• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV.B.12. Urusan Wajib Ketenagakerjaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV.B.12. Urusan Wajib Ketenagakerjaan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

12. URUSAN KETENAGAKERJAAN

Pembangunan bidang ketenagakerjaan diarahkan untuk memberikan kontribusi nyata dan terukur dalam rangka peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, ketenangan dan kenyamanan berusaha. Permasalahan yang dihadapi pada bidang ketenagakerjaan antara lain masih tingginya tingkat pengangguran, terbatasnya penciptaan dan perluasan kesempatan kerja, masih rendahnya produktivitas pekerja/buruh serta masih belum maksimalnya penerapan UMK. Masalah ketenagakerjaan lainnya, seperti kasus pemogokan, perselisihan kerja, pemutusan hubungan kerja (PHK), serta kasus pekerja anak, dan sebagainya, juga turut mewarnai bidang ketenagakerjaan. Belum lagi masalah tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, khususnya yang bekerja di sektor rumah tangga, juga menuai banyak masalah karena minimnya pengawasan dan perlindungan.

Jika kita cermati, permasalahan ketenagakerjaan memiliki dampak yang bersifat multidimensional yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, politik, hukum, dan bahkan keamanan negara. Untuk itu, permasalahan yang ada harus segera diselesaikan secara sistematis dan efektif.

Ketenagakerjaan mempunyai korelasi positif yang cukup erat terhadap suksesnya proses pembangunan. Sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi , khususnya dalam upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Dalam pengembangan potensi tenaga kerja, diperlukan pengembangan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas potensi tenaga kerja, diantaranya melalui penciptaan usaha kecil dan menengah yang memberdayakan potensi daerah, penyiapan tenaga kerja siap pakai untuk penempatan di perusahaan pengguna, serta peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan keterampilan kerja, yang didukung dengan sistem Informasi Pasar kerja yang memadai, maka akan tercipta kesempatan kerja dan perluasannya. Untuk menghadapi tantangan di atas, maka perlu kebijakan dalam pembangunan ketenagakerjaan yang proaktif dan menyeluruh.

Di Kabupaten Wonosobo ketenagakerjaan memiliki isu strategis yaitu belum meratanya peluang serta rendahnya aksesibilitas kesempatan kerja pada berbagai sektor unggulan yang sesuai dengan sebagian besar kondisi kompetensi SDM tenaga kerja, serta adanya peningkatan pengangguran yang disebabkan oleh terjadinya pemutusan hubungan kerja dari perusahaan yang kolaps. Untuk itu perlu mensinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja serta pelatihan dan pendidikan bagi tenaga kerja siap mandiri dan siap bekerja sesuai dengan ketrampilan serta penyediaan akses informasi pekerjaan bagi tenaga kerja usia produktif, maka program dan kegiatan diarahkan pada tujuan untuk mewujudkan tenaga kerja yang berdaya saing tinggi, profesional dan bermartabat menuju manusia Wonosobo yang produktif dan sejahtera. Untuk itu kedepan iklim ketenagakerjaan perlu mendapat perhatian, agar pertumbuhan angkatan kerja sebanding dengan pertumbuhan lapangan kerja. Dalam hal ini kebijakan pembangunannya diarahkan pada :

 Meningkatkan kualitas angkatan kerja dan pencari kerja;  Mengupayakan akselerasi pertumbuhan lapangan kerja;  Memberikan perlindungan kepada pekerja.

(2)

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 telah dialokasikan sebesar Rp. 8.579.850.000,00 (termasuk Belanja Langsung dan Belanja Tidak langsung, diluar Belanja Hibah dan Bantuan Sosial) atau sebesar 0,77% dari total APBD Tahun 2012 yang berjumlah Rp. 1.107.938.250.383,00 dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp. 8.374.612.114,00 atau 97,61%. Anggaran tersebut dipergunakan untuk peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, peningkatan kesempatan kerja, perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan, pelayanan administrasi, serta peningkatan sarana dan prasarana aparatur maupun untuk Belanja Tidak Langsung. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV.B.12.1

Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2012

No. Program Alokasi

(Rupiah)

Realisasi (Rupiah)

A Belanja Langsung 4.926.075.000 4.883.238.439

1 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

491.000.000 484.949.500 2 Program Peningkatan Kesempatan Kerja 3.980.000.000 3.951.885.700 3 Program Perlindungan Pengembangan

Lembaga Ketenagakerjaan

180.200.000 180.200.000 4 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

177.115.000 168.759.067 5 Program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur

97.760.000 97.444.172

B Belanja Tidak Langsung 3.653.775.000 3.491.373.675

1 Belanja Pegawai 3.653.775.000 3.491.373.675

a Gaji dan Tunjangan 3.341.475.000 3.215.311.675 b Tambahan Penghasilan PNS 312.300.000 276.062.000

2 Belanja hibah dan bantuan sosial - -

3 Belanja Tak Terduga - -

Jumlah total 8.579.850.000 8.374.612.114

Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2012 (diolah)

b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja bertujuan untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja khusunya yang masih mencari pekerjaan. Program ini dilaksanakan dengan menggunakan dana APBD II sebesar Rp 491.000.000,00 yang digunakan untuk kegiatan sebagai berikut:

(3)

 Penyusunan Database Tenaga Kerja Daerah. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana sebesar Rp 15.000.000; dengan dana terserap sebesar Rp.15.000.000; Atau capian daya serap keuangan sebesar 100% Kegiatan ini dilaksanakan pembuatan buku database tenaga kerja. Kegiatan ini dilaksanakan dan selesai 100%. Hasil kegiatan ini adalah tersedianya data ketenagakerjaan di Dinas Nakertrans berupa tercetaknya 25 buku data ketenagakerjaan.

 Operasional BLK. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana sebesar Rp 16.000.000; dengan dana terserap sebesar Rp. 16.000.000; Dilaksanakan sebagai upaya pendukung pelayanan ketenagakejaan khususnya pelatihan di BLK.

 Penyuluhan dan bimbingan pelatihan standar SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) bagi lembaga latihan swasta

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana sebesar Rp 10.000.000; dengan dana terserap sebesar Rp. 10.000.000; Atau capian daya serap keuangan sebesar 100%. Penyuluhan SKKNI dilaksanakan di Aula Disnakertrans selama dua hari diikuti oleh LPK sejumlah 20 lembaga.

 Pelatihan Kerja Keliling (MTU)

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana sebesar Rp 30.000.000; dengan dana terserap sebesar Rp. 29.840.000; Atau capaian daya serap keuangan sebesar 99.5% dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan menjahit. Diikuti oleh 20 orang. Dilaksanakan di desa Binangun kecamatan Watumalang.

Dari kegiatan ini dapat terserap tenaga kerja sebesar 12.5% dari jumlah pekerja yang telah ditargetkan terlibat pada pelatihan kerja berbasis masyarakat pada renstra 2012-2015.

 Penyuluhan dan bimbingan peningkatan produktivitas bagi UKM,

Perusahaan dan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana sebesar Rp 10.000.000; dengan dana terserap sebesar Rp. 10.000.000

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Program Peningkatan Kesempatan Kerja ditujukan untuk membuka, menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja baru yang sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia baik melalui pengembangan usaha industri pedesaan, pengembangan kesempatan kerja padat karya infrastruktur, dan pelatihan. Melalui program ini dilakukan kegiatan antara lain :

 Pembinaan Pelaksanaan Bursa Kerja Khusus. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana sebesar Rp. 20.000.000; dengan dana terserap sebesar Rp. 17.270.000; Dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi lowongan ke BKK se kabupaten Wonosobo

 Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana sebesar Rp 50.000.000; yang berasal dari APBD dengan dana terserap sebesar Rp. 48.750.000; Dilaksanakan melalui kegiatan seleksi dan rekrutmen tenaga kerja AKAD di Disnakertrans Kabupaten Wonosobo

 Pembinaan terhadap TKI Purna Tugas (ex buruh migran) Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan APBD II sebesar Rp 25.000.000; dengan dana terserap sebesar

(4)

Rp.24.810.000; Dilaksanakan dengan pelatihan manajemen kewirausahaan dan pelatihan ternak, pelatihan dilakukan oleh ex buruh migrant. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan motivasi berwirausaha bagi TKI Purna, mengurangi angka pengangguan bagi ex TKI purna, dan untuk membuka kesempatan berwirausaha mandiri

 Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan TKI ke Luar Negeri. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan APBD II sebesar Rp 50.000.000; dengan dana terserap sebesar Rp.48.850.000; Dilaksanakan melalui sosialisasi Undang-Undang no 39/2009 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Tujuan kegiatan ini adalahmencegah penempatan TKI secara ilegal dan dapat melaksanakan penempatan secara prosedural, serta untuk menekan angka kemungkinan kasus terhadapTKI. Dilaksanakan di 12 lokasi, 750 orang

 Pengembangan Pasar Kerja. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah kabupaten Wonosobo dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi guna menurunkan angka pengangguran penduduk. Di kegiatan ini mempermudah akses masyarakat para pencari kerja untuk dapat memperoleh informasi lowongan kerja dan untuk bertemu langsung dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja di satu waktu dan tempat yang sama.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan APBD II dana bagi hasil cukai tembakau sebesar Rp 40.000.000; dengan dana terserap sebesar Rp.39.294.800; Atau capaian daya serap keuangan sebesar 98.2% kegiatan ini dilaksanakan dua kali kegiatan. Dilaksanakan di gedung Adipura tanggal 3 Juli 2012 dan 7 November 2012. Pada Job Fair I diikuti oleh 45 perusahaan, Job Fair II diikuti 50 perusahaan. Pada Job Fair kedua juga melibatkan para wirausaha binaan Disnakertrans untuk memamerkan hasil produknya.

 Pembinaan terhadap Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) dan Bursa Kerja Kusus (BKK). Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan APBD II dana bagi hasil cukai tembakau sebesar Rp 15.000.000; dengan dana terserap sebesar Rp.12.240.000; Dilaksanakan dengan sasaran cabang-cabang LPTKIS yang ada di kabupaten Wonosobo. Tujuannya adalah untuk memonitor pelaksanaan rekrutmen di LPTKIS yang memiliki cabang di Wonosobo dan untuk menegakkan aturan pendirian serta rekrutmen calon TKI bagi LPTKIS yang membuka cabang di Wonosobo

 Monitoring dan evaluasi penempatan tenaga kerja Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan APBD II sebesar Rp 200.000.000; dengan dana terserap sebesar Rp.199.880.000; Kegiatan ini dipakai untuk memfasilitasi penyelesaian klaim jaminan asuransi TKI yang meninggal di Luar Negeri (Malaysia) serta untuk memonitoring pelaksanaan rekrutmen sekaligus mencari lowongan kerja ke Luar Jawa. Dilaksanakan di 8 lokasi penempatan AKAD, 2000 orang

Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Program ini dilaksanakan dengan menggunakan dana sebesar Rp 180.200.000; yang terdiri dari 6 kegiatan yaitu :

 Fasilitasi penyelesaian prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial dengan dana sebesar Rp. 30.000.000; dengan capaian daya serap keuangan Rp. 30.000.000; atau sebesar 100%

(5)

Hambatan penyelesaian kasus PHI adalah Para Pihak terkait kurang memahami peraturan perundangan. Tindakan penyelesaian kasus PHI yang dilakukan adalah dengan menyelesaikannya sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisahan Hubungan Industrial dan Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah menyelesaikan Perselisihan Hubungan Industrial yang meminta jasa mediator.Tujuan dari kegiatan ini adalah menyelesaikan Perselisihan Hubungan Industrial yang meminta jasa mediator. Selama tahun 2012 jumlah kasus PHI yang ada di Kabupaten Wonosobo berjumlah9 kasus terdiri dari 1 kasus PHK yang melibatkan 1 orang tenaga kerja dan 9 kasus PHI yang melibatkan 91 orang tenaga kerja.

 Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenaga kerjaan, dengan dana sebesar Rp.30.000.000; dengan capaian daya serap keuangan sebesar 100% Dilaksanakan dengan mensosialisasikan UU no 3 tahun 1992 tentang Jamsostek, Sosialisasi tentang Norma K3, Sosialisasi tentang Perlindungan Pekerja Perempuan, Sosialisasi Pencegahan HIV/AIDS di tempat kerja. Dilaksanakan di penampungan PJTKI dan Aula Disnakertrans.

 Peningkatan pengawasan dan perlindungan serta penegakan hukum terhadap K-3 dengan dana sebesar Rp 97.200.000; dengan capaian daya serap keuangan sebesar 100% Tujuan dari K3 itu sendiri adalah untuk melindungi keselamatan dan kesehatan kerja para pekerta dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk pelanggaran bahaya yang ada di lingkungan tempat kerja. Pada tahun 2012 kegiatan ini dilaksanakan melalui Kegiatan Pengawasan dan pemeriksaan di 50 perusahaan lokal Wonosobo Yaitu Peninjauan kebijakan dan penyediaan lokasi kerja yang sesuai dengan aturan ketenagakerjaan seperti penggunaan peralatan yang sesuai dengan standar K-3, upah jam kerja, pemberian jamsostek, upah lembur dan lain-lain. Dengan sasaran perusahaan skala kecil, menengah dan besar yang berada di wilayah kabupaten Wonosobo. Dilaksanakan mulai bulan Januari 2012 sampai bulan Desember 2012.

Hasil dari kegiatan ini adalah Tumbuhnya kesadaran pengusaha dalam mentaati peraturan yang ada untuk memberikan jaminan terhadap pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3).

 Peningkatan Kegiatan Dewan Pengupahan dengan alokasi dana sebesar Rp 45.000.000; dengan capaian daya serap keuangan sebesar 100% Kegiatan ini merupakan fasilitasi wadah permusyawaratan dan konsultasi antara pekerja/buruh, pengusaha dan pemerintah dalam rangka meminimalkan perselisihan hubungan industrial melalui penciptaan hubungan yang harmonis antara ketiganya. Upaya ini akan berimplikasi terhadap iklim investasi Kabupaten Wonosobo yang membaik Kegiatan Dewan Pengupahan terdiri dari tiga bagian yaitu

1) Survey kebutuhan hidup layak (KHL)

Kegiatan ini dilaksanakan secara langsung sebagai acuan pembuatan usulan upah minimum kabupaten 2013. Survey dilaksanakan secara langsung di dua lokasi yaitu pasar Induk Wonosobo dan Pasar Kertek Wonosobo. Susunan Tim Survey KHL terdiri dari 6 Orang dari Apindo, 6 Orang dari Serikat Pekerja, 1 Orang Pakar dan 1 orang perwakilan dari BPS serta 6 orang dari Disnakertrans. Sehingga jumlah keseluruhan dari tim survey KHL adalah 20 orang. Pelaksanaaan Survey

(6)

pada tanggal 3 April 2012, 8 Mei 2012, 27 Agustus 2012, 3 November 2012, 1 Desember 2012, 13 Januari 2012, 1 Februari 2012 dan 3 Maret 2012

Obyek yang disurvey berupa Sandang, Pangan, Papan untuk pekerja lajang sesuai dengan ketentuan Dewan Pengupahan Nasional. Hasil survey digunakan untuk menentukan UMK 2013

2) Sidang Dewan Pengupahan

Dilaksanakan sebanyak 12 kali pada tanggal 16 Januari 2012, 4 Februari 2012, 3 Maret 2012, 4 April 2012, 10 Mei 2012, 6 Juni 2012, 5 Juli 2012, 28 Agustus 2012, 29 September 2012, 13 Oktober 2012, 10 November 2012, 5 Desember 2012, Bertempat di Aula Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Wonosobo. Agenda dari sidang tersebut adalah Pembahasan hasil survey, rapat penetapan UMK, dan Usulan Penetapan UMK ke Propinsi

 Penyelesaian klaim Jaminan Hari Tua (JHT) Jamsostek dengan dana sebesar Rp 10.000.000; yang dialokasikan untuk memfasilitasi penyelesaian klaim JHT Jamsostek khususnya bagi tenaga kerja Wonosobo yang mengalami permasalahan. Pada tahun 2012, Disnaker Wonosobo telah melakukan pendampingan terhadap klien dengan masalah pengurusan JHT sebanyak 18 kasus. Kebanyakan dari mereka adalah ex pekerja program AKAD perkebunan kelapa sawit. , Disnakertrans Kabupaten Wonosobo melalui bidang Pengawasan Tenaga Kerja terus berupaya berkoordinasi dengan berbagai pihak dengan memberikan pengarahan atau penyuluhan terhadap perusahaan maupun tenaga kerja sendiri tentang hak maupun kewajiban masing – masing pihak khususnya yang berkaitan dengan masalah JHT serta peningkatan komitmen antara perusahaan pemakai pekerja asal Wonosobo dan dengan Dinas Tenaga Kerja setempat, dalam rangka mempermudah penyelesaian permasalahan tenaga kerja

 Peningkatan Lembaga Ketenagakerjaan LKS Bipartit, Tripartit dan Serikat Pekerja dengan alokasi dana sebesar Rp 28.000.000; Kegiatan ini merupakan fasilitasi wadah permusyawaratan dan konsultasi antara pekerja/buruh, pengusaha dan pemerintah dalam rangka meminimalkan perselisihan hubungan industrial melalui penciptaan hubungan yang harmonis antara ketiganya. Upaya ini akan berimplikasi terhadap iklim investasi Kabupaten Wonosobo yang membaik diinisiasi melalui kegiatan: 1) Sidang LKS Tripartit, 3 x kegiatan. Sidang LKS TriPartit ini membahas

permasalahan yang terjadi di bidang ketenagakerjaan dan mencarikan solusi yang tepat. Bertempat di Aula Disnakertrans

2) Sidang Badan Pekerja LKS Tripartit 3 x kegiatan Bertempat di aula Disnakertrans.Sidang ini merupakan kegiatan tindaklanjut dari hasil sidang LKS Tripartit

3) Mengikuti Porseni Tripartit di Provinsi Jawa Tengah di Semarang Tanggal 23-24 Juni 2012

4) Sosialisasi UMK Wonosobo 2012

Sosialisasi kepada pengusaha dan pekerja mengenai Keputusan Gubernur tentang UMK Tahun 2013, agar keputusan tersebut dipahami dan dilaksanakan. Dilaksanakan pada tanggal 21 Nopember 2012 dan dihadiri oleh Pengusaha, Pengurus Dewan Pengupahan Kabupaten dan Apindo dengan Materi sosialisasi. Keputusan Gubernur

(7)

Jawa Tengah tentang UMK Wonosobo tahun 2013 sebesar Rp 880.000,00. Hasil/ Manfaat dari program ini adalah:

1) Menyelesaikan semua kasus yang timbul sesuai dengan standar prosedur yang berlaku

2) Meningkatkan Kesejahteraan dan Perlindungan Tenaga Kerja melalui standar Upah Minimum Kabupaten

3) Tercipta hubungan kerja yang serasi dan harmonis antara pengusaha dan pekerja

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Dengan anggaran sebesar Rp. 177.115.000,00 , tujuan program Pelayanan Administrasi Perkantoran adalah menyediakan sumber daya dalam pelaksanaan urusan ketenagakerjaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, telah dilaksanakan kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah, dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintahan. Kegiatan tersebut mampu menyerap anggaran sebesar Rp. 168.759.067,00 atau sebesar 95,28 %

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur mencakup pengadaan komputer/laptop, printer, pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/berkala meubelair, pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kantor, pemeliharaan rutin/berkala alat-alat rumah tangga, dan rehabilitasi sedang/berat gedung kantor. Kegiatan ini menyerap anggaran sebesar Rp. 97.444.172,00

c. CAPAIAN KINERJA URUSAN KETENAGAKERJAAN

Capaian kinerja pada Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2012 dapat terefleksikan pada tabel dibawah ini :

Tabel IV.B.12.2

Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2012

Berdasarkan IKK Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD)

No. Indikator Kinerja

Kunci (IKK) Rumus Perhitungan

Capaian Kinerja 1 Tingkat partisipasi

angkatan kerja

(∑penduduk angkatan kerja)/ (∑penduduk usia kerja (15-64th) ) x 100%

416421/ 494810 x 100%

84,15%

2 Pencari Kerja yang ditempatkan

(∑pekerja yg

ditempatkan)/ (∑pencari kerja yang mendaftar) x 100%

3246/5610 x 100%

(8)

No. Indikator Kinerja Kunci (IKK)

Rumus Perhitungan Capaian

Kinerja 3 Kualitas tenaga

kerja rasio kelulusan S1, S2, S3 (∑lulusan S1.S2,S3)/ (∑penduduk) x 10000 11524/811418 x 10000 142,0229771 4 Tingkat ketergantungan rasio ketergantungan (∑penduduk usia<15th-usia>64th)/ (∑penduduk usia (15-64th) x 100% 4206/494810 0,08%

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012

Tabel IV.B.12.3

Capaian kinerja Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2012 berdasarkan Indikator RPJMD 2010-2015

No. Indikator Capaian Kinerja

2011 2012

1 % Tingkat pengangguran terbuka

(Jumlah pekerja yang

ditempatkan) / (Jumlah pekerja yang mendaftar)x100 % 4.083 --- x 100% = 56,16% 7.270 3246/5610 x 100% = 57,90%

2 Jumlah pencari kerja terdaftar

yang ditempatkan 3.246 3879

3 Jumlah BKK (Bursa Kerja

Khusus) 14

15 4 Jumlah tenaga kerja yang

mendapat pelatihan berbasis masyarakat

50 124

5 Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi

APBN 288 org, APBD 36 org

APBD 64, APBN 480 org 6 Jumlah tenaga kerja yang

mendapat pelatihan kewirausahaan

25 120

7 Jumlah kasus yang diselesaikan

melalui perjanjian kerjasama 10 12

8 Rasio UMR dan KHL UMR : 775.000 KHL: 861.111 = 0,90

UMR:880000, KHL: 907216 9 Jumlah pekerja/buruh yang ikut

program Jamsostek 4.065 4206

10 Jumlah besaran pemeriksaan

perusahaan 82 28

11 Jumlah besaran pengujian

peralatan perusahaan 35 63

(9)

Melalui program dan kegiatan yang telah dilaksanakan diharapkan dapat tercipta kesempatan bekerja yang dapat memperbaiki taraf hidup tenaga kerja dan keluarganya yang berdampak pada penanggulangan kemiskinan serta kelancaran pembangunan daerah. Melalui pemberlakuan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 yang dapat dipatuhi oleh pekerja dan pengusaha, akan menciptakan kondisi iklim kerja yang kondusif dan perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan kerja sebagai hak dasar pekerja akan lebih terjamin. Implementasi program ini dalam beberapa kegiatan yaitu penyelesaian perselisihan hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja, peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum tehadap keselamatan dan kesehatan kerja, peningkatan kegiatan dewan pengupahan kabupaten, penyelesaian kasus TKI bermasalah, penyelesaian klaim JHT Jamsostek, pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, dan peningkatan lembaga ketenagakerjaan LKS bipartit, tripartit, dan serikat pekerja sehingga diharapkan adanya hubungan harmonis antara pemerintah, perusahaan dan serikat pekerja yang akan mendukung terciptanya iklim usaha kondusif, pada akhirnya mampu menarik investor masuk ke Wonosobo.

Tabel IV.B.12.4

Elemen Data EKPOD Urusan Ketenagakerjaan

No. Jenis Data Tahun

2011 2012

1 Jumlah Angkatan Kerja 392.465 416.421

2 Jumlah Penduduk yang Bekerja 369.940 394.042

3 Jumlah Pengangguran 22.525 22,379

4 Angkatan kerja 15 th ke atas 392.465 392.465

5 Jumlah sengketa pengusaha pekerja 3 12

6 Jumlah pekerja usia 5 th ke atas 369.940 416.421

7 Jumlah pekerja anak usia 5-14 th 0 0

Sumber: Pusdatinaker dalam Survey Angkatan Kerja BPS, Agustus 2012

Berbagai program Kabupaten Wonosobo melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dilakukan dalam upaya peningkatan kesempatan kerja, antara lain melalui penempatan tenaga kerja lokal (AKL), penempatan tenaga kerja antar daerah (AKAD), dan penempatan kerja antar negara (AKAN), dimana prioritas kegiatan diarahkan pada masyarakat buruh tani dan petani subsisten yang perlu mendapatkan mata pencaharian yang layak. Data AKL, AKAD, dan AKAN dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(10)

Tabel IV.B.12.5

Jumlah Pencari Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Kabupaten Wonosobo

No. Pencari Kerja Tahun

2011 2012

1 Angkatan Kerja Lokal (AKL) 223 1061

2 Angkatan Kerja Antar Daerah (AKAD) 1.514 1392 3 Angkatan Kerja Antar Negara (AKAN) 1.509 1426

Total 3.246 3879

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012

Tabel. IV.B.12.6

Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Kabupaten Wonosobo

No. Jenis Data Tahun

2011 2012

1 Usaha Kecil Tenaga kerja ≤ 10 474 561

2 Usaha sedang Tenaga kerja 11-50 1.494 885 3 Usaha Menengah Tenaga kerja 51-100 1.015 818 4 Usaha Besar Tenaga kerja >100 6.768 6.894 Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012

d. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Urusan Ketenagakerjaan di Kabupaten Wonosobo, antara lain :

1) Masalah Internal  SDM :

- Jumlah Tenaga Pengawas Ketenagakerjaan yang memiliki spesifikasi di bidang Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang kurang.

- staf yang sudah melaksanakan diklat fungsional dan sudah mengajukan sebagai staf fungsional tetapi belum juga diangkat menjasi pegawai fungsional

- Perlu peningkatan kompetensi pegawai di bidang IT untuk melaksanakan pendataan secara komputerisasi.

- Masih kurangnya dukungan teknis, metodelogis, kemampuan berinovasi dan kemampuan penggunaan teknologi sesuai tuntutan jaman

 Alat dan Gedung :

- Bangunan yang kantor, antara Kantor Nakertrans dan UPTD BLK yang tidak satu atap, menyebabkan pelayanan ketenaga kerjaan kurang maksimal

- Sarana komputer yang kurang, sehingga beberapa pendataan masih bersifat manual

(11)

 Manajemen Operasional :

- Desain produk pelayanan yang belum customer oriented : membiarkan potensi antrian pencari AK I yang terlalu lama akibat kurangnya tenaga, banyaknya permintaan serta pendataan yang belum terkomputerisasi

- Sistem informasi belum mampu menghasilkan informasi yang akurat, apalagi up to date karena belum adanya bank data yang sifatnya terpusat (terkomputerisasi secara manual)

- Pola hubungan komunikasi dengan pihak ketiga (misal:PJTKI, LLS ataupun perusahaan) yang kurang terkoordinasi secara baik menjadikan banyak data yang harus dilaporkan tidak terlaporkan.

2) Masalah Eksternal

Berikutnya adalah faktor ancaman yang merupakan kondisi eksternal yang bisa berdampak menghambat kinerja organisasi namun demikian harus dikelola dengan baik agar dapat berubah menjadi suatu peluang yang dapat dicapai organisasi melalui berbagai terobosan. Berikut ancaman yang dihadapi Disnakertrans :

 Aspek Ekonomi Masyarakat

- Banyak perusahaan yang tidak mampu bertahan berproduksi sehingga berdampak meningkatnya angka pengangguran dan menurunnya daya beli masyarakat.

- Mata pencaharian sebagian besar masyarakat sebagai petani sehingga pendapatan dan daya beli tidak stabil.

 Aspek Penentu Kebijakan

- Pelaksanaan program kegiatan sangat tergantung pada program dan target yang ditawarkan pemerintah pusat (masih bersifat konvensional).

- Belum optimalnya dukungan Pemkab dan DPRD dalam penyelesaian masalah ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

 Aspek Psikologi

- Secara Psikologis, motivasi berwirausaha masyarakat kurang. Sehingga keberlangsungan usaha pemberdayaan perekonomian untul menekan angka pengangguran dan setengah pengangguran melaui program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja serta perluasan kesempatan kerja masih kurang maksimal

(12)

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan langkah dan upaya sebagai berikut:

1) Menjalin kemitraan dan memperluas lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan secara terbuka, demokratis dan berkeadilan;

2) Peningkatan pemenuhan syarat kerja dan penanggulangan perselisihan perburuhan untuk mensejahterkan pekerja dengan tetap memperhatikan kemampuan dinia usaha;

3) Mendorong dan membina pusat-pusat pelatihan ketrampilan agar meningkatkan standar kompetensinya;

4) Menciptakan iklim dunia usaha, dunia industri dan masyarakat pekerja yang sehat; 5) Pemenuhan sarana prasarana balai pelatihan kerja;

6) Mendorong pekerja/buruh meningkatkan kemapuannya melalui sertifikasi ketrampilan;

7) Inventarisasi dan identifikasi informasi ketenagakerjaan yang akurat; 8) Memberikan pendampingan kewirausahaan

9) Fasilitasi penyediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan;

10) Mengupayakan alokasi dana yang memadai melalui APBD Kabupaten, APBD Propinsi, APBN Tugas Pembantuan dan dekonsentrasi.

Gambar

Tabel IV.B.12.1
Tabel IV.B.12.2
Tabel IV.B.12.3
Tabel IV.B.12.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

memasuki ruang kreativitas yang akan membawanya melakukan eksplorasi gagasan, penciptaan, dan penyajian tari. Rangsang awal ini penting karena tujuan belajar yang disadari oleh

Mechanical properties e.g., tensile strength, flexural stress, flexural strain and tangent modulus of the composites are observed to be increases while the tensile strain decreases

Sedangkan BPJS Ketenagakerjaan menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 melaksanakan penyelenggaraan program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan

Dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan memberikan pemahaman khususnya mengenai pengajuan klaim pada program Jaminan Hari Tua (JHT) pada masa pandemi saat ini

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel pengangguran dan inflasi berdasarkan hasil uji bersama-sama, semua variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan

Petugas KSPPS menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan anggota KSPPS Amanah Ummah. Keterangan Jumlah Prosentase Apakahpetugas

Pembahasan dalam jurnal ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media boneka tangan dan pengaruhnya terhadap media pembelajaran daring dan ekonomi masyarakat yang

Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 100 responden diperoleh 47 persen responden menyatakan bahwa aroma khas buah produk fruit