• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. KAJIAN PUSTAKA C. METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B. KAJIAN PUSTAKA C. METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

NURUL OCTAVIYANI PUTRI (4123143764), FAKTOR-FAKTOR KOMUNIKASI PERSUASIF DALAM SOSIALISASI RUMAH SUSUN SEWA OLEH DINAS TATA RUANG dan PEMUKIMAN KOTA DEPOK (Survei Deskriptif: Terkait Sedikitnya Jumlah Penghuni Rusunawa Twin Blok 2 di Kampung Banjaran Pucung, Depok pada Agustus 2017)

Nurul Octaviyani Putri

Perumahan Taman Raya Citayam, Jalan Damar, Blok D2 No 21 RT 01 RW 012, Citayam-Bojonggede

Email: [email protected] Pembimbing : Wina Puspita Sari, M.Si

ABSTRACT

NURUL OCTAVIYANI PUTRI (4123143764), FACTORS IN PERSUASIVE COMMUNICATION IN SOCIALIZATION OF SPATIAL AND SETTLEMENT DEPARTMENT (Survey Descriptive: Related to at Least The Number Of

Residents Rusunawa Twin Block 2 in Kampung Banjaran Pucung, Depok, August 2017): 170 pages : 8 books: 26 books, 2005-2014: 4 sources: Finas Scientific, January 2018

Persuasive communication has several factors that can make a program will be conducted very well. The persuasive communication also done by the Office of Human Settlements and Spatial Planning to conducting a direct-socialization to the settlements concerning the rental flat at Banjaran Pucung village in 12 October 2011. But until August 2017, a lot of spaces in the rental-flats at Banjaran Pucung village still vacant. This research study were conducted to understand the persuasive communication factors that has been done by the Office of Human Settlements and Spatial Planning in Banjaran Pucung village concerning the small-number of settlements in rental-flats (Rusunawa) twin block 2 at Banjaran Pucung village, Depok in August 2017.

The theory used in this research are persuasive communication factors with variables factors persuasive communication have nine dimensions: 1. Audience analysis, 2. Source credibility, 3. Appeal to self interest, 4. Clarity of message, 5. Timing and context, 6. Audience participation, 7. Suggestions for action, 8. Content and structure of message, 9. Persuasive speaking.

This research implemented the quantitative approach by using descriptive-type research. The research conducted in Banjaran Pocung village, Cilangkap, Depok in September 2017 – January 2018 by using questionnaire with interval-scale . There were 41 settlements who participated in the socialization-activities in Banjaran Pucung village and all the 41 settlements acted as the sample by using sampling-technique and non-probability sampling by using census technique and mean as the central tendention.

The result of this research are the least-mean of the dimension is time and content setting, then the highest-mean is message clarity. Besides, for the least-mean of indicator is message content indicator, then the highest is

(2)

This conclude based on the research there are the highest-mean dimension - the message clarity, beacuse the settlements minded the information shared by the Office of Human Settlements and Spatial Planning of Depok City in the

socialization process was clear and understood by the participants. Besides, the least-mean dimension – time and content dimension, caused by the

un-maximized socialization activities conducted by the Office of Human Settlements and Spatial Planning. Therefore, the Office of Human Settlements and Spatial Planning of Depok City need to spread the socialization activities in the

settlements in every areas which has low-income settlements. Besides, there is a suggestion for the Office of Human Settlements and Spatial Planning of Depok City to conducted the socialization activities outside the working-hour or in holidays day off in the settlements-hall.

Keywords: Public relations strategies and tactics, persuasive communication, and persuasive communication factors.

A.PENDAHULUAN

Sebuah perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari komunikasi dengan khalayak. Instansi harus bersedia menjalin komunikasi dengan khalayak di mana mereka menjalankan program. Informasi yang diberikan oleh pihak instansi kepada khalayak bisa membentuk jembatan komunikasi agar dapat

melaksanakan penjelasan program. Segala risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program mereka merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa instansi harus menjalin komunikasi dengan khalayak yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi, salah satu bentuk komunikasi terdapat komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif adalah bentuk komunikasi yang mempunyai tujuan khusus dan terarah untuk mengubah perilaku komunikasi sebagai sasaran komunikasi. Komunikasi persuasif memiliki faktor-faktor yang dapat menjadikan sebuah program berjalan dengan baik. Instansi yang melakukan komunikasi persuasif dengan baik terhadap khalayak dapat menimbulkan pandangan positif dan dukungan dari khayalak. Sejumlah faktor terlibat dalam komunikasi persuasif, dan praktisi public relations harus menguasai setiap faktor.

Begitu pula dengan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (DISTARKIM). Distarkim merupakan unsur pelaksana pemerintahan Pemerintah Kota di bidang tata ruang dan pemukiman untuk mewujudkan Depok baru melalui penyediaan layanan tempat tinggal yang memadai serta terjangkau sebagai program dari pemerintah kota.

Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (DISTARKIM) mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan menyelenggarakan, membina, dan mengevaluasi urusan pemerintah daerah berdasarkan asas desentralisasi dan tugas

pembantuan pada bidang Tata Ruang dan Pemukiman yang meliputi bidang tata ruang, pengawasan dan pengendalian bangunan, serta pemukiman dan tata bangunan.

Dalam rangka untuk mengurangi kawasan tempat tinggal yang kumuh, tidak layak, serta mahalnya harga rumah, Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Tata Ruang dan Pemukiman bekerjasama membuat suatu kebijakan yaitu

pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) yang dibangun di Kampung Banjaran Pucung, Depok.

(3)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana faktor-faktor komunikasi persuasif dalam sosialisasi rumah susun sewa oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok terkait sedikitnya jumlah penghuni terhadap rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung Depok , pada Agustus 2017 ?

Dari perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor komunikasi persuasif dalam sosialisasi rumah susun sewa oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok terkait sedikitnya jumlah penghuni terhadap Rumah Susun Sewa Di Kampung Banjaran Pucung, Depok pada Agustus 2017.

Hasil penelitian ini dapat memperkaya contoh-contoh dari teori Public Relations mengenai faktor-faktor komunikasi persuasif di lembaga pemerintah.

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para praktisi Public Relations mengenai faktor-faktor komunikasi persuasif di lembaga pemerintah.

B. KAJIAN PUSTAKA

Penelitian yang penulis lakukan berjudul Faktor-Faktor Komunikasi Persuasif Dalam Sosialisasi Rumah Susun Sewa Oleh Dinas Tata Ruang Dan Pemukiman Kota Depok. Konsep yang penulis gunakan adalah public relations strategies and tactics dan variabel nya adalah faktor-faktor komunikasi dalam persuasif.

Turunan dari faktor-faktor komunikasi dalam persuasif memiliki 9 dimensi. Dimensi yang pertama adalah analisis khalayak. Analisis khalayak memiliki turunan empat indikator yaitu kepercayaan, tingkah laku, perhatian, dan gaya hidup. Dimensi yang kedua adalah kredibilitas sumber. Kredibilitas sumber memiliki turunan tiga indikator yaitu keahlian, kejujuran dan kharisma. Dimensi yang ketiga adalah daya tarik bagi kepentingan pribadi. Daya tarik bagi

kepentingan pribadi memiliki turunan lima indikator yaitu penilaian individu, kesempatan untuk membuat kontribusi ke masyarakat, pengakuan dari

masyarakat, rasa memiliki dan pemenuhan ego. Dimensi yang keempat adalah kejelasan pesan. Kejelasan pesan memiliki turunan tiga indikator yaitu pesan secara langsung, diungkapkan secara sederhana, pesan mengandung satu gagasan utama. Dimensi yang kelima adalah pengaturan waktu&isi. Pengaturan waktu&isi memiliki dua turunan indikator yaitu waktu,isi. Dimensi yang keenam adalah partisipasi publik. Partisipasi publik memiliki dua turunan indikator yaitu partisipasi, dan keterlibatan publik. Dimensi yang ketujuh adalah saran untuk suatu tindakan. Saran untuk suatu tindakan memiliki dua turunan indikator yaitu rekomendasi yang jelas, praktisi PR memberikan data dan ide yang jelas untuk melakukan suatu tindakan. Dimensi ke delapan adalah isi dan struktur pesan. Isi dan struktur pesan memiliki enam turunan indikator yaitu drama, statistik, contoh-contoh, testimonial, dukungan dari media massa, penggerak emosi. Dimensi kesembilan adalah pembicaraan persuasif. Pembicaraan persuasif memiliki empat turunan indikator yaitu dimulai dari pesan yang disetujui oleh publik, menawarkan pilihan yang terencana, mencari komitmen, meminta lebih tetapi meminta apa adanya.

(4)

Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian adalah deskriptif. Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di Kampung Banjaran Pucung RT 01 RW 05. Waktu penelitian dilakukan pada bulan september 2017-januari 2018. Dalam penelitian ini yang penulis jadikan populasi adalah warga RT 01 RW 05 Cilangkap, Kampung Banjaran Pucung, Depok, Jawa Barat sebanyak 41 orang yang ikut dalam kegiatan sosialisasi rusunawa twin blok 2 di Kampung Banjaran Pucung, Depok pada tanggal 12 Oktober 2011. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik non-probabilty sampling. Teknik non-probability sampling yang penulis ambil adalah sensus. Hasil pengujian penelitian ini menggunakan validitas dan reliabilitas, validitas penelitian ini sebesar 0,746 dengan nilai reliabilitasnya sebesar 0,762. Data yang di kumpulkan untuk penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner dan data sekunder berupa referensi buku dan wawancara dengan Pengurus rusunawa, warga yang ikut sosialiasi, mantan pengurus rusunawa. Skala pengukuran yang di gunakan pada penelitian ini adalah skala interval. Dan menggunakan teknik analisis data univariat. Tendensi sentral yang digunakan adalah mean.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini terdapat sembilan dimensi yaitu, analisis khalayak, kredibilitas sumber, daya tarik bagi kepentingan pribadi, kejelasan isi pesan, pengaturan waktu dan isi, partisipasi publik, saran untuk suatu tindakan, isi dan struktur pesan dan pembicaraan persuasif.

Pada dimensi pertama yaitu analisis khalayak terdapat empat indikator kepercayaan, tingkah laku, perhatian dan gaya hidup. Didalam dimensi ini menjelaskan mengenai pengetahuan akan sebuah informasi dari karakteristik khalayak. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok dalam menyosialisasikan serta mempersuasi

masyarakat di Depok tentang rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucungini menggunakan intonasi yang lembut, mempersuasinya secara ramah, dengan selalu tersenyum. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat di Depok merasa mau mendengarkan informasi mengenai rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung ini, agar masyarakat merasa bahwa informasi yang disampaikan oleh pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok itu penting, bermanfaat, dapat dipahami dengan mudah informasinya dan mengurangitingkat hunian tidak layak di Kota Depok.

Pada dimensi kedua yaitu kredibilitas sumber terdapat tiga indikator keahlian, kejujuran, dan kharisma. Dalam dimensi ini menjelaskan pesan atau informasi akan lebih dipercaya oleh khalayak sasarannya apabila sumber informasinya memiliki kredibilitas sumber. Dalam penelitian ini, menyatakan bahwa pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok dalam menyosialisasi serta mempersuasi rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung dilakukan langsung oleh pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok. Dalam mempersuasi kebijakan ini pihak-pihak yang di tugaskan oleh Dinas Tata Ruang dan

PemukimanKota Depok semuanya berkompeten dibidangnya. Pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok juga bersedia untuk menjawab segala macam pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta sosialisasi, selain itu pihak

(5)

Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok juga bersedia menerima kritik dan saran terkait rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung. Segala

informasi yang disampaikan oleh pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok sifatnya terbuka.

Pada dimensi ketiga yaitu daya tarik bagi kepentingan pribadi terdapat lima indikator, penilaian individu, kesempatan untuk membuat kontribusi ke

masyarakat, pengakuan dari masyarakat, rasa memiliki, dan pemenuhan ego. Dalam dimensi ini menjelaskan indikator-indikator tersebut dapat menarik kepentingan pribadi dari khalayak. Dalam penelitian ini, menyatakan bahwa pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok ingin mengarahkan masyarakat Depok yang berpenghasilan rendah bahwa dengan mereka menempati rumah susun sewa yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota Depok tersebut akan berdampak positif bagi masyarakat berpenghasilan rendah seperti hunian yang layak, kebakaran menyambar, mengurangi hunian padat di pinggiran Kota Depok, dapat memperbaiki ketertiban hunian serta dapat

membuat masyarakat Depok untuk menjalani program Pemerintah Kota Depok. Pada dimensi keempat yaitu kejelasan pesan terdapat tiga indikator yaitu pesan secara langsung, diungkapkan secara sederhana, dan pesan mengandung satu gagasan utama. Didalam dimensi ini menjelaskan bahwa pesan yang

disampaikan oleh seorang komunikator akan menjadi efektif apabila pesan tersebut terfokuskan, pesan tersebut sederhana dan tidak membingungkan. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa pesan persuasi yang disampaikan oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok melalui sosialisasiini sudah menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti, dan tidak bertele-tele. Selain itu informasi mengenai rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung juga

dilakukan secara langsung melalui sosialisasike masyarakat Kampung Banjaran Pucung. Jadi isi pesan dalam sosialisasi yang diberikan oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok sudah dapat dikatakan lengkap informasinya. Pada dimensi kelima yaitu pengaturan waktu dan isi terdapat dua indikator yaitu waktu dan isi pesan. Didalam dimensi ini menjelaskan mengenai informasi atau pesan akan lebih persuasif jika faktor lingkungan mendukung pesan atau jika pesan diterima dalam konteks pesan-pesan dan situasi lain yang dikenal oleh si penerima pesan. Faktor tersebut ialah waktu dan isi pesan. Nilai dari sebuah informasi dan pentingnya informasi didasarkan pada waktu dan isi pesan. Pada dimensi keenam yaitu partisipasi publik terdapat dua indikator yaitu partisipasi dan keterlibatan publik. Didalam dimensi ini menjelaskan perubahan sikap dari komunikan atau khalayak sasaran diperkuat dengan partisipasi dan keterlibatan publik. Dengan adanya partisipasi dari publik dapat menunjukan bahwa pesan persuasi tersebut sudah diterima oleh khalayak sasaran. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok dalam menyosialisasikan serta mempersuasi informasi mengenai rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung ini direspon oleh peserta dengan cara peserta yang ikut dalam sosialisasi, berpartisipasi dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat lainnya. Peserta juga ikut bekerja sama dalam

(6)

Pucung kepada rekan kerja, keluarga hingga ke masyarakat berpenghasilan rendah.

Pada dimensi ketujuh yaitu saran untuk suatu tindakan terdapat dua indikator yaitu rekomendasi yang jelas dan praktisi pr memberikan data dan ide yang yang jelas untuk melakukan suatu tindakan. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa peserta dapat menjadi media informasi dalam penyebaran informasi rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung kepada rekan kerja, keluarga serta ke masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok juga bertanggung jawab dalam memberikan informasi mengenai syarat menjadi penyewa serta harga berbagai kamar rumah susun sewa.

Pada dimensi kedelapan terdapat enam indikator yaitu drama, statistik, contoh, testimonial, dukungan media massa dan penggugah emosi. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok menampilakan jumlah kamar, jumlah lantai setiap gedungnya, dalam sosialisasi juga memberikan contoh bangunan, contoh paparan harga. Dalam menyosialisasikan serta mempersuasi informasi

mengenai rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung tersebut pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman dapat membuat peserta merasa ingin mengetahui lebih informasi tersebut.

Pada dimensi kesembilan terdapat empat indikator yaitu dimulai dari pesan yang disetujui publik, menawarkan pilihan yang terencana, mencari komitmen, dan meminta lebih tetapi menerima apa adanya. Didalam dimensi ini menjelaskan bahwa kata-kata persuasif yang dipilih oleh komunikator mampu membuat komunikan atau khalayak sasaran menyetujuinya. Dalam penelitian ini

menyatakan bahwa peserta setuju dengan rumah susun sewa dapat mengurangi kepadatan hunian, dapat mengurangi resiko kebakaran menyambar, dapat memiliki hunian yang layak. Peserta juga berharap dengan adanya perbaikan penyampaian informasi mengenai rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat nilai mean tertinggi berada pada dimensi keempat yaitu kejelasan pesan terdapat tiga indikator pesan secara langsung, diungkapkan secara sederhana, dan pesan mengandung satu gagasan utama. Hal ini menunjukan bahwa pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok telah menginformasikan serta mempersuasikan rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung melalui sosialisasi ini dilakukan langsung dan secara jelas. Dalam menginformasikan serta mempersuasikan melalui sosialisasi pihak Dinas Tata Ruang da Pemukiman Kota Depok juga melakukannya menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh peserta. Selain itu dalam menginformasikan serta mempersuasikan rumah susun sewa tersebut pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok dilakukan secara to the point atau langsung tidak bertele-tele.

Adapun dimensi dengan nilai mean terendah berada pada dimensi kelima yaitu pengaturan waktu dan isi terdapat dua indikator waktu dan isi. Hal ini

menunjukan bahwa pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok dalam melakukan sosialisasimengenai rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung

(7)

tidak dilakukan secara maksimal. Terbukti dalam sosialisasi ersebut tidak dilakukan secara rutin, selain itu tidak dilakukan secara merata di wilayah yang termasuk wilayah masyarakat berpenghasilan rendah. Hal tersebut membuat para peserta merasa kurang informasi mengenai rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung melalui sosialisasi secara langsung. Sehingga membuat tingkat pengetahuan masyarakat mengenai rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung itu rendah.

E. PENUTUP

Hasil dari penelitian faktor-faktor komunikasi persuasif dalam sosialisasi

rumah susun sewa oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok

terkait sedikitnya jumlah penghuni rusunawa twin blok 2 di Kampung

Banjaran Pucung, Depok pada Agustus 2017, dapat disimpulkan yaitu:

Dimensi tertinggi yaitu kejelasan pesan. Hal ini menggambarkan bahwa

pesan yang disampaikan oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota

Depok melalui sosialisai secara langsung sudah dimengerti oleh peserta,

dimana pesan atau informasi mengenai rumah susun sewa Kampung

Banjaran Pucung tersebut disampaikan secara langsung, informasi yang

disampaikan hanya mengandung satu gagasan yaitu mengenai rumah

susun sewa Kampung Banjaran Pucung, informasi yang disampaikan oleh

pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok kepada peserta

berisi informasi yang sederhana dengan menggunakan bahasa yang

mudah dimengerti, tidak bertele-tele.

Dimensi terendah yaitu pengaturan waktu dan isi memiliki dua indikator.

Hal ini menggambarkan bahwa pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman

Kota Depok dalam melakukan sosialisasi tidak dilakukan secara

maksimal. Dalam melakukan sosialisasi tersebut pihak Dinas Tata Ruang

dan Pemukiman Kota Depok tidak melakukannya secara rutin, tidak

dilakukan secara merata disemua wilayah yang memiliki masyarakat

berpenghasilan rendah lainnya. Kemudian sosialisasi tersebut tidak

dilakukan secara berkelanjutan sampai rumah susun sewa Kampung

Banjaran Pucung memiliki banyak penyewa.

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis buat, adapun saran bagi

pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, yaitu penulis menyarankan:

Dimensi tertinggi yaitu kejelasan pesan penulis agar mempertahankan

kejelasan isi dalam informasi dari sosialisasi mengenai rumah susun sewa

Kampung Banjaran Pucung dengan informasi yang lengkap dan jelas agar

peserta selalu memahami dan mengerti maksut dan tujuan dari sosialisasi

rumah susun sewa Kampung Banjaran Pucung yang dilakukan oleh pihak

Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok.

(8)

Dimensi terendah yaitu pengaturan waktu dan isi penulis menyarankan

agar pihak Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok melakukan

sosialisasi secara merata disemua wilayah yang memiliki masyarakat

berpenghasilan rendah. Selain itu penulis juga menyarankan agar pihak

Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok melakukan sosialisasi

saat waktu diluar jam bekerja yaitu ketika hari libur yang diadakan di aula

Rukun Tetangga maupun Rukun Warga.

F. DAFTAR PUSTAKA

Buku.

Ardianto,Elvinaro., 2010,Metode Penelitian untuk Public Relations

Kuantitatif Dan Kualititaf, Bandung: Simbiosa Rektama Media

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta

Agung, Wahyu, 2010, Panduan SPSS 16.0, Yogyakarta: Gerailmu

Bungin, H.M. Burhan, 2008 Metodelogi Penelitian Kuantitatif,

Jakarta.Kencana

Danim, Sudarwan., 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif,Bandung:

PustakaSetia

Eko Sujianto, Agus, 2007, Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula,

Jakarta: Prestasi Pustaka

Hasan, Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia

Husein, Umar, 2002, Metode Riset Komunikasi Organisasi, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Kasmadi, Nia Siti Sunariah, 2014, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif,

Bandung: Alfabeta

Kriyantono, Rachmat, 2009, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:

Kencana

Malhotra, Naresh K, 2010, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey:

Pearson Education

Martono, Nanang, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Grafindo

Nasution, S, 2008, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi

Aksara

Nazir.Moh, 1988, Metode Penelitian, Jakarta.Ghalia Indonesia

Neuman, W. Lawrence, 2011, Social Research Methods: Seventh Edition,

Boston: Pearson Education

Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah, 2005 Metode Penelitian

Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Riduwan, Adun Rusyana, Enas, 2011, Cara Mudah Belajar SPSS17.0 dan

Aplikasi Statistik , Penelitian, Bandung : Alfabeta

(9)

Ruslan, Rosady, 2010, Manajemen Public Relations dan Media

Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers

Silalahi, Ulber, 2012,Metode Penelitian Sosial, Bandung. Refika Aditama

Soemirat, Soleh, 2015, Komunikasi Persuasif, Jakarta: Universitas

Terbuka

SubarsaPutri, KinkinYuliaty, 2010 Manajemen Public Relations,

Yogyakarta: RizQita Publishing& Printing

Subarsa Putri, Kinkin Yuliaty, 2010, Metode Penelitian Komunikasi,

Jakarta: Laboratorium Sosial Politik Press

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Bandung: ALFABETA

Sujianto, Agus, 2007, Eko Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula,

Jakarta: Prestasi Pustaka

Uchjana, Onong, 2008, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Wilcox, Dennis L, 2011 Public Relations: Strategi dan Taktik, Tangerang:

Karisma Publishing Group

Sumber Lain.

http://jabar.pojoksatu.id/depok/2017/02/20/dua-gedung-rusunawa-di-kota-depok-ternyata-masih-kosong/2/, diakses 21 September 2017 pukul 09:49

WIB.

http://radardepok.com/2017/08/twin-blok-2-rusunawa-sepi/, diakses 21

September 2017 pukul20:16 WIB.

http: //jdih.depok.go.id/, diakses 21 September 2017 pukul 07:47 WIB.

https://godepok.com/rusunawa-di-depok-kurang-diminati/ , diakses 07

November 2017 pukul 9:36 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Hja bekerja berawal dari ketidakmampuan orang tuanya memenuhi kebutuhan sekolahnya seperti buku-buku Lembar Kerja Sekolah (LKS) yang harus dimiliki siswa. Setiap

Perbedaan pendapatan juga terlihat ketika diinteraksikan dengan tingkat pendidikan dan tahun potensi pengalaman kerja, dimana pada tingkat pendidikan maupun tahun

(b) Jumlah permesinan atau peralatan pra- sarana bengkel praktik mekanik otomotif, yang digunakan sangat kurang atau tidak memenuhi syarat sebagaimana tertunjuk dari temuan

Kelompok Usaha mengakui aset keuangan yang terjadi akibat adanya perjanjian konsesi jasa ketika memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk menerima kas atau aset

SMP yang telah melakukan kerjasama (SMP Mitra) dengan SMA Katolik Santo Paulus Jember mendapat potongan biaya sesuai dengan MoU (ketentuan dalam peryataan kerjasama). Bagi calon

Keempat, pembelajaran perlu dilakukan dengan memperhatikan tingkat menarik atau kurang menarik materi ajar (law of pleasure); seperti diketahui mahasiswa lamban

Melibatkan akusisi atas bisnis-bisnis yang berkaitan dengan perusahaan yang mengakusisi dalam teknologi, pasar atau produk. Bisnis-bisnis baru yang terpilih memiliki

Deteksi dan identifikasi tanaman ubi jalar Tana Toraja yang terinfeksi virus berdasarkan teknik PCR menggunakan 3 pasang primer untuk mendeteksi genus Potyvirus, analisis