• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN BATAS KEWENANGAN LAUT DAN LUAS KEWENANGAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN BATAS KEWENANGAN LAUT DAN LUAS KEWENANGAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN BATAS KEWENANGAN LAUT

DAN LUAS KEWENANGAN DAERAH

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TUGAS AKHIR

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Oleh:

Ida Bagus Yoga Iswara

15104016

Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2009

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Sarjana

PENENTUAN BATAS KEWENANGAN LAUT DAN LUAS KEWENANGAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan sebelumnya, baik sebagian maupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang lain, baik di ITB maupun di institusi pendidikan lainnya.

Bandung, Penulis

Ida Bagus Yoga Iswara NIM. 151 04 016

Ketua Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika,

Dr. Ir. Eka Djunarsjah, MT. NIP. 132 087 998

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. Eka Djunarsjah, MT. NIP. 132 087 998

Ir. Eko Artanto

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada sang Hyang Widhi Wasa karena dengan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, yang dalam hal ini penulis memilih judul:

“PENENTUAN BATAS KEWENANGAN LAUT DAN LUAS KEWENANGAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT”.

Penulis juga tidak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam mengerjakan tugas akhir ini. Melalui bimbingan, dukungan, bantuan dan doa yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya dan terlebih lagi untuk bangsa dan negara.

Bandung, Oktober 2009

(4)

LEMBAR PENGHARGAAN

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Ida Pedanda Gde Putra Dalem dan Ida Pedanda Istri Mayun Geniten atas segala perhatian dan kasih sayangnya yang tidak pernah henti-henti dan segala didikannya.

2. Almarhum Ida Ayu Purnawati, terima kasih karena telah mengandung penulis dan melahirkan penulis serta segala tauladan yang tidak akan penulis lupakan. Ida Bagus Wisnu Murti sekeluarga dan Ida Ayu Suryawati sekeluarga atas segala dukungannya kepada penulis sehingga penulis bisa sampai seperti saat ini. Para Ibuku Bu Cica, Bu Oka, Bu Rai atas segala perhatian dan kasih sayangnya yang telah jadi ibu kedua penulis.

3. Bapak Dr. Ir. Eka Djunarsjah, MT. serta Bapak Ir. Eko Artanto sebagai pembimbing yang telah mencurahkan segala bantuan berupa waktu, tenaga, pikiran serta memberikan banyak ilmu kepada penulis selama proses bimbingan.

4. Ibu Dina Anggraeni S. sebagai dosen wali penulis terima kasih atas perhatiannya.

5. Segenap staf dosen dan karyawan Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB yang banyak memberikan ilmu dan membantu selama penulis kuliah.

6. IMG, organisasi yang sangat berjasa bagi penulis.

7. Kamerad IMG ’04 edo, arief, miga, hot, dea, heru, wito, ayi, fahri, friska, wulan, gien, saka, ari, aga, gilang, via, ika, handy, sinaga, elmo, indri, fikri, akbar, ijal, wiwid, tukul, channy, diah, yonan, oji, upi, serta kamerad-kamerad ’04 yang lainnya terima kasih atas segala kenangannya, bantuannya, dari saat tpb sampai lulus, dari di os sampai jadi mega kamerad. Kalian tidak akan terlupakan.

(5)

9. Untuk anak-anak MGG terutama dian sekartaji terima kasih sudah menemani penulis dan bantuan yang diberikan pada penulis selama ini. 10. Teman-teman GBK dan CI 17 atas kekeluargaannya dan dukungannya.

(6)

ABSTRAK

Ditetapkannya Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, wilayah daerah (provinsi dan kabupaten atau kota) dapat terdiri dari wilayah darat dan laut. Daerah provinsi yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut (pasal 18 ayat 1) hingga 12 mil laut dari garis pantai ke arah laut. Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi kepulauan di Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri dalam penarikan garis batas lautnya. Selain itu, luas wilayah laut merupakan salah satu komponen dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU).

Dalam penetapan batas kewenangan laut daerah, pemerintah menerbitkan PerMendagri No. 1 Tahun 2006 sebagai acuan yang digunakan. Penarikan batas kewenangan menggunakan metode grafis dalam pengerjaannya dengan menggunakan tiga acuan yaitu Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, PerMendagri No.1 Tahun 2006, UNCLOS 1982. Batas kewenangan daerah ditarik sejauh 12 mil laut dari garis dasar, dimana terdapat tiga jenis garis dasar yaitu garis dasar lurus, garis dasar normal, dan garis dasar kepulauan. Garis dasar ditarik dari titik-titik awal yang terletak di titik-titik-titik-titik terluar suatu wilayah. Penghitungan luas wilayah kewenangan Provinsi Nusa Tenggara Barat menggunakan metode numeris berdasarkan titik-titik batasnya.

Hasil dari penelitian ini adalah peta batas kewenangan Provinsi Nusa Tenggara Barat skala 1:500000 dan hitungan luas kewenangannya berdasarkan tiga acuan yang digunakan antara lain berdasarkan UU No.32 Tahun 2004 sebesar 40.249,2 Km2, berdasarkan PerMendagri sebesar 40.953,3 Km2, berdasarkan UNCLOS 1982 sebesar 43.421,7 Km2. Penelitian ini dapat menjadi suatu alternatif masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah masing-masing provinsi dalam menentukan batas kewenangannya di laut.

(7)

ABSTRACT

The National Law Number 32 Year 2004 about Local Government (Autonomous Region), make province and district or city may consist of land and sea areas. Marine province has given authority to manage resources in marine areas (Article 18 paragraph 1) up to 12 nautical miles from the coastline to the sea. West Nusa Tenggara Province is one of the islands in the Indonesian province that has its own uniqueness in the withdrawal of the sea boundary. In addition, the sea area is one component in the calculation of their General Allocation Fund.

For the purpose of delimitation of authority in the sea areas, the government issued Permendagri Nr. 1 Year 2006 as the reference used. Limits of the authority are withdrawn using graphical methods in the process based on three references which are the National Law No. 32 In 2004, Permendagri Nr.1 in 2006, and UNCLOS 1982. Local authority boundaries drawn as far as 12 nautical miles from the base line. There are three basic types of lines, namely straight-line basis, normal baseline, and archipelago baseline. Baseline drawn from the basepoint which located at the outermost points of a region. Numerical methods is used for calculation of the authority area of West Nusa Tenggara Province, based on the boundary points.

The results of this study is to map the limits of authority of West Nusa Tenggara Province on 1:500000 scale and broad authority based on the three references. National Law 32 of 2004 gives result of 40,249.2 Km2, whereas Permendagri gives 40,953.3 Km2, and UNCLOS 1982 gives 43,421.7 Km2. This research can be an alternative input and consideration for the local government of each province in the determination on their authority limits.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

LEMBAR PENGHARGAAN ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR SKEMA ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan Penulisan ... 2 1.3 Metodologi Penelitian ... 2 1.4 Sistematika Penulisan ... 3 1.5 Lokasi Penelitian ... 4

BAB II DASAR TEORI PENETAPAN BATAS LAUT DAERAH ... 6

2.1 Konsep Penetapan Batas Laut ... 7

2.1.1 Garis Air Rendah ... 7

2.1.2 Titik Awal ... 8

2.1.3 Garis Dasar ... 8

(9)

2.2.1 Penarikan Batas Laut Daerah ... 9

2.2.2 Penarikan Batas Laut Antar Daerah yang Berdampingan ... 9

2.2.3 Penarikan Batas Laut Antar Daerah Yang Saling Berhadapan Berjarak Kurang dari 24 Mil Laut ... 10

2.2.4 Penarikan Batas Laut Daerah Terhadap Pulaunya Yang Berjarak Lebih dari 24 Mil Laut ... 11

2.2.5 Penarikan Batas Laut Antar Daerah Yang Berjarak Kurang dari 24 Mil Laut ... 11

2.2.6 Penarikan Batas Laut Daerah Provinsi Kepulauan ... 12

2.3 Hitungan Luas Daerah dengan Metode Numeris ... 13

BAB III TAHAPAN PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS KEWENANGAN WILAYAH LAUT DAERAH ... 15

3.1 Penyiapan Data dan Dokumen Pendukung ... 16

3.2 Penentuan Peta Dasar ... 17

3.3 Penentuan Titik Awal dan Garis Dasar ... 18

3.4 Penarikan Garis Batas di Atas Peta ... 19

3.4.1 Garis Batas dengan Mengacu pada Garis Dasar Normal ... 20

3.4.2 Garis Batas dengan Mengacu pada Kombinasi Garis Dasar Normal, dan Garis Dasar Lurus... 20

3.4.3 Garis Batas dengan Mengacu pada Garis Dasar Normal, Garis dasar Lurus, dan Garis Dasar Kepulauan ... 21

3.4.4 Penarikan Garis Tengah (Median Line) ... 22

3.5 Hitungan Luas Wilayah Kewenangan Provinsi Nusa Tenggara Barat... 23

3.6 Penyajian Peta Batas Wilayah Laut Provinsi Nusa Tenggara Barat ... 24

3.6.1 Penetapan Batas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 ... 24

(10)

3.6.2 Penetapan Batas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat

Berdasarkan PerMendagri No. 1 Tahun 2006 ... 25

3.6.3 Penetapan Luas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan Penerapan Garis Dasar Kepulauan UNCLOS 1982 ... 25

BAB IV ANALISIS ... 26

4.1 Analisis Pemilihan Titik Awal dan Garis Dasar ... 26

4.2 Analisis Penarikan Garis Batas ... 27

4.3 Analisis Hasil Hitungan Luas ... 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

5.1 Kesimpulan ... 28

5.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(11)

DAFTAR SKEMA

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian di provinsi Nusa Tenggara Barat ... 5

Gambar 2.1 Hubungan antara Pendefinisian, Delineasi, dan Demarkasi Batas ... 6

Gambar 2.2 Konsep Penetapan Batas Laut ... 7

Gambar 2.3 Contoh Penentuan Titik Awal dan Garis Dasar (Garis Dasar Lurus dan Garis Dasar Normal) ... 8

Gambar 2.4 Contoh Cara Penarikan Batas Laut Daerah ... 9

Gambar 2.5 Penarikan Garis Batas untuk Daerah yang Berdampingan, Menggunakan Prinsip Sama Jarak... 10

Gambar 2.6 Penarikan Garis Batas untuk Daerah yang Berhadapan dengan Jarak Kurang Dari 24 mil laut ... 10

Gambar 2.7 Contoh Penarikan Garis Batas pada Pulau Kecil yang Berjarak Lebih dari 2 Kali 12 mil namun Berada Dalam Satu Provinsi. ... 11

Gambar 2.8 Penarikan Garis Batas Laut Daerah Berjarak Kurang dari 24 mil laut... 12

Gambar 2.9 Penarikan Batas Laut Daerah Provinsi Kepulauan ... 13

Gambar 2.10 Contoh Hitungan Luas Segiempat ... 14

Gambar 3.1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat ... 17

Gambar 3.2 Contoh Penentuan Titik Awal dan Penarikan Garis Dasar Lurus ... 19

Gambar 3.3 Hasil Penarikan Garis Batas Kewenangan Wilayah Laut Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan Interpretasi UU No. 32 Tahun 2004 ... 20

Gambar 3.4 Hasil Penarikan Garis Batas Kewenangan Wilayah Laut Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan PerMendagri No.1 Tahun 2006 ... 21

(13)

Gambar 3.5 Hasil Penarikan Garis Batas Kewenangan Wilayah Laut

Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan UNCLOS 1982 ... 21 Gambar 3.6 Daerah Pertampalan Wilayah Kewenangan Provinsi Nusa

Tenggara Barat dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan

Provinsi Bali ... 22 Gambar 3.7 Hasil Penarikan Garis tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tahapan Penetapan dan Penegasan Batas Daerah ... 15 Tabel 3.2 Hasil Hitungan Luas Provinsi Nusa Tenggara Barat ... 23

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 .... Peta Batas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Penarikan Batas Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Skala

1:500.000

Lampiran 2 .... Peta Batas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Penarikan Batas Berdasarkan PerMendagri No. 1 Tahun 2006 Skala 1:500.000 Lampiran 3 .... Peta Batas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Penarikan

Batas Berdasarkan Penerapan Garis Dasar Kepulauan UNCLOS 1982 Skala 1:500.000

Gambar

Gambar 3.5     Hasil Penarikan Garis Batas Kewenangan Wilayah Laut
Tabel 3.1  Tahapan Penetapan dan Penegasan Batas Daerah ..............................

Referensi

Dokumen terkait

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 30    TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR   30  TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR  36  TAHUN  2014 TENTANG

Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2021 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022 (Berita Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara

1 2006 disebutkan bahwa garis pantai yang digunakan dalam penarikan batas mengacu pada garis air rendah, di dalam peta dasar ini garis pantainya tidak mengacu pada

bahwa Kode Etik Penyelenggara Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Gubernur

Dalam kaitannya dengan penentuan batas laut suatu negara pantai, dimana tertera dalam UNCLOS 1982 pasal 5, disebutkan bahwa pengertian garis pangkal adalah mengacu kepada suatu

Badan  Pengelolaan Pendapatan  Daerah  yang  selanjutnya  disebut Bappenda adalah Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah  Provinsi