• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Identifikasi Gulma.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Identifikasi Gulma.docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA “Identifikasi Gulma”

Oleh :

JANSEN TOCHIGI LINGGA 05111007130

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA 2014

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya dipandang dari manfaat yang didapat, tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu, tanaman yaitu tumbuhan yang menguntungkan dan dibudidayakan dan tumbuhan yang merugikan. Tumbuhan yang menguntungkan disebut tanaman yaitu tumbuhan yang dibudidayakan oleh manusia atau sengaja untuk ditanam karena mempunyai nilai ekonomis yang menjanjikan. Sedangkan tumbuhan yang merugikan adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannyadalam kegiatan budidaya atau dalam ilmu pertanian, karena dapat merugikan dalam hal menurunkan hasil produksi yang bisa dicapai oleh tanaman budidaya disebut gulma.

Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal penyerapan unsur-unsur hara, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang lingkup, mengotori kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma, dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin (racun) serta sebagai tempat hidup atau inang tempat berlindungnya hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan biaya-biaya usaha pertanian dan menurunkan produktivitas.

Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi, dapat bertahan hidup pada daerah kering, lembab bahkan tergenang, mampu beregenerasi atau memperbanyak diri besar sekali, dapat berkembang biak dengan cepat, mempunyai zat berbentuk senyawa kimia seperti cairan berupa toksin (racun) yang dapat mengganggu atau menghambat pertumbuhan tanaman pokok, bagian-bagian tumbuhan gulma yang lain dapat tumbuh menjadi individu gulma yang baru, seperti akar, batang, umbi dan lain sebagainya, sehingga memungkinkan gulma unggul dalam persaingan (berkompetisi) dengan tanaman budidaya, dapat dibedakan

(3)

menjadi beberapa golongan atau kelompok berdasarkan bentuk daun, daerah tempat hidup (habitat), daur atau siklus hidup, sifat botani dan morfologi, serta cara perkembangbiakan.

Dalam kurun waktu yang panjang, kerugian akibat gulma dapat lebih besar daripada kerugian akibat hama atau penyakit. Oleh karena itu, untuk menangani masalah gulma, maka perlu dilakukan identifikasi gulma yang dimaksudkan untuk membantu para petani dalam usaha menentukan program pengendalian gulma secara terarah sehingga produksi dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan. Adapun pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara preventif (pencegahan), secara fisik, pengendalian gulma dengan sistem budidaya, secara biologis, secara kimiawi dan secara terpadu.

Dalam penekanan populasi gulma yang terdapat pada suatu areal lahan budidaya dapat dilakukan dengan tepat diawali dengan melakukan identifikasi terhadap jenis gulma yang terdapat pada areal tersebut. Identifikasi adalah usaha yang dilakukan untuk mengenali ataupun mengetahui informasi mengenai suatu materi yang sedang diamati dimana materi yang dimaksud adalah gulma. Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi lahan budidaya. Misalnya pada perkebunan yang baru diolah, maka gulma yang dijumpai kebanyakan adalah gulma semusim, sedang pada perkebunan yang telah lama ditanami, gulma yang banyak terdapat adalah dari jenis tahunan. Keadaan suhu yang relatif tinggi, cahaya matahari yang melimpah, dan curah hujan yang cukup untuk daerah tropik juga mendorong gulma untuk tumbuh subur. Akibatnya gulma menjadi masalah dalam budidaya tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, perairan dan lahan non pertanian lainnya. Melalui faktor-faktor tersebut, upaya yang dilakukan dalam menekan popuasi gulma pada suatu areal dapat dilakukan dengan baik dan benar. Dan dengan mengidentifikasi guma dapat memberi solusi penanganan yang tepat tanpa mengalami kerugian. Kerugian dapat dihindari dengan mengenali terlebih dahulu gulma yang akan diberantas.

B. Tujuan

Untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis gulma yang terdapat pada suatu lahan budidaya.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia (Mangoensoekarjo, 1983). Pengertian gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negative (Johnny, 2006). Ada beberapa jenis gulma berdasarkan respon herbisida, termasuk gulma rumput. Rumput mempunyai batang bulat atau pipih berongga. Kesamaannya dengan teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit. Tetapi dari sudut pengendaliannya terutama responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan dibedakan gulma rumput semusim (annual) dan tahunan (parennial). Rumput semusim tumbuh melimpah, tetapi kurang menimbulkan masalah dibandingkan gulma rumput tahunan.

Program pengendalian gulma yang tepat untuk memperoleh hasil yang memuaskan perlu dipikirkan terlebih dahulu. Pengetahuan tentang biologis dari gulma (daur hidup), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma, pengetahuan mengenai cara gulma berkembang biak, menyebar dan bereaksi dengan perubahan lingkungan dan cara gulma tumbuh pada keadaan yang berbeda-beda sangat penting untuk diketahui dalam menentukan arah program pengendalian. Keberhasilan dalam pengendalian gulma harus didasari dengan pengetahuan yang cukup dan benar dari sifat biologi gulma tersebut, misalnya

a) dengan melakukan identifikasi,

b) mencari dalam pustaka tentang referensi gulma tersebut c) serta bertanya pada para pakar atau ahli gulma.

Ketiga cara ini merupakan langkah pertama untuk menjajaki kemungkinan cara pengendalian yang tepat (Ariance Y. Kastanja, 2011).

Adanya berbagai definisi dan dekripsi gulma menunjukkan bahwa golongan gulma mempunyai kisaran karakter luas dan mempunyai konsekuensi dalam pemberantasan dan pengelolaannya. Dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara dibawah ini:

(5)

1. Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium.

2. Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan 3. Mencari sendiri melalui kunci identifikasi

4. Membandingkan dengan determinasi yang telah ada. 5. Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia

Cara identifikasi dengan membandingkan tumbuhan gulma dengan gambar paling praktis dan dapat dikerjakan sendiri di tempat, oleh karena telah banyak publikasi gambar dan foto-foto gulma. Identifikasi dengan membandingkan determinasi dari spesies gulma kemudian mencari dengan kunci identifikasi sedikit banyak kita harus memahami istilah biologi yang berkenaan dengan morfologi (Sastroutomo, 1990). Bila ada spesies gulma yang sukar diidentifikasi, maka herbarium gulma (lengkap daun, batang, bunga, bunga dan akarnya) tersebut dapat dikirim ke herbarium.

Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi dan penelaahan spesies gulma; terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan lingkungan dan sifat-sifat generatif yang cenderung tetap.Sifat vegetatif gulma antara lain : perakaran, bagian batang dan cabangnya, kedudukan daun, bentuk daun, tepi daun dan permukaan daun, terdapat alat-alat tambahan misalnya daun penumpu atau selaput bumbung, beragam dan berbeda-beda untuk tiap spesies gulma. Bagian generatif yang dapat digunakan sebagai kriteria tanaman antara lain adalah : jumlah dan duduknya bunga, bagian-bagian bunga, warna kelopak bunga, warna mahkota bunga, jumlah benang sari, serta bentuk, ukuran, warna, jumlah buah/biji (Steenis, 1981).

Identifikasi sangat penting terutama dalam memahami tanda-tanda karakteristik seperti yang berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi luar) gulma. Dengan memahami karakteristik tersebut, dalam melakukan upaya pengendalian gulma akan lebih mudah. Disamping itu juga kita harus memperhatikan faktor-faktor lain, seperti misalnya iklim, jenis tanah, biaya yang diperlukan, dan pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkannya (Tjitrosoedirjdjo, 1984).

(6)

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum “Pengendalian Gulma” yang berjudul “Identifikasi Gulma” dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014, pukul 14:30 sampai dengan selesai dan bertempat di Sekitar Rumah Bayang Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat-alat tulis, dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan adalah jenis-jenis gulma yang telah diamati.

C. Cara Kerja

Cara kerja dari Praktikum “Ilmu Gulma” yang berjudul “Identifikasi Gulma” adalah sebagai berikut:

1. Amatilah gulma yang ada disekitar Fakultas Pertanian atau di Sekitar Rumah Bayang Jurusan Agronomi.

2. Cari nama gulma, siklus hidup tanaman, morfologi, habitat, serta deskripsi lainnya.

(7)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adapun jenis-jenis gulma yang terdapat pada areal yang diamati dan dalam jumlah populasi yang cukup tinggi, antara lain:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae (suku

bayam-bayaman) Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus spinosus L.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Phyllanthus

(8)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Mimosa

Spesies : Mimosa pudica Duchass

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan) Kelas : Filicopsida

Ordo : Polypodiales Famili : Pteridaceae Genus : Adiantum

Spesies : Adiantum cuneatum

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Ordo : Commelinales Famili : Commelinaceae Genus : Commelina

(9)

B. Pembahasan

Gulma merupakan salah satu kendala utama dalam usaha pembudidayaan suatu tanaman. Gulma dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat di lahan tanaman budidaya sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mengakibatkan turunnya hasil panen baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Menurut morfologinya biasanya orang membedakan gulma ke dalam tiga kelompok. Ketiga kelompok gulma memiliki karakteristik tersendiri yang memerlukan strategi khusus untuk mengendalikannya.

a. Gulma teki-tekian

Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Ciri-cirinya adalah penampang lintang batang berbentuk segi tiga membulat, dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok ini mencakup semua anggota Cyperaceae (suku teki-tekian) yang menjadi gulma. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan (Cyperus kyllinga), dan Scirpus moritimus.

b. Gulma rumput-rumputan

Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon, alih-alih umbi. Stolon ini di dalam tanah membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contoh gulma kelompok ini adalah alang-alang (Imperata cylindrica).

c. Gulma daun lebar

Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.),

(10)

wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica).

Pengendalian gulma merupakan subjek yang sangat dinamis dan perlu strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal perlu dipertimbangkan sebelum pengendalian gulma dilakukan:

1. Jenis gulma dominan 2. Tumbuhan budidaya utama

3. Alternatif pengendalian yang tersedia 4. Dampak ekonomi dan ekologi

Menurut Soekisman, gulma dapat diidentifikasi dengan menempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara di bawah ini :

1. Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium.

2. Konsultasi langsung dengan para ahli di bidang yang bersangkutan. 3. Mencari sendiri melalui kunci identifikasi.

4. Membandingkan dengan determinasi yang ada. 5. Membandingkan dengan illustrasi yang berbeda.

Cara klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami (natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan hanya didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja, sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan sebaliknya beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan mungkin dikelompokan bersama dalam satu kelompok. Hal demikian inilah yang merupakan kelemahan utama dari kalsifikasi sistem buatan. Pada klasifikasi sistem alami pengelompokan didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat morfologis yang penting. Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada klasifikasi sistem buatan, sebab menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hubungan filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok yang sama.

(11)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang terdapat pada praktikum ini, antara lain:

1. Gulma merupakan salah satu kendala utama dalam usaha pembudidayaan suatu tanaman.

2. Cara klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami (natural).

3. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara preventif (pencegahan), secara fisik, pengendalian gulma dengan sistem budidaya, secara biologis, secara kimiawi dan secara terpadu.

4. Gulma berdasarkan morfologinya, dibedakan menjadi rerumputan, berdaun lebar, dan teki-tekian.

5. Gulma berdasarkan habitat atau tempat tumbuhnya, dibedakan menjadi gulma darat dan gulma air.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah hendaknya para praktikan melakukan identifikasi dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan identifikasi.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Johnny, Martin. 2006. Dasar-dasar Mata Kuliah Gulma di Jurusan Biologi. Universitas Udayana. Bali.

Mangoensoekarjo S, Balai Penelitian Perkebunan, Medan. 1983. Gulma dan Cara Pengendalian Pada Budidaya Perkebunan. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen

Sasfroutomo, s.s. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka. Steenis, C.G.G.J. 1978. Flora. P.T. Pradnya Paramita Jakarta.

Tjitrosoedirdjo, Soekisman dkk. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan.PT. Gramedia : Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari perhitungan yang telah dilakukan perencanaan SPCB pengaruh arus transportasi container, daerah pelayaran dan jarak tempuh sangat berpengaruh pada kapasitas angkut

Iklan Baris Iklan Baris JAKARTA UTARA Serba Serbi SABLON RUPA-RUPA SEKOLAH Rumah Dikontrakan JAKARTA PUSAT LAIN-LAIN JAKARTA SELATAN JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR

 Untuk mengetahui faktor resiko yang diduga berperan dalam terjadinya myoma uteri pada pasien dalam laporan kasus ini..  Untuk mengetahui bagaimana diagnosis myoma uteri

1) Dengan menggunakan persamaan ACI diperoleh besarnya kontribusi dinding bata terhadap beban aksial adalah 107,2 kN pada benda uji RM-A dan dan 108,4 kN pada

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini menguji pengaruh dari karakteristik internal yang dapat dilihat dari tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran TBM Rumah Uplik dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang meliputi:

axis frontal : superior, terlihat lead I negatif dan lead AVF juga negatif., sehingga gambarannya seperti gelombang S yang dalam. Baseline yang digunakan untuk menyatakan lead