• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. SISTEM EVALUASI IMPLEMENTASI PERENCANAAN SUMBERDAYA PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VII. SISTEM EVALUASI IMPLEMENTASI PERENCANAAN SUMBERDAYA PERUSAHAAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

VII. SISTEM EVALUASI IMPLEMENTASI PERENCANAAN

SUMBERDAYA PERUSAHAAN

Bab ini merupakan muara analisis dari seluruh pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Apabila pada pembahasan bab sebelumnya masih dalam tataran analisis dan argumentasi perencanaan sumberdaya perusahaan, mulai dari teknologi informasi hingga manajemen implementasi dilapangan, maka pada bab ini tahapan tersebut diteruskan menjadi pengembangan sebuah aplikasi untuk evaluasi proses implementasi perangkat lunak PSP. Dengan demikian, hasil dari pembahasan bab ini adalah sebuah aplikasi berbasis web yang ditujukan untuk evaluasi tingkat keberhasilan implementasi sistem PSP dan pemaparan hasil evaluasi proses implementasi memanfaatkan analisis proses hierarki (AHP) pada akhir bab.

7.1 PERENCANAAN DAN ANALISIS 7.1.1 Perencanaan

Perencanaan dilakukan selama dua bulan untuk mempelajari beberapa bahasa pemrograman yang memungkinkan untuk implementasi sistem penunjang keputusan dan aplikasi database yang relevan. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam menentukan hal diatas adalah bahwa nantinya sistem akan memberikan:

- pengetahuan kepada pengguna tentang efektifitas dan efisiensi sistem PSP dalam membantu kinerja perusahaan, karena merupakan investasi mahal dan memakan waktu cukup lama dalam realisasinya.

- akurasi ukuran penilaian manfaat sistem PSP, karena adanya ketimpangan penilaian tingkat keberhasilan implementasi dengan pendekatan pengukuran kriteria yang tangible (terukur) maupun finansial yang dapat mempersulit dilakukannya pengambilan keputusan secara tepat.

- evaluasi yang utuh dan menyeluruh, karena tingginya kompleksitas sistem PSP terkait dengan sistem ekonomi, teknik dan sosial dari perusahaan. Pada akhirnya diputuskan memanfaatkan bahasa pemrograman ASP (Active Server Pages) dengan aplikasi database memanfaatkan aplikasi MSSQL untuk mengikuti platform yang digunakan di tempat penelitian, selain juga diharapkan

(2)

dapat menjawab tantangan diatas. Pemanfaatan alat analisis pengambilan keputusan kriteria majemuk direncanakan akan diterapkan pada sistem manajemen basis model dengan alasan memberikan validasi hasil yang sesuai dengan praktik baku proses pengambilan keputusan.

Alat analisis yang digunakan adalah metode perbandingan eksponensial (MPE) untuk model penilaian kriteria evaluasi PSP, model analisis bidang manajemen organisasi dan untuk model Analisis bidang evaluasi PSP. Ketiga model tersebut memanfaatkan MPE karena output yang diinginkan adalah prioritas dari alternatif yang ada pada masing-masing model untuk diinputkan ke dalam sistem.

Output yang diberikan oleh MPE pada masing-masing model selanjutnya digunakan sebagai input untuk model analisis tingkat keberhasilan implementasi PSP. Hal ini menyebabkan data yang diinput akan menjadi kriteria dalam model tersebut.

7.1.2 Analisis

Setelah perencanaan disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah analisis sistem yang akan dibangun, mulai dari aliran kerja, user interface, hingga fungsi-fungsi yang dapat dibangun untuk mengakomodasi kebutuhan SPK. Sebelumnya, analisis yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan dibangunnya sistem evaluasi implementasi adalah identifikasi pengguna. Hal ini dilakukan agar sistem yang dibangun memiliki batasan yang jelas atas fungsi-fungsi yang dibangun. Berikut adalah hasil analisis indentifikasi pengguna dan fungsi kerjanya masing-masing, yakni:

Administrator, memiliki fungsi kerja:

- memelihara sistem agar selalu berjalan dengan baik - mendaftarkan, menghapus dan mengedit user lainnya

- menginput , menghapus dan mengedit data parameter evaluasi PSP, bidang manajemen organisasi dan bidang evaluasi PSP

- menginput nilai parameter yang diajukan dalam evaluasi implementasi PSP sesuai hak akses yang dimiliki

(3)

- menganalisis parameter evaluasi PSP, bidang manajemen organisasi dan bidang evaluasi PSP

- menginput nilai parameter yang dia jukan dalam evaluasi implementasi PSP sesuai hak akses yang dimiliki

- menganalisis hasil output sistem evaluasi implementasi PSP dan menggunakan data tersebut untuk mendapatkan hasil akhir kesimpulan tingkat keberhasilan implementasi PSP.

Teknisi, memiliki fungsi kerja:

- menginput nilai parameter yang diajukan dalam evaluasi implementasi PSP sesuai hak akses yang dimiliki.

Setelah dianalisis pengguna sistem evaluasi implementasi PSP, langkah selanjutnya adalah analisis pada aliran kerja sistem evaluasi implementasi PSP. Aliran kerja penting untuk diidentifikasi karena menentukan arah sistem berjalan selama diakses oleh pengguna. Secara detil, hasil analisis terdapat pada Dokumentasi sistem dan listing program, namun secara skematik, aliran kerja yang dibangun pada sistem dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Analisis aliran kerja sistem evaluasi implementasi PSP

Administrator

Penilaian evaluasi implementasi PSP

Manajer Teknisi Analisis parameter evaluasi PSP Analisis bidang manajemen organisasi Analisis bidang evaluasi PSP Analisis tingkat keberhasilan implementasi PSP Mengelola data sistem evaluasi implementasi PSP Ket : Fungsi kerja Aliran data

(4)

7.2 DESAIN DAN IMPLEMENTASI 7.2.1 Desain

Desain sistem evaluasi implementasi PSP dilakukan terutama kepada sistem manajemen dialog yang akan digunakan, dengan melihat kebutuhan fungsional yang teridentifikasi dari hasil analisis yang dilakukan. Perangkat lunak yang dikembangkan memberikan fasilitas fungsional yang mengakomodasi sistem manajemen basis model untuk pencapaian hasil simpulan yang baik, adapun fungsi pada manajemen dialog yang dimasukkan adalah:

a. Fungsi administrator, yang memiliki sub fungsi: - Menjawab pertanyaan

- Modifikasi data user

- Modifikasi bidang kerja user berdasarkan modul PSP yang diterapkan - Modifikasi bidang evaluasi berdasarkan tiga pendekatan yang dilakukan

(teknis sistem, anggaran dan kebijakan manajerial) - Modifikasi sesi dilakukannya evaluasi implementasi PSP - Modifikasi pertanyaan yang diajukan dalam evaluasi b. Fungsi teknisi, yang memiliki sub fungsi:

- Menjawab pertanyaan

c. Fungsi manajer, yang memiliki sub fungsi: - Menjawab pertanyaan

- Melihat hasil evaluasi dalam bentuk statistik

Untuk desain basis data yang dibutuhkan, dilakukan dengan mempelajari kebutuhan aliran data yang dibangun kemudian mendefinisikan setiap item basis data secara jelas agar dalam implementasi tidak mengalami kendala . Adapun basis data yang dibutuhkan untuk pemodelan adalah:

a. Data user yang berisi data mengenai pengguna yang dapat mengakses perangkat lunak PSP.

b. Bidang kerja yang berisi data mengenai nama modul PSP yang telah diterapkan dan digunakan pengguna.

c. Bidang evaluasi yang berisi data mengenai nama pengelompokan evaluasi perangkat lunak PSP berdasarkan tiga pendekatan yang telah dianalisis diatas.

(5)

d. Data sesi yang berisi data waktu ya ng digunakan dalam melakukan evaluasi.

e. Pertanyaan yang berisi data pertanyaan yang diajukan kepada pengguna, dibedakan menurut bidang kerja dan bidang evaluasi dari pengguna.

f. Jenis jawaban yang berisi data tipe jawaban yang ditawarkan ke pengguna untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan.

g. Nilai jawaban yang berisi data dalam angka yang merupakan representasi dari jawaban dan bobot pertanyaan yang diajukan kepada pengguna.

Basis data yang disebutkan diatas digunakan untuk menyediakan informasi yang terkait dengan kinerja sistem, komposisi anggaran proyek dan kebijakan manajerial yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk pengolahan keputusan lebih lanjut.

7.2.2 Implementasi

Dalam implementasi, perangkat lunak yang dikembangkan disesuaikan dengan rancangan yang telah dibangun. Pemanfaatan alat analisis Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dilakukan secara manual karena keterbatasan kemampuan pembuatan pemrograman, sedangkan output analisis dimasukkan kedalam sistem untuk mendapatkan hasil akhir. Adapun dengan memanfaatkan bahasa pemrograman Active Server Pages (ASP) serangkaian antarmuka pengguna yang mendukung untuk implementasi tersebut disusun menjadi sebuah program yang secara detil dapat dilihat pada Lampiran 12. Antarmuka yang dibangun didukung oleh sistem basis data yang memanfaatkan aplikasi Microsft SQL Server 2000. Uji coba simulasi sistem evaluasi dilakukan dengan cara menyewa tempat (hosting) pada domain husni.org, karena untuk mengimplementasikan ke dalam sistem PSP yang ada di PT Petrokimia Gresik terkendala secara teknis.

Untuk mendapatkan respon pengguna terhadap output model analisis yang dilakukan secara manual dengan menggunakan alat analisis MPE, dibangun konsep survei yang termasuk sebagai bagian dari aplikasi evaluasi implementasi PSP. Berik ut format survei yang dibangun:

(6)

- memiliki format berupa pertanyaan eksplorasi yang hanya dapat direspon dengan jawaban “iya”, “tidak” dan “pernah”, “belum”, tujuannya adalah selain memudahkan pembobotan juga untuk memperluas demografi user yang memanfaatkan aplikasi. Demografi peserta quisioner yang luas artinya peserta dapat siapa saja yang memiliki akses kepada sistem PSP dan pernah berinteraksi dengannya. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan bobot ekstrim dari penilaian oleh tim proyek teknologi atau para administrator yang belum pernah ikut pelatihan sama sekali. Diharapkan dengan perancangan seperti ini, hasil yang diperoleh akan lebih realistik dalam mengGambar kan tingkat keberhasilan penerapan sistem PSP.

- Dengan kondisi dilapangan dimana sistem PSP yang dijalankan secara realtime maka survei perlu dilakukan dengan cara yang sama agar user yang berinteraksi dengan sistem tersebut tidak memiliki kesulitan ketika menggunakan aplikasi ini, secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan merancang quisioner yang online dengan sistem PSP yang berjalan dalam bentuk semisal java applet dari server yang sama.

- Pembobotan dilakukan dengan pemberian nilai, selain diberikan kepada jenis jawaban juga nilai diberikan kepada pertanyaan yang diajukan. Setiap item pertanyaan yang diajukan akan diberi nilai 1 bila dijawab sesuai dengan harapan dan 0 bila tidak sesuai harapan. Harapan yang diinginkan dari setiap item pertanyaan ditentukan oleh pengambil keputusan, Sedangkan nilai pertanyaan diberikan untuk memudahkan identifikasi pertanyaan yang kritis terhadap implementasi PSP.

7.3 UJI COBA

Untuk uji coba dilakukan penentuan parameter evaluasi PSP, bidang manajemen organisasi dan bidang evaluasi PSP. Dengan memanfaatkan data dummy sebagai data uji coba, dilakukan simulasi penentuan dengan memanfaatkan alat analisis MPE. Hal ini ditujukan sebagai cara untuk mengetahui apakah semua fungsi yang disediakan dapat digunakan dengan baik karena data sebenarnya tidak dapat diperoleh disebabkan kondisi yang telah disebutkan sebelumnya.

(7)

7.3.1 Penentuan parameter evaluasi implementasi PSP

Penentuan memanfaatkan alat analisis metode perbandingan eksponensial secara manual. Tujuan dari penentuan ini agar mendapatkan alternatif parameter evaluasi yang dijadikan dasar untuk memasukkan pertanyaan yang sesuai untuk dievaluasi oleh pengguna sistem. Alternatif yang dibangun berdasarkan enam perspektif teknologi informasi dan komunikasi yakni Software resources, Hardware resources , Network resources, Data resources , People resources dan Organization resources. Kriteria yang dibangun untuk menilai adalah faktor-faktor evaluasi penerapan sebuah sistem yang disarankan oleh Stefanou (2001) demikian juga berlaku untuk penentuan bobot yang memiliki kisaran antara nilai 1-9. Pada Tabel 7 diperlihatkan hasil penilaian penentuan parameter evaluasi PSP.

Tabel 7. Penilaian alternatif parameter evaluasi implementasi PSP

Nilai alternatif parameter evaluasi No Kriteria Bobot

Software Hardware Network Data People Organization 1 Level Strategis 9 9 7 6 6 7 8 2 Level Operasional 8 9 6 7 7 7 9 3 Keb.perusahaan dan batasannya 7 8 7 7 7 6 9 4 Produk ERP, vendor dan purna jual 7 9 6 6 9 9 8 5 Kebijakan pemilihan 8 9 6 6 6 6 6

Setelah dihitung menggunakan teknik MPE maka akan terlihat urutan prioritas alternatif para meter evaluasi, seperti yang terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil perhitungan parameter evaluasi dengan MPE

Prioritas Alternatif Nilai MPE Parameter prioritas 1 Software 480.394.052 Parameter prioritas 2 Organization 185.824.186 Parameter prioritas 3 Hardware 52.860.929 Parameter prioritas 4 People 44.816.318 Parameter prioritas 5 Data 23.128.625 Parameter prioritas 6 Network 18.625.592

Dari Tabel 8 dapat disimpulkan bahwa hasil simulasi menunjukkan prioritas pertanyaan evaluasi yang diberikan harus mengenai software dari PSP dan bobot

(8)

yang diberikan disesuaikan untuk setiap pertanyaan yang ada. Mengenai simulasi pertanyaan yang diberikan dan bobot masing-masing, terdapat pada Tabel 13. 7.3.2 Penentuan bidang manajemen organisasi

Penentuan memanfaatkan alat analisis metode perbandingan eksponensial secara manual. Tujuan dari penentuan ini agar mendapatkan alternatif bidang manajemen organisasi yang akan dijadikan kriteria dalam evaluasi tingkat keberhasilan implementasi PSP. Alternatif yang dibangun berdasarkan dokumentasi PT Petrokimia Gresik mengenai bidang manajemen yang berhubungan dalam penerapan perangkat lunak PSP. Kriteria yang dibangun untuk menilai adalah alternatif parameter hasil penentuan sebelumnya, karena sudah dalam susunan prioritas, maka bobot dummy yang diberikan disesuaikan dengan urutan tersebut sedangkan penilaian alternatif dilakukan menurut hasil kajian terhadap dokumentasi PT Petrokimia Gresik. Pada Tabel 9 diperlihatkan hasil penilaian penentuan parameter evaluasi PSP untuk bidang manajemen organisasi.

Tabel 9. Penilaian alternatif bidang manajemen organisasi

Nilai alternatif bidang manajemen No Kriteria Bobot

Prod SDM Distrb Perawatan Finansial Tim TI Manajerial 1 Software 9 8 7 8 8 9 6 6 2 Organization 8 6 6 7 8 9 7 9 3 Hardware 7 7 7 7 7 7 9 8 4 People 6 8 8 8 8 8 9 9 5 Data 5 9 9 9 9 9 6 6 6 Network 4 8 8 8 8 8 8 8

Setelah dihitung menggunakan teknik MPE maka akan terlihat urutan prioritas alternatif bidang manajemen organisasi, seperti yang terlihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil perhitungan bidang manajemen organisasi dengan MPE

Prioritas Alternatif Nilai MPE Bidang prioritas 1 Finansial 431.616.042 Bidang prioritas 2 Perawatan 152.143.776 Bidang prioritas 3 Distribusi 141.131.361 Bidang prioritas 4 Produksi 137.046.176 Bidang prioritas 5 Manajerial 55.764.882 Bidang prioritas 6 SDM 43.182.055 Bidang prioritas 7 TIM TI 21.168.779

Dari Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa simulasi perhitungan menunjukkan prioritas bidang manajemen yang dievaluasi imple mentasi modulnya diberikan kepada finansial. Dokumentasi pelaksanaan implementasi memperlihatkan bahwa bidang manajemen finansial diutamakan dalam implementasi karena

(9)

mempengaruhi langsung kepada kinerja proses bisnis perusahaan sebagai distributor pupuk. Tim teknologi informasi (TI) merupakan bidang manajemen yang memiliki prioritas terendah karena bersifat sementara dan bertugas sebagai fasilitator dalam implementasi perangkat lunak PSP.

7.3.3 Penentuan bidang evaluasi PSP

Penentuan memanfaatkan alat analisis metode perbandingan eksponensial secara manual. Tujuan dari penentuan ini agar mendapatkan alternatif bidang evaluasi yang akan dijadikan kriteria dalam evaluasi tingkat keberhasilan implementasi PSP, sama seperti hasil yang diberikan dari penentuan bidang manajemen organisasi. Penentuan alternatif berdasarkan pengelompokan dari parameter evaluasi yang dibahas oleh Stefanou (2001) yang terdiri dari kebijakan manajerial, komposisi anggaran proyek dan kinerja sistem. Kriteria yang dibangun untuk menilai adalah alternatif bidang kerja hasil penentuan sebelumnya, karena sudah dalam susunan prioritas, maka bobot yang diberikan disesuaikan dengan urutan tersebut, sedangkan penilaian alternatif dilakukan menggunakan data dummy. Pada Tabel 11 diperlihatkan hasil penilaian penentuan parameter evaluasi PSP untuk bidang evaluasi.

Tabel 11. Penilaian alternatif bidang evaluasi

Nilai alternatif bidang evaluasi No Kriteria Bobot

Kebijakan Anggaran Kinerja Sistem

1 Finansial 9 1 1 9 2 Perawatan 8 1 1 9 3 Distribusi 7 1 1 9 4 Produksi 6 1 1 9 5 Manajerial 5 9 6 1 6 SDM 4 1 1 9 7 TIM TI 3 1 9 1

Setelah dihitung menggunakan teknik MPE maka akan terlihat urutan prioritas alternatif bidang manajemen organisasi, seperti yang terlihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil pe rhitungan bidang evaluasi dengan MPE

Prioritas Alternatif Nilai MPE Bidang prioritas 1 Kinerja Sistem 435.788.183 Bidang prioritas 2 Kebijakan Manajerial 59.055 Bidang prioritas 3 Anggaran 8.510

Dari Tabel 12 dapat disimpulkan bahwa simulasi perhitungan menunjukkan prioritas bidang evaluasi yang dilakukan dalam melihat tingkat keberhasilan dari implementasi perangkat lunak ERP adalah kinerja sistem. Nilai MPE bidang

(10)

evaluasi anggaran yang rendah disebabkan bobot dari tiap kriteria yang digunakan memberikan kontribusi yang rendah pula.

7.3.4 Simulasi perangkat lunak

Pada uji coba simulasi perangkat lunak, dilakukan pendaftaran user, memasukkan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan laporan jawaban pertanyaan. Data yang digunakan untuk simulasi ini adalah fiktif (dummy). Berikut adalah simulasi perangkat lunak yang dilakukan.

a. Pendaftaran User

Sebelum user dapat menggunakan perangkat lunak, maka dilakukan pendaftaran data user untuk disimpan pada basis data. Sub fungsi ini terdapat di dalam sistem fungsi user administrator (admin), sehingga secara default user admin telah tersimpan datanya di dalam sistem. Setelah data user tersimpan, apabila terjadi perubahan terhadap data maka perangkat lunak memiliki fungsi edit dan delete untuk mengakomodasinya. Antarmuka pengguna tampak pada Gambar 14.

Gambar 14. Antarmuka untuk menyimpan data pengguna

Setelah user di daftarkan, maka admin selanjutnya menambahkan data pertanyaan sesuai bidang kerja dan level user atau disebut juga bidang evaluasi. kemudian waktu yang diberikan kepada pengguna untuk menjawab pertanyaan tersebut juga dimasukkan.

b. Memasukkan Pertanyaan

Sub fungsi ini masih dalam sistem fungsi user admin, pertanyaan yang disimpan disesuaikan dengan hasil analisis yang dilakukan oleh manajer per bidang manajemen. Pada simulasi ini dimasukkan beberapa pertanyaan yang

(11)

mewakili hasil analisis tersebut, sebagian hasilnya terlihat pada Tabel 13 yang berisi id pertanyaan, isi pertanyaan, bobot pertanyaan, id jenis jawaban, id bidang kerja dan id sesi. Secara lengkap daftar pertanyaan yang dimasukkan dalam simulasi terdapat di Lampiran 10. Nilai bobot yang diberikan terentang antara lebih besar dari 0 hingga lebih kecil sama dengan 1, hal ini untuk memudahkan pembacaan angka dan penafsiran yang lebih cepat oleh pengguna.

Ta bel 13. Pertanyaan yang diajukan dalam simulasi

Id

pertanyaan Is i pertanyaan bobot

Id jenis jawaban Id bidang kerja Id sesi 1 Apakah Anda memahami aplikasi yang diinstall ? 1 2 0 1 2 Apakah Anda mengetahui deskripsi kerja Anda ? 0.8 2 0 1 3 Apakah Anda memahami fungsi komputer Anda ? 0.7 2 0 1 4 Apakah Anda pernah mendapatkan pelatihan ? 0.6 1 0 1 5 Apakah Anda mendapatkan pelaporan sesuai

kebutuhan ?

0.5 2 0 1 6 Apakah Anda mengalami hambatan dalam koneksi ? 0.4 1 0 1

Keterangan :

1. Id jenis jawaba n

a. nilai 1 adalah ya/pernah b. nilai 2 adalah tidak/belum 2. Id bidang kerja

a. 0 adalah human resource, jenis evaluasi teknik. b. 1 adalah distribusi, jenis evaluasi teknik. c. 2 adalah maintenance, jenis evaluasi teknik. d. 3 adalah financial, jenis evaluasi teknik.

e. 4 a dalah manufaktur/produksi, jenis evaluasi teknik. f. 5 adalah tim TI, jenis evaluasi anggaran.

g. 6 adalah manajerial, jenis evaluasi manajer.

3. Id sesi adalah tanggal mulai 1 Juni 2005 sampai 10 Juni 2006

4. Bobot merupakan nilai untuk memberikan prioritas kekritisan terhadap pertanyaan yang diajukan.

Setelah semua data yang dibutuhkan tersimpan dalam basis data, maka selanjutnya dilakukan aktifitas menjawab pertanyaan yang merupakan sub

(12)

fungsi pada setiap sistem fungsi user, baik administrator, operator maupun manajer.

c. Menjawab Pertanyaan

Antarmuka dari menjawab pertanyaan dibangun memanfaatkan kode program dalam lingkungan javascript sehingga hasil yang diberikan adalah sebuah pop up menu yang berisi urutan pertanyaan, isi pertanyaan, jenis jawaban dan tombol naviga si yang membantu pengguna dalam menjawab pertanyaan. Berikut adalah Gambar 15 yang memuat antarmuka menjawab pertanyaan.

Gambar 15. Antarmuka menjawab pertanyaan

Setelah pengguna menjawab pertanyaan, user manajer dapat melihat hasil jawaban pertanyaan tersebut setiap saat seiring mendekatnya waktu sesi kepada akhir. Hal ini memberikan informasi yang lebih detil kepada user sehingga dapat mengantisipasi hasil yang mungkin diberikan.

d. Laporan Jawaban Pertanyaan

Laporan yang diberikan dari aplikasi ini menunjukkan serangkaian angka yang mewakili tingkat pemahaman yang dimiliki oleh masing-masing pengguna sistem terhadap sistem yang diimplementasikan. Sensitifitas nilai sangat tergantung kepada jenis pertanyaan dan bobot setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner. Hasil pada tabel pertama menunjukkan nilai pemahaman yang dimiliki oleh pengguna berdasarkan pembagian bidang

(13)

kerjanya. Misalnya pada bidang kerja Distribusi memiliki hasil 0,42 maka dapat dikatakan pengguna pada bidang kerja Distribusi memiliki tingkat pemahaman terhadap modul sistem yang digunakan sebesar 42%. Pada Gambar 16 diperlihatkan tampilan laporan yang dimiliki oleh aplikasi yang dibangun.

Gambar 16. Tampilan laporan hasil aplikasi

Pada tabel kedua diperlihatkan nilai eva luasi yang merupakan pengelompokan bidang kerja sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengambil kebijakan dalam melihat memahami tingkat keberhasilan implementasi dari sisi teknik, manajerial dan anggaran. Misalkan pada bidang evaluasi teknik memiliki nilai 0,32 maka dapat dikatakan bahwa implementasi pada sisi teknik memiliki tingkat keberhasilan sebesar 32%. Cara mendapatkan nilai pada kedua tabel tersebut adalah :

Untuk Tabel 1,

(BP x NJ)/JP = NU, kemudian JNU/JU = RK dengan:

RK = rataan per bidang kerja BP = bobot pertanyaan NJ = nilai jawaban JP = jumlah pertanyaan NU = nilai per user

JNU = jumlah nilai user per bidang kerja JU = jumlah user per bidang kerja Untuk Tabel 2,

JNUBE / JUBE = RE dengan:

(14)

JNUBE = jumlah nilai user per bidang evaluasi JUBE = jumlah user per bidang evaluasi 7.4 EVALUASI DENGAN AHP

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perangkat lunak yang dikembangkan untuk evaluasi implementasi sistem PSP tidak dapat digunakan diperusahaan karena dapat menimbulkan resiko ketidakstabilan sistem PSP secara keseluruhan, maka langkah evaluasi yang dikembangkan selanjutnya memanfaatkan AHP. Untuk kuisioner yang dibangun dan penilaian yang diberikan oleh ketiga ahli dapat dilihat pada Lampiran 11, sesuai dengan hierarki yang digunakan seperti Gambar 17.

Gambar 17. Hierarki yang digunakan

Pada level paling atas adalah tujuan diadakannya kuisioner ini, yakni mengetahui strategi untuk mengoptimalisasi proses implementasi yang dilaksanakan di perusahaan, selanjutnya pada level kedua diberikan kriteria penilaiannya, yakni modul yang diinstalasi, anggaran yang digunakan, keputusan-keputusan yang diambil dan waktu pelaksanaan proyek. Indikator dari kriteria penilaian yang dibangun ada pada level ketiga yakni kesesuaian dengan perencanaan, efektifitas dan efisiensi dari pelaksanaan implementasi dan implikasi terhadap proses bisnis perusahaan. Pada level keempat diberikan kondisi yang dievaluasi oleh para ahli, yakni percepatan adaptasi sistem, kinerja proses implementasi dan tingkat kegagalan sistem. Hasil yang ingin dicapai dari kondisi yang dievaluasi tersebut diberikan pada level kelima, yakni rendah, sedang dan

Modul yang diinstalasi Anggaran yang digunakan Keputusan yang diambil Waktu pelaksanaan proyek Kesesuaian dengan

rencana

Efektifitas pelaksanaan Efisiensi pelaksanaan Implikasi terhadap proses bisnis

Percepatan adaptasi sistem Kinerja proses implementasi

Tingkat kegagalan sistem

Rendah Sedang Tinggi Hierarki strategi optimalisasi perencanaan

sumberdaya perusahaan (full pairwaised)

Kustomisasi Modul Evaluasi Anggaran Evaluasi Manajemen

(15)

tinggi. Lalu pada level keenam adalah alternatif strategi yang diberikan untuk mengoptimalkan proses implementasi sistem PSP di perusahaan.

Ahli yang diminta untuk memberikan penilaian terdiri dari tiga orang, yakni pembimbing tesis di lapangan, kepala dan sekretaris proyek pengadaan teknologi informasi di PT Petrokimia Gresik. Penilaian mereka kemudian dianalisis dengan memanfaatkan perangka t lunak Expert Choice 2000. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Hasil analisis sensitifitas dinamis level 2 terhadap alternatif Hasil analisis pada Gambar 18 menunjukkan bahwa altenatif strategi yang lebih disukai untuk dijalankan oleh tim pengadaan teknologi informasi di PT Petrokimia Gresik adalah kustomisasi modul yang digunakan dengan nilai sebesar 61,3%. Terpilihnya alternatif strategi ini disumbang sebagian besar oleh keputusan manajerial yang diambil selama pelaksanaan implementasi dengan nilai sebesar 34,6% .

Selain keputusan manajerial yang diambil untuk penentuan kustomisasi modul dipilih sebagai strategi optimalisasi proses implementasi, modul yang diinstalasi juga turut menyumbang dihasilkannya pilihan ini dengan nilai sebesar 33,7%. Alternatif strategi evaluasi manajemen (26,2%) lebih disukai dari pada evaluasi anggaran (12,6%), hal ini dipengaruhi kenyataan bahwa anggaran pelaksanaan implementasi tidak dapat diubah secara leluasa dibandingkan mengubah sisi manajerial dan modul yang diimplementasi.

Gambar

Gambar 13. Analisis aliran kerja sistem evaluasi implementasi PSP
Gambar  14. Antarmuka untuk menyimpan data pengguna
Gambar  15. Antarmuka menjawab pertanyaan
Gambar 17. Hierarki yang digunakan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pendukung Keputusan” adalah model pengambilan keputusan untuk penentuan prioritas alternatif dengan menggunakan dua atau lebih kriteria atau atribut, yang satu sama

Setelah didapatkan bobot untuk masing-masing kriteria yang akan digunakan dalam penentuan prioritas perawatan gedung produksi biskuit maka dilakukan penyebaran

Nilai Bobot Berdasarkan Kriteria Prioritas Alternatif berdasarkan Sasaran Menentukan Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Berdasarkan hasil pengolahan

Nilai bobot prioritas alternatif berdasarkan kriteria Prestasi Siswa terhadap Subkriteria Prestasi Akademik Dari gambar III.16 berdasarkan pendapat responden ahli untuk

Metode AHP-TOPSIS dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pada keadaan dimana bobot tiap kriteria berasal dari pengguna dan perhitungan prioritas alternatif juga

Sistem informasi yang dibangun dapat menghasilkan informasi yang membantu dalam pengambilan keputusan terkait prioritas eksekusi upgrade bandwidth berdasarkan

Kebutuhan Pengguna Sistem yang dibutuhkan adalah sistem informasi penentuan prioritas pembangunan embung yang dapat melakukan pengolahan data alternatif dan data kriteria yang

Metode ini melibatkan proses perbandingan berpasangan dan perhitungan bobot prioritas untuk menentukan alternatif peralatan teknis berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan..