• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA MAKRO PADA TANAMAN STROBERI (Fragaria X Ananassa Duchesne) VARIETAS DORIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA MAKRO PADA TANAMAN STROBERI (Fragaria X Ananassa Duchesne) VARIETAS DORIT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

780

GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA MAKRO PADA TANAMAN STROBERI

(Fragaria X Ananassa Duchesne) VARIETAS DORIT

Oka Ardiana Banaty* dan Arry Supriyanto

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika Jl. Raya Tlekung No.1 Junrejo Kota Batu Jatim 65301

*e-mail: ocha_banaty@yahoo.com ABSTRACT

Each element has a different function and level of importance to the plants growth. The adequate and shortage level of nutrients in crops can be demonstrated by morphological and physiological symptoms. Symptoms of nutrient deficiency in strawberry have not been widely known. The purpose of this study was to investigate some of the symptoms caused by the lack of nutrients in strawberry crops. The study was conducted at Tlekung experimental field of Indonesian Citrus and Subtropical Fruits Research Institute in February - December 2013. The experiment was conducted at the screen house using minus one element. The approach is based on the nutrient deficiency by monitoring the missing elements. In this experiment, a complete fertilization was used as the control, while others used as treatments were complete fertilizer minus one nutrient. The control (C) was the complete fertilizer (N, P, K, Ca, Mg, S, B, Cu, Fe, Zn, Mn), while the treatments were C-N, C-P, C-K, C-Ca and C-Mg. From the research, it was found that the symptoms of N deficiency looked similar to the control. N deficiency had higher effect on yield and quality of strawberry variety Dorit compared to those with lack of other nutrients.

Keywords : deficiency symptoms, nutrients, strawberry

ABSTRAK

Setiap unsur hara mempunyai fungsi dan tingkat kepentingan yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman. Tingkat kecukupan dan kekurangan suatu unsur hara pada tanaman budidaya dapat ditunjukkan melalui gejala fisiologi maupun morfologinya. Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman stroberi belum begitu banyak diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa gejala yang ditimbulkan akibat adanya kekurangan unsur hara pada tanaman stroberi. Penelitian dilakukan di kebun percobaan KP Tlekung, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika pada bulan Februari – Desember 2013. Percobaan dilaksanakan di rumah kassa/screen

house dengan menggunakan percobaan minus one element. Pendekatan berdasarkan pada

kekahatan unsur hara dengan cara memantau unsur yang hilang. Dalam percobaan ini dipakai sebagai kontrol adalah pemupukan lengkap, kemudian yang dipakai sebagai perlakuan adalah pemupukan lengkap yang dikurangi salah satu unsur hara makro. Untuk kontrol (C) pemupukan lengkap yaitu (N, P, K, Ca, Mg, S, B, Cu, Fe, Zn, Mn), sedangkan untuk perlakuan adalah C-N, C-P, C-K, C-Ca dan C-Mg. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa gejala defisiensi unsur hara N terlihat sama dengan kontrol (tanpa pemupukan). Kekurangan unsur hara N juga sangat berpengaruh terhadap hasil produksi dan kualitas buah stroberi varietas Dorit dibandingkan dengan kekurangan unsur hara makro yang lain.

Kata kunci: Gejala defisiensi, unsur hara, stroberi

PENDAHULUAN

Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Setiap jenis tanaman membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang berbeda. Ketidaktepatan pemberian unsur hara/pupuk selain akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal juga merupakan pemborosan tenaga dan biaya (tidak efisien). Agar usaha pemupukan menjadi efisien, maka pemberian pupuk tidak cukup hanya melihat keadaan tanah dan lingkungan saja, tetapi juga harus mempertimbangkan kebutuhan pokok unsur hara tanaman. Selain itu, masalah defisiensi unsur hara pada tanaman stroberi umumnya masih kurang dipahami. Salah satu cara untuk mengetahui gejala defisiensi unsur hara pada tanaman stroberi yaitu dengan menggunakan percobaan minus one element (omission Trial = Minus One test).

Pendekatan berdasarkan pada pengenalan kekahatan/defisiensi unsure hara dengan cara memantau unsur yang hilang. Setiap unsur hara mempunyai fungsi dan tingkat kepentingan yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman. Tingkat kecukupan dan kekurangan suatu unsur hara pada tanaman budidaya dapat ditunjukkan melalui gejala fisiologi maupun morfologinya.

(2)

781

Dosis dan frekuensi nutrisi yang diberikan melalui pupuk, baik lewat daun maupun akar sangat menentukan pertumbuhan stroberi. Jumlah nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman stroberi. Jika terjadi defisiensi (kekurangan nutrisi), pertama kali yang terlihat adalah bagian daunnya. Penting untuk mengenali gejala yang terjadi pada daun atau analisis penampakan daun yang dapat diartikan sebagai tanda kekurangan nutrisi sebelum tanaman menunjukkan gejala umum (Kurnia, 2005). Nitrogen (N) merupakan hara makro utama yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman. Soepardi (1983) menyatakan bahwa nitrogen merupakan bagian penting dari protein, protoplasma, klorofil, dan asam nukleat.

Fosfor (P), unsur ini berperan penting untuk pertumbuhan tanaman, merangsang akar, pembentukan

bunga dan buah. Ketersediaannya dalam tanah mencapai optimum pada pH sekitar 6. Kekurangan P sering terjadi pada tanah-tanah berkapur atau jika diberi pupuk N berlebihan. Kalium (K) berperan dalam proses membuka dan menutup stomata, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperkuat daun, bunga, dan buah sehingga tidak mudah rontok, dan memperbaiki kualitas dan rasa manis buah (Novizan, 2005). Selain itu, kalium juga berperan dalam mengaktifkan enzim untuk membentuk pati dan protein, serta penentu tekanan osmotik dan tekanan turgor sel (Salisbury, 1995). Kalsium (Ca), unsur ini merupakan komponen terbesar yang menyusun bagian vegetatif, berperan penting untuk membentuk dinding sel dan aktivator enzim. Kekurangan Ca sering terjadi pada tanah-tanah berpasir dan tanah-tanah masam. Magnesium (Mg), unsur ini mempunyai peran penting untuk menyusun zat hijau daun (klorofil). Ketersediaanya mencapai optimum pada pH tanah 7 keatas, dan gejala kekurangan sering terjadi pada tanah-tanah masam. Menurut Anonymous (1998), penambahan hara magnesium akan meningkatkan jumlah klorofil dalam daun, sehingga dapat meningkatkan asimilasi karbon. Efeknya karbohidrat akan meningkat dan NER (Net Energi Range) meningkat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa gejala yang ditimbulkan akibat adanya kekurangan unsur hara makro pada tanaman stroberi.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan KP Tlekung, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika dari bulan Februari 2013 sampai dengan Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa.

Bahan dan Alat

Peralatan yang digunakan: alat tulis, green house/screen house, timbangan digital. Bahan yang digunakan antara lain: pot plastik hitam ukuran 20, kasa 1 mm, Label, kantong plastik, arang sekam aktif, pasir kuarsa, khemikalia, air bebas ion, obat-obatan/pestisida, dan bahan kimia untuk analisa buah.

Rancangan Percobaan

Kegiatan ini dilakukan dalam screen house dengan menggunakan teknik Minus One Element

Missing Element Technique (Omission Trial = Minus One test). Pendekatan berdasarkan pada

pengenalan kekahatan/defisiensi unsur hara dengan cara memantau unsur yang hilang. Dalam percobaan ini dipakai sebagai kontrol adalah pemupukan lengkap, kemudian yang dipakai sebagai perlakuan adalah pemupukan lengkap yang dikurangi salah satu unsur hara. Untuk kontrol (C) pemupukan lengkap yaitu (N, P, K, Ca, Mg, S, B, Cu, Fe, Zn, Mn), sedangkan untuk perlakuan adalah C-N, C-P, C-K, C-Ca, C-Mg). Rancangan disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) diulang 3 kali. dengan unit percobaan pada tiap-tiap ulangan sebanyak 5 tanaman. Varietas yang digunakan adalah Dorit

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Fisiologis Tanaman

Tanaman mulai menampakkan gejala fisiologis dari perlakuan pemupukan setelah sebulan aplikasi. Gejala tersebut berupa gejala defisiensi unsur hara yang tampak pada tanaman akibat pemupukan yang tidak berimbang, yaitu pengurangan salah satu unsur pada tanaman stroberi. Gejala awal yang terlihat setelah satu bulan aplikasi adalah gejala defisiensi N. gejala yang tampak adalah pertumbuhan tanaman lebih kerdil, warna daun menjadi merah hingga pertulangan daun juga berwarna merah. Persentase muncul bunga sangat sedikit dan ukuran buah juga relatif lebih kecil (Gambar 1).

(3)

782

Gambar 1. Gejala defisiensi N pada tanaman stroberi

Gejala defisiensi P (phospor) muncul setelah 3 bulan aplikasi. Gejala tersebut terlihat pada daun yang berubah warna menjadi keunguan, yang dimulai dari tepi daun dengan pola yang tidak merata. Gejala ini terlihat pada daun yang sudah tua. (Gambar 2)

Gambar 2. Gejala defisiensi P pada tanaman stroberi

Gejala defisiensi K (Kalium) terlihat pada daun tua, nekrosis ringan di tepi daun berwarna kuning agak merah. Gejala hampir sama dengan defisiensi Mg, namun tidak separah pada defisiensi Mg (Gambar 3).

Gambar 3. Gejala defisiensi K pada tanaman stroberi

Gejala defisiensi Ca baru terlihat setelah 3 bulan aplikasi. Warna daun menjadi kuning diantara pertulangan daun, dan tidak mengikuti pola. Daun juga tidak terbakar seperti gejala defisiensi unsur hara K dan Mg. gejala tersebut terlihat pada daun tua, namun tidak berakibat kematian pada tanaman. Tanaman tetap terlihat sehat, hanya saja warna daun muda terlihat hijau muda (Gambar 4)

(4)

783

Gambar 4. Gejala Defisiensi Ca pada tanaman stroberi

Gejala defisiensi Mg muncul termasuk dalam tahap awal setelah unsur N. tanaman menunjukan gejala awal di daun dengan tingkat keparahan yang tinggi. Daun terlihat seperti terbakar yang dimulai dari tepi daun kemudian menuju ke tengah daun. Gejala awal dimulai dengan muncul warna ungu pada tepi daun kemudian mengering. Gejala diawali dari daun tua, kemudian diikuti oleh daun-daun muda. Gejala kekurangan Mg ini semakin lama dapat menyebabkan kematian pada tanaman (Gambar 5).

Gambar 5. Gejala Defisiensi Mg pada tanaman stroberi

Pertumbuhan dan Produksi Buah

Gambar 6. Grafik pertumbuhan tanaman stroberi setelah 4 bulan perlakuan pemupukan minus one Pemupukan yang diberikan menunjukkan respon terhadap pertumbuhan tanaman sebulan setelah perlakuan. Tanaman yang tidak dipupuk dengan unsur N menunjukkan pertumbuhan yang paling rendah (gambar 6). Nitrogen (N) merupakan hara makro utama yang dibutuhkan dalam jumlah banyak

0 2 4 6 8 10 12 14

I II III IV V VI VII VIII IX X XI

T ing g i T anaman ( cm) Minggu

ke-Pertumbuhan tanaman

- N - P - K - Ca - Mg K1 K2

-Mg

(5)

784

oleh tanaman. Soepardi (1983) menyatakan bahwa nitrogen merupakan bagian penting dari protein, protoplasma, klorofil, dan asam nukleat. Cassman et al. dalam Rosliani dan Hilman (2002) melaporkan bahwa hanya sekitar 30-50% pupuk N yang diserap tanaman, sedangkan penyerapan pupuk P dan K berkisar 15-20%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman membutuhkan N lebih besar dibandingkan unsur hara makro yang lainnya. Nitrogen merupakan unsur penting bagi pertumbuhan tanaman terutama pada fase vegetatif. Saat fase ini terjadi tiga proses penting yaitu pembelahan sel, pemanjangan sel dan tahap pertama diferensiasi sel yang berhubungan dengan perkembangan akar, daun dan batang yang baru (Harjadi dalam Adisiswoyo, 2001). Kekurangan unsur hara nitrogen menyebabkan tanaman stroberi menjadi kerdil, pertumbuhan terhambat dan menjadi kuning kemerahan. Respon pertumbuhan yang ditunjukkan hampir sama dengan tanaman yang tidak dipupuk sama sekali. Tinggi tanaman stroberi setelah 4 bulan perlakuan yaitu (6,30) cm hampir sama dengan dengan tanaman kontrol tanpa pemupukan yaitu (6,78) cm.

Sedangkan tinggi tanaman yang tidak dipupuk dengan unsur Mg (10,98) dan Ca (11,88) menunjukkan respon terhadap pertumbuhan tinggi tanaman yang bagus bahkan melebihi kontrol pemupukan lengkap (8,15). Hal ini mengindikasikan bahwa unsur Mg dan Ca bukan menjadi faktor penghambat dalam pertumbuhan tinggi tanaman stroberi. Untuk pertumbuhan tanaman yang tidak dipupuk dengan unsur P dan K menunjukkan respon pertumbuhan tinggi tanaman yang sama dengan kontrol pemupukan lengkap yaitu (8,05) tanpa pemupukan P dan (8,28) tanpa pemupukan K. Harlion

at al. (2009) melaporkan bahwa kalium berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman, panjang

cabang, jumlah cabang dan jumlah daun pada tanaman manggis. Menurut Brady (1990) kekurangan K pada tanaman dapat mengurangi produksi daun, bentuk daun abnormal, menunjukkan gejala klorosis, muncul warna kuning di pinggir daun dan daun jadi keriting.

Tabel 1. Keragaan tanaman stroberi akhir perlakuan, tinggi tan (TT), Jumlah stolon (JS), jumlah bunga (JBU) dan jumlah buah (JBH) selama 4 bulan percobaan

Perlak TT JS JBU JBH % Buah gagal % Buah jadi N 6.30 c 0.80 e 3.13 f 14.25 c 92.01 a 7.99 d P 8.05 bc 2.73 be 15.53 de 35.25 ab 78.82 ac 21.18 bd K 8.28 bc 2.48 ce 13.88 e 27.52 b 72.87 ad 27.13 ad Ca 10.98 a 3.30 bd 22.15 a 34.67 ab 54.38 d 45.62 a Mg 11.88 a 3.65 ac 19.63 ac 44.47 a 75.37 ac 24.63 bc K1 8.15 bc 2.66 bd 16.50 ce 33.00 ab 71.10 cd 28.90 ad K2 6.78 c 1.73 de 3.52 f 11.23 c 80.04 ab 19.96 dc Ket: K1= Pemupukan lengkap, K2=kontrol tanpa pemupukan

Dari tabel 1 diketahui bahwa perlakuan pemupukan minus satu unsur hara pada tanaman stroberi menunjukkan beda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, Jumlah stolon, jumlah bunga, jumlah buah dan persentase buah jadi. Selain berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, unsur N juga berpengaruh nyata terhadap pembentukan stolon, jumlah bunga, jumlah buah dan presentase buah jadi. Pada tanaman stroberi, kekurangan unsur N dapat menyebabkan penurunanan persentase buah jadi hingga 92,01 %.

KESIMPULAN

Kekurangan unsur hara makro pada tanaman stroberi dapat terlihat dari gejala fisiologis pada daun. Gejala defisiensi masing-masing unsur hara makro (N, P, K, Ca dan Mg) menunjukkan gejala visual yang berbeda. Unsur hara N merupakan faktor utama dalam pertumbuhan dan produktivitas pada tanaman stroberi varietas Dorit dibandingkan unsur hara makro yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adisiswoyo, R. P. 2001. Pengaruh Pemupukan Nitrogen Dosis Tinggi Terhadap Produksi Dua Varietas Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L. Lamk). (Skripsi). Bogor. Institut Pertanian Bogor. Brady NC.1990. The Nature and Properties of Soils 10th ED. Macmilan. New York.

Gunawan, L.W. 1996. Stroberi. Penebar swadaya. Jakarta. 81 hal.

Hancock, J.F. 1999. Strawberries. Crop Production Science in Horticulture. CABI Publishing.USA. Harlion. L.L. dan Hendri. 2009. Evaluasi Kekuranagan dan Kelebihan Kalium pada Tanaman Manggis

(Garcinia mangostana L.). Prosiding Seminar Nasional Buah Nusantara. Bogor. Kurnia, A. 2005. Petunjuk Praktis Budidaya Stroberi. Agromedia Pustaka. Bogor. 70 hlm.

(6)

785

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. 130 hlm.

Rosliani, R., N. dan Y. Hilman. 2002. Pengaruh Pupuk Urea Hayati dan Pupuk Organik Penambat Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan hasil Bawang Merah. J. Hort. 12(1): 17-27.

Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung. 241 hlm. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Bogor. Institut Pertanian

Gambar

Gambar 1. Gejala defisiensi N pada tanaman stroberi
Gambar 4. Gejala Defisiensi Ca pada tanaman stroberi

Referensi

Dokumen terkait

PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN LONG TERM DAN SHORT TERM.. DISCRETIONARY

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara memperlihatkan kelainan pada bagian yang mengalami kekurangan salah satu atau lebih unsur hara tersebut, misalnya pada

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii zat pengotor akan menjadi tidak stabil dan pudar.Lalu untuk membuat larutan pH 4.5 digunakan larutan Natrium Aseta yang telah diturunkan

Namun  pada  kenyataannya  hal  ini  justru  kerap  kali  menimbulkan  permasalahan yang cukup meresahkan iklim dalam persaingan usaha. Seperti halnya,  praktek 

HIBAH/ PHLN - Penguatan legislasi/kebijakan Program P2PML - Penerapan strategi pendekatan keluarga dalam kegiatan P2PML - Penguatan upaya dan penyediaan

YATIN AL FATONI ( 12415280 ) “Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar Dengan Metode Demontrasi Pada Siswa Kelas

(5) Aset Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dapat digunakan sebagai pengganti agunan PLJPS apabila Bank tidak memiliki surat berharga