik, pertumbuhan ABSTRACT

Efforts to reduce the use of chemical fertilizer can be done by utilizing organic materials in the environment such as moringa leaves. Moringa leaves are rich in zeatin, cytokines, ascorbate, phenolic and mineral such as Ca, K, and Fe which can trigger plant growth. This study aims to determinate the effect of giving some Mol concentrations of moringa leaves on the growth of macademia seddlings. The research design used was a Complete Randomized Block Design with 5 treatments and 6 replications, so that there were 30 research units. As for the five treatment, K0 = without fertilizer, K1 = inorganic leaf fertilizer (Growmore 32-10-10 concentration 1 g/L), K2 = Mol moringa leaves 30 mL/L, K3 = Mol moringa leaves 50 mL/L, K4 = Mol moringa leaves 70 mLlL. Data were analyzed using the F test, if significantly different followed by the Duncan Multiple Range Test (DMRT) level 5%. Observation parameters were plant height, number of leaves, seedling wet weight and root length. The result showed that the administration of Mol of moringa leaves has not been able to increase plant height, number of leaves, wet weight of seeds, and root length of macadamia seeds.

Keywords: growth, leaves, moringa, organic, seed

PENDAHULUAN

Salah satu upaya yang dilakukan dalam usaha tani tanpa menggunakan bahan-bahan kimia yang akan merusak lingkungan adalah dengan penggunaan mikroorganisme lokal (Mol). Penyubur tanaman memanfaatkan

mikroorganisme lokal menjadi solusi bagi petani lokal, menuju pertanian ramah lingkungan dan bebas dari pupuk dan obat-obatan kimiawi. Bahan Mol mudah didapatkan di Indonesia dan mudah diolah (Laepo et al., 2019). Kelor merupakan tanaman yang memiliki unsur makro dan asam amino

(2)

yang hampir lengkap. Ekstrak daun kelor dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman secara alami. Hal ini dikarenakan daun kelor kaya akan zeatin, sitokinin, askorbat, fenolik dan mineral seperti Ca, K dan Fe yang dapat memicu pertumbuhan tanaman. Sitokinin merupakan hormon tanaman yang menginduksi pembelahan sel, pertumbuhan, dan mendorong pertumbuhan sel baru serta menunda penuaan sel. Zeatin merupakan anti oksidan kuat dengan sifat anti penuaan (PIPTKI, 2010). Kandungan nutrisi ekstrak daun kelor merupakan pupuk organik yang paling baik untuk semua jenis tanaman sehingga daun kelor dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair (Krisnadi dan Dudi, 2015). Penelitian Ansoruddin et al., (2017), pertumbuhan bibit dapat dipercepat dengan pemupukan melalui daun (foliazer).

Macadamia merupakan tanaman

penghasil kacang yang rasanya lezat, enak, halus getas, berwarna putih kekuningan dan beraroma sedap dengan sentuhan sedikit manis. Kacang macadamia banyak dipergunakan dalam industri makanan seperti kue kering, es krim, dan permen bersama cokelat. Kacangnya dihasilkan dari buah yang bentuknya bundar dengan dilapisi batok atau tempurung biji yang keras. Ukuran biji beragam dengan diameter ±20 mm. Biji terdapat dalam buah tunggal dengan daging buah yang cukup lunak (Suheryadi, 2002). Kacang macadamia selama ini lebih banyak dibudidayakan di negara Australia dan Hawai. Saat ini, kacang macadamia sudah mulai dikembangbiakkan di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di kampus Politeknik Banjarnegara, Kenteng Madukara, Banjarnegara (Tribun Jateng, 2019).

Macadamia merupakan jenis tanaman yang adaptif pada lahan kritis, penghasil buah yang dapat dikonsumsi, dan bernilai ekonomi tinggi (Anas et al., 2018). Macadamia memiliki kandungan lipid yang tinggi (73,5 ± 1,4 g/100g), sehingga kacang ini dapat sebagai sumber pangan berenergi tinggi (737 ± 18 kkal/100g). Kandungan tinggi asam lemak tak jenuh tunggal mufa (49,4-58,7 mg/100g), terutama oleat (34,5-47,0 mg/100g) dan palmitoleic (7,1-12,8 mg/100g). Kandungan mineral berupa Mg, Zn, Cu dan Mn mencapai konsentrasi yang baik sesuai standar nutrisi (Mereles et al., 2017). Saat ini ada permintaan

yang meningkat terhadap macadamia, karena nilai gizi dan fungsi yang tinggi dengan banyak penelitian telah menunjukkan pengaruh terhadap adanya perlindungan dengan mengkonsumsinya dan dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular (Aquino-Bolaños et al., 2017).

Politeknik Banjarnegara bekerjasama dengan BPDASHL Serayu Opak Progo sebagai salah satu perguruan tinggi yang melaksanakan kegiatan pembibitan macadamia. Peran pembibitan yaitu untuk menyiapkan tanaman agar siap tumbuh dan perkembang di lahan dengan baik, oleh karena itu pembibitan perlu dilakukan secara intensif. Qibtiyah et al. (2019) menjelaskan bahwa tujuan utama dari pembibitan yaitu untuk menyediakan kualitas bibit dengan kriteria kokoh, sehat dan kuat. Hal tersebut merupakan faktor penentu keberhasilan penanaman di lahan untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik. Teknik pembibitan macadamia belum banyak diteliti termasuk pemberian dosis pupuk pada bibit macadamia. Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa konsentrasi Mol daun kelor terhadap pertumbuhan bibit macadamia.

METODE PENELITIAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu bibit tanaman macadamia berumur 8 mss dengan tinggi ± 15 cm, pupuk anorganik (Growmore, bentuk serbuk dengan kandungan 32% N, 10% P2O5, 10% K2O), akuades, dan Mol daun kelor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 5 perlakuan dan 6 ulangan, sehingga terdapat 30 unit penelitian. Adapun kelima perlakuannya yaitu K0 = tanpa pupuk, K1 = pupuk daun anorganik (Growmore 32-10-10 konsentrasi 1 g/L), K2 = Mol daun kelor 30 mL/L, K3 = Mol daun kelor 50 mL/L, K4 = Mol daun kelor 70 mL/L. Penggunaan 30 mL/L Mol daun kelor berdasarkan penelitian Rahman et al. (2017) dapat meningkatkan volume akar tebu

a. Pembuatan Mol daun kelor

Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan Mol daun kelor adalah 5 kg daun kelor, 10 L air sisa cucian beras, ¼ kg gula jawa, ember, pengaduk, pisau, dan alat penumbuk

(3)

Pembuatan Mol daun kelor yang dilaksanakan berdasarkan penelitian Suhastyo dan Raditya (2019) sebagai berikut:

1) Daun kelor dipotong-potong kecil lalu ditumbuk masukkan ke dalam ember. 2) Iris-iris gula merah lalu masukkan ke

dalam air sisa cucian beras dan diaduk-aduk sampai larut.

3) Campurkan dan tutup rapat ember. 4) Setiap 2 hari sekali ember dibuka dan

diaduk, fermentasi sampai 15 hari atau sudah berbau harum.

5) Saring dan simpan dalam botol. b. Aplikasi perlakuan

Jarak tanam antar-bibit macadamia yaitu 30 cm. Perlakuan pemberian pupuk dilakukan dengan cara penyemprotan ke bagian daun yang dilakukan 2 minggu sekali dimulai pada usia bibit 8 minggu setelah sapih (mss) dan dilaksanakan pada waktu pagi hari.

c. Pemeliharaan bibit macadamia

Pemeliharaan bibit meliputi, penyiraman, penyiangan, dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan.

d. Pengamatan

Parameter pengamatan berupa tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah bibit dan panjang akar.

e. Analisis data

Data dianalisis menggunakan Uji F, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji

Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis tinggi tanaman bibit macadamia pada Tabel 1. menunjukkan tidak berbeda nyata. Hal ini diduga, walaupun Mol mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman namun jumlah unsur hara yang dikandungnya lebih rendah dan ketersediaannya bagi tanaman lebih lambat jika dibandingkan dengan pupuk buatan. Selain itu, konsentrasi bibit macadamia merupakan hasil penyapihan pada 6 mss benih. Hilal et al. (2018) pada penelitian pembibitan kelor menjelaskan bahwa secara umum, bahwa saat pindah tanam (penyapihan) semai berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan bibit kelor. Mol yang diaplikasikan terbuat dari daun kelor yang mempunyai sifat mudah layu dan rusak. Sifat ini menunjukkan kandungan protein yang tinggi yang juga menandakan kandungan nitrogen tinggi. Nitrogen merupakan unsur dominan yang dibutuhkan tanaman pada masa pertumbuhan. Lingga dan Marsono (2003) menyatakan bahwa peran utama N adalah mempercepat pertumbuhan secara keseluruhan terutama batang dan daun. Akan tetapi N yang ada di dalam tanah dapat hilang karena terjadinya penguapan (Novizan, 2005) dan sifat pupuk organik cair itu sendiri yang mudah tercuci sehingga mengganggu penyerapan unsur hara.

Tabel 1. Tinggi tanaman bibit macadamia

Perlakuan Tinggi tanaman (cm)

tn 8 mss 10 mss 12 mss 14 mss 16 mss K0 14,75 15,83 17,17 18,08 21,57 K1 14,83 15,17 18,17 18,67 21,20 K2 16,08 17,00 19,25 20,33 23,05 K3 15,58 16,33 18,00 18,67 20,72 K4 13,92 15,00 16,92 17,33 17,68

Keterangan: tn = tidak nyata pada DMRT 5 %, K0 = tanpa pupuk, K1 = pupuk daun anorganik, K2 = Mol daun kelor 30 mL/L, K3 = Mol daun kelor 50 mL/L, K4 = Mol daun kelor 70 mL/L, mss = minggu setelah sapih.

Dalam proses pertumbuhan beberapa faktor lingkungan dapat menjadi pembatas atau dapat menghambat pertumbuhan. Tanaman memiliki batas toleransi maksimum dan minimum. Titik maksimum atau minimum

merupakan titik di mana suatu tumbuhan dapat mengalami keracunan pada tubuh organisme, sehingga yang terbaik adalah titik pertengahan yaitu tidak mendekati atau menjauhi titik minimum atau maksimum (Wijayanto et al.,

(4)

2016). Berdasarkan Tabel 1., menunjukkan bahwa walaupun secara statistik tidak berbeda nyata namun dapat diketahui bahwa dari semua perlakuan, perlakuan K2 memberikan hasil tertinggi.Hasil analisis jumlah daun pada Tabel 2. menunjukkan bahwa antar-perlakuan tidak berbeda nyata. Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan

makanan (Duaja, 2012). Dalam pembentukan daun, nutrisi yang berpengaruh pada pembentukannya terutama unsur N. Apabila kebutuhan unsur nitrogen tercukupi, maka dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk yang diberikan baik pupuk anorganik dan Mol daun kelor belum dapat memberikan kebutuhan unsur nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Tabel 2. Jumlah daun pada bibit macadamia

Perlakuan Jumlah daun (helai)

tn 8 mss 10 mss 12 mss 14 mss 16 mss K0 6.00 7.00 9.33 11.33 15.17 K1 6.00 6.67 9.33 11.00 16.00 K2 6.00 7.00 9.00 11.00 16.17 K3 6.00 7.00 8.33 10.33 14.00 K4 6.00 7.33 9.67 10.67 13.83

Keterangan: tn = tidak nyata pada DMRT 5 %, K0 = tanpa pupuk, K1 = pupuk daun anorganik, K2 = Mol daun kelor 30 mL/L, K3 = Mol daun kelor 50 mL/L, K4 = Mol daunkelor 70 mL/L, mss = minggu setelah sapih.

Hasil analisis bobot basah bibit dan panjang akar menunjukkan tidak berbeda nyata pada seluruh perlakuan (Tabel 3.). Bobot basah dari suatu tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara N yang cukup untuk membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti pertumbuhan tinggi tanaman dan pembentukan daun. Ardiansyah et al. (2014), mengatakan bahwa faktor ketersediaan unsur hara dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga berpengaruh pada berat segar tanaman. Tanpa tambahan suplai unsur hara dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu sehingga berat brangkasan menjadi

lebih rendah. Sedangkan panjang akar merupakan respon terhadap ketersediaan air dan nutrisi. Khasanah (2015) menyatakan bahwa pergerakan air dan hara tanaman terjadi lewat ruang pori yakni terjadi sirkulasi O2 dan CO2, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap perkembangan akar tanaman. Pada penelitian ini pupuk yang diaplikasikan merupakan pupuk cair yang disemprotkan pada daun sehingga diduga pupuk tidak sampai maksimal ke akar, sehingga akar tidak dapat menyerap unsur hara yang terkandung dalam Mol.

Tabel 3. Bobot basah dan panjang akar bibit macadamia

Perlakuan Bobot basah bibit (g)tn Panjang akar (cm)tn

K0 35,83 23,13

K1 34,33 24,27

K2 38,17 23,33

K3 31,00 23,70

K4 29,17 21,25

Keterangan: tn = tidak nyata pada DMRT 5 %, .K0 = tanpa pupuk, K1 = pupuk daun anorganik, K2 = Mol daun kelor 30 mL/L, K3 = Mol daun kelor 50 mL/L, K4 = Mol daun kelor 70 mL/L. Macadamia merupakan jenis tanaman

tahunan yang masih perlu waktu lebih lama untuk pengamatan tentang tanggapan

pemupukan terhadap pertumbuhannya. Diduga, pemberian perlakuan Mol daun kelor perlu interval yang lebih panjang untuk mengetahui

(5)

tanggapan pertumbuhannya. Mosooli et al. (2016) dalam penelitiannya pada bibit jabon, menyatakan bahwa tidak berpengaruhnya pemupukan kompos terhadap pertumbuhan kemungkinan disebabkan rentang waktu antara pemupukan dan pengamatan yang singkat yaitu 8 minggu, sehingga efektifitas pemupukan kompos pada bibit jabon yang diujikan belum terlihat. Frekuensi aplikasi pemupukan yang hanya 1 kali diduga juga ikut mempengaruhi tingkat efektifitas pupuk kompos terhadap pertumbuhan bibit jabon merah.

KESIMPULAN

Pemberian Mol daun kelor belum mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah bibit, dan panjang akar bibit macadamia.

DAFTAR PUSTAKA

Anas, A., Kholibrina, C.R., Lumbantobing, S. 2018. Karakteristik buah, benih dan daya kecambah Macadamia integrifolia di Persemaian Aek Nauli, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana. 2 (1) : 39 – 46.

Aquino-Bolaños, E.N., Mapel-Velazco, L., Chávez-Servia, J.L., Corona-Velázquez, R., Herrera-Meza, S., Verdalet-Guzmán, I. 2017. The physical and chemical characterization of the nut and oil from the nine varieties of Macadamia integrifolia, M. tetraphylla and interspecies hybrids. Nova Scientia. 9 (19) : 255-275. Ardiansyah, M., Mawarni, L., Rahmawati N.

2014. Respons pertumbuhan dan produksi kedelai hasil seleksi terhadap pemberian asam askorbat dan inokulasi fungi mikoriza arbuskular di tanah salin. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2 (3) : 948–954. Duaja, M.D. 2012. Pengaruh bahan dan dosis

kompos cair terhadap pertumbuhan selada (Lactuca sativa sp.). Bioplantae. 1 (1) : 10-18.

Hilal, S., Parwata, I.G.M.A., Santoso, B.B. 2018. Pertumbuhan bibit tanaman kelor (Moringa oleifera Lam.) asal biji pada berbagai fase pindah tanam semai. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan. 4 (1) : 54-63.

Khasanah, A.R. 2015. Aplikasi urin ternak sebagai sumber nutrisi pada budidaya

selada (Lactuca sativa L) dengan sistem hidroponik sumbu. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Tidak Dipublikasikan).

Krisnadi, Dudi, A. 2015. Kelor Super Nutrisi. Blora: Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia.

Laepo, K.D., Pas, A.A., Idris. 2019. Respons pemberian berbagai dosis Mol daun kelor dengan penambahan kulit buah pisang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Jurnal Agrotech. 9 (1) : 12-18.

Lingga, P., Marsono. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mereles, L.G., Ferro, E.A., Alvarenga, N.L., Caballero, S.B., Wiszovaty, L.N., Piris, P.A., Michajluk, B.J. 2017. Chemical composition of Macadamia integrifolia (Maiden and Betche) nuts from Paraguay. International Food Research Journal. 24(6): 2599-2608.

Mosooli, C.C., Lasut, M.T., Kalangi, J.I., Singgano, J. 2016. Pengaruh media tumbuh kompos terhadap pertumbuhan bibit jabon merah (Anthocephalus macropyllus). Cocos. 7 (3) : 1-11.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta

Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia [PIPTKI]. 2010. Kelor Super Nutrisi. Lembaga Swadaya Masyarakat. Media Peduli Lingkungan (LSM-MEPELING). Blora.

Qibtiyah, M., Wahyudi, A.F., Anam, C. 2019. Kajian macam media tanam dan dosis pupuk hayati terhadap pertumbuhan bibit tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Agroradix. 3 (1) : 1-8.

Rahman, M., Karno, Kristanto, B.A. 2017. Pemanfaatan tanaman kelor (Moringa oleifera) sebagai hormon pertumbuhan pada pembibitan tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Agro Complex. 1(3) : 94-100.

Suhastyo, A.A., Raditya, F.T. 2019. Respon pertumbuhan dan hasil sawi pagoda (Brassica narinosa) terhadap pemberian Mol daun kelor. Agrotech Res. J. 3 (1) : 56-60.

(6)

Suheryadi, D. 2002. Teknik perkecambahan biji macadamia. Buletin Teknik Pertanian. 7 (1) : 28-29.

Tribun Jateng. 2019. Budidaya Macademia Kacang Termahal di Dunia Ternyata Ada di Banjarnegara, Harga Rp 350 Ribu per

Kg. (Online) https://jateng.tribunnews.com/2019/09/26/ budidaya-macademia-kacang-termahal-di- dunia-ternyata-ada-di-banjarnegara-lho-harga-rp-350-per-kg?page=all. Diakses 2 Januari 2020.

Qibtiyah, M., Wahyudi, A.F., Anam, C. 2019. Kajian macam media tanam dan dosis pupuk hayati terhadap pertumbuhan bibit tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Agroradix. 3 (1) : 1-8.

Zubaidi, A., Farida, N. 2008. Pertumbuhan bibit gaharu pada beberapa jenis naungan. CropAgro. 1 (2) : 92-97.

Wijayanto, E., Sudrajat, H.W., Samai, S. 2016. Pemberian pupuk organik cair (POC) hasil fermentasi limbah sawi dan kirinyu (Chromolaena odorata) pada pertumbuhan sawi hijau (Brassica Juncea). J. Ampibi. 1 (2) : 31-37.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Katalog Warung dan Layanan Pesan Antar ini merupakan aplikasi yang dibuat untuk perangkat mobile , khususnya smartphone dengan system operasi Android. Tujuan

Metode clustering algoritma k- means dapat diterapkan pada kubikasi air terjual berdasarkan pengelompokan pelanggan di PDAM Kab.50 Kota, sehingga metode ini sangat

instruksi kepada Kabag Kemhas tentang pendataan mahasiswa Data mahasiswa berkaitan dengan jumlah mahasiswa aktif, cuti, DO, riwayat kesehatan dan meninggal

Penerapan full day school lebih memiliki banyak dampak positif dibanding dampak negatifnya karena siswa hampir sepenuh hari menghabiskan waktu di sekolah semua yang

Pengurus Barang Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

Berdasarkan hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan Supervisi akademik melalui pembimbingan individu yang dilakukan oleh Kepala sekolah terhadap guru kelas

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah: (1) mendiskripsikan potensi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila dalam

Sikap masyarakat terhadap gerakan dakwah Muhammadiyah di desa Pattongko menunjukkan bahwa gerakan dakwah Muhammadiyah melalui kajian, ceramah, khutbah, pembangunan