• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUM DARAB,KALIMANTANTENGAH ( P2BGGN/PGNTPBGN/KJ003/2003)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUM DARAB,KALIMANTANTENGAH ( P2BGGN/PGNTPBGN/KJ003/2003)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUM DARAB,KALIMANTANTENGAH

( P2BGGN/PGNTPBGN/KJ003/2003)

Oleh: Soeprapto Tjokrokardono, Manto Widodo, Bambang Sutopo, Kumia Setyawan Widana

ABSTRAK

STUDI GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUM DARAB,

KALIMANTAN TENGAH. Indikasi mineralisasi uranium di daerah Darab, Kalimantan Tengah telah diketahui sejak 1976 oleh BAT AN- CEA. Berbagai penelitian tematik telah dilakukan di Darab antara lain kegiatan pemetaan geologi, prospeksi geofisika termasuk radiometri, radon monitoring dan geolistrik IP, dan prospeksi geokimia , bahkan sampai pemboran eksplorasi 15 lubang bor. Mengingat bahwa laporan penelitian tersebut diatas masih tersebar pada beberapa bidang serta dalam berbagai topik, maka perlu dilakukan studi yang sifatnya menyeluruh dan terpadu. Laporan studi tersebut berupa sintesis geologi dan mineralisasi uranium Darab, Kalimantan Tengah yang berisi data dan informasi hasil kegiatan dan status pengetahuan tentang geologi dan mineralisasi uranium saat ini. Secara geologi daerah Darab adalah roofpendant batuan Metamorf Pinoh yang berumur Permokarbon pada batuan tonalit yang berumur Kapur Bawah yang kemudian diintrusi oleh batolit granit alkali yang berumur Kapur Atas. Mineralisasi uranium ditemukan pada batuan metamorf berupa urat-urat kecil jarang pada zona selebar 80-300 cm, pada beberapa tempat menerus di bawah permukaan. Mineral uraniumnya terdiri dari uraninit,berasosiasi dengan pirit, kalkopirit, molibdenit, arsenopirit, dan markasit bersama-sama dengan urat-urat kuarsa fedspatik, potensinya kecil dan kurang prospek untuk dikembangkan.

Kata kunci : Geologi, Mineralisasi uranium, Darab, Kalimantan Tengah.

ABSTRACT

STUDY ON GEOLOGY AND URANIUM MINERALIZATION AT DARAB AREA, CENTRAL KALIMANTAN. Uranium mineralization indications at Darab Area, Central Kalimantan have been discovered in 1976 by BAT AN -CEA. Some thematic research have been conducted such as: geological mapping, geophysical prospection ie. Radiometric survey, radon monitoring, induce polarization, and geochemical observation, even shallow drilling for 15 holes. All the research reports were dispersed within divisions and thematic topic , so it is necessary to carry on an integrated and comprehensive study. The report will be as synthesis on geology and uranium mineralization of Darab Area, Central Kalimantan that contains data and infoffi1ations on present geological and the mineralization knowledges. Geologically, Darab area is a roof pendant of Perrnocarboniferrous metamorphic rocks of Pinoh within Early Cretaceous tonalite and than intruded by Late Cretaceous alkaline granite. Uranium mineralization was discovered within metamorphic rocks as rare vein-veinlets on the zone of 80-300 cm width. Some of them continuing in depth below surface. Uranium mineral is uraninite that associated with pyrite, chalcopyrite, molybdenite, mispickel, and marcasite. Those minerals were found together with quartz feldsphatic veins, it is low prospect for exploration development in future.

Key words: Geology, U mineralization, Darab, Central Kalimantan.

(2)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003

PENDAHULUAN

ISBN .978-979-99141-2-5

Tulisan ini dimaksudkan sebagai laporan usulan kegiatan Bidang PGNTPBGN no. P2BGGN/PGNTPBGN/K/003/2003. denganjudul Kajian: Geologi dan Mineralisasi Uranium Darab Kalimantan Tengah. Daerah Darab (no. kode 18/04/01) adalah bagian lereng selatan Peg. Schwaner yaitu bagian hulu S. Pembuang yang termasuk dalam wilayah adminstratip Propinsi Kalimantan Barat ( Gambar 1).

Secara geologi Daerah Darab merupakan suatu sekuen batuan metamorfik membentuk antiklinorium, sebagai roofpendant" menumpang diatas batuan beku tonalit dan granit[3]. (Gambar 2) Djawadi 1989[2] menunjukkan bahwa pola sebaran septa metamorf arah timur laut-barat daya dengan lebar sebaran sekitar 3,5 km yang diikuti dengan pola struktur membentuk antiklinal- sinklinal dengan sumbu berarah NNE-SSW.

Mineralisasi uranium di Darab telah ditemukan oleh BAT AN- CEA pada tahun 1976 .. Indikasi mineralisasi uranium ditemukan dalam batuan metamorf yang termasuk dalam kelompok batuan metamorf Pinoh, sebagai isian kekarl vein atau veinlet, dan breksi tektonik dengan nilai radiometri SPP2NF 2500 cps sid 7500 cps [3] pada punggungan bukit pemisah cekungan S. Darab dan S. Mekar, yaitu meliputi lembah S. Untub, S. Nangka, S. Cahay, dan bagian hulu S. Pinang, dan S. Palem.

Sejak tahun 1988 P2BGGN-BATAN telah melakukan studi geologi dan mineralisasi uranium di Darab sebagai upaya guna menilai potensi mineralisasi uranium di daerah bersangkutan untuk dikembangkan sebagai deposit uranium bemilai ekonomis. Berbagai tahapan prospeksi telah dilakukan antara lain : prospeksi terinci., geofisika terapan ( radon, VLF, IP, radiometri dU.), bahkan sampai pemboran eksplorasi. Pemboran dilakukan dua tahap yaitu tahap I 7 titik (Dark 1 sid Dark 7) dan tahap II 8 titik ( Dark 8 sid Dark 15 ) dengan kedalaman total mencapai sekitar 845,73 meter[4]

Laporan masing-masing penelitian tersebut di atas baik yang bersifat sektoral maupun tematik di dokumentasikan secara terpisah-pisah, sehingga perlu dilakukan sinkronisasi dan integrasi menjadi satu laporan dalam bentuk laporan sintesis.

(3)

Tujuan kajian ulang ini untuk mendapatkan pemahaman pengetahuan yang lebih baik mengenai geologi dan mineralisasi uranium di daerah Darab secara menyeluruh dari berbagai aspek antara lain: aspek geologi, tektonik, sebaran mineralisasi permukaan, bawah pemukaan, dan prospek pengembangannya.

_./ 111'45' KETERANGAN [:=J Daerah Mineralisasi U Balas Provinsi 112> o J 10 km

I

O· 27' 426

GAMBAR 1. PETA lOKASI DAERAH DARAS KALIMANTAN TENGAH

(4)

KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah inventarisasi data, evaluasi, kaji, dan interpretasi ulang data yang diperoleh dari kegiatan terdahulu.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Geologi Lokal Daerah Darab

Litologi daerah Darab terdiri dari batuan metamorf, tonalit, dan granit. Batuan metamorf terdapat diantara batuan tonalit di bagian timur dan batuan granit di bagian barat (Gambar 3).

1. Batuan Metamorf Darab.

Batuan metamorf yang tersingkap di Darab kemudian disebut sebagai batuan metamorf Darab terdiri dari filit, sekis, kuarsit/metalanau, dan migmatit.

• Batuan Filit

Batuan ini berukuran halus, permukaannya lie in, berbentuk lensa yang memanjang utara-selatan ( di Darab sebelah timur ) dan timur-barat (di Darab sebelah barat). Menurut Manto Widodo dkk. hal tersebut disebabkan karena adanya intrusi adamelit dibagian utara Darab bagian timur, namun menurut penulis hal tersebut diperkirakan karena inkonsistensi dalam pemetaan, karena posisi demikian hanya mungkin bila terdapat ketidak-selarasan stratigrafis atau tektonik .

• Sekis biotit

Sekis biotit umurnnya tersingkap di bagian sebelah barat, terdiri dari mineral biotit, serisit, atau kuarsa yang berbentuk agak pipih. Mineral andalusit dan kadang-kadang kordierit ditemukan pada batuan metamorf Darab. Dari studi petrogenetik yang dilakukan, menunjukkan bahwa lempung dan greywacke mengalami metamorfosa dengan aspek suhu lebih kuat daripada aspek tekanannya. lndikasi suhu tinggi terkait dengan kedapatan mineral andalusit dan kordirit serta sebagai konsekwensi dari adanya intrusi tonal it maupun granit yang banyak ditemukan.

(5)

Keterangan :

8ATUAN 8ATUAN

META SEIJIMEH 1E~BO.s.AU

I~

~'.::~'~·.~·~I~';:;'II.-'d

III

:;'~,j;1 ~ '/";i')'U~ liBGt.f1"j,:••t [!]

~~~~:~.a

Ap·~ 5~tj;!"""f';~Mlt _rJ,nil

r- .~:~

.•

e:;;:go ~. f),,'I1~·~.·.tr!.•••• •• ~tJ,5;rlnl~ , • ~;:t1fIm!:~~, '")0....JI.'J\1an.;1w1\J=1 :'o.1i';:~'1sal ~ ,1\.·.~~n:c;TI;""'~iI' ~d,.,:.'1) o!I-'! / ~:;~~r;~~~!e~r ~ '" ·J•.••.ak;loo;osard,~rakbl' ~i6In~rm ~:>;:"\o~·r~r<;.;l1ar ••...• ~~If'.:~ ArtMm

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Darab Kalimantan Tengah (Modifikasi dari Djawadi 1988/1999)[4]

• Metalanau / Kuarsit

Batuan Metalanau oleh beberapa peneliti seperti Manto Widodo dkk disebutkan sebagai mikro kuarsit [1,2], yang berdasarkan ukuran butir dan kandungan biotit dapat dibedakan menjadio 3 variasi yaitu kuarsit biootit, kuarsit mikro biotit dan kuarsit.

• Migmatit

Batuan ini merupakan campuran antara batuan beku dan batuan metamorf, berwana cenderung hitam (melanosome) tersebar setempat-setempat. Batuan migmatit ini diajukan sebagai argumen teIjadinya proses anateksi, padahal di Darab hanya tersingkap di bagian hulu Sungai Palem dalam ukuran terbatas (kecil) berwana hitam dengan struktur stromatik [1], tidak mendukung konsep anateksi.

(6)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

Dalam batuan metamorf ini banyak ditemukan korok/urat-urat baik granit, diorit, lamprofir, turmalin, andesit, dan kuarsa. lndikasi alterasi yang terekam dalam batuan metamorf antara lain: silisifikasi (sebagai batutanduk), epidotisasi, kloritisasi, gresenisasi, dan hematisasi. Kenampakan tersebut mencirikan bahwa intensitas pengaruh intrusi batuan granitoid cukup signifikan.

2. Batuan granitoid

Batuan granitoid di daerah Darab tersingkap di sekeliling septa metamorfik. Di bagian selatan dan barat singkapan batuan tersebut berwarna abu-abu-coklat pucat dalam keadaan segar, berbutir sedang-kasar, sedangkan di sebelah timur batuan itu berbutir relatif lebih halus, berwana putih sampai kekuningan dengan komposisi cenderung lebih basa. Manto Widodo dkk[l] dan Djawadi dkk" [2] menyebut batuan kelompok pertama sebagai granit dan kelompok kedua sebagai tonalit.

• Diorit kuarsa

Batuan diorit kuarsa atau tonalit tersingkap di barat dan barat laut serta bagian timur daerah studio Di bagian barat dan barat laut yaitu S. Papaya dan S Mangga, tonal it berwarna abu-abu cerah dintrusi oleh granit. Kandungan mineral plagioklas dan biotit serta hornblende dalam batuan tonalit cukup dominan, di bagian timur laut yaitu di S. Mekar, tonal it berwana cerah putih kekuningan dengan bintik hitam berukuran halus sampai sedang dan masif.

Komposisi mineral terdiri dari kuarsa, plagioklas, biotit, hornblende dengan beberapa mineral penyerta diantaranya orthoklas, mineral opak, zirkon, sfen, monasit dan apatit. Manto widodo dkk [I] menemukan singkapan adamelit berwarna abu-abu putih dengan bintik hitam biotit, kontaknya dengan tonalit tidak dijelaskan lebih jauh.

Batuan tonalit ini di Peg. Schwaner sering disebut sebagai granitoid Sepauk yang berumur Kapur Awal [6] terdiri dari granodiorit, tonalit, dan diorit. Sebagai granodiorit dan diorit di daerah studi tersingkap di S. Cahai mengintrusi batuan sekis biotit kuarsa dan filit. Williams dkk. [5] menyatakan pembentukan tonalit (granitoid umur Kapur Awal) berkaitan langsung dengan subduksi lempeng Samudra Pasifik.

(7)

Kadar K20 dalam batuan tonal it cukup rendah sekitar 0,60 - 0,71 % dengan kadar Si02 tinggi sekitar 60-80 %seperti yang dideteksi oleh Soeprapto dkk. [7]. Radiometri batuan relatifrendah yaitu sekitar 50-90

cis.

• Granit

Batuan granit ditemukan sebagai singkapan yang cukup besar di bagian selatan daerah studi dan di bagian hulu S. Papaya dan S. Mangga cabang kanan S. Darab. Tubuh intrusi granit yang lebih kecil ditemukan pada batuan tonalit di S. Papaya. Di bagian hulu S. Mekar granit tersingkap sebagai adamelit berwana abu-abu pucat berbintik-hitam biotit berukuran sedang-kasar dan tersingkap sebagai urat-urat granit pada batuan metamorf berasosiasi dengan mineralisasi U dan mineral sulfida.

lndikasi keberadaan batuan granit sebenarnya telah terdeteksi oleh Soeprapto dkk. 1993 [7] yang mengevaluasi karakter granit didasarkan pada komposisi kimia batuan yaitu: granitoid berkadar K20 rendah serta granitoid dengan kadar K20 sangat tinggi yang saat itu belum didefinisikan 1ebih lanjut. Berdasarkan hasil studi mineralogi terhadap granitoid Darab menunjukkan adanya uraninit sebagai indikator bahwa granit Darab sebagai granitoid pembawa dan sumber uranium.

Berbeda dengan tonalit, kadar K20 granit cukup tinggi yaitu sekitar 4-10 % dan kadar Si02 60-70 %. Komposisi mineral adamelit adalah kuarsa, mikroklin, plagioklas, biotit dan mineral penyertanya adalah turmalin, monasit dan pirit. Mineral mikroklin dengan struktur khas perthit sejauh ini membedakan antara tonalit dengan adamelit, sehingga kemudian adamelit dimasukkan dalam kelompok granit. Radiometri granit-adamelit berkisar dari 100 - 200

cis.

Th/U pada granit relatif kecil sekitar 0,03-0,05[3] jauh lebih kecil dari nilai Clark [7] mengindikasikan bahwa sebagian uranium dalam granit sudah hilang dan membentuk mineralisasi . Namun demikian masih ditemukan contoh granit dengan ratio Th/U sangat besar yaitu 58 pada contoh Kal. 03/372/88 [3] sebagai indikator bahwa mineralisasi U berkaitan dengan intrusi granitik.

(8)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

B. Tektonik Darab

Tektonik daerah Darab banyak dibahas oleh Manto Widodo dkk dan Djawadi. Deformasi tegas di daerah Darab telah menghasilkan sesar dan kekar. Manto Widodo dkk' [1] menginformasikan bahwa berdasarkan pengukuran elemen tektonik pada singkapan di sebelah timur (hulu S. Mekar), jurus lapisan umumnya berarah utara-selatan miring landai kearah timur, kekar berarah N8-40° E dengan intensitas sangat tinggi. Analisis mikro tektonik dengan "wulfnet" menunjukkan gaya utama N23° E dan N203° E yang secara garis besar sesuai dengan gaya yang menyebabkan terjadinya sesar N 30-50 E dan N 320-0 E.

Di Darab bagian timur ditemukan adanya sesar normal diperkirakan, ukurannya cukup besar berarah timur laut-baratdaya ditemukan di hilir S. Kelapa membujur sampai di S. Mekar, dicirikan dengan kontak lurns antara batuan metamorf di tinggian, tonalit di rendahan dan air terjun serta gawir. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat gejala tektonik yang berulang, hal ini didukung oleh data mikroskopis khususnya contoh Kal.031400/DT/88 [1].

Deformasi plastis di Darab menghasilkan antiklinal arah timuriaut-baratdaya di huiu S. Nangka dan huiu S. Pinang, serta sinklinal berarah utara-selatan di sebelah barat S. Darab. Pola umum struktur lipatan tersebut diatas agak kontradiktif dengan sebaran batuan di Darab bagian sebelah barat, seperti yang diinformasikan oleh Djawadi dkk. 1988 dalam peta geologi Darab.[2] cenderung berarah timur barat.

B. Mineralisasi Uranium

Berdasarkan hasil pemetaan permukaan telah ditemukan 18 lokasi indikasi mineralisasi berupa anomali radiometri dengan nilai maksimum 400-15.000 cps [4].). S. Mekar termasuk dalam kawasan Darab berjarak sekitar 5 km kearah timur, ditemukan sejumlah titik dengan nilai anomali radiometri 1.000 sid 3.500 cis.

Singkapan mineralisasi uranium di Darab berupa urat-urat kecil atau veinlet, ditemukan di Sungai utama Darab dan cabang kirinya serta di bagian hulu S. Mekar, dengan nilai radiometri sekitar 750-7500 cis (SPP2NF). Sebaran lateral mineralisasi diindikasikan oleh adanya anomali radiometri dan kadar uranium dalam tanah. Sedang indikasi mineralisasi bawah permukaan diperoleh berdasarkan data penyelidikan ROAC, emanometri dan

(9)

pemboran eksplorasi. Nilai kadar radon dalam tanah hasil pengukuran ROAC sebesar 1-110 elm sedang secara emanometri 5,4-7,5 c/s[2].

Djawadi dkk. tahun 1988/1989[4] melakukan penyelidikan tingkat sistematik dengan membuat 1 paritan dan 6 kupasan. Dari paritan dan kupasan tersebut didapat data bahwa mineralisasi terjadi pada batuan sekis biotit andalusit, filit dan urat kuarsa. Batuan sekis biotit berkomposisi mineral dominan : biotit, serisit, kuarsa; sedang: muskovit, alanit, andalusit, zirkon, dan apatit, monasit dalam jumlah sedikit. Urat granit ditemukan mengisi kekar, sering berbentuk lensa dengan komposisi kuarsa, ortoklas, mikroklin, plagioklas, biotit dan turmalin, sedang mineral opak, zirkon, dan monasit dalam jumlah yang sangat sedikit. Komposisi mineralisasi terdiri dari uraninit/uranothorit, molibdenit, kalkopirit, pirit dan rutil. Kadar uranium dalam bijih relatif tinggi yaitu sekitar 0,2141 %. dengan ratio Th/U relatif keeil 0,03-0,15 , keeuali contoh Ano D. 32 yang mempunyai ratio Th/U sangat besar yaitu 58,19 [2]. Kehadiran thorium dan molibdenit serta keberadaan mineralisasi yang hampir selalu berkaitan dengan material

I

urat granitik, mengindikasikan hubungan erat antara mineralisasi uranium dengan intrusi granit.

Berdasarkan hasil kegiatan pemboran yang meliputi 15 (7 lubang

+

8 lubang) lubang bor dengan kedalaman total sekitar 845.73 m (377,8m

+

467,93m) menunjukkan bahwa hanya beberapa mineralisasi permukaan yang menerus kebawah permukaan seperti yang ditemukan di lubang bor DARK 2, DARK 4.dan DARK 15. (Tabell). Pemboran eksplorasi yang telah dilakukan di daerah Untup Darab menunjukkan adanya mineralisasi uranium di bawah permukaan dengan ketebalan zona sekitar 80 em sampai 2,6 meter. [4]. Mineralisasi uranium berupa urat-urat tipis sulfida dikontrol oleh aktivitas tektonik N130E - N160E dengan kemiringan sub vertikal. Komposisi mineral bijih dalam contoh inti bor terdiri dari uraninit, pirit, kalkopirit, pirhotit, magnetit, ilmenit, rutil, kadang-kadang bornit, dan hematit. Berdasarkan keberadaan mineral radioaktif dalam mineralisasi sulfida, dapat di deteksi adanya 2 mineralisasi sulfida yaitu mineralisasi sulfida yang berasosiasi dengan mineral radioaktif dan mineralisasi sulfida yang tidak berasosiasi dengan mineral radioaktif. Mineral uranium berasosiasi dengan Cu, Ni dan Pb. dengan unsur pandunya Cu dan Ni [1].

(10)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 1003 ISBN.978-979-99141-2-5

Dalam rangka penyempitan wilayah dan fokus kegiatan, maka daerah Darab telah dibagi menjadi 5 sektor anomali yaitu Sektor I ( S. Darab dan S. Untub Hilir.), Sektor II, (S. Nangka), Sektor III ( S. Untub Hulu), Sektor IV ( S. Cahai), dan sektor V(S. Mekar Hulu) (Gambar 2).

1. Sektor I ( S. Darab dan Untub Hilir)

Sektor ini terletak di bagian barat daya daerah penelitian, meliputi sungai utama Darab dan lembah S. Untub ( Gambar 3). Mineralisasi uranium di sektor ini berupa urat-urat kecil berukuran milimetrik-sentimerik pada zone mineralisasi yang berarah N197E/52, N285E/56 . Pada Sektor ini terdapat 1 paritan dan 2 kupasan ( paritan A dan kupasan B dan C).

Tabell. Mineralisasi uranium bawah permukaan di Daerah Darab , Kalimantan Tengah [1]

No . bor Ked.RadiometriKadar URadiometri logginginti borKed.

Bor

anomali ppm

m Dark 1Latar Cis Latar Maks.C/sCisMaks.SPP2NFSPP2NFI AVP48,29Cis (m)

--- -- -Dark 2 75200 cis182057,10301,2560 10,80 60 120 22,40 Dark 3 57,05 --- -- -Dark 4 90300 502.15045,35105,124,30 50 5.900149,726,70 Dark 5 46,70 50 47045,8 35,60 Dark 6 63,11 --11836 23,20 -Dark 7 - 60,30 - 80 220- 60,30

Dark 8 40 440 cis AVP39,040

40 40 430 cis AVP52,2 Dark 9 --- -- -Dark 10 --- --

-Dark 11 60 cis AVP150730,7549,050

50 1507 49 cis AVP20,0051 Dark 12 60 60 526 cis AVP19,5 Dark 13 60 1504 65 cis AVP13,2030,3 60 60 430,2c/s AVP- 58,6 Dark 14 -- -- -

-Dark 15 60 775 cis AVP6,8 60

-60 60 772 cis AVP- 10,4

(11)

Mineralisasi uranium pada paritan dan kupasan umumnya terdiri dari mineral sulfida: pirit, molibdenit, arsenopirit, dan oksida: limonit, ilmenit, dan kadang-kadang markasit. Markasit pada kupasan anomali 517 dan 507 menunjukkan struktur "koloform"[2] yang berarti mempunyai kondisi pembentukkan bersuhu rendah. Nilai radioaktivitas bervariasi antara 100 -3200

cis.

Penelitian geofisik polarisasi terimbas, emanometri EPP 10, dan ROAC menemukan indikasi mineralisasi bawah permukaan berupa anomali chargeabilitas 4 -52 mV dan 82-32,30 Ohm meter, dengan arah zone cenderung timur-barat. Anomali sebaran radon dalam tanah >5,4 cis ( EPP 10) arah utara-selatan dan >82 cis ( ROAC) arah barat laut-tenggara [4]. Pengecekan dengan bor eksplorasi di daerah anomali radon dan singkapan

anomali utama dengan bor Koken sebayak 7 lubang dari 10 lubang yang

Skala Keterangan : aATU •••.•• 8ATUAN M5T"'~,"N ~IJO.SAN [Sti"j

=~~,M.

:,,-l~] ¥ ••>\a!.n.l •• ':;'",,,,,,;,.,.~ [!;J

:;:~u•

I.f;/!t ~~::r"~"''''v.~JI'i'

,- 1",iW.I~.x:.,: ~ Q,{)!'II': .•••.r"1':O joJI<Ai • Iln''''":>1.'IOP , •~;:>C''<ifok •••• ")....~~t.~,:::\ol~' "'b-... ~1>fUf,,",,"'~ ~~ ;•.") tid ••~~.-s;. ,....,~~~!.r~::':;11~_, •••••• k;:;t~ R~""""'J;WC~I'~T ~$;.'W·"'~"'oI,J· ••. ~ s-.'1I. .•• ""'·~1rO

Gambar 4. Peta lokasi Sektor Mineralisasi Uranium di Daerah Darab, Kalimantan Tengah.

direncanakan yaitu Dark 1sid Dark 7 mencapai kedalaman total 327,91 meter[2] diperoleh data seperti tertuang dalam Tabell yang menunjukkan bahwa anomali bawah permukaan hanya terdapat pada lubang Dark 2 dan Dark 4. Ketebalan mineralisasi berkisar dari 80 cm sampai 260 cm.

(12)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

Komposisi mineralisasi uranium di Sektor I meliputi : sulfida pirit, molibdenit, arsenopirit, clan oksida: limonit, ilmenit, dan kadang-kadang markasit dengan ratio Th/U sebesar 0,3 [2].

2. Sektor II ( S. Nangka)

Seeara geografis posisi Sektor II dapat dilihat pada Gambar 3. Sektor ini terletak dilembah S. Nangka disebelah timur laut dari Sektor I atau sebelah utara Sektor III. Pada Sektor ini terdapat 4 buah kupasan yaitu masing-masing kupasan D, E, F, dan G. Kupasan tersebut dibuat guna mengetahui bentuk dan geometri mineralisasi dari anomali radiometri tanah yang cenderung berarah utara-selatan [12].

Mineralisasi pada kupasan D terdapat pada litologi kuarsit biotit tersilisifikasi dengan arah perlapisan N215 - 225E. Struktur mayor yang terekam dalam kupasan mempunym arah N165E/50, dibentuk oleh gaya N120E/80. Mineralisasi mengisi rekahan ikutan berarah N285E/65, dan sering terdapat bersama urat-urat kuarsa dengan tebal1-3 em dengan arah N26E/30 atau breksi dengan ketebalan 1,5 - 2 meter, berasosiasi dengan urat granit. Komposisi mineralnya antara lain: molibdenit, pirit, biotit, kuarsa, dan ilmenit. Alterasi yang terdeteksi pada batuan kuarsit biotit adalah kloritisasi dan hematitisasi.

Pada kupasan E dan G ( ano 517 dan 507) mineralisasi terdapat pada metalanau, sebagai isian bidang kekar yang berarah N194E/10 yang dibentuk oleh gaya N306 E/85.

Radioaktivitas maksimum di kupasan G sekitar 1000-2000 cis sedang di kupasan E 200-2000e/s) dan menunjukkan kadar uranium maksimum 773,30 ppm U. Komposisi mineral bijih terdiri dari pirit dan markasit yang menunjukkan struktur "koloform", sehingga diinterpretasikan bahwa mineralisasi terbentuk pada suhu rendah. Litologi pada kupasan F yang terdapat di cabang kanan S. Nangka adalah sekis biotit kuarsa andalusit. Secara tektonik struktur mayomya berarah N700E yang dibentuk oleh gaya N 54°E/36. Alterasi yang ditemukan adalah kloritisasi dan hematitisasi [4]. Kadar uranium maksimum

adalah 1275,80 ppm, kadar logam asosiasi Cu 1444,46 ppm, Mo 504,74 ppm, Ni 582,31 ppm, Ni 335,57 ppm, dan Co. 432,46 ppm. Ratio Th/U di Sektor II relatif kecil yaitu sekitar 0,1- 0,5.

(13)

3. Sektor III ( S. Untub Hulu)

Sektor ini terdapat di sebelah timur Sektor I dan di selatan Sektor II. Litologi terdiri dari sekis biotit kuarsa andalusit dan metalanau. Penyelidikan geofisik polarisasi terimbas, radiometri, emanometri yang telah dilakukan di sektor ini memperoleh data indikasi mineralisasi sulfida. Mineralisasi tersebut berasosiasi dengan jalur-jalur sesar normal utara-selatan miring 50 derajat kearah barat, yang merupakan kelanjutan mineralisasi U Sektor II yang terletak disebelah utaranya.

Di Sektor III ini nilai radioaktivitas relatif rendah. Anomali radiometri 1500-2000 cIs SPP2NF hanya terdapat di satu lokasi yaitu di daerah cekungan S. Untup, sedang anomali kadar radon dalam tanah terdapat di titik F5, F 3 dan FO sebesar 34, 19, dan 14 serta 13

elm

(EPPI0). Disimpulkan bahwa mineralisasi sulfida di sektor ini merupakan lanjutan dari anomali serupa di Sektor II.

4. Sektor IV ( S. Cahai )

Sektor ini terletak di lembah S. Cahai yaitu cabang kiri S. Darab di bagian utara daerah penelitian. Di sektor ini telah dilakukan penelitian radiometri dan emanometri EPP 10 yang menemukan anomali di bagian barat laut sektor ini yaitu anomali kadar radon sebesar 750 cIs (EPP 10) dan nilai radiometri sebesar 105 cIs SPP 2NF[1l]. Sebelas paritan dan dua kupasan telah dibuat di sektor ini, tidak menemukan anomali kecuali di kupasan Z 26 sebesar 2000 cIs pada batuan kuarsit biotit yang terfrakturasi tidak teratur dan berasosiasi dengan oksida besi.

5. Sektor V (Hulu

S. Mekar)

Sektor ini terletak dibagian huIu dari S. Pinang dan Pal em, dianggap mewakili anomali

I

mineralisasi U di Darab bagian timur (Gambar 3). Di sektor ini terdapat 11lokasi anomali dari 18 lokasi yang berada di Darab bagian sebelah timur, yaitu anomali radiometri D 19 sId D25; D 29 sId D31 dan anomali D516. Mineralisasi terdapat pada batuan filit, sekis biotit, dan sebagai urat-urat granitik seperti yang ditunjukkan pada anomali D 29 sid 31 serta D 19. Pada umumnya mineralisasi berupa titik (spot) dengan nilai radiometri

(14)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 1003 ISBN.978-979-99141-2-5

bervariasi antara 1000 sid 6500 cis. Kadar thorium dalam mineralisasi di selctor ini bervariasi dan cukup signifikan yaitu sekitar 9,62 sid 896,70 ppm. Rasio Th/U pada umumnya kecil . Kehadiran thorium dalam mineralisasi di sektor ini menunjukkan bahwa mineralisasi terkait dengan intrusi granitik.

Mineralisasi pada filit dan sekis biotit tersebut diatas berasosiasi dengan kuarsa, feldspar, pirit, molibdenit, sedang mineralisasi pada urat granitik mengandung arsenopirit, pirit, ilmenorutil, pirhotit, kalkopirit, hematit, kadang-kadang uraninit

I

uranothorianit Mineral branerit juga sering ditemukan misalnya di contoh No. D yang terletak di S. Palem. Kadar uranium maksimum sebesar 0,1186

%

U terdapat pada anomali D 19 yang menunjukkan ketebalan urat granit 1-2 cm dengan arah N200o-220oE/62.

III

PPOTENSI DAN PENGEMBANGAN MINERALISASI URANIUM DARAB Pengembangan potensi uranium di Darab sebaiknya didasarkan pada pegetahuan geologi local maupun regional, peningkatan metode dan kalau masih mungkin pengembangan wilayah di sekitar lokasi mineralisasi. Prospektus ini di kembangkan berdasarkan kajian aspek geologi yang antara lain meliputi : litologi dan alterasi, tektonik, mineralisasi, radiometri, dan geokimia.

Ditinjau dari aspek litologi, batuan induk mineralisasi terdiri dari filit dan sekis biotit kuarsa andalusit menunjukkan karakter stabil (resisten), porositas kecil, geometri daerah prospek kecil (3,5 x 3,5 km2), tidak terjadi mineralisasi tipe kontak metasomatik [3].

Ditinjau dari aspek alterasi, bahwa di Darab alterasi kloritisasi dan hematitisasi relatif intensif, menunjukkan adanya pengaruh larutan hidrotermal terhadap batuan induk. Tetapi dilain fihak kehadiran andalusit pada batuan termineralisasi menunjukkan tidak teIjadi proses "retrograde". Sedangkan retrograde biasanya teIjadi karena larutan magma fase akhir (hidrotermal) sebagai pembawa mineralisasi khususnya uranium masuk dalam porositas batuan Ketidak terdapatan proses retrograde di Darab disebabkan oleh beberapa kemungkinan :

1. Larutan mineralisasi miskin fluor dan boron maupun logam lain khususnya uranium, karena suhu larutan mineralisasi sudah lebih rendah (telah muncul struktur koloform).

(15)

2. Karakter batuan induk yang tidak sesuai antara lain : sifat stabil, porositas keeil (primer dan atau sekunder), sehingga larutan tidak dapat menjangkau batuan lebih dalam.

Hal yang sangat berbeda telah terjadi di Kalan (Sektor Eko Remaja), dimana mineral andalusit terubahl"retrograde" menjadi antara lain epidot, turmalin, silika, klorit oleh larutan mineralisasi pembawa uranium. Ditinjau dari aspek tektonik, bahwa tektonik di Darab membentuk sinklin dan antiklin yang terkait dengan gaya utama N23° E dan N203° E yang seeara garis besar sesuai dengan gaya yang menyebabkan terjadinya sesar N 30-50 E dan N 320-0 E. Mineralisasi uranium umumnya terbentuk pada fraktur terbuka pada puneak lipatan, maka oleh karenanya perlu dipelajari lebih dalam arah-arah sumbu lipatan di Darab.

Mengingat kondisi seperti tersebut diatas dan geometri batuan metamorf yang relatif keeil (3,5 x 3,5) km2 semua daerah batuan metamorf di Darab sudah diteliti, maka dapat disimpulkan bahwa prospek pengembangan eksplorasi uranium di Darab adalah keeil untuk dapat menemukan eebakan yang dapat untuk dikembangkan menjadi eebakan ekonomis. Pengembangan eksplorasi dapat dilakukan pada jalur lipatan di luar daerah Darab.

KESIMPULAN

Berdasarkan data dan diskusi terse but diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Daerah Darab seeara geografis terletak di hulu S. Pembuang Kalimantan Tengah, seeara litologis terdiri dari batuan metamorf sekis biotit, filit, dan kuarsit yang diintrusi tonalit dan granit. Sekuen metamorfik sebagai "roof pendant" pada batuan tonalit Sepauk berumur Kapur Awal dan granit Sukadana berumur Kapur Akhir.

2. Struktur geologi Darab terdiri dari sinklinal dan antiklinal dengan arab utara-selatan dan kekar berarah N8-40° E yang dibentuk oleh gaya N30-500E dan N 320-0° E.

3. Mineralisasi uranium ditemukan pada batuan metamorf, sebaran spot-spot (setempat-setempat) dan berupa vein keeil, berasosiasi dengan sulfida pirit, kalkopirit, molibdenit, arsenopirit dan oksida hematit, ilmenit/ilmenorutil dan terkait dengan urat-urat granit serta kuarsa feldspatik dengan arah N26E/30. Karakter mineralisasi berupa mineralisasi

(16)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

kontak metasomatik yang tidak dapat berkembang, dan mineralisasi hidrotermal yang mengisi kekar ikutan ("gash fracture") yang berarah N285°E/65.

4. Prospek pengembangan eksplorasi uranium di Darab dan Sekitarnya untuk diperoleh cebakan uranium yang bernilai ekonomis relatifkecil.

UCAP AN TERIMA KASIH

Dengan telah selesainya laporan/makalah sintesis ini kami mengucapkan terima kasih kepada Yth. Kapus P2BGGN dan Kabid PGNTPBGN serta Kabid Eksplorasi dan Geologi yang telah mendorong dan memotivasi penulis sehingga studi ini dapat dilaksanakan. Tidak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada Staf Bidang Eksplorasi dan Geologi dan Staf kelompok Eksplorasi Geologi serta Pengelolaan Data Bidang PGNTPBGN yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu kegiatan studi ini sehingga laporan, makalah ini dapat diselesaikan.

DAFT AR PUSTAKA

1. CEA-BATAN, BATAN-CEA, Prospect to Develop Uranium Deposits m Kalimantan Volume I dan II, Introduction General Reconnaissance, September (1977). (Laporan kerjasama).

2. MANTO WIDODO, SRIYONO, T.H. TAMPUBOLON, SAJIYO, Pemboran Eksplorasi Sektor Untup Darab, Kalimantan Tengah ( Sektor 1), Laporan Penelitian P2BGN-BATAN 1992/1993.

3. MANTO WIDODO, SUBAGYO, RAHMAT ISWANTO, SAJIYO, DAN P. WIDITO, Prospeksi Terinci Daerah Darab Timur, Kalimantan Tengah, Laporan Penelitian P2BGN-BATAN 1988/1989.

4.

DJA WADI, DARMADI, DWIYONO, DAN H. SUW ARDI, Prospeksi Bersistem Sektor Darab Kalimantan Tengah, Laporan Akhir Penelitian P2BGN-BATAN

1988/1989).

(17)

5.

NOVAN NIKIJULUW,

PASTI SINULINGGA, AGUS SUTRIYONO, DAN

SETYO DARMONO.

Inventarisasi Sumberdaya U Daerah Seruyan Tahapan Prospeksi Detil. Laporan Penelitian P2BGN -BATAN 1994/1995.

6.

WILLIAMS P.R., JOHNSTON C.R., ALMOND R.A. and SIMAMORA W.H.,

Late Cretaceous to Early Tertiary structural elements of West Kalimantan, Tectonophysics, 148. p.279-297, (1988)

7.

PIETER PE. and SUPRIATNA S,

Peta Geologi Daerah Kalimantan Barat, Tengah dan Timur, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Deptamben bekerjasama dengan BMR Australia (1990).

8.

SOEPRAPTO TJOKROKARDONO, MUDIAR MASDJA, MANTO WIDODO,

TERIMA GINTING,

Uranium Favourabiliy of Cretaceous Granite in Western Indonesia. Final Report ofRC 5094, IAEA-P2BGN 1993.

9.

RETNO WITJAHYATI, SOEPRAPTO T., MANTO, W.,

Metamorphic Rock of Darab Related to Uranium Mineralization, Atom Indonesia Vol. 17, No.1 January

1991.

10.

TOTO WIRADISASTRA, H. SUWARDI, HARNADI,

Unsur-unsur Asosiasi Pemineralan Uranium di Daerah S. Nangka Darab. Laporan Penelitian P2BGN -Batan (1991/1992)

11.

J.

PANJAITAN,

P.

SAMPURNO,

SUBARDJO,

SARTAPA,

ANANG

MARZUKI,

Pendugaan Sebaran Sulfida Pembawa U di Sektor III Darab dengan Metoda Polarisasi Terimbas, Emanometri, dan Radiomaetri. Laporan Penelitian PPBGN-BATAN 1990/1991.

12.

J. PANJAITAN, P. SAMPURNO, DAN HARNADI,

Pendugaan mineralisasi Bawah Permukaan di Sekitar S. Cahay Darab, dengan metode Emanometri. Laporan Penelitian PPBGN-BATAN 1992/1993.

13.

TAUFIK BEY, HARRY YUSRON, SLAMET S, SETYO D. SARTAPA DAN P.

WIDITO.,

Laporan Prospeksi Sistematik/Geofisik di Sub Sektor II Darab Kalimantan, Laporan Penelitian P2BGN-BATAN (1988/1989).

Gambar

GAMBAR 1. PETA lOKASI DAERAH DARAS KALIMANTAN TENGAH
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Darab Kalimantan Tengah (Modifikasi dari Djawadi 1988/1999)[4]
Gambar 4. Peta lokasi Sektor Mineralisasi Uranium di Daerah Darab, Kalimantan Tengah.

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat sekitar yang kurang tanggap akan kebersihan lingkungan menyebabkan hunian mereka menjadi tidak sehat.. Dengan demikian, dibutuhkan kawasan perkotaan yang sehat dan mampu

136 Mesin pengemas vertikal semi otomatis memiliki beberapa keunggulan yaitu bagian plastik yang merekat lebih lebar sehingga menjamin kemasan tidak bocor sehingga

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bakteri yang berpotensi mendegradasi minyak solar di Pelabuhan Tanjung Perak dan dapat mengetahui kemampuan isolat bakteri

Penelitian tentang penilaian kondisi bangunan berupa wawancara dan pengamatan langsung di lapangan tentang komponen-komponen yang terdapat kerusakan dan dihitung prosentase tingkat

Jika pembelajaran yang dilaksanakan didukung dengan Lembar Kerja Siswa yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu maka pelaksanaan Proses Pembelajaran di dalam kelas

bahwa terkait pembayaran Honor serta Operasional PPK dan PPS, Pihak Terkait telah memanggil Ketua dan anggota KPU Kab Tolitoli, Sekretaris dan Bendahara KPU Kab Tolitoli,

Lebih lanjut Rao mendefinisikan pupuk hayati sebagai preparasi yang mengandung sel-sel dari strain-strain efektif mikroba penambat nitrogen, pelarut fosfat atau

Selanjutnya, pada pemilu tahun 2014 perolehan suara Partai Golkar semakin menurun, pada pemilu sebelumnya Partai Golkar berhasil mendapatkan 109 kursi, pada Pemilu