• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERANCANGAN KAWASAN STASIUN TANJUNG KARANG YANG BERORIENTASI TRANSIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP PERANCANGAN KAWASAN STASIUN TANJUNG KARANG YANG BERORIENTASI TRANSIT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PERANCANGAN KAWASAN STASIUN TANJUNG

KARANG YANG BERORIENTASI TRANSIT

Bima Kesuma1, Dr.Ir M.Irfan Affandi, M.Si.2, Hafi Munirwan, S.T., M.Sc.3

1

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi sumatera 2

Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota , Institut Teknologi sumatera 3

Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi sumatera Email: bima.22117014@student.itera.ac.id

Corresponden author : hafi.munirwan@pwk.itera.ac.id

ABSTRAK

Potensi Stasiun Tanjungkarang yang berlokasi di pusat kota Bandar Lampung dan menjadi simpul transportasi , menjadikan stasiun Tanjung Karang sebagai kawasan Transit . Kawasan Stasiun Tanjung Karang pada RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2031 direncanakan menjadi kawasan TOD, Namun kondisi eksisting kawasan stasiun Tanjung Karang dapat dikatakan belum siap dikatakan sebagai kawasan TOD. Terdapat persoalan terkait interkonektifitas kawasan sentral sekitar stasiun yang tidak terkoneksi dengan baik melalui jaringan transportasi bermotor maupun non bermotor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan Konsep Perancangan Kawasan Stasiun Stasiun Tanjung Karang yang Berorientasi Transit harapannya dengan dirangcangnya kawasan Stasiun Tanjung Karang dengan konsep TOD, kawasan ini dapat menjadi lebih optimal menjadi kawasan TOD. Dalam mencapai tujuan penelitian dilakukan dengan 1) Mengidentifikasi potensi masalah kawasan Tanjung Karang dan Kota Bandar Lampung dengan analisis konten membedah perencanaan terkait kawasan stasiun Tanjung Karang dari dokumen perencanaan yang melingkupi wilayah penelitian; 2 ) Menyusun konsep penataan kawasan transportasi Tanjung Karang menggunakan analisis-deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati terutama terkait dengan bagaimana konsep pengembangan kawasan dengan sistem pembangunan berorientasi transit (TOD) di wilayah Kecamatan Tanjung Karang Pusat dan Kecamatan Enggal; 3 ) Merancangan kawasan Tanjung Karang dengan konsep penataan kawasan yang berorientasi transit dengan pendekatan perancangan kota dan prinsip TOD yang dituangkan dalam desain perancangan. Data-data penelitian didapatkan melalui wawancara dengan teknik pengambilan sampel purposive dengan harapan sampel yang diwawancarai yaitu stakeholder terkait dengan Stasiun Tanjung Karang dan Regulator terkait perencanaan kawasan dapat menjawab pertanyaan karena mengerti terkait persoalan kawasan penelitian. Dalam penyusunan konsep Perancangan Kawasan Stasiun Stasiun Tanjung Karang yang Berorientasi Transit ini dengan merumuskan elemen / panduan perancangan kota yang disesuaikan dengan prinsip dari konsep TOD.

(2)

2

ABSTRACT

The potential of Tanjungkarang Station, which is located in the center of Bandar Lampung city and becomes a transportation node, makes Tanjung Karang Station a Transit area. The Tanjung Karang Station area in theSpasial Plan (RTRW) of Bandar Lmapung City in 2011-2031 is planned to be a TOD area, however, the existing condition of the Tanjung Karang station area can be said to be not ready called a TOD area. There are problems related to the interconnectivity of the central area around the station which is not well connected through motorized and non-motorized transportation networks. The purpose of this research is to formulate a Transit Oriented Design Concept for Tanjung Karang Station Station. It is hoped that by designing the Tanjung Karang Station area with the TOD concept, this area can become more optimal as a TOD area. In achieving the objectives of the research, it was carried out by 1) Identifying potential problems in the Tanjung Karang area and Bandar Lampung City with content analysis dissecting the planning related to the Tanjung Karang station area from the planning documents covering the research area; 2) Develop the concept of structuring the Tanjung Karang transportation area using descriptive-analysis in the form of written or spoken words from the observed behavior, especially related to how the concept of regional development with a transit-oriented development system (TOD) is located in the Tanjung Karang Pusat and Enggal sub-districts; 3) Develop a design guide for the Tanjung Karang area with the concept of transit-oriented area planning with a city design approach and the TOD principles as outlined in the design design. The research data was obtained through interviews with purposive sampling techniques with the hope that the sample interviewed, namely stakeholders related to Tanjung Karang Station and Regulators related to regional planning can answer questions because they understand the issues related to the research area. In drafting the concept of the Transit-Oriented Tanjung Karang Station Station Area by formulating elements/guidelines for urban design that are adapted to the principles of the TOD concept.

Keywords: Urban Design, Transit Oriented Development, Connectivity

A. PENDAHULUAN

Di kota Bandar Lampung, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung tahun 2011-2031 , Kota Bandar Lampung diprioritaskan yaitu salah satunya dalam pengembangan angkutan umum dan terminal melalui pembangunan dan pengembangan kawasan TOD. Stasiun Tanjung Karang yang berada di pusat kota Bandar Lampung merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan

yang direncanakan dalam

pengembangannya menggunakan sistem TOD .

Saat ini penduduk kota Bandar Lampung masih banyak yang menggunakan kendaraan pribadi untuk menunjang aktifitas kesehariannya,dalam hal itu pemerintah juga masih mendukung untuk penggunaan kendaraan pribadi melalui infrastruktur seperti pelebaran jalan. hal tersebut semakin membuat transportasi umum tidak diminati oleh masyarakat. transportasi umum di Kota Bandarlampung sudah lama dikembangkan seperti Bus Rapid Transit / BRT yang

(3)

3 melayani beberapa trayek di Kota Bandar Lampung. Namun BRT yang ada masih tidak diprioritaskan untuk digunakan oleh kebanyakan masyarakat di Kota Bandar Lampung yang berimplikasi pada kemacetan yang tinggi di simpul simpul kegiatan, khususnya di pusat kota. padahal dengan ada nya transportasi umum, dan minat masyarakat yang tinggi untuk menggunakannya diharapkan dapat membantu pengembangan kawasan khususnya kawasan TOD di Kota Bandarlampung.

Kawasan Stasiun Tanjung Karang merupakan salah satu kawasan simpul transportasi di pusat kota Bandar Lampung, selain BRT, terdapat angkutan kota,Damri dan yang utama adalah transportasi Kereta Api. Simpul transportasi tersebut dapat menjadi potensi untuk pengembangan TOD di Kota Bandarlampung. Namun juga menjadi suatu permasalahan jika tidak mempersiapkan unsur unsur pendukung TOD dalam mendukung kebutuhan terhadap simpul pergerakan yang sangat penting sebagai wujud pelayanan terhadap kegiatan pergerakan pelayanan moda angkutan umum, serta menghindari akumulasi perpindahan dimulai dari simpul pergerakan di masa yang akan datang

Sehingga dengan pengembangan Stasiun Tanjung Karang yang didasarkan

pada perkembangan kawasan

TOD,diharapkan menjadi solusi untuk yang

mengintegrasikan desain ruang kota untuk menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik melalui konektifitas yang mudah dengan berjalan kaki dan bersepeda (non-motorized transport) di sekitar kawasan Stasiun Tanjung Karang yang dekat dengan pelayanan angkutan umum (motorized transport) dengan optimal ke seluruh kota. dengan banyaknya pergerakan yang ada di kawasan TOD Stasiun Tanjung Karang , maka dari itu diharapkan kegiatan yang ada di kawasan menjadi yang aktif dengan banyaknya jenis kegiatan yang ada.

Maka dari itu, untuk menjawab permasalahan yang ada di kawasan Penelitian terdapat pertanyaan penelitian untuk diteliti yaitu “Bagaimana Konsep Perancangan

Kawasan Stasiun Stasiun Tanjung Karang yang Berorientasi Transit ? “

B. METODE PENELITAN

1. Metode Pendekatan dan

Pengumpulan Data

Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deduktif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode deduktif yaitu berangkat dari suatu kebenaran yang bersifat umum mengenai suatu fenomena (teori) kemudian dibuktikan dengan fakta-fakta pada suatu peristiwa atau data tertentu dengan memakai kaidah logika tertentu. Dalam metode deduktif berlandasakan teori sebagai acuan untuk memecahkan masalah dalam penelitian.

(4)

4 Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,

persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.

Hasil penelitian ini bersifat analisis-deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati terutama terkait dengan bagaimana konsep pengembangan kawasan dengan sistem pembangunan berorientasi transit (TOD) di wilayah Kecamatan Tanjung Karang Pusat dan Kecamatan Enggal.

Dalam pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer yaitu data yang didapatkan melalui survei langsung ke lapangan sehingga memperoleh data sesuai dengan kondisi yang ada. Berdasarkan Sugiyono (2013) bentuk data primer dalam penelitian ini adalah kajian literatur , wawancara dan observasi.

2. Metode Perancangan

Pandekatan perancangan dengan konsep TOD merumuskan prinsip prinsip yang ada dalam konsep TOD pada elemen-elemen perancangan, berikut matriks pendekatan perancangan dengan konsep TOD

.TABEL 1. Rumusan Perancangan

Kawasan TOD

Sumber : Hasil analisis, 2021

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tata Guna Lahan

Pada kawasan rancangan terdapat kegiatan utama yaitu sebagai kawasan transit yang terdiri dari kegiatan yang berhubungan dengan transportasi seperti halte,stasiun,terminal DAMRI. Selain itu kegiatan utama tersebut saling mendukung kegiatan pendukung lainnya seperti pelayanan umum, perdagangan dan jasa, permukiman serta rekreasi. Terdapat perubahan guna lahan yng dirancang yaitu mengaokomodir rencana dari PT KAI untuk mennjadikan puncak gunung sari sebagai kawasan wisata karena memiliki potensi keindahan pemandangan. Selanjutnya untuk mengoptimalkan kawasan TOD guna lahan yang berada di depan perjas ramayana di jadikan jalur pedestrian dan RTH, hal tersebut dikarenakan kondisi eksisting yang

No

Elemen Perancangan

Kota

Prinsip TOD Rumusan Perancangan Kota dengan Konsep TOD

1

Tata Guna Lahan dan Tata Bangunan

Mix,Compact,Densify

Tata guna lahan pada kawasan TOD dijustifikasikan dengan guna lahan campuran

khususnya perjas dan pemukiman , selain bercampur, guna lahan kawasan TOD juga kompak dan padat Kepadatan permukiman dan

pekerjaan yang tinggi mendukung angkutan berkualitas tinggi, pelayanan lokal, dan aktivitas

ruang publik.

2 Sirkuasi dan

Jalur Pedestian Walk,Cycle,Conect

jaringan transportasi (bermotor maupun on bermotor) dalam kawasan TOD harus dapat mendukung sistem jaringan pedestrian dan sepeda agar dapat interkonektifitas kawasn

menjadi lancar

3 Open Space Walk dan Cycle

Ruang terbuka dalam kawasan TOD dapat menambah kenyamanan dari pengguna jalur pedestiran dan sepeda yang dapat diterapkan

sebagai jalur ruang terbuka

4 Preservasi dan

Activity Support Transit dan Mix

Sebagai kawasan Transit, kawasan TOD harus terdapat dengan kegiatan pendukung maupun preservasi yang dapat menambah nilai kawasan

serta menoptimal kan kawasan TOD

5 Signage Transit dan Conect

Rambu penanda yang di sediakan dalam perancanagan kawasan TOD diharapkan dapat menjadi pelengkap kegiatan transit dan dapat mengkoneksikan pengguna kawasan TOD

(5)

5 tidak dapat dilalui oleh pedestrian dengan nyaman dan aman.

Sumber : Hasil Olah Data Penelitian,2021 GAMBAR 1. TATA GUNA LAHAN KAWASAN TOD TANJUNG KARANG 2. Perancangan Konsep Kultur Budaya

Lampung Sebagai Preservasi Kawasan Konsep yang dirancang menggunakan mengedepankan ketersediaannya vegetasi yang selain dapat membuat nyaman pengguna kawasn namun dapat menjaga kelestarian alam. Disamping itu terdapat ornamen kebudayaan lampung yang diharapkan dapat mengenalkan kebudayaan lampung .

Sumber : Hasil Observasi Penelitian,2021

GAMBAR 2. Ornamen Lampung Sebagai Preservasi Kawasan Perancangan

Berdasarkan Gambar 1 Motif

dalam rencana pedestrian diatas, sebagai

preservasi

yang

bermakna

sebuah

lambang perjalanan hidup manusia sejak

dari lahir sampai saat menutup mata

selama-lamanya. Kapal juga diartikan

sebagai perlambang kehidupan manusia

yang senantiasa bergerak dari satu titik

ke titik tujuan. Selain itu terdapat motif

pengisi, yang mengisi daerah-daerah

kosong di antara motif utama. Motif

jenis ini juga bisanya berbentuk segitiga,

kotak dan helaian pakis atau motif

lain-lain.

3. Perancangan Konsep Kultur Budaya Lampung Sebagai Preservasi Kawasan

Tata bangunan untuk kawasan

transit pada kawasan rancangan yaitu

berada di pusat dari kawasan yang

dirancang TOD dengan radius 400-500m

. Hal ini bertujuan untuk memudahkan

aksesbilitas antar kawasan terutama dari

dan menuju kawasan transit. Selain itu

bentuk masa bangunan dan jaringan

utilitas di sesuaikan dengan kondisi fisik

arah matahari dengan menata bangunan

menghadap selatan atau tidak mengubah

kondisi eksisting dengan menambah

vegetasi

untuk

menghalangi

sinar

(6)

6

Intensitas masa bangunan di

kawasan penelitian dan sekitarnya

mengikuti

kondisi

eksisting

dan

intensitas kawasan sekitar yaitu dengan

intensitas tinggi untuk pengoptimalan

kawasan dengan bentuk bangunan yang

kompak . Adapun arahan masa bangunan

yang kompak ini sesuai dengan kondisi

eksisting yaitu dengan jumlah lantai

minimal 3 lantai dengan KDB maksimal

100%

Sumber : Hasil Olah Data Penelitian,2021 GAMBAR 3. Bentuk tata masa bangunan

kawasan perancangan 4. Ruang Terbuka Hijau

Pada kawasan yang dirancang terdapat rencana penambahan ruang terbuka publik yang memang menjadi isu strategis kawasan yang dirancang. Ruang publik yang dirancang juga terdapatpada jaringan jalan pedestrian untuk memberikan kenyamanan pada pedestrian yang menggunakan jalur pedestrian. Ruang TerbukaHijau yang berada di kawasan rancangan terdapat di jalan Kota Raja serta di jaringan pedestrian sekitar perdagangan jasa Ramayana untuk mempermudah akses dan konektifitas kawasan

Sumber : Hasil Olah Data Penelitian,2021 GAMBAR 4. Persebaran Ruang Terbuka

Hijau 5. Sirkulasi

Gubahan sirkulasi yang direncanakan termuat pada sirkulasi masuk dan keluar kawasan perdagangan jasa Pasar Tengah. Sirkulasi dibuat menjadi 1 arah dengan 1 pintu keluar dan 1 pintu masuk untuk mengurai kemacetan. Kegaiatan di dalam pasar tengah juga di gukung dengan jalur pedestrian yang menghubungkan antar ruko menuju kantong parkir sehingga dengan rancangan seperti itu dapat mengoptimalkan kawasan TOD dengan mengakases kawasan dengan berjalan kaki. Selain itu terdapat juga jembatan penyebrangan orang guna melancarkan sirkulasi pergerakan pedestrian maupun kendaraan yang melintas.

(7)

7

Sumber : Hasil Olah Data Penelitian,2021 GAMBAR 5. Perancangan Sirkulasi Kawasan

6. Pedestrian

Terdapat penambahan rancangan pedestrian untuk menghubungkan Stasiun dengan perjas dan perumahan di sebelah timur stasiun, karena kondisi eksisting kawasan tersebut pengguna perjas dan atau perumahan yang berada di sbeelah timur stasiun harus berjalan dengan mengitari jalan daren intan dan memutar arah ke jalan kartini. Maka dari itu perlunya jaringan pedestrian yang menghubungkan menghubungkan Stasiun dengan perjas dan perumahan di sebelah timur stasiun

Jaringan Pedestrian dirancang berada di setiap jaringan jalan raya. Jalur pedestrian dioptimalkan untuk mengkoneksikan masing masing kegiatan yang berada di kawasan rancangan. Pada setiap jalur pedestrian juga di sediakan vegetasi yang dapat menambah kenyamanan pengguna pedestrian.

Sumber : Hasil Olah Data Penelitian,2021 GAMBAR 6. Rencana Jalur Pedestrian

7. Signange

Signage di perlukan di simpul simpul pergerakan agar memudahkan pengguna kawasan untuk berkegiatan di sekitar kawasan. Signage yang diranang berada di sektiar Halte pusat transit karena diharapkan para pengguna kawasan terlebih pengguna transportasi yang transit dapat mengetahui arah perjalanan yang dituju.Berikut merupakan analisis perhitungan air limbah di Kabupaten Pringsewu berdasarkan standar.. Kemudian dihitung menggunakan rumus sebagai berikut

.

(8)

8

Sumber : Hasil Perancangan,2021 GAMBAR 7. Rencana Persebaran Signage

8. Pendukung Kegiatan

Pendukung kegiatan eksisting di

kawasan rancangan merupakan ruang

publik yang juga berfungsi sebagai jalur

pedestrian

yang

diharapkan

dapat

mendukung

sirkulasi

kegaitan

di

kawasan TOD yang berada di koridor

Ramayana. Kawasan ini juga terdapat

tempat parkir sepeda yang disediakan

dikarenakan tempat nya yang strategis

dekat

dengan

simpul

transportasi

sehingga tidak hanya pedestrian,namun

pengguna sepeda juga dimudahkan

karena dapat meletakkan sepeda nya di

tempat parkir khusus yang disediakan.

Sumber : Hasil Perancangan,2021 GAMBAR 8. Pendukung Kegiatan Kawasan TOD

D. KESIMPULAN

TOD memiliki visi untuk menjadi solusi terhadap dampak dari kepadatan penduduk serta kawasan perkotaan yang relatif kompleks dan rumit. Dengan mengusung pendekatan Sistem TOD yang memaksimalkan penggunaan angkutan massal serta mengintegrasikannya dengan simpul-simpul transportasi dan blok kota sekitar diharapkan sebagai suatu solusi di wilayah Kec. Tanjung Karang yang direncanakan akan dirancang dengan konsep TOD. Kawasan TOD Tanjung Karang dapat optimal dengan menyediakan aksesibilitas dan konektifitas yang baik untuk mengintegerasikan antar kawasan yang ada di dalam TOD dengan kawasan transit seperti halte bus dan stasiun. Dilihat dari potensi dan persoalaan yang terdapat, kawasan TOD Tanjung Karang dapat optimal dengan memperhatikan dan menyediakan sarana prasarana pendukung untuk kegiatan TOD.

(9)

9

Data

Shirvani, H. (1985). The Urban Design

Process. New York: Van Nostrand

Reinhold Company.

Branch, Melville C., 1995, Perencanaan

Kota Komprehensif: Pengantar &

Penjelasan, Terjemahan: B. H. Wibisono & A. Djunaedi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Dunphy, R. (2004). Transit-Oriented Development in the United States: Experiences, Challenges, and Prospects The Next American Metropolis: Ecology, Community,

and the American Dream .

Bevilacqua, Carmelina & Cappellano, Francesco & Zingali, Luciano. (2013). TOD -Transit Oriented

Development: a sustainable tool towards smart living.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandar Lampung. (2011). Lampiran Rancangan Peraturan Daerah, Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2031.

Kementerian Agaria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional. 2018. Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit. Dinas Pekerjaan Umum. (2007). Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 2014. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) 2010-2030

Kementerian Pekerjaan Umum Penataan Ruang. 2014. Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum No.

03/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasaran dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. 2014. Buku Informasi Perkeretaapian Tahun 2014. ITDP. (2017). Transit Oriented Development

(TOD) Standar 3.0. Institute for Transportation and Development Policy: New York.

Widayanti, R., Susanto, Hari R. Kajian Sistem Transit Oriented Development di Daerah Mixed Use dan Kepadatan Tinggi. Studi Kasus: Kota Depok.

Nazir, Moh. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Residential Landscape Architecture: Design Process for the Private Residence by Norman K. Booth and James E. Hiss Published by Prentice-Hall, Inc. ©1991

Abdullah R, Ramdhani (2017). Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik . Malang : Indonesia Sugiyono. (2009). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Pemerintah DKI Jakarta (2018) Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan. PRK/UDGL TOD Kawasan Dukuh Atas.

Peraturan Gubernur Nomor 140 Tahun 2017 tentang Penugasan Perseroan Terbatas Mass Rapid Transit Jakarta Sebagai Operator Utama Pengelola Kawasan Transit Oriented Development Koridor (Utara - Selatan) Fase I Mass Rapid Transit Jakarta

Surprenant, S. (2006). Mixed-Use Urban Sustainable Development through Public-. Private Partnership. Beckley, Robert M., 1979, Introduction

Urban Planning, McGraw-Hill Book, New York,

Catanese, J.A. dan Snyder, J.C. 1986. Perencanaan Kota. Erlangga Suparyono, 2016, Analisa Permasalahan dan

Potensi Transit Oriented Development pada Kawasan Stasiun Besar Kereta Api Medan . Universitas Sumatera Utara A,Adha.2019. Identifikasi Kesiapan

(10)

10 Tanjung Karang Sebagai Kawasan Transit Oriented Development (TOD).Lampung Selatan . Institut Teknologi Sumatera

Gambar

GAMBAR 2. Ornamen Lampung Sebagai  Preservasi Kawasan Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Uji F pada analisis ragam (Tabel Lampiran 15, 17 dan 19) menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk Anorganik berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah

Pembahasan berbagai aspek rekayasa proses pangan, dengan fokus bahasan pada phenomena transfer (pindah momentum, pindah panas dan massa): liran fluida, pemanasan, kinetika dan

[r]

Analisa dan Perancangan Sistem Ekstrakurikuler Pada SMP NU Al Ma’ruf Kudus Berbasis Web ini membahas mengenai sistem pendataan siswa ekstrakurikuler, absensi

akui, kita tidak dapat membiarkan tindakan campur tangan apa pun yang bertujuan menekan mereka, atau mengendalikan nasib mereka dengan cara apa pun, oleh kekuatan Eropa mana pun

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek protektif ekstrak daun sirsak terhadap gambaran histopatologi kerusakan ginjal dan mengetahui hubungan peningkatan dosis

Faktor yang mempengaruhi aktivitas adalah tingkat energi yang didapatkan dari pola makan, dimana energi merupakan sumber untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau

Penelitian ini ditujukan terutama untuk memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh konvergensi IFRS, kompleksitas akuntansi, dan status probabilitas kebangkrutan