• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSELING ONLINE UNTUK MEMBANTU KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS ANAK SAAT PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSELING ONLINE UNTUK MEMBANTU KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS ANAK SAAT PANDEMI COVID-19"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KONSELING ONLINE UNTUK MEMBANTU KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS ANAK SAAT PANDEMI COVID-19

Bambang Dibyo Wiyono

Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya bambangwiyono@unesa.ac.id

Abstrak

Ada beberapa masalah psikologis yang muncul selama belajar dari rumah, yakni anak mengalami kecemasan dan stres akademik terkait pembelajaran daring. Solusinya yang bisa dilakukan adalah melakukan konseling online. Penelitian ini menggunakan jenis/pendekatan penelitian studi pustaka. Sumber data yang akan digunakan sebagai bahan untuk penelitian ini adalah buku, jurnal dan situs internet. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis isi. Hasil penelitian meliputi: (a) Layanan konseling online bisa memanfaatkan berbagai teknologi; (b) Fitur yang bisa dikembangkan dalam konseling online meliputi layanan interaktif dan non interaktif. Layanan interaktif meliputi synchronous dan asynchronous; (c) Pelaksanaan konseling online harus mengikuti kode etik dan langkah-langkah yang berlaku.

Kata Kunci: konseling online, kesejahteraan psikologis, covid-19

PENDAHULUAN

Rektor Universitas Negeri Surabaya menerbitkan surat edaran nomor B/15254/UN.38/TU.00.02/2020 tanggal 14 Maret 2020 tentang Tindakan Pencegahan Penyebaran Corona Virus Desease (COVID-19) di Universitas Negeri Surabaya. Sejak saat itu perkuliahan dilaksanakan secara daring atau dikenal dengan istilah Learning From Home (LFH). Kebijakan perkuliahan daring diambil sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Perkuliahan daring dilaksanakan dengan berbagai platform meliputi virtual learning (vi-learn) Unesa, whatsapp, google classroom, edmodo, zoom, dan google meet. Apabila merujuk penelitian Wiyono, Muis, & Khusumadewi (2018); Wiyono & Susilo (2020), pengembangan pembelajaran daring di Universitas Negeri Surabaya dengan platform virtual learning (vi-learn) Unesa sudah dilakukan sebelum adanya pandemi COVID-19.

Pelaksanaan perkuliahan daring pada masa pandemi COVID-19 merupakan kondisi yang tidak ideal. Ada beberapa masalah psikologis yang muncul selama Learning From Home (LFH). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Gugus Layanan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan ditemukan bahwa sekitar 58,68% mahasiswa mengalami kecemasan dan stres akademik terkait perkuliahan daring. Keluhan yang muncul di antaranya banyak deadline tugas terlalu mepet, mata lelah, fisik semakin capek terutama mata dan tangan,

bingung, kesehatan tak stabil, merasa tidak bahagia, tidak bisa tidur nyenyak, kepala pusing, bosan, sulit membagi waktu, punggung capek, pandangan kabur. Selain itu, berdasarkan laporan tim Unesa Crisis Center (UCC) diperoleh data bahwa ada beberapa mahasiswa yang mengalami kecemasan terkait dengan pandemi COVID-19, di antaranya ada yang merasa cemas terinfeksi COVID-19 setelah pulang dari tempat PKL, merasa cemas terinfeksi COVID-19 karena mengalami demam dan sakit tenggorokan, merasa cemas terinfeksi COVID-19 karena mengalami demam naik turun, batuk pilek, sakit tenggorokan, sesak nafas, merasakan kecemasan tertular dan overthinking terkait pandemi COVID-19.

Masalah psikologis yang muncul perlu mendapatkan bantuan penanganan. Hal ini karena bisa menurunkan kesejahteraan psikologis (psychological wellbeing) mahasiswa, yang pada akhirnya tanpa disadari berkembang menjadi stres akademik. Stres akademik akan memicu turunnya daya imunitas yang mendorong mudah tertular COVID-19. Hal ini tentu akan berbahaya bagi keselamatan mahasiswa dan keluarganya.

Salah satu bentuk bantuan kepada mahasiswa yang mengalami masalah psikologis yakni dengan memberikan konseling. Tetapi pada masa pandemi COVID-19, kebanyakan mahasiswa sudah pulang ke kampung halamannya masing-masing sehingga ada kendala jarak. Bagi mahasiswa yang masih berada di

(2)

sekitar kampus juga kesulitan untuk keluar rumah/kos karena kebijakan pembatasan berkumpul dan jaga jarak. Salah satu solusi bentuk konseling yang sesuai dengan kondisi pandemi COVID-19 yaitu konseling online. Hal ini sesuai dengan pendapat Ifdil (2013:20) bahwa melakukan konseling online, merupakan hal yang cukup efektif jika permasalahan yang dihadapi perlu segera untuk dientaskan sementara tidak ada kesempatan atau terkendala jarak untuk dapat melakukan konseling face to face.

Menurut Zack dalam Kraus (2011:68) dalam pelayanan konseling online, minimal harus tersedianya komputer, koneksi internet (berkecepatan tinggi, idealnya), dan web browser. Selain itu, dapat pula di pertimbangkan untu memiliki: 1) akun email pribadi, 2) akun chat pribadi, 3) program videoconference dan webcam, 4) nama domain, 5) sebuah website, 6) akun webhosting (untuk menyimpan sebuah website), 7) keamanan software/hardware, 8) akun social media (misalnya, Facebook, Twitter), 9) sebuah akun dunia virtual (misalnya, di Second Life).

Berdasarkan uraian di atas, maka artikel ini bertujuan untuk mengkaji konseling online untuk kesejahteraan psikologis anak saat pandemi COVID-19.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis/pendekatan penelitian berupa studi pustaka. Sumber data yang akan digunakan sebagai bahan untuk penelitian ini adalah buku, jurnal dan situs internet yang berhubungan dengan topik yang dipilih. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi yaitu mencari data tentang suatu hal atau variabel baik berupa catatan, buku, makalah atau artikel, jurnal dan lain sebagainya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan inferensi yang valid dan dapat dikaji ulang berdasarkan konteks.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengertian Konseling Online

Menurut Kraus (2011) mengemukakan definisi konseling online sebagai jenis interaksi terapeutik professional yang menggunakan internet untuk

menghubungkan professional kesehatan mental yang berkualitas bagi kliennya. Hal tersebut senada pendapat Ifdil (2013:17) yang menyatakan konseling online dapat dimaknai sebagai proses konseling yang dilakukan dengan alat bantu jaringan sebagai penghubung antara konselor/konselor dengan konselinya.

Bentuk Layanan Konseling Online

Marthin (dalam Prasetyo, Rizal Yugo dan Djunaidi, 2015) membagi dua jenis layanan dalam konseling melalui internet yaitu:

a. Non interaktif, berupa situs yang berisi informasi dan narasumber self help atau pertolongan mandiri;

b. Interaktif (synchronous dan asynchronous). Interaktif synchronous adalah pelayanan konseling secara langsung seperti chat atau instant messaging, dan video conference. Interaktif asyncronous yang secara tidak langsung berupa email dan bulletin boards counseling. Konseling yang berjenis interaktif adalah situs yang menawarkan alternatif bentuk konseling melalui internet, dimana terdapat interksi antara konselor dan konseli baik secara langsung maupun tidak langsung.

Etika Konseling Online

Menurut American Counseling Association atau disebut ACA (2014:17-18), membahas mengenai konseling online dalam kode etiknya tentang konseling jarak jauh, teknologi, dan media sosial, yaitu:

1. Pengetahuan dan Pertimbangan Hukum a. Pengetahuan dan Kompetensi

Konselor yang terlibat dalam penggunaan konseling jarak jauh, teknologi, dan atau media sosial harus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mengenai pertimbangan teknis, etika, dan hukum yang terkait (misalnya, sertifikasi khusus, pelatihan tambahan).

b. Hukum dan Perundang-undangan

Konselor memastikan bahwa konseli menyadari hak-hak hukum yang bersangkutan dan keterbatasan yang mengatur praktek konseling lintas negara atau batas-batas internasional.

2. Menginformasikan mengenai Peraturan dan Keamanan

a. Menginformasikan mengenai peraturan dan ketentuan

(3)

b. Konseli memiliki kebebasan untuk memilih apakah akan menggunakan konseling jarak jauh, media sosial, dan atau teknologi dalam proses konseling. Selain protokol biasa dan adat, pemberian informasi persetujuan antara konselor dan konseli untuk konseling tatap muka, isu-isu berikut dibahas dalam proses pemberian informasi persetujuan:

• Mandat konseling jarak jauh, lokasi fisik, dan kontak informasi;

• Risiko dan manfaat terlibat dalam penggunaan konseling jarak jauh, teknologi, dan atau media sosial;

• Kemungkinan kesalahan teknologi dan alternatif metode layanan interaktif;

• Diantisipasi waktu respon;

• Prosedur darurat untuk diikuti ketika konselor tidak tersedia;

• Perbedaan zona waktu;

• Perbedaan budaya dan atau bahasa yang dapat mempengaruhi pelayanan;

• Kemungkinan penolakan manfaat asuransi; • Kebijakan media sosial.

c. Kerahasiaan dikelola oleh konselor

Konselor mengakui keterbatasan menjaga kerahasiaan catatan elektronik dan transmisi dan memberitahu kepada konseli.

d. Pengakuan keterbatasan

Konselor menginformasikan pada konseli tentang batas-batas kerahasiaan saat menggunakan teknologi dalam melakukan konseling online. Konselor mengingatkan konseli untuk berhati-hati atas informasi yang diungkapkan menggunakan media dalam proses konseling jarak jauh.

e. Keamanan

Konselor menggunakan standar enkripsi saat ini dalam situs web dan atau komunikasi berbasis teknologi yang memenuhi persyaratan hukum yang berlaku.

Konselor mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan kerahasiaan informasi yang dikirimkan melalui sarana elektronik.

3. Verifikasi konseli

Konselor yang terlibat dalam penggunaan konseling jarak jauh, teknologi, dan atau media sosial untuk berinteraksi dengan konseli mengambil langkah-langkah untuk memverifikasi identitas konseli di awal dan selama proses konseling.

Verifikasi tidak hanya terbatas pada menggunakan kata-kata kode, angka, grafik, atau pengenal mencolok lainnya.

4. Hubungan dalam konseling jarak jauh a. Manfaat dan keterbatasan

Konselor menginformasikan konseli tentang manfaat dan keterbatasan penggunaan aplikasi teknologi dalam penyediaan layanan konseling online, namun tidak terbatas pada, perangkat keras komputer dan atau perangkat lunak, telepon dan aplikasi, media sosial dan aplikasi berbasis internet dan audio lainnya dan atau komunikasi video, atau perangkat penyimpanan data atau media.

b. Batas profesional dalam konseling jarak jauh Konselor memahami perlunya menjaga hubungan profesional dengan konseli. Konselor membahas dan menetapkan batas-batas profesional dengan konseli mengenai penggunaan yang tepat dari aplikasi

teknologi konseling dan keterbatasan

penggunaannya dalam hubungan konseling (misalnya, kurangnya kerahasiaan).

c. Layanan dengan bantuan teknologi

Konselor memverifikasi bahwa konseli memahami tujuan dan pengoperasian aplikasi teknologi dan menindaklanjuti dengan konseli memperbaiki kemungkinan kesalahpahaman, menemukan penggunaan yang tepat, dan menilai langkah-langkah berikutnya.

d. Efektivitas layanan

Ketika layanan konseling jarak jauh dianggap tidak efektif oleh konselor atau konseli, konselor mempertimbangkan memberikan layanan tatap muka. Jika konselor tidak mampu menyediakan layanan tatap muka (misalnya, tinggal di negara lain), konselor membantu konseli dalam mengidentifikasi layanan yang sesuai.

e. Akses

Konselor memberikan informasi kepada konseli mengenai akses masuk ke aplikasi yang bersangkutan saat memberikan layanan dengan bantuan teknologi.

f. Perbedaan komunikasi media elektronik

Konselor memberi pemahaman pada konseli tentang bagaimana mencegah dan mengatasi kesalahpahaman yang mungkin timbul dari kurangnya petunjuk visual dan intonasi suara ketika berkomunikasi secara elektronik.

(4)

5. Catatan dan Pemeliharaan Web a. Arsip

Konselor menyimpan catatan elektronik sesuai dengan hukum dan undang-undang yang relevan. Konselor menginformasikan konseli tentang bagaimana catatan disimpan secara elektronik. b. Hak konseli

Konselor yang menawarkan layanan konseling jarak jauh atau menjaga profesionalitas website dengan menyediakan link elektronik untuk lisensi yang relevan dan papan sertifikasi profesional untuk melindungi hak konseli.

c. Link elektronik

Konselor teratur memastikan bahwa link elektronik dapat diakses dan berfungsi secara profesional.

d. Multikultural dan Pertimbangan bagi Penyandang Disabilitas

Konselor yang menjaga situs menyediakan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Konselor menyediakan kemampuan terjemahan untuk konseli yang memiliki perbedaan bahasa, jika memungkinkan. Konselor mengakui adanya ketidaksempuraan terjemahan dan aksesibilitas tersebut.

6. Media Sosial

a. Kehadiran Virtual secara Profesional

Dalam hal ini dimana konselor ingin mempertahankan kehadiran baik secara profesional dan pribadi untuk penggunaan media sosial, halaman web profesional dan pribadi yang terpisah dan profil diciptakan untuk secara jelas membedakan antara dua jenis kehadiran virtual.

b. Media sosial sebagai bagian dari persetujuan yang diinformasikan

Konselor menjelaskan kepada konseli, sebagai bagian dari prosedur persetujuan yang dijelaskan, manfaat, keterbatasan, dan batas-batas penggunaan media sosial.

c. Kehadiran konseli secara virtual

Konselor menghormati privasi keberadaan konseli mereka di media sosial kecuali diberikan izin untuk melihat informasi tersebut.

d. Penggunaan media sosial secara umum

Konselor mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari mengungkapkan informasi rahasia melalui media sosial secara publik.

Langkah-langkah Konseling Online

Langkah-langkah konseling online (e-counseling) menurut Kemendikbud (2016) yaitu: a. Pra konseling,

1) Mendesain menu e-counseling atau konseling online

2) Melakukan sosialisasi dan edukasi pada peserta didik/ konseli

b. Proses konseling,

1) Membangun relasi konseling

2) Melaksanakan tahapan dan mengunakan teknik konseling sesuai teori yang dipilih baik secara tunggal, maupun integratif

3) Menutup proses konseling c. Pasca konseling

1) Membuat laporan konseling

2) Berdasarkan kesepakatan, peserta didik/konseli melakukan tindakan lanjutan proses konseling Rancangan Konseling Online

Beberapa rancangan pengembangan konseling online yang telah dilakukan yaitu pengembangan website konseling online untuk SMAN 1 Gresik (Prahesti & Wiyono, 2017). Selain itu juga, pengembangan website konseling online untuk anak disabilitas (Wiyono & Haq, 2019). Pada umumnya konseling online yang dikembangkan memiliki kemiripan rancangan sebagai berikut:

Tabel 1. Rancangan Konseling Online

No. Fitur Jenis

Layanan Menu Utama

Aplikasi Pendukung 1. Interaktif Synchronise Chat

Counselling Whatsapp Asynchronise Email Counselling Gmail Scheduling - 2. Non-Interaktif Self-Help About - Video Youtube Information -

Penjelasan secara garis besar mengenai menu yang ditawarkan dalam konseling online sebagai berikut : 1. Chat Counseling

Chat Counselling merupakan menu di dalam akun yang bisa dimanfaat oleh konselor untuk berinteraksi dengan mahasiswa secara langsung dengan ciri-ciri respon secara langsung. Chat Counselling dilengkapi dengan tampilan status online atau offline, konselor dapat mengganti status dengan offline apabila ingin online namun tidak ingin terlihat berstatus online. Chat counseling juga

(5)

dapat merekap percakapan ketika chat counseling telah berakhir atau apabila terjadi kesalahan teknis yang menyebabkan akun secara tiba-tiba offline. 2. Email Counseling

Email Counseling merupakan menu di dalam akun yang bisa dimanfaat oleh konselor untuk berinteraksi dengan mahasiswa yang terhubung dengan akun email pribadi konselor. Seperti layaknya melakukan menggunakan akun email, konselor dapat membalasnya kapan saja ketika membuka inbox email, tidak tergantung pada akun yang sedang online/offline.

3. Scheduling

Scheduling atau penjadwalan dimaksudkan untuk konseli yang ingin membuat janji konseling tatap muka. Konselor yang dipilih oleh konseli akan mendapatkan request/permintaan konseling yang tentunya konselor berhak untuk menerima atau menolak permintaan tersebut dengan membalas request dengan catatan di dalamnya. Konselor dapat mengedit sendiri jam kosong yang tersedia pada akun masing-masing.

4. About

About berisikan About us, atau gambaran mengenai website beserta kebijakan dalam penggunaan website konseling online.

5. Video

Fitur video berguna bagi konselor untuk berbagi informasi dengan konseli berupa video yang bermanfaat bagi mahasiswa dengan membagi link video.

6. Information

Fitur information berguna bagi konselor untuk memberikan layanan informasi kepada konseli dengan cara isi informasi pada dashboard konselor. PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa layanan konseling online dapat menjadi solusi untuk membantu kesejahteraan psikologis anak saat pandemi COVID-19.

Saran

Pemanfaatan layanan konseling online harus memperhatikan etika yang berlaku dan mengantisipasi berbagai kelemahan yang mungkin terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

American Counseling Ascosiation. (2014). ACA Code of Ethic: Section H No. 12 Distance Counseling, Technology, and Social Media. (online).

(https://www.counseling.org/resources/aca-code-of-ethics.pdf, diakses 10 Februari 2019).

Ifdil. (2013). Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk Pelayanan E-Konseling. Jurnal Konseling dan Pendidikan. Vol 1, No 1, Februari 2013.

Kemendikbud. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Kemendikbud.

Kraus, R. Zack, J. Stricker, G. (2011). Online Counseling: A aHandbook for Mental

Health Professionals Second Edition.

London: Elsevier.

Prasetyo, Rizal Yugo dan Djunaidi. (2015). Implementasi E-Konseling Pada Social Learning Network. Edu Komputika Journal. Vol 2, No 2, Desember 2015.

Prahesti, Y., Wiyono, B. D. (2017). Pengembangan Website Konseling Online Untuk Siswa Di Sma Negeri 1 Gresik. Jurnal BK UNESA, 7(3), 144-154.

Wiyono, B. D., Muis, T., & Khusumadewi, A. (2018). Pengembangan Blended Learning Mata Kuliah Dinamika Kelompok untuk Mahasiswa Jurusan Bimbingan Dan Konseling. Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan, 2(2), 168-177.

Wiyono, B. D., & Haq, M. S. (2019). E-Counseling for Children with Disabilities. In 3rd

International Conference on Special

Education (ICSE 2019). Atlantis Press. Wiyono, B. D., & Susilo, H. (2020). Development of

Online Learning for Undergraduate Guidance and Counseling Students.

International Journal of Innovation,

Gambar

Tabel 1.  Rancangan Konseling Online

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran di SMK yang difokuskan pada persepsi

Dari data sekunder yang diperoleh, pemeriksaan tinja yang telah dilakukan ternyata tidak bisa menyingkirkan kemungkinan infeksi virus dan bakteri enteropatogen yang dapat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat lebih memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada sistem struktur, khususnya yang terjadi dalam paduan struktur cangkang

Penggunaan kesantunan berbahasa dalam tindak tutur deklaratif perintah dalam interaksi sosial antara santri, ustadz, kyai, Bu Nyai, dan pengurus di Pondok

Pada pengobatan asma, penggunaan terapi inhalasi telah banyak digunakan, kendala yang sering dihadapi pada terapi inhalasi berupa teknik dan cara pemberian yang kurang tepat

Massa Baron Technopark membujur dari utara ke selatan sehingga massa bangunan tidak memblok view menarik, meminimalisir bidang yang terkena kencangnya angin laut, dan

- Gratis biaya maintenance (biaya jasa dan sukucadang sesuai dengan Service Manual Book) hingga 50.000km atau 4 tahun (mana yang dicapai lebih dahulu) untuk

Bagi peserta yang tidak menang lelang, pengembalian uang jaminan Lelang maksimal 5 (lima) hari kerja setelah lelang dilaksanakan.. Daftar Unit ini hanya merupakan panduan bukan