DELVI CANDRA (RRA1C411003) MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 1 ARTIKEL ILMIAH
STUDI KELESTARIAN HUTAN MANGROVE DI DESA PEMUSIRAN KECAMATAN NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Oleh
DELVI CANDRA RRA1C411003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI SEPTEMBER, 2018
DELVI CANDRA (RRA1C411003) MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 5 DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... .. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN……… ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Batasan Penelitian ... 6
1.6 Definisi Operasional ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mangrove ... 7
2.2 Mangrove di Indonesia ... 9
2.3 Ciri-ciri mangrove ... 10
2.4 Kelestarian Hutan mangrove ... 11
2.5 Deskripsi daerah penelitian ... 12
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 14
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 14
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 14
3.4 Alat dan Bahan. ... 14
3.5 Prosedur Penelitian ... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hutan Mangrove di Desa Pemusiran ... 19
4.1.1 Jenis Mangrove di Desa Pemusiran ... 19
4.1.2 Analisis Vegetasi Mangrove ... 20
4.2 Pengetahuan Dan Persepsi Masyarakat Mengenai Mangrove ... 24
BAB IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan dan Saran ... 35
DAFTAR RUJUKAN. ... 37
DELVI CANDRA (RRA1C411003) MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 6 I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan mangrove atau yang sering disebut sebagai hutan bakau merupakan hutan yang terletak di pinggiran atau di daerah pesisir pantai. Hutan mangrove merupakan hutan yang khas karena memiliki jenis tumbuhan yang hanya bisa hidup di kawasan hutan yang merupakan daerah perbatasan antara daratan dan lautan. Mangrove merupakan salah satu ekosistem yang mempunyai peranan penting dalam upaya pemanfataan berkelanjutan sumber daya pesisir dan laut. Mangrove merupakan tumbuhan yang hidup disepanjang pantai, mangrove memiliki akar tunjang (stilt root), akar tunjang merupakan akar (cabang-cabang akar) yang keluar dari batang dan tumbuh ke dalam substrat, akar ini disebut juga sebagai akar napas kegunaan dari akar ini selain untuk penyerapan zat hara juga sebagai penahan abrasi atau naiknya air laut. Ekosistem mangrove sering disebutkan sebagai hutan payau atau hutan bakau, ekosistem mangrove merupakan tipe hutan daerah tropis yang khas tumbuh disepanjang pantai atau muara sungai yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ekosistem mangrove banyak dijumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak. Pengertian ekosistem
mangrove secara umum adalah merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur (Bengen, 2000:167).
Apabila terjadi kerusakan terhadap mangrove akan berakibat fatal bagi ekosistem pesisir dan juga bagi mahluk hidup yang bernaung atau hidup di ekosistem mangrove. Dalam ekosistem hutan mangrove terjadi hubungan antara ekosistem mangrove dengan jenis-jenis ekosistem lainnya seperti padang lamun dan terumbu karang. Dengan sistem perakaran yang kokoh ekosistem hutan mangrove memiliki kemampuan meredam gelombang, menahan lumpur dan melindungi pantai dari abrasi, gelombang pasang dan topan. Hutan mangrove yang banyak tumbuh di daerah estuaria juga dapat berfungsi untuk
mengurangi bencana banjir. Hutan mangrove dapat berfungsi sebagai penyerap bahan pencemar (environmental service), khususnya bahan-bahan organik (Rusdianti dan Sunito, 2012:3).
Kelestarian hutan Mangrove sebenarnya merupakan upaya masarakat pesisir untuk menjaga hutan Mangrovenya atau bisa juga disebut menjaga ekosistem
DELVI CANDRA (RRA1C411003) MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 7 untuk tidak terjadi kerusakan ekosistem
mangrove, hal-hal yang dapat merusak ekosistem mangrove menurut Khomsin (2005:187). Provinsi Jambi memiliki hutan mangrove yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat. Menurut Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, penanaman hutan mangrove sendiri sudah berkembang sejak lama sebelum tahun 2000 dan pada tahun 2005-2006 melalui program GERHAN (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan). Berdasarkan data tahun 2004 -2007 rehabilitasi hutan mangrove di Provinsi Jambi mencapai 175 Ha dan salah satunya adalah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam membangun kesadaran masyarakat seperti diskusi bersama masyarakat untuk memahami kondisi pantai saat ini dan dulu, mengidentifikasi dan menyadari bersama dampak hilang atau rusaknya mangrove, menentukan dan menyepakati bersama solusi mengatasi masalah akibat hilang atau rusaknya mangrove, studi banding untuk meyakini dan memperluas wawasan tentang manfaat mangrove, perencanaan dan pelaksanaan bersama penanaman mangrove, dan pembentukan kelompok masyarakat pengelola dan pelestari mangrove (Khazali, 1998:3).
Kesadaran masyarakat untuk menjaga hutanpun menurun, di wilayah pantai timur, kayu bakau sering diambil untuk keperluan memancang bangunan (cerucuk), menopang jala ikan di pantai (jajar) atau untuk tenda pesta. Sejumlah oknum yang menjadikan kayu bakau sebagai komoditi dagang, menyebabkan kerapatan hutan bakau semakin berkurang. Ancaman terhadap hutan bakau bukan saja untuk diambil kayunya, juga untuk diambil tanahnya. Kecamatan Nipah Panjang misalnya, dari 11 pulau yang ada di wilayah tersebut, 9 pulau diantaranya merupakan wilayah konservasi namun saat ini banyak yang diambil masyarakat, lalu dijadikan kebun kelapa, pisang bahkan membangun rumah. Pertahanan ekologi masyarakat menurun karena dihadapkan pada pilihan ekonomi untuk bertahan hidup Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi (Aliman dkk, 2013:5). Berdasarkan uraian di atas penulis melakukan penelitian mengenai “Studi Kelestarian Hutan Mangrove Monyet di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis mangrove yang hidup di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah
DELVI CANDRA (RRA1C411003) MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 8 2. Bagaimana vegetasi mangrove di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi? 3. Apa saja manfaat mangrove bagi
masyarakat di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi?
4. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai mangrove di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui jenis mangrove yang hidup di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
2. Mengetahui vegetasi mangrove di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi
3. Mengetahui manfaat mangrove bagi
masyarakat di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
4. Mengetahui persepsi masyarakat mengenai mangrove di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
DELVI CANDRA (RRA1C411003) MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 9 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
1. Dapat mengetahui semua jenis mangrove yang hidup di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
2. Dapat mengetahui vegetasi mangrove di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
3. Dapat mengetahui manfaat mangrove bagi masyarakat di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
4. Dapat mengetahui persepsi masyarakat mengenai mangrove di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
1.5 Batasan penelitian
1. Penelitian dilakukan di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
2. Penelitian dilakukan dengan mengamati langsung jenis-jenis mangrove dan kelestariannya di lapangan
1.6 Definisi Operasional
1. Keanekaragaman jenis adalah variasi bentuk, penampilan dan sifat yang terlihat pada berbagai jenis organisme dalam satu marga.
2. Kelestarian adalah menjaga sesuatu tidak berubah baik itu fungsinya jumlahnya maupun tempat ataupun habitatnya.
3. Hutan mangrove merupakan hutan yang terletak di daerah pesisir pantai. Hutan mangrove merupakan hutan yang khas karena memiliki jenis tumbuhan yang hanya bisa hidup di kawasan hutan mangrove, hutan mangrove memiliki daerah tersendiri karena merupakan daerah perbatasan antara daratan dan lautan.
II Penutup 2.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Kelestarian Hutan Mangrove di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dapat disimpulkan:
1. Jenis mangrove yang ditemukan pada hutan Mangrove di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi berjumlah 5 jenis yaitu Avicennia marina,Avicennia alba, Rhizophora apiculata, Nypa fruticans dan Sonneratia caseolaris.
2. Vegetasi mangrove di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dibagi menjadi 3 bagian yaitu vegetasi mangrove tingkat
DELVI CANDRA (RRA1C411003) MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 10 semai, vegetasi mangrove tingkat pancang, vegetasi mangrove tingkat pohon. Jenis mangrove tingkat pohon dengan Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi adalah jenis Sonneratia caseolaris 200%, tingkat pancang Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi adalah jenis Avicennia marina 94% untuk tingkat pohon Indeks Nilai penting (INP) tertinggi adalah jenis Sonneratia caseolaris 154%.
3. Mangrove memiliki banyak manfaat bagi masyarakat di Desa Pemusiran diantaranya adalah sebagai pelindung bagi pantai agar tidak terjadi erosi pada pantai, tempat masyarakat mencari beragam jenis biota laut seperti, ikan, udang
4. Mangrove menurut masyarakat di Desa Pemusiran merupakan tempat mereka mencari makan, kondisi mangrove di Desa Pemusiran mengalami penurunan kelestarian pada beberapa jenis yang membuat mangrove di Desa Pemusiran terancam kelestariannya
2.2 Saran
1. Agar populasi hutan mangrove Pemusiran dapat berkembang dengan baik langkah awal yang dapat dilakukan dengan peningkatan pengawasan terutama aspek perlindungan hutan. 2. Vegetasi pada mangrove akan semakin bagus apabila kelestarian hutan mangrove terjaga
dengan baik, dari itu pemerintah daerah melalui perangkat desa harus memiliki peraturan yanag tertulis untuk melindungi hutan mangrove agar kelestariannya terjaga